Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran selama proses pembuatan berlangsung hingga paper ini dapat diselesaikan. Banyak ilmu
dan pengalaman yang telah kami dapat selama membuat paper ini. Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dan mendukung
pembuatan paper ini agar bisa selesai dengan baik dan lancar, diantaranya kepada :
1. Orang tua dan saudara kami yang telah memberi izin, restu, dan dukungan baik secara moril
dan materil demi kelancaran pembuatan paper ini.
2. Bapak Muslimin selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta yang terlah
memberi izin.
3. Bapak Adi Syuriadi selaku Ketua Program Studi D4 Pembangkit Tenaga Listrik Politeknik
Negeri Jakarta
4. Bapak Jusyafar dan Bapak Nusyirwan selaku Dosen Pembimbing Manajemen Pemeliharaan
D4 Pembangkit Tenaga Listrik Politeknik Negeri Jakarta.
5. Seluruh teman kelas 7R yang telah membantu kami.
6. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik secara moril dan materil.
Semoga dengan adanya paper ini, dapat menjadi tambahan ilmu bagi kami dan bermanfaat bagi
pihak yang membaca. Kami mohon maaf akan adanya kekurangan-kekurangan pada paper ini, semoga
kekurangan yang ada kedepannya dapat disempurnakan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. 3
1.3. Tujuan......................................................................................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................................... 19
5.1. Kesimpulan............................................................................................................................... 26
1.1.Latar Belakang
Pembangkit Listrik tenaga Uap merupakan pembangkit tenaga listrik yang merubah energi uap dari
pembakaran batu bara menjadi energi listrik. Efisiensi pembakaran yang didapat dari PLTU berasal
dari tingkat kualitas dari bahan bakarnya sendiri khususnya batu bara. Hal tersebut menunjukkan
makin besar tingkat kualitas kalor dari batu bara maka semakin bagus kualitas pembakarannya.
Sehingga berdampak pada kenaikan efisiensi pada PLTU secara keseluruhan.
Karena ada banyak jenis batubara dengan berbagai variasi nilai kalori mulai dari antrasit hingga
lignit maka perlu dicari jenis batu bara dengan kualitas ideal untuk meningkatkan kualitas
pembakaran supaya mampu menghasilkan kualitas uap boiler yang mumpuni sehingga nilai kalor
dari uap yang masuk ke turbin menjadi optimaldan mampu meningkatkan kinerja turbin. Bila
kinerja turbin meningkat maka kinerja generator yang dikopling dengan turbin juga akan semakin
bagus dan tentunya energi listrik yang dihasilkan akan lebih banyak dan akan meningkatkan
efisiensi secara keseluruhan pada sistem PLTU.
Mengacu pada permasalahan diatas peneliti berupaya untuk menganalisis pengaruh kualitas batu
bara terhadap PLTU.
1.2.Permasalahan
Permasalahan yang dapat diungkapkan dalam penelitian bagaimana pengaruh kualitas dari nilai
kalor batu bara terhadap kinerja dari PLTU
1.3. Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan diatas maka dapat diidentifikasi beberapa tujuan penelitian ini
mengoptimalkan kinerja PLTU dengan pemilihan batu bara dengan nilai kalor yang ideal
BAB II DASAR TEORI
Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan
oksigen akan berkurang. Batubara bermutu rendah, seperti lignite dan sub-bituminous, memiliki
tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga energinya juga
rendah. Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya
akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar
karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar. Ada 3 macam
Klasifikasi yang dikenal untuk dapat memperoleh beda variasi kelas / mutu dari batubara yaitu :
- Untuk batubara dengan kandungan VM lebih kecil dari 31% maka klasifikasi didasarkan atas
FC nya, untuk ini dibagi menjadi 5 group, yaitu:
FC lebih besar dari 98% disebut meta antrasit
FC antara 92-98% disebut antrasit
FC antara 86-92% disebut semiantrasit
FC antara 78-86% disebut low volatil
FC antara 69-78% disebut medium volatil
- Untuk batubara dengan kandungan VM lebih besar dari 31%, maka klasifikasi didasarkan atas
nilai kalornya dengan basis mmmf 1. 3 group bituminous coal yang mempunyai moist nilai
kalor antara 13.000 - 14.000 Btu/lb yaitu :
High Volatile A Bituminuos coal (>14.000)
- Group Sub-Bituminous coal yang mempunyai moist nilai kalor antara 8.300 - 13.000 Btu/lb
yaitu :
Sub-Bituminuos A coal (11.000-13.000)
- Untuk batubara jenis lignit 1. 2 group Lignit coal dengan moist nilai kalor di bawah 8.300
Btu/lb yaitu:
Lignit (6300-8.300)
Berdasarkan low temperature Tar Yield (daf) dibagi lagi atas 5 group yaitu :
No group 00 tar yield lebih rendah dari 10% daf
No group 10 tar yield antara 10-15 % daf
No group 20 tar yield antara 15-20 % daf
No group 30 tar yield antara 20-25 % daf
No group 40 tar yield lebih dari 25% daf
2.2.Proses Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang terjadi antara material yang dapat terbakar
dengan oksigen pada volume dan temperatur tertentu. Pembakaran akan terjadi bila 3 sumber
yaitu :
Bahan bakar
Oksigen
Sumber nyala/panas
Seperti diketahui bahwa unsur – unsur dalam bahan bakar dapat membentuk reaksi
pembakaran dengan oksigen adalah Carbon, Hidrogen dan Sulfur. Karena itu proses
pembakaran bahan bakar tidak lain adalah terbentuknya reaksi pembakaran antara ketiga
unsur tersebut dengan oksigen. Reaksi pembakaran untuk ketiga unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
Untuk dapat menghitung kebutuhan Oksigen dan udara teoritis bagi proses pembakaran
bahan bakar, maka perlu diingat berat atom masing – masing unsur yang terlihat dalam
reaksi pembakaran. Agar lebih mudah mengingat, gunakan daftar berikut :
NAMA UNSUR SIMBOL B.A
CARBON C 12
HIDROGEN H 1
SULFUR S 32
OKSIGEN O 16
NITROGEN N 14
Selain itu untuk menghitung kebutuhan udara teoritis maka harus diketahui
komposisi dari udara. Komposisi dari udara adalah sebagai berikut :
Nitrogen = 76,8 %
Perhitungan oksigen teoritis dan udara teoritis dapat dicari persamaan berikut :
Oksigen yang diperlukan untuk membakar Carbon
C + O2 → CO2
12 + 32 → 44
1 Kg C + 8/3 Kg O2 → 11/3 Kg
CO2
Jadi untuk setiap Kg Carbon memerlukan 8/3 Kg Oksigen
2H2 + O2 → 2H2O
4 + 32 → 36
1 Kg H + 8 Kg O2 → 9 Kg
H2O
Jadi untuk setiap Kg Hidrogen memerlukan 8 Kg Oksigen
Oksigen yang diperlukan untuk membakar Sulfur :
S + O2 → SO2
32 + 32 → 64
1 Kg S + 1 Kg S → 2 Kg SO2
Tetapi biasanya di dalam bahan bakar jugua terdapat sedikit oksigen dalam bahan
bahan bakar dianggap akan bereaksi dengan hidrogen dalam bahan bakar tersebut.
Karena itu hidrogen yang bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udara
akan berkurang sebanyak 0/8. Dengan demikian kebutuhan oksigen total menjadi :
8/3 C + 8 (H – 0/8) + S
Berhubung dalam satuan berat udara mengandung 23,2 %, maka kebutuhan
udara teoritis = Oksigen total x 100/23,2 atau :
3.1.Performance PLTU
Performa adalah kemampuan dari suatu peralatan didalam system operasinya.
Dimana kemampuan tersebut kita ketahui dari besar arus yang dipakai selama operasi, daya
yang dihasilkan dan efisiensi dari peralatan tersebut. Metode yang digunakan untuk
mengetahui perfoma ada berbagai macam diantaranya metode langsung dan metode tidak
langsung.
a. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode perhitungan dengan cara langsung menghitung
pemakaian batubara dengan dikalikan nilai kalorinya kemudian dibagi dengan beban
output keluaran dari generator.
𝐵𝑋𝐻𝐻𝑉
𝑃𝐻𝑅 =
𝐺𝐺𝑂
Dimana :
𝑊𝑢𝑐𝑋8055
𝐿𝐶 = 𝑥 100%
𝐻𝑓
Dimana :
Dimana :
Gms(Ims − Ifw) + Ghrh (Ihrh − Icrh) + Gshs (Ifw − Ishs)Grhs (Ihrh − Irhs)
𝐻𝑅 =
GGO
Dimana
ms = Main steam flow
Gshs = Superheater Spray Flow
Ims = Main steam Enthalpy
Grhs = Reheater Spray Flow
Ghrh = Hot reheat steam flow
Ishs = Superheater Spray Water
enthalpy
hrh = Hot reheat steam enthalpy
Irhs = Reheater Spray Water
enthalpy
Gfw = Feed Water Flow
GGO = Gross Generator Output
Ifw = Feed Water enthalpy
UAT = Pemakaian Sendiri
Gcrh = Cold reheat steam flow
HHV = High heating Value coal
calorie
Icrh = Cold reheat steam enthalpy
B = Coal Consumption
Efisiensi Turbin-Generator
860
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝑥 100%
HR
a. Pulvarizer
Nilai kalori pada batubara berhubungan dengan HGI (Hardgrove Grindability Index)
dimana semakin tinggi nilai kalori maka HGI makin rendah, dalam arti lain jika
batubara mempunyai kalori rendah maka dibutuhkan batubara dengan jumlah banyak
hingga melebihi spesifikasi dari boiler sehingga penggerus batubara bertambah atau
memakai pulvarizer cadangan. Dan HGI juga akan mempengaruhi dari Rolling
(penggerus) pada pulvarizer.
Gambar 2 Pulvarizer
a. Blending
Blending adalah proses peningkatan kualitas batubara dimana batubara yang kadarnya
lebih tinggi dicampur dengan kadar yang lebih rendah agar diperoleh spesifikasi yang
diinginkan secara homogen. Parameter yang digunakan dalam teknik blending
hanyalah parameter kimia, sementara parameter fisik tidak dapat diblending, karena
sangat sedikit sekali perubahan pola distribusi yang terjadi dan relatif sama antara
sebelum dan sesudah blending dilakukan. Adapun parameter fisik yang tidak dapat
diblending adalah antara lain adalah Ash fusion temperature, HGI, Abrasion index,
Free swelling index, Dilatometri, Plastometri, Roga index, dan Gray King Coce type.
b. Pelapisan Windrow
Suatu cara blending dengan membentuk tumpukan menurut garis bujur dari
penampang saling berbentuk segitiga dimana komponen-komponen berurutan
ditimbun dalam tumpukan yang berdampingan maju membentuk keseluruhan
tumpukan. Cara blending ini memberikan derajat kehomogenan paling tinggi.
Gambar 6 Pelapisan Windrow
Sistem ini adalah gabungan dari kedua jenis pelapisan sebelumnya dan akan
menghasilkan segregasi ukuran butir yang sangat minimum. Tapi jenis alat yang
digunakan sangat mahal.
Berikut adalah contoh dari cara pelaksanaan melakukan tumpukan dari dua jenis
batubara yang berbeda spesifikasinya (tipe A dan tipe B) :
a. Lakukan damping batubara secara selang seling antara tipe A dan B.
Pada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu :
1) Combustible Material
Yaitu bahan atau material yang dapat ibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material
tersebut umumnya terdiri dari :
Karbon padat (fixed carbon)
Senyawa hidrokarbon
Senyawa sulfur
Senyawa nitrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil
SEBELUM DIKERINGKAN
Pure Coal Mineral Matter Total Moisture
Volatile Volatile
Organic Mineral Surface
Fixed Inherent
Matter Matter Ash Moisture
Carbon Moisture
(VOM) (VMM) (SM)
Volatile Matter
dry ash VMM free basis
dry free basis
dry ash free basis
air dried free basis
as received basis
SETELAH DIKERINGKAN
Pure Coal Mineral Matter Total Moisture
Volatile Volatile
Organic Mineral
Inherent
Fixed Carbon Matter Matter Ash SM
Moisture
(VOM) (VMM)
Volatile Matter
dry ash VMM free basis
dry free basis
dry ash free basis
air dried free basis
as received
basis
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan menjadi beberapa poin :
Dengan adanya peningkatan kualitas batubara pada PLTU maka permasalahan pada pipa-
pipa seperti slagging dan fouling akan berkurang. Sehingga dengan adanya peningkatan
pada kualitas batubara maka efisiensi pada PLTU akan meningkat serta pembiayaan pada
bahan bakar akan turun.
5.2.Saran
Adapun saran dalam meningkatkan kualitas bahan bakar terhadap performa PLTU
diantaranya :
a. Pemahaman teori dan keahlian harus dikuasai supaya mampu mengurangi kesalahan
perhitungan peningkatan kualitas batubara (nilai kalori).
b. Perlunya pertimbangan nilai kalori antar batubara pada blending sehingga
peningkatan kualitas batubara tidak signifikan (hanya terjadi sedikit peningkatan
kualitas batubara).
DAFTAR PUSTAKA