Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS: ASMA

Nama dosen: Linda Juwita, S. Kep., Ns., M. Kep.

Kelompok 5:

Naafiu Hayyu 9103017023

Tiffanny Aditya 9103017026

Nadiah Darayani 9103017027

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

SURABAYA

2019
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran napas sangat sensitif dan mudah
bereaksi terhadap rangsangan tertentu, yang kemudian menimbulkan adanya
peradangan dan penyempitan pada saluran napas penderitanya (Graha, 2009).

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh
factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang
(Almazini, 2012) .

2.2 Etiologi Asma

Menurut Soemantri dan Mutaqqin ( 2009 ) etiologi asma di bagi menjadi dalam
kategori :

1) Faktor ekstrinsik:

reaksi antigen - antibodi, karena inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk,bulu-bulu


binatang, spora jamur, dan tepung sari rerumputan).

2) Faktor intrinsik

a. Fisik : Cuaca dingin, perubahan temperatur. Sebagian besar penderita asma


juga mendapatkan serangan asma bila melakukan olrahraga atau aktivitas
yang berlebih.

b. Emosional : Takut, cemas, dan tegang.

3) Iritan kimia, Polusi udara (CO, asap rokok, parfum).

Beberapa penderita asma sensitif terhadap obat tertentu seperti penisilin, salisilat,
beta blocker, kodein dan sebagainya.
2.3 Patofisiologis Asma

Patofisiologis menurut Behrman, kliegman, arvin 2009

Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, jamur, parasit, alergi ,iritan, cuaca,
kegiatan jasmani dan psikis akan merangsang reaksi hiper reaktivitas bronkus dalam
saluran pernafasan sehingga merangsangsel plasma menghasilkan imonoglubulin E
(IgE). IgE selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel mast. Sel mast akan
mengalami degranulasi, kemudian sel yang mengalami degranulasi akan
mengekuarkan sejumlah mediator seperti histamin dan bradikinin. Mediator ini akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehinggaa timbul edema mukosa,
peningktan permeabilitas kapiler sehingga produksi mukus dan kontraksi otot polos
bronkiolus.

Maka dari itu akan terjadi sumbatan pada jalan nafas sehingga proses pertukaran
O2 dan CO2 terhambat akibatnya gangguan ventilasi. Masukan O2 ke paru-paru
terutama pada alveolus menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan CO2 dalam
albeolus atau yang disebut dengan hiperventilasi, yang akan menyebabkan alkalosis
respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler (hipoventilasi) yang akan
menyebabkan asidosis respiratorik.

Hal ini dapat menyebabkan paru-paru tidak memenuhi fungsi primernya dalam
pertukaran gas yaitu membuang CO2 sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam
alveoli menurun dan terjadilah gangguan difusi dan akan berlanjut menjadi gangguan
perfusi dimana oksigenasi ke jaingan tidak memadai sehingga akan terjadi hipoksemia
dan hipoksia yang akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis.

2.4 Manifestasi Klinis Asma

Tanda dan gejala asma menurut Arvin 2009, adalah:

1. Batuk, yang kedengarannya lengket dan batuk yang non-produktif pada awal
perjalanan serangan

2. Mengi

3. Takipnea
4. Dispnea dengan ekspirasi panjang serta menggunakan otot-otot pernafasan
tambahan

5. Sianosis

6. Hiper-inflasi dada

7. Takikardi dan pulsus paradokus yang bisa terjadi dibeberapa tingkat tergantung
pada tingkat

Tabel.1 Perkiraan keparahan eksaserbasi akut pada anak asma

Tanda dan gejala Ringan Sedang Berat

Angka aliran Diramalkan Diramalkan Diramalkan <50%


ekspirasi puncak 70%-90% atau 50%-70% atau atau garis dasar
garis dasar garis dasar
(baseline)

Frekuensi Normal sampai Diramalkan >50% naik diatas


pernapasan 30% diatas 30%-50% atau rata-rata
rata-rata garis dasar

Ketajaman Normal Normal Mungkin menurun


perhatian dispnea
Tidak ada atau Sedang, berbicara Berat, berbicara
ringan, berbicara kata demi kata atau hanya dalam satu
dengan kalimat sebagian kalimat kata atau kata-kata
sempurna pendek

Penggunaan otot Retraksi interkostal Retraksi interkostal Retraksi interkostal


tambahan dari tidak ada sedang dengan sedang, retraksi
sampai ringan retraksi trakeosternal
trakeosternal, dengan pelebaran
penggunaan cuping hidung
otot-otot selama inspirasi,
sternokeidomastoid hiperinflasi dada
eus, hiperinflasi
dada

Warna auskultasi Baik Pucat Mungkin sianosis

Hanya mengi pada Mengi inspirasi dan Suara napas tidak


akhir ekspirasi ekspirasi terdengar

Saturasi oksigen 95% 90%-95% <90%

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Muttaqin, 2010


Episode batuk berulang dan mengi, terutama jika diperburuk atau dipicu oleh
oahraga, infeksi virus atau alergen hirupan,, sangat memberi kesan asma.
Gejala-gejala tersebut dapat diliihat dari uji laboratorium sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Darah

a. Eosinofilia. Sel eosinofil pada klien asma dapat mencapai 1000-1500mm2


dengan nilai sel eosinofil normal adalah 100-200/mm2

b. Protein serum dan kadar imunoglobulin biasanya normal pada asma, kecuali
bahwa kadar IgE mungkin bertambah.

c. SGOT dan SPGT meningkat disebabkan hati akibat hipoksia dan hyperkapnea

2. Pengukuran fungsi paru (spirometri)

Menunjukkan diagnotik asma jika adanya peningkatan pada nilai FEV dan FCV
sebanyak lebih dari 20%.

3. Uji alergi kulit.

Dilakukan untuk menunjukkan adanya antibodi IgE hipersensitive yang spesifik


dalam tubuh.
2.6 Penatalaksanaan Medis

Menurut Behrman, kliegman, arvin 2009


Terapi asma mencakup konsep dasar penghindaran alergen, peningkatan
bronkodilatasi, dan mengurangi peradangan akibat mediator. Obat-obat atau hirupan
topikal yang digunakan tergatung pada keparahan asma.

1. Terapi farmakologis:

a. Pemberian oksigen masker/nasal tergantung dari tingkat keparahannya.

b. Memberi injeksi epineprin. Dosis yang digunakan adalah 0,01 ml/kg yang
dilarutkan dengan aquades.

c. Inhalasi aerosol bronkolidator. Inhalasi ini dapat menegakkan tanda-tanda dan


gejala asma.

d. Bila epineprin/aerosol tidak memuaskan maka diberikan aminovilin secara IV.

2. Terapi Non-farmakologi

a. Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit asma sehingga klien


dapat menghindari faktor pencetus dari asmabronkhial, menggunakan obat secara
benar dan berkonsultasi dengan tim kesehatan.

b. Menghindari faktor pencetus. Klien dibantu dalam mengidentifikasi faktor


pencetus serangan asmabronkhial.

c. Fisioterapi, digunakan untuk mempermudah pengeluaran mucus yang dapat


dilakukan dengan cara postural drainase, perkusi dan fibrasi dada. (Bila ada sekret)

2.7 Komplikasi Asma

Berbagai komplikasi menurut Mansjoer (2010) yang mungkin timbul adalah :


a. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang
dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan
kegagalan napas.
b. Pneumomediastinum
Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma “udara”, juga dikenal
sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di
mediastinum. Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini
dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara
keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam rongga dada .
c. Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paruakibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
d. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur
dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan
mata. Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi
Aspergillus sp.
e. Gagal napas
Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap karbodioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.
f. Bronkhitis
Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan bagian
dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronkhiolis)
mengalami bengkak. Selain bengkak juga terjadi peningkatan produksi lendir
(dahak). Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya
mengeluarkan lendir yang berlebihan, atau merasa sulit bernapas karena
sebagian saluran udara menjadi sempit oleh adanya lendir.
g. Fraktur iga
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas :

Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun,
biasanya oleh infeksi virus saluran pernafasan bagian atas, tanya nama, agama,jenis
kelamin, agama.

2. Keluhan utama

Orang tua pasien mengatakan anak sering batuk-batuk dan sesak nafas

3. Riwayat penyakit sekarang

Orang tua pasien mengatakan anak sering batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak
nafas

4. Riwayat kesehatan Masalalu

Orang tua pasien mengatakan anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia
sebelumnya

5. Riwayat kesehatan keluarga

Orang tua pasien mengatakan penyakit ini tidak ada hubungannya dengan faktor
genetik dari orang tua pasien

6. Perkembangan anak

Orang tua mengatakan bahwa anak sering bermain dengan teman sebayanya disekitar
pemukiman dekat pabrik kayu,anak juga sering bermain dilapangan sepak bola dekat
jalan raya kota dimana polutan udara sangat banyak, selama sakit anak kelihatan
sesak nafas dan batuk.

7. Genogram : -
8. Pemeriksaan Fisik B1-B6

Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36 c
Nadi : 126 x/menit
RR : 24x/menit

2. Pemeriksaan Fisik B1-B6


B1: Kontraksi otot polos meningkat,bronkospasme,saluran nafas menyempit,
ventilasi terganggu, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, permeabilitas
kapiler meningkat, oedem mukosa, difusi gas alveoli terganggu,pertukaran O2
dan cO2 terganggu, hipoksemi, SpO2 meningkat, sekresi mukosa meningkat,
penyempitan saluran nafas, tidak mampu mengeluarkan sekret.
B2: kompensasi tubuh menurun, suplai O2 ke tubuh menurun, takikardi
B3:O2 ke jaringan menurun,keruskan SSP, Penurunan kesadaran,sesak
nafas,kondisi lingkungan dan perawatan kritis,anak merasa gelisah
B5:sekresi mukus meningkat,akumulasi sekret,bau mulut,ingesti makan
menurun, intake menurun
B6: suplai O2 kejaringan menurun,kelemahan,sering kambuh pada malam
hari,kesulitan tidur.

9. Pola menejemen kesehatan dan persepsi kesehatan :


 Tingkat pengetahuan tentang penyakitnya yang diderita
Keluarga mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang
diderita oleh anaknya, orang tua hanya tau bahwa anak merasa sesak nafas dan
batuk.
 Perilaku untuk mengetahui masalah kesehatan/penyakit
Keluarga hanya memberikan obat flu dan batuk yang dibelo diapotek
 Data psikososial
Menurut ibu pasien, pasien sering bermain dengan teman sebayanya disekitar
pemukiman pabrik kayu dan bermain sepak bola dilapangan dekatb jalan raya,
hubungan pasien dengan orang tua dengan tenaga kesehatan baik. Ibu pasien
merasa khawatir dengan penyakit yang diderita oleh anaknya, karena anaknya
batuk-batuk dan sesak nafas terus menerus,ibu pasien sellau berdoa agar
anaknaya cepat sembuh, ekspresi wajah orang tua pasien cemas, orang tua
pasien kooperatif terhadap semua tindakan yang akan dilakukan.
 Riwayat spiritual
Orang tua pasien beragama islam, pasien biasa menjalankan ibadah bersama
orang tua setiap hari
10. Pola kesehatn sehari-hari

No Kegiatan Sebelum sakit Saat sakit


sehari-hari

1. Nutrisi :

Jenis makanan Nasi + lauk pauk Bubur

Pola makan Teratur Tdk terarur

Frekuensi 3xsehari 2xsehari

Porsi 1 piring dihabiskan Tidak dihabiskan


(1/4 porsi)

Kurang
Nafsu makan baik

2 Minum :

Frekuensi minum Sering Tidak Sering

Pola minum Air putih,susu Air putih,

Jenis minuman Air putih Air putih

Jumlah minuman 250cc-500cc 200 cc-400cc

3 Eliminasi ;
BAK :

Frekuensi 4-5 x/hari 2-3 x/hari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Bau Amoniak Amoniak

BAB:

Frekuensi 1-2 x/hari 1-2x/hari

Warna Kuning Kuning

Konsistensi Lunak Lunak

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saaat sakit

1. Pola istirahat (tidur )

Tidur malam jam 20.00-06.00 Sering keangun


karena batuk dan
Tidur siang jam 14.00-15.30
sesak nafas

2. Personal hygiene

Mandi 2x sehari 1x sehari

Gosik gigi 2xsehari 1x sehari

Cuci rambut 3xseminggu Belu pernah

Ganti pakain Setiap hari Belum pernah


A. Analisa data
No Analisa Data Etiologi Masalah
keperawatan

1 DS: Pola nafas


a) Dispnea tidak efektif
b) Ortopnea
DO:
a) Penggunaan otot bantu
pernafasan
b) Pola nafas abnormal
(takipnea,bradipnea)
c) Ventilasi menurun
2 Ds : Bersihan jalan
a) Dispnea nafas tidak
b) Ortopnea efektif
Do:
a) Batuk tidak efektif
b) Spuntum berlebihan
c) Whezzing
d) Sianosis
e) Bunyi nafas menurun
3. Ds: Gangguan
a. Dispnea perkuran gas
b. Pusing
Do:
a. PO2 menurun
b. Takikardi
c. Bunyi nafas tambahan
d. Kesadaran menurun
e. Pola nafas abnormal
4. Ds : Gangguan
Do : perfusi
a. Nadi perifer menurun
b. Edema jaringan
c. Warna kulit pucat
d. Tugor kulit menurun
e. Akral teraba dingin
5. Ds: Ansietas
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang diahadapi
c) Sulit berkonsentrasi
Do:
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
d) Frekuensi nafas meningkat
e) Frekuensi nadi meningkat
f) Tekanna darah meningkat
6. Ds : Resiko cedera
Do :
a. Klien tampak lemah
b. Klien terpasang O2

7. Ds: Defisit nutrisi


a. Nyeri abdomen
b. Nafsu makan menurun
Do :
a. Berat badan menurun
b. Membran mukosa pucat
c. Otot menelan lemah
8. Ds : Gangguan
a. Mengeluh sulit tidur pola tidur
b. Mengeluh tidak puas tidur
c. Mengeluh istirahat tidak cukup
d. Mengeluh kemampuan
beraktiviotas menurun
Do :
a. Klien tampak lesu letih
b. Klien terlihat menguap
9. Ds : Intoleran
a. Klien mengeluh lelah Aktivitas
b. Klien mengeluh sesak setelah
beraktivitas
c. Klien mengungkan merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas
Do :
a. Nadi meningkat
b. RR meningkat
c. Sianosis

Diagnosa keperawatan :

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi dibuktikan dengan


Dispnea, Ortopnea, Penggunaan otot bantu pernafasan, Pola nafas
abnormal(takipnea,bradipnea), Ventilasi menurun.
2. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan respon alergi dibuktikan
dengan ,Dispnea, Ortopnea,Batuk tidak efektif ,Spuntum berlebihan,
Whezzing, Sianosis, Bunyi nafas menurun
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan dibuktikan dengan Dispnea,
Pusing, PO2 menurun ,Takikardi ,Bunyi nafas tambahan,Kesadaran
menurun ,Pola nafas abnormal
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ventilasi perfusi dibuktikan
dengan Nadi perifer menurun,Edema,Warna kulit pucat ,Tugor kulit
menurun,Akral teraba dingin.
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan) dibuktikan dengan nyeri abdomen, nafsu makan menurun,berat badan
menurun, membran mukosa pucat , otot menelan lemah.
6. Resiko cedera dibuktikan dengan hipoksia jaringan
7. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan Klien mengeluh lelah, Klien mengeluh
sesak setelah beraktivitas, Klien mengungkan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas, Nadi meningkat, RR meningkat, Sianosis
8. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan merasa
bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang diahadapi,Sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur, frekuensi nafas
meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur Mengeluh sulit
tidur, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh istirahat tidak cukup, mengeluh
kemampuan beraktiviotas menurun, klien tampak lesu letih, klien terlihat
menguap

Intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteri hasil Intervensi

1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. identifikasi status nutrisi


berhubungan dengan keperawatan selama
2. Identifikasi makanan
faktor 2x24jam defisit nutrisi
yang disukai monitor berat
psikologis(keengganan membaik dengan kriteria
badan
untuk makan ) dibuktikan hasil :
dengan Nyeri 3. identifiikasi
1. nyeri abdomen (5)
abdomen,Nafsu makan kemungkinann penyebab
2. nafsu makan (5)
menurun,Berat badan bb kurang
3. berat badan (5)
menurun ,Membran
4. membran mukosa 4. jelaskan jenis makanan
mukosa pucat ,Otot
(5) yang bergiszi tinggi namun
menelan lemah
5. kekuatan otit tetap terjangjkau
menelan (4)
5. monitor asupan makna

6. monitor berat badan

7. lakukan oral hygine


sebelum makna
8. berikan suplemen
makan bila perlu

9. hidangkan makanan
secara menarik

2. Resiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi kebutuhan


dibuktikan dengan keperawatan 2x24 jam keselamatan misalnya
hipoksia jaringan resiko cedera membaik kondisi fisik

2. Modifikasi lingkungan

3. Gunakan perangkat
pelindung seperti
pengekang fisik

4. Lakukan program
skriming bahaya
lingkungan

3. Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi gangguan


berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan antara intoleran aktivitas menyebabkan kelelahan
suplai dan kebutuhan meningkat dengan kriteria
2. Monitor kelelahan fisik
oksigen dibuktikan dengan hasil :
dan emosional
Klien mengeluh lelah,
1. Saturasi oksigen
Klien mengeluh sesak 3. Monitor respon
meningkat
setelah beraktivitas, Klien emosional fisik terhadap
mengungkan merasa tidak 2. Keluhan lelah menurun aktivitas
nyaman setelah
3. Dispnea saat aktivitas 4. Lakukan latihan rentang
beraktivitas, Nadi
menurun gerak pasif dan atau aktif
meningkat, RR meningkat,
Sianosis 4. Sianosis membaik 5. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
5. Nadi dan RR membaik
6. Anjurkan tirah baring
7. Anjurkan strategi
koping mengurangi
kelelahan

4. Ansietas berhubungaan Setelah dilakukan asuhan 1. identifikasi saat tingkat


dengan krisis situasional kepeawatan selam 2x24 ansietas berubah
dibuktikan dengan Merasa jam ansietas menurun
2. identifikasi teknik
bingung Merasa khawatir dengan kriteria hasil :
relaksasi yang pernah
dengan akibat dari kondisi
1. perilaku gelisah (5) efektif digunakan
yang diahadapi,Sulit
2. perilaku trgang (5)
berkonsentrasi,Tampak 3. monitor tanda tanda
3. verbalisasi
gelisah,Tampak ansietas
khawatir akibat
tegang,Sulit
kondisi yang 4. anjurkan mengambil
tidur ,Frekuensi nafas
dihadapi (5) posisi yang nyaman
meningkat ,Frekuensi nadi
4. konsentrasi(5)
meningkat ,Tekanna darah 5. gunakan pendekatan
5. frekuensi napas(1)
meningkat yang tennag dan
6. frekuensi nad (1)
meyakinkan
7. tekanan darah ( 2)
6. motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan

7. latih teknik relaksasi

8. kolaborasi obat
antiansietas bila perlu

9. monitor respons
terhadap terapi relaksasi

10. gunakan nada suara


yang lambat dan berirama

11. jelaskan secarta rinci


intervensi relaksasi yang
dipilih

5. Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi pola


b.d. kurang kontrol tidur kepeawatan selam 2x24 aktivitas dan tidur
Mengeluh sulit tidur, jam gangguan pola tidur 2. Identifikasi faktor
mengeluh tidak puas tidur, membaik dengan kriteria pengganggu tidur
mengeluh istirahat tidak hasil : 3. Modifikasi
cukup, mengeluh lingkungan
1. Keluhan sulit tidur
kemampuan beraktiviotas (pencahayaan, suhu)
menurun
menurun, klien tampak 4. Tetapkan jadwal tidur
lesu letih, klien terlihat 2. Keluhan sering terjaga rutin
menguap menurun 5. Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
3. Keluhan tidak puas tidur
menurun

4. Keluhan pola tidur


berubah menurun

5. Keluhan istirahat tidak


cukup
WOC ASMA

Ekstrinsik Intrinsik Virus, influenza

Alergen: debu, bulu Cuaca, emosi, latihan Masuk melalui saluran


binatang fisik berlebih nafas atas
Ditangkap oleh sel mast
Merangsang ujung syaraf Berkoloni dan berreplika
Merangsang IgE dijalan nafas pada mukosa

Reaksi antigen-antibodi Sistem parasimpatis Terjadinya ispa

Produksi substansi Saraf vagus Terjadi sekresi lendir


vasoaktif (histamin
bradikinin) Merangsang otot polos
dan kelenjar jalan nafas

ASMA
B1 B2

Kontraksi otot polos Permeabilitas kapiler Sekresi mukosa Kompensasi tubuh

Bronkospasme Oedema mukosa Penyempitan saluran nafas Suplai O2 ke tubuh

Saluran nafas menyempit Difusi gas dialveoli terganggu Tidak mampu mengeluarkan Takikardi
sekret
MK: Perfusi
Ventilasi terganggu Pertukaran O2&CO2 terganggu
jaringan tidak
MK: Bersihan jalan nafas
efektif
Sesak nafas Hipoksemi tidak efektif

Penggunaan otot bantu nafas SpO2 meningkat

MK: Pola nafas tidak efektif MK: Gangguan pertukaran gas


B3 B5 B6

O2 ke jaringan Sesak nafas Sekresi mukus Suplai O2 ke jaringan


menurun
Kerusakan SSP Kondisi lingkungan
dan perawatan kritis Akumulasi sekret Kelemahan
Penurunan kesadaran
Anak merasa gelisah Bau mulut MK: Intoleransi
Aktivitas
MK: Resiko Cidera
Makan menurun
MK: Ansietas

Intake menurun

MK: Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Anda mungkin juga menyukai