Materi Konstitusi Hmi PDF
Materi Konstitusi Hmi PDF
A. Silabus
Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
Evaluasi:
Melaksanakan test Objektif/subjektif dan penugasan.
Referensi:
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu Hukum; Suatu
pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000
5. UUD 1945 (untuk perbandingan)
6. Literatur lain yang relevan.
B. Materi Terurai
Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua
peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar
pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam suatu
organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus
dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
Universal
Fleksibel
Luwes
PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)
Mukadimmah
Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan,
dan struktur organisasi.
Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau
yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1) Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau yang sederajat
dan telah mengikuti Maperca
2) Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau anggota muda yang telah
mengikuti Latihan Kader I
3) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah ditetapkan oleh Pengurus HMI
Cabang/Pengurus Besar HMI.
Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status sebagai anggota harus
mengajukan permohonan dengan cara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan
AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan
memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian
jika anggota muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota
biasa HMI.
Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak Maperca (Masa Perkenalan Calon
Anggota).
Masa keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan lulus LK I hingga 2 (dua) tahun setelah
berakhirnya masa studi S0 dan S1, dan hingga 1 (satu) tahun untuk S2 dan S3.
Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan
meninggal dunia, mengundurkan diri, menjadi anggota partai politik dan diberhentikan atau dipecat.
Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih
menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir. (ART
Pasal 5)
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara dan hak partisipasi. Anggota biasa memiliki hak bicara, hak
suara, hak partisipasi dan hak untuk dipilih. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan
pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis. (ART Pasal 6)
Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, menghormati simbol-simbol organisasi,
menjalankan misi organisasi, menjunjung tinggi etika, sopan santun dan moralitas, tunduk dan patuh
terhadap AD ART serta berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota biasa, juga
harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi. (ART Pasal 7)
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.
Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di
HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh
komponen HMI.
Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk
membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal
17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.
KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang
bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi
kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi
sebagai bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan.
KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah
HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga Pengembangan Profesi pun semakin menarik
sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga Pengembangan Profesi ditunjukkan dari :
Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga Pengembangan Profesi,
struktur organisasi dan wewenang lembaga Pengembangan Profesi
Keinginan untuk menjadi lembaga Pengembangan Profesi otonom penuh terhadap organisasi induk
HMI
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI),
Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya
dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan
memberikan status otonom penuh kepada lembaga Pengembangan Profesi dengan memberikan hak yang
lebih kepada lembaga Pengembangan Profesi tersebut, antara lain :
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain
pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini
dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat
tersebut lembaga Pengembangan Profesi sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk
melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969
antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga Pengembangan Profesi adalah bagian mutlak
dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan
dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga Pengembangan Profesi perlahan-lahan
mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan
kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga Pengembangan Profesi yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga Pengembangan
Profesi adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai
dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah
tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan
program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambang dan berbagai macam penerapannya. Lagu yang
dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :
HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.