STROKE ISKEMIK
Oleh :
Rizki Hidayah
1740312445
PRESEPTOR
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
morbiditas paling tinggi, sering mengenai usia pertengahan dan usia lanjut.
Stroke terdiri dari dua tipe, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik
2
dengan perbandingan kejadian 85% dan 15%. Stroke iskemik terjadi ketika aliran
darah otak tiba-tiba terganggu oleh karena adanya sumbatan, baik trombosis
1
maupun emboli.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih, pada
umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat
atau kematian. Stroke jenis ini memiliki ciri khas onset defisit neurologis setempat
hemiparesis, ataxia, dan sensory loss. Gejala dan tandanya biasanya satu sisi
4
(unilateral).
2.2. Patofisiologi
(biasanya arteri vertebrobasilar) bila ada ruptur plaque, kemudian akan mengaktivasi
sistem pembekuan. Interaksi ateroma dengan bekuan akan mengisi lumen arteri
5
sehingga aliran darah mendadak tertutup.
2
Stroke yang disebabkan adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak
karena trombus yang makin menebal, sehingga aliran darah tidak lancar, dan
5
menyebabkan iskemik.
Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi
satu atau lebih pembuluh darah lokal. Trombosis diawali adanya kerusakan endotel,
antara trombosit dan dinding pembuluh darah, adanya kerusakan endotel pembuluh
5
darah.
proteoglikan melapisi sel endotel dan adanya prostasiklin (PGI2) pada endotel
bersifat vasodilator dan inhibisi platelet agregasi. Pada endotel yang rusak, darah
granula-granula di dalam trombosit dan zat-zat yang berasal dari makrofag yang
perdarahan 15% dari cardiac output dan memerlukan 20% oksigen yang
disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk persediaan pemakaian
selama 1 menit, dan memerlukan oksigen untuk metabolisme tersebut, lebih dari
30detik gambaran EEG akan mendatar, dalam 2 menit aktivitas jaringan otak
3
berhenti, dalam 5 menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9
7
menit akan meninggal.
Bila aliran darah jaringan otak berhenti, oksigen dan glukosa yang
Na dan Ca berkumpul di dalam sel. Hal ini menyebabkan permukaan sel menjadi
membran sel masih reversibel, tetapi bila menetap terjadi perubahan structural
ruang menyebabkan kematian jairngan otak. Keadaan ini terjadi segera apabila
perfusi menurun di bawah ambang batas kematian jaringan, yaitu bila aliran darah
7
berkurang hingga di bawah 0,10 ml/100 gr .menit.
2. Emboli serebri
iskemik dapat diakibatkan oleh emboli yang timbul dari lesi atheromatus yang
terletak pada pembuluh darah yang lebih distal. Gumpalan-gumpalan kecil dapat
terlepas dari trombus yang lebih besar dan dibawa ke tempat-tempat lain dalam
aliran darah. Bila embolus mencapai arteri yang terlalu sempit untuk dilewati dan
infark jaringan otak distal karena kurangnya nutrisi dan oksigen. Emboli
pusat dari berbagai sumber.Selain gumpalan darah, agregasi trombosit, fibrin, dan
ke sirkulasi pusat termasuk lemak, udara, tumor atau metastasis, bakteri, dan
4
benda asing. Tempat yang paling sering terserang embolus serebri adalah arteri
7
serebri media, terutama bagian atas.
Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah
sebelah distal, tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi, dan umur plak
tersebut, dan juga tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan
menyebabkan matinya jaringan otak, dimana kelainan ini tergantung pada adanya
8
pembuluh darah yang adekuat.
3. Hipoperfusi sistemik
resiko stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi dengan
perubahan gaya hidup atau secara medik. Menurut Sacco 1997, Goldstein 2001,
6,9
faktor-faktor resiko pada stroke adalah :
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko mayor yang dapat diobati. Insidensi stroke
bertambah dengan meningkatnya tekanan darah dan berkurang bila tekanan darah
dapat dipertahankan di bawah 140/90 mmHg, baik pada stroke iskemik, perdarahan
5
2. Penyakit jantung
3. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus adalah faktor resiko stroke iskemik.Resiko pada wanita lebih
besar daripada pria. Bila disertai hipertensi, resiko akan menjadi lebih besar.
4. Viskositas darah
50% stroke terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah stroke atau TIA.
mengalami TIA ulang, 1/3 tanpa gejala lanjutan dan 1/3 akan mengalami stroke.
Ada hubungan positif antara meningkatnya kadar lipid plasma dan lipoprotein
total dan trigliserida dengan resiko stroke; dan ada hubungan negatif antara
7. Merokok
dihisap perhari.
8. Obesitas
Obesitas tanpa hipertensi dan DM bukan merupakan faktor resiko stroke yang
bermakna.
6
9. Kurangnya aktivitas fisik/olahraga
Timbunan lemak yang berlebihan akan menyebabkan resistensi insulin sehingga akan
Usia berpengaruh pada elastisitas pembuluh darah. Makin tua usia, pembuluh
tampilan klinis,dari yang ringan hingga yang berat. Gambaran klinis stroke iskemik
dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada kedua sisi), hiperrefleksia
berdasarkan data klinis yang didapat pada pemeriksaan saat pasien datang dapat
membedakan stroke hemoragik dengan stroke iskemik. Beberapa cara yang telah
diformulasikan adalah :
7
1. Siriraj Stroke Score (SSS)
Variabel yang dinilai adalah tingkat kesadaran, muntah, sakit kepala, tekanan
Rumus = (2,5x kesadaran) + (2x muntah) + (2x sakit kepala) + (0,1x tekanan
Nilai >1 menunjukkan stroke hemoragik, nilai < -1 menunjukkan stroke iskemik,
2. Variabel yang dinilai adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala dan reflek babinski.
a. Stroke Hemoragik
1) Jika ditemukan ketiga tanda klinis diatas (penurunan ksadaran, nyeri kepala, dan
3) Atau jika ditemukan penurunan kesadaran (+), nyeri kepala (-) dan reflek babinski
(-)
4) Atau jika ditemukan penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (+) dan reflek babinski
(-)
b. Stroke Iskemik
1) Jika ditemukan penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (-) dan reflek babinski (-)
2) Jika ditemukan penurunan kesadaran (-), nyeri kepala (-) dan reflek babinski (-).
10
Diagnosis didasarkan atas hasil:
1. Penemuan klinis
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik
b. Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dll), Bising pada auskultasi atau
Pemeriksaan penunjang
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan menunjukkan
gambaran hipodens.
2. Ekokardiografi
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler
9
akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex
scan)
5. Transcranial Doppler
Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat
2.6. Tatalaksana
b. Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung
parenteral
Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemi yaitu
daerah dimana neuron mengalami kekurangan oksigen dan depat mati, maka
hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat mengembalikan sumbaan aliran
darah dan meningkatkan aliran sebelum sel mengalami rusak yang ireversibel.
Pada daerah penumbra iskemik, aliran darah secara bertahap menurun. Daerah
10
penumbra merupakan sasaran terapi yang menjanjikan karena periode jendela
12
terapi yang beberapa jam.
12
1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut
a. Membuka sumbatan
b. Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum
11
d. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yang
bidang ini
Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati
permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot
(gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin untuk
pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh stenosis dan pelambatan
aliran darah yang progresif, maka terapi adalah antikoagulan sampai penyebab
dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah hanya dari kolateral
1. Rehabilitasi
12
Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental
10
dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi. Prinsip dasar
13
rehabilitasi :
Harus sistematik
2. Terapi preventif
13
Pencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya ateroma, yaitu :
Berhenti merokok
4 Kondisi Khusus
Hipertensi : pada 3-5 hari pertama tidak diturunkan kecuali pada hipertensi
emergency (diastolik > 120 mmHg atau MABP > 140 mmHg) batas
13
penurunan tekanan darah sebanyak-banyaknya sampai 20- 25 % dari
MABP.
14
5 Preventif Stroke Iskemik Rekuren
d. Antitrombotik terapi
2.7. Prognosis
14
agar aspek tersebut tidak makin memburuk, maka semua penderita stroke harus
dimonitor keadaan umumnya, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah
dan secara terus menerus selama 24 jam setelah serangan stroke. Prognosis stroke
juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan yang terjadi pada penderita
stroke.
2.8. Komplikasi
berat rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian lebih awal yaitu :
pneumonia, septikemia, trombosis vena. Sekita 10% pasien dengan infark serebri
meninggal 30 hari pertama dan 50% yang bertahan akan membutuhkan bantuan dalam
disabilitas jangka panjang meliputi ulkus dekubitus, epilepsi, depresi, jatuh berulang ,
15
BAB 3
LAPORAN KASUS
a. Nama : Rosna
b. Umur : 74 tahun
d. Pekerjaan : IRT
e. Nomor RM : 057628
g. Alamat : Payakumbuh
h. Agama : Islam
i. Suku : Minang
3.2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
- Lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari sebelum masuk RS, secara tiba-
- Bicara tidak jelas sejak 1 hari sebelum masuk RS, mulut mencong sejak 1 hari
- Gangguan menelan (+). Gejala ini diawali saat makan, pasien tersedak dan
kemudian muntah 1 hari sebelum masuk RS, lalu baru diikuti dengan gejala lemah
- Riwayat stroke sebelumnya (+) 1 tahun yang lalu berupa bicara pelo dengan
penurunan kesadaran, ekstremitas masih bisa berfunsi baik walau agak berat
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki sakit yang sama dengan pasien
Status Generalis
- Kesadaran : apatis
- Pernafasan : 18x/menit
- Suhu : 36,9oC
- Paru
Perkusi : sonor
- Jantung
- Abdomen
Perkusi : tympani
Status Neurologis
- GCS : E4M6V3 = 13
111 / 555
Refleks fisiologis
D S
Biscep ++ ++
Triscep ++ ++
APR ++ ++
KPR ++ ++
Refleks Patologis
Chaddoks : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
19
Klonus paha : -/-
Laboratorium
Hb : 12,5 g/dl
Leukosit : 10.700/mm3
Trombosit : 183.000/mm3
Hematokrit : 36%
Ureum/Creatinin : 33 / 0,9
Brain CT Scan
20
3.5. Diagnosis
tipe sentral
3.6 Tatalaksana
- Pasang NGT
- Manitol 3 x 125cc
- Piracetam 2 x 1200 mg
21
BAB 4
DISKUSI
Seorang pasien perempuan berusia 74 tahun, datang dengan keluhan lemah anggota
gerak sebelah kanan sejak 1 hari sebelum masuk RS. Lemah diraakan secara tiba-tiba saat
pasien sedang istirahat. Bicara tidak jelas sejak 1 hari sebelum masuk RS, mulut mencong
sejak 1 hari sebelum masuk RS. Gangguan menelan ada, diawali saat makan, pasien tersedak
dan kemudian muntah 1 hari sebelum masuk RS, lalu baru diikuti dengan gejala lemah pada
Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 13 (apatis), tidak ditemukan tanda rangsang
didapatkan refleks cahaya dan kornea (+). Pada pemeriksaan motorik didapatkan hemiparese
pada ekstremitas kanan, tangan kanan bernilai 2-2-2, dan kaki kiri bernilai 1-1-1. Refleks
fisiologis dalam batas normal, dan terdapat refleks babinski (+) di ektremitas kanan.
batas normal. Berdasarkan pemeriksaan Brain CT scan, didapatkan gambaran lesi hipodens
Pasien didiagnosis dengan Hemiparese dextra + paresis N.VII dan N.XII dextra tipe
sentral dengan diagnosis topik lesi di korteks serebri hemisfer sinistra temporoparietal +
afasia wernicke + dysphagia + hipertensi. Stroke iskemik yang dialami pasien didukung oleh
Pasien diketahui pernah mengalami stroke 1 tahun yang lalu. Terjadinya stroke
berulang bisa disebabkan karena pengobatan atau penanganan stroke yang kurang berhasil.
Stroke berulang seringkali lebih berat dibanding stroke yang terjadi sebelumnya karena
bagian otak yang terganggu akibat serangan terdahulu belum pulih sempurna. Ketika terjadi
serangan lagi, maka gangguan yang sudah dialami jadi semakin bertambah parah. Salah satu
22
cara untuk mencegah stroke berulang terjadi lagi adalah seperti mengubah pola hidup,
kurangi garam, hindari makanan berlemak, perbanyak makan sayur, buah dan minum air
putih. Selain itu mengontrol tekanan darah adalah hal yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya stroke berulang karena tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena
stroke 4 hingga 6 kali lipat, dan diketahui pada pasien ini tidak dapat mengontrol tekanan
liter/menit, IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf, pemasangan NGT. Medikamentosa yang diberikan
23
DAFTAR PUSTAKA
24