Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi
terhadap setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014). Kehamilan dibagi dalam tiga
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan
kedua dari bulan keempat sampai keenam dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai kesembilan.
2.1.2 Diagnosa Kehamilan
Menurut Saminem (2009), diagnosa pemeriksaan meliputi ada atau
tidaknya tanda kehamilan. Ada atau tidaknya tanda kehamilan dapat ditetapkan
melalui tanda pasti dan tanda yang dapat diketahui msecara objektif dan
subjektif. Gejala dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
a. Tanda subjektif
Gejalanya :
 Amenore.
 Mual muntah.
 Gerakan janin terasa oleh ibu.
 Polakisuri (sering berkemih).
b. Tanda objektif:
 Pembesaran dan perubahan bentuk Rahim yang lebih besar ditempat
nidasi.
 Konsistensi rahim yang lunak
 Perubahan warna vagina, terlihat daerah livida dan keunguan karena
kongesti vena
 Kontraksi Braxton Hicks
c. Tanda pasti
 Denyut jantung janin
 Gerakan janin oleh pemeriksa
 Rangka janin saat dilakukan pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan biologis
 Pembesaran perut

6
 Pengeluaran kolostrum
 Hipertrofi dan hiperpegmentasi areola
2.1.3 Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Semakin bertambahnya usia kehamilan, tubuh ibu juga mengalami
perubahan-perubahan fisik yang bertujuan untuk keperluan tumbuh
kembang janin. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan
yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang
berjalan seiring dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-
perubahan tersebut meliputi :
2.1.3.1 Reproduksi
a. Trimester 3
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi
lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan (Mochtar, 1998).
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga
segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada
masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen
atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi
fisiologis (Chunningham, 2006).
2.1.3.2 Payudara / mammae
a. Trimester 3
Areola akan menghitam. Putting susu menghitam dan membesar
sehingga lebih menonjol. Vena dibawah kulit payudara membesar
dan terlihat jelas. Kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna
cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan
32 minggu sampai persalinan, cairan yang keluar lebih kental,
berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
kolostrum (Saminem, 2009).
2.1.3.3 Kulit
a. Trimester 3
Pada hamil tua, kulit pada bagian perut menjadi tegang dan pusat
menonjol keluar. Timbul striae gravidarum dan hiperpegmentasi pada
linea alba serta linea nigra (garis hitam yang memanjang dari atas
simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan

7
sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang ditengan atas
pusat) (Saminem, 2009).
2.1.3.4 Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester 3
Kehamilan merupakan suatu tambahan kehidupan intra uterine yang
memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element dan lainnya sehingga
secara keseluruhankeseluruhan metabolism anak meningkat sekitar
20-25%. Berat badan ibu hamil akan bertambah sekitar 12-14 kg
selama hamil, atau ¼-1/2 kg/minggu. Gambaran perubahan berat
badan dapat dijabarkan sebagai berikut :
No Metabolisme Perubahan yang Terjadi Keterangan
1. Berat Badan Bertambahnya sekitar 12-14 kg - Berat kurang dari 40
saat hamil aterm :
kg saat hamil, perlu
Janin 3000 gram
Plasenta 600 gram evaluasi,
Air ketuban 1500 gram
kemungkinan
Uterus 1500 gram
Mamae 400 gram penyakit lain
Darah 1000 gram
- Bertambah berat
Cairan/ 1500 gram
plasma badan diatas 20 kg
Protein tubuh 3000 gram
kemungkinan hamil
Jumlah 12500 gram
disertai DM
2. Air - Bertambahnya air dalam - Timbunan air oleh
tubuh ibu hamil sekitar 6-7 kg
karena meningkatnya
dengan rincian :
1. Janin estrogen yang
2. Plasenta
mempunyai efek
3. Air ketuban 3,5 kg/liter
- Air ekstra selular : retensi air dan garam
1. Volume darah
- Dapat menimbulkan
2. Tambahan pada uterus
3. Pada mammae 3kg/liter edema pada
kehamilan muda,
yaitu ditungkai bawah
dan tangan.
Keterangan : Pengantar Kuliah Obstetri. Manuaba, 2007.
2.1.3.5 Perubahan Hematologis
a. Trimester 3
Dalam darah terjadi hemodilusi. Bertambahnya volume darah
sekitar 50% dalam bentuk plasma. H bibu hamil di atas 11 gr%,

8
rentang normal anntara 11-13 gr%. Dibawah 11 gr% ibu hamil
mengalami anemia. (Manuaba, 2007).
2.1.3.6 Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 3
Beratnya uterus ,menekan vena-vena besar yang mengaliri pelvik
dan ekstremiatas bawah. Vena varicose mungkin terjadi pada
tungkai, pada, vulva dan rectum (hemoroid). Vena varicose terjadi
pada 16% sampai 33% wanita hamil.
Tekanan uterus pada vena cava yang terjadi ketika wanita hamil
berbaring dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang
berarti, disebut supine hypotensive syndrome, menyebabkan pucat
sementara, pening dan klamines (Asih, 1995).
2.1.3.7 Sistem pernafasan
a. Trimester 3
Paru-paru bekerja lebih berat karena menghisap zat asam untuk
kebutuhan ibu dan janin. Pada kehamilan TM III, posisi paru terdesak
ke atas akibat uterus membesar (Saminem, 2009).
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong ke atas,
bentuk dan ukuran rongga dada berubah tetapi membuatnya lebih
kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti
sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernafasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume
ventilatol permenit dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk
dari rongga thorax berubah dank arena bernafas lebih cepat, sekitar
60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. (Asih, 1995)
2.1.3.8 Sistem Urinaria
a. Trimester 3
Ureter tertekan oleh uterus apalbila uterus keluar dari rongga
panggul. Uterus semakin berkelok-kelok dan kendur sehingga
menyebabkan perjalanan urine ke kandung kemih melambat. Kuman
dapat berkembang dikelokan itu dan menimbulkan penyakit
(Saminem, 2009).

9
2.1.3.9 Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 3
Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami perubahan,
bentuk tulang belakang menyesuaikan diri dengan keseimbangan
badan karena uterus membesar. Oleh karena itu, pada kehamilan
lebih dari enam bulan, sikap tubuh ibu tampak menjadi lordosis
(Saminem, 2009)..
2.1.3.10 Sistem Pencernaan
a. Trimester 3
Alat penvcernaan lebih kendur, peristaltic kurang baik, terjadi
hipersekresi kelenjar dalam alat pencernaan sehingga menimbilkan
rasa mual, muntah, hipersaliva dan lain-lain. Peristaltic yang kurang
baik akan menimbilkan konstipasi dan obstipasi, yang biasanya,
terjadi pada kehamilan TM III (Saminem, 2009).
2.1.4 Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Plasenta dan janin pada TM II mulai memproduksi cortico-
releasing hormone (CRH) yang meningkatkan produksi estrogen dari
plasenta pada kehamilan lanjut. Dengan meningkatnya rasio estrogen
terhadap progesterone ini, Rahim akan menjadi peka terhadap oksitosin
(suatu hormone yang menyebabkan kontraksi rahim). Pada trimester ini
akan sering merasakan kontraksi. Interaksi hormone tampaknya memicu
dilepaskannya prostaglandin yang melunakkan leher Rahim dan
mempengaruhi awal persalinan (Simkin, Penny. 2009).
Selain merelaksasi otot-otot dinding uterus sampai proses
persalinan, progesterone juga menyiakan sel-sel khusus payudara untuk
menghasilkan ASI.
2.2 Konsep Dasar Antenatal Care
2.2.1 Pengertian Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pengawasan
kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara
dini komplikasi kehamilan, menegakkan secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi,
resiko meragukan, resiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk
menyiapkan persalinan menuju well born baby dan well health mother,
mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta memulihkan kesehatan

10
ibu yang optimal saat akhir kala nifas. Tujuan antenatal care untuk
mengetahui data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intauterin
sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam menghadapi
persalinan, puerperium dan laktasi serta mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang perawatan bayinya.
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan
jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua
dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan dan atau
Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat
Tanda Register (STR).
2.2.2 Tujuan Asuhan Antenatal
a. Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai
b. Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan sejak
dini yang dapat mengganggu tumbuh kembang janin, harus diikuti
upaya untuk memberikan pengobatan yang adekuat
c. Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat dipengaruhi dan
mempengaruhi kesehatan janin serta berusaha mengobatinya.
d. Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya
dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan.
e. Mempersiapkan ibu hamil agara dapat memelihara bayinya dan
menyusi secara optimal (Manuaba, 2007)
2.2.3 Keuntungan Antenatal Care
Keuntungan antenatal care sangat besar karena dengan segera
dapat diketahui berbagai penyakit, risiko dan komplikasi kehamilan
sehingga dapat diarahkan untuk melakukan referral ke rumah sakit yang
mempunyai fasilitas yang cukup.
2.2.4 Kebijakan Pelayanan Antenatal Care
1. Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat
Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi: Keluarga Berencana, Antenatal
Care, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri

11
Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada
setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy
Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu:
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan
yang adekuat.
c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses
pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama
kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut (Depkes, 2010) :
a. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu
dan setelah 36 minggu sampai lahir.
Tujuannya :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan
Tujuan lainnya adalah (Manuaba, 2007):
1) Mengevaluasi data laboratorium untuk melihat hasil
pengobatan
2) Pemeriksaan USG
3) Mengobservasi penyakit yang menyertai kehamilan,
komplikasi hamil trimester III, berbagai kelainan yang lainnya.
2. Kebijakan Teknis
Menurut Depkes RI (2010), beberapa kebijakan teknis pelayanan
ante-natal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan
cakupan pelayanan antara lain meliputi:
a. Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku
KIA, dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan
kelompok Kelas Ibu Hamil
b. Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan
kemitraan Bidan dan Dukun
c. Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah

12
d. Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu
2.2.5 Tatalaksana Asuhan Antenatal Trimester III
No Pemeriksaan dan Tindakan
1. Anamnesis - Catatan pada kunjungan sebelumnya
- Keluhan yang mungkin dialami selama hamil

2. Pemeriksaan Fisik - Keadaan umum


Umum - Tekanan darah
- Suhu tubuh
- Berat badan
- Gejala anemia (pucat, nadi cepat)
- Edema
- Tanda bahaya lainnya (sesak, perdaraha, dll)
- Pemeriksaan terkait masalah yang
ditemukan pada kunjungan sebelumnya
3. Pemeriksaan Fisik - Tinggi fundus uteri
Obstetrik - Pemeriksaan obsteri dengna maneuver
leopold
- Denyut jantung janin
4. Pemeriksaan - Kadar Hb
penunjang - Kadar glukosa darah,protein urin, tes BTA,
tes HIV, tes malaria, tes sifilis, USG (sesuai
indikasi)
5. Imunisasi, - Zat besi dan asam folat
suplementasi, dan - KIE (sesuai materi)
KIE

13

Anda mungkin juga menyukai