Kelompok 5:
FAKULTAS KEPERAWATAN
SURABAYA
2019
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran napas sangat sensitif dan mudah
bereaksi terhadap rangsangan tertentu, yang kemudian menimbulkan adanya
peradangan dan penyempitan pada saluran napas penderitanya (Graha, 2009).
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh
factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang
(Almazini, 2012) .
Menurut Soemantri dan Mutaqqin ( 2009 ) etiologi asma di bagi menjadi dalam
kategori :
1) Faktor ekstrinsik:
2) Faktor intrinsik
Beberapa penderita asma sensitif terhadap obat tertentu seperti penisilin, salisilat,
beta blocker, kodein dan sebagainya.
2.3 Patofisiologis Asma
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, jamur, parasit, alergi ,iritan, cuaca,
kegiatan jasmani dan psikis akan merangsang reaksi hiper reaktivitas bronkus dalam
saluran pernafasan sehingga merangsangsel plasma menghasilkan imonoglubulin E
(IgE). IgE selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel mast. Sel mast akan
mengalami degranulasi, kemudian sel yang mengalami degranulasi akan
mengekuarkan sejumlah mediator seperti histamin dan bradikinin. Mediator ini akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehinggaa timbul edema mukosa,
peningktan permeabilitas kapiler sehingga produksi mukus dan kontraksi otot polos
bronkiolus.
Maka dari itu akan terjadi sumbatan pada jalan nafas sehingga proses pertukaran
O2 dan CO2 terhambat akibatnya gangguan ventilasi. Masukan O2 ke paru-paru
terutama pada alveolus menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan CO2 dalam
albeolus atau yang disebut dengan hiperventilasi, yang akan menyebabkan alkalosis
respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler (hipoventilasi) yang akan
menyebabkan asidosis respiratorik.
Hal ini dapat menyebabkan paru-paru tidak memenuhi fungsi primernya dalam
pertukaran gas yaitu membuang CO2 sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam
alveoli menurun dan terjadilah gangguan difusi dan akan berlanjut menjadi gangguan
perfusi dimana oksigenasi ke jaingan tidak memadai sehingga akan terjadi hipoksemia
dan hipoksia yang akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis.
1. Batuk, yang kedengarannya lengket dan batuk yang non-produktif pada awal
perjalanan serangan
2. Mengi
3. Takipnea
4. Dispnea dengan ekspirasi panjang serta menggunakan otot-otot pernafasan
tambahan
5. Sianosis
6. Hiper-inflasi dada
7. Takikardi dan pulsus paradokus yang bisa terjadi dibeberapa tingkat tergantung
pada tingkat
1. Pemeriksaan Darah
b. Protein serum dan kadar imunoglobulin biasanya normal pada asma, kecuali
bahwa kadar IgE mungkin bertambah.
c. SGOT dan SPGT meningkat disebabkan hati akibat hipoksia dan hyperkapnea
Menunjukkan diagnotik asma jika adanya peningkatan pada nilai FEV dan FCV
sebanyak lebih dari 20%.
1. Terapi farmakologis:
b. Memberi injeksi epineprin. Dosis yang digunakan adalah 0,01 ml/kg yang
dilarutkan dengan aquades.
2. Terapi Non-farmakologi
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas :
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun,
biasanya oleh infeksi virus saluran pernafasan bagian atas, tanya nama, agama,jenis
kelamin, agama.
2. Keluhan utama
Orang tua pasien mengatakan anak sering batuk-batuk dan sesak nafas
Orang tua pasien mengatakan anak sering batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak
nafas
Orang tua pasien mengatakan anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia
sebelumnya
Orang tua pasien mengatakan penyakit ini tidak ada hubungannya dengan faktor
genetik dari orang tua pasien
6. Perkembangan anak
Orang tua mengatakan bahwa anak sering bermain dengan teman sebayanya disekitar
pemukiman dekat pabrik kayu,anak juga sering bermain dilapangan sepak bola dekat
jalan raya kota dimana polutan udara sangat banyak, selama sakit anak kelihatan
sesak nafas dan batuk.
7. Genogram : -
8. Pemeriksaan Fisik B1-B6
Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36 c
Nadi : 126 x/menit
RR : 24x/menit
1. Nutrisi :
Kurang
Nafsu makan baik
2 Minum :
3 Eliminasi ;
BAK :
BAB:
2. Personal hygiene
Diagnosa keperawatan :
Intervensi
9. hidangkan makanan
secara menarik
2. Modifikasi lingkungan
3. Gunakan perangkat
pelindung seperti
pengekang fisik
4. Lakukan program
skriming bahaya
lingkungan
8. kolaborasi obat
antiansietas bila perlu
9. monitor respons
terhadap terapi relaksasi
ASMA
B1 B2
Saluran nafas menyempit Difusi gas dialveoli terganggu Tidak mampu mengeluarkan Takikardi
sekret
MK: Perfusi
Ventilasi terganggu Pertukaran O2&CO2 terganggu
jaringan tidak
MK: Bersihan jalan nafas
efektif
Sesak nafas Hipoksemi tidak efektif
Intake menurun