Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat merupakan amal yang di hisap paling pertama di alam kubur
dan merupakan amal yang paling penting, sangat pentingnya shalat pada
orang sakit pun harus melakukan shalat, dalam keadaan apapun ataukah
sedang sakit atau pun sedang sibuk. Pada saat seorang sedang sakit seseorang
harus shalat jika tidak bisa berdiri duduk dan jika tidak bisa duduk berbaring
jika masih tidak bisa berbaring cukup dengan mengedipkan mata. Betapa
sangat pentingnya shalat dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Shalat juga
sebagai tiang agama yang dimana untuk membuat karakter akhlak kita untuk
lebih baik lagi dan tidak mudah terjerumus dalam lubang muslihat ataupun
menuju jalan yang haram. Begitu pentingnnya arti sebuah tiang dalam suatu
bangunan yang bernama Islam, sehingga takkan mungkin ditinggalkan.
Makna batin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (kefahaman terhadap makna pembicaraan), ta’dzim (rasa hormat),
mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasamalu), yang keseluruhan itu
ditujukan kapada Allah sabagai ilaah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem
hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan)
fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa
terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci.
Sholat merupakan tathbiq ‘amalia (askep aplikatif) dari prinsip-prinsip
islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal
yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai
persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula
dalam shalat makna kaprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang
paripurna dan keteraturan yang indah. Karena itu semua masyarakat islam
pada masa salafus shalih sangat memperhatikan masalah sholat, sampai
mereka menempatkan sholat itu sebagai 2 “mizan” atau standart, yang dengan
neraca itu ditimbanglah kadar kabaikan seseorang dan diukur kedudukan dan

1
derajatnya. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana
istiqamahnya maka mereka bertanya tentang sholatnya dan sejauh mana ia
memelihara sholatnya, bagaimana ia melakukannya dengan baik. Ini sesuai
dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke masjid, maka saksikanlah
untuknya dengan iman” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab jami’ ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban,
IbnuUmar, Salamah, Abu Umamah Ubadah r.a telah meriwayatkan hadist ini
:“Sholatadalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”.
Begitu dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan
ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi
dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Sholat sebagai salah satu
penjaga bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat ?
2. Apa saja macam-macam sholat ?
3. Mengapa allah swt mewajibkan sholat ?
4. Bagaimana tujuan dan fungsi sholat ?
5. Apa saja hikmah dalam sholat ?
6. Ancaman apa yang akan di dapat jika meninggalkan sholat ?

C. Tujan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian sholat
2. Mengetahui macam-macam sholat
3. Mengetahui alasan mengapa allah swt mewajibkan kita sholat
4. Mengetahui tujuan dan fungsi sholat
5. Mengetahui hikmah dalam sholat
6. Mengetahui ancaman meninggalkan sholat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat
merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan
persyaratan tertentu. Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa
kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah dan bisa
membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT. Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah
menggambarkan rukhus shalat atau jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah
dengan sepenuh hati dan jiwa raga, dengan segala kekhusyu’an dihadapan
Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang selalu berzikir, berdo’a dan
memujiNya. Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha menjaga
kekhusu’annya. Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u
khusyu’an, yang berarti memusatkan penglihatan pada bumi dan
memejamkan mata/meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ itu artinya lebih
dekat dengan khudhu’ yakni tunduk dan takhasysyu’ yakni membuat diri
menjadi khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui suara, gerakan badan atau
pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda kekhusyu’an bagi seseorang dalam
melaksanakan shalat.
Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang dan
tawadhu’, kemudian khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak
pada anggota tubuh lainnya. Menurut A. Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja,
ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk
ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati,
kesadaran dan pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.

B. Macam-Macam Sholat
1. Macam-macam sholat wajib:

3
a. Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan
menjelang malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar) yang diiringi
dengan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat
isya.
b. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu
kali salam. Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar
(+ pukul 04:10) yang hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja,
sedang ba'diyah dilarang.
c. Sholat Dhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan
sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang
diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua
raka'at-dua raka'at atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali
salam).
d. Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya
dilakukan setelah matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas
pandangan mata) yang hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan
dua raka'at atau empat raka'at (satu kali salam).
e. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya
dilakukan setelah matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh
sholat sunnah ba'diyah dua raka'at atau empat raka'at dengan satu kali
salam, sedang sholat sunnah qobliyah hanya dianjurkan saja bila
mungkin : lakukan, tapi bila tidak : jangan (karena akan kehabisan
waktu).
2. Macam-macam sholat sunah:
a. Shalat Sunah Tahajud
Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah
malam diantara shalat isya’ dan shalat shubuh setelah bangun tidur.

4
Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas.
Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-ikhlas,
surat al-falaq dan surat an-nas.
b. Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah
roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at
dengan satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah
supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat
melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah,
adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.
c. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan
petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang
terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk
Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di
kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan
pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang.
Contoh kasus penentuan pilihan :
- Memilih Jodoh Suami/Istri
- Memilih Pekerjaan
- Memutuskan Suatu Perkara
- Memilih Tempat Tinggal, Dan Lain Sebagainya
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa
sunah, shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
d. Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap
rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan
siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam salam,
sedangkan jika malam hari dengan dua salam.

5
e. Shalat Sunah Taubat
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang
ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah
dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi
perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi
dengan puasa, shodaqoh dan sholat.
f. Shalat Sunah Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha
untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal
dua rokaat dan maksimal dua belas bisa kapan saja dengan satu salam
setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir
waktu malam.
g. Shalat Sunah Safar
Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum
bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk
maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan
sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan,
keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.
h. Shalat Sunah Rawatib.
Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu. Yang
sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat
fardhu di sebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap
dan penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau tidak
tumaninah.
i. Shalat Sunah Istisqho’
Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. dilakukan
secara berjamaah saat musim kemarau.
j. Shalat Sunah Witir
Shalat sunah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang
yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam

6
setelah shalat Tahajud. Shalat witir disebut juga shalat penutup. biasa
dilakukan sebanyak tiga rakaat dalam dua kali salam, dua rakaat pertama
salam dan dilanjutkan satu rakaat lagi.
k. Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid,
sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
l. Shalat Tarawih
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan hukumnya
sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh
dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
m. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri)
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri
adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya.
Akan tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari
itu tanggal 1 syawal jadi waktu shalat telah habis, maka hendaklah shalat
di hari kedua atau tanggal 2 saja. Sedangkan untuk shalat hari raya Idul
Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
n. Shalat Dua Gerhana
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Shalat
kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda Nabi
saw. Yang artinya :
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena
kematian seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian
menyaksikan itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah
Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).

C. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Sholat


Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang harus
dikerjakan, mengerjakan sholat berarti mendekat diri pada Allah. Allah Swt
berfirman dalam surat Al-kautsar ayat 2, “ Maka dirikanlah shalat karena

7
Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Ayat tersebut menunjukan betapa pentingnya
menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengancam manusia yang
lalai dalam mengerjakan sholat dengan ancaman yang keras dalam surat al-
maun ayat 4-5 “maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat yaitu
orang-orang yang lalai dengan sholatnya”.
Apa sebenarnya yang terkandung dalam sholat sehingga Allah Swt
begitu memerintahkannya bahkan mengancam orang-orang yang lalai dengan
ancaman yang keras apalagi orang yang meninggalkannya. Allah Swt
memerintahkan untuk sholat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang
kafir, selain itu sholat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan
Allah, dalam sebuah hadits qudsy dikatakan “kedekatan seorang hamba
kepada-ku, seperti sesuatu yang aku fardukan (wajibkan) padanya. Dan tidak
henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan amalan
amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia
pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk
melihat. Jika ia meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila ia
berdoa kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
Menurut penelitian Dr.Alexis carel, seorang pemenang nobel dalam
bidang kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat
memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bahkan
sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai
seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan,
dan dokter tidak mampu mengobatinya, lalu ketika pasien-pasien
membiasakan sholat justru penyakitnya mereka hilang. Saya benar-benar
melihat efek sholat pada kondisi sakit karena banyak pasien sembuh dari
penyakit radang tulang, kangker, luka membusuk dan lain-lain dengan sholat.
Berikut ini akan di paparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan sholat
dengan aktivitas sirkulasi darah dalam urat.
1. Qiyam (berdiri)
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam sholat. Dalam posisi ini
seseorang berdiri tegak namun rileks. Kaki merenggang selebar jarak

8
antara dua bahu tubuh. Tangan kanan memegang tangan kiri posisi ini
sebagai awal pembukaan diri.
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal
dengan pembuluh darah tulang besar, sebagai ganti dari letak asalnya
yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pembuluh darah tulang tersebut.
Posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali ke jantung karena
pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat jantung
sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya
gravitasi bumi. Gerakan ini juga meningkatkan kemampuan memompa
dari urat-urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung
dengan kekutan maksimal oleh pengerutan dinding perut. karena gerakan
ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang biasanya membebani
penarikan darah dari bawah keatas sehingga darah mengalir kembali ke
jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung, dan
darah dapat dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah
mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti
pengeluaran nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat
diafragma kembali dalam posisi lebih tinggi, rongga perut tertekan ke
tempat yang lebih rendah. Dada berada dalam posisi lebih tinggi dari
desakan udara. Sehingga mengirai terpwncarnya darah ke rongga dada.
Aliran darah yang telah berada pada rongga kaki mempunya kesempatan
leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat-urat yang
sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4. Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat
samping secara maksimal dan seaktif mungkin. Gerakan tersebut
memompa darah pada urat kaki, menyemprot betis, menyemprot paha
dari samping ke samping juga menyemprot perut. Hal ini bertujuan

9
memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil
dan dilanjutkan ke urat besar.
5. Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasi darah yang sempurna searah dengan
tarikan gaya gravitasi bumi. Pengencangan punggung menjadikan otot
yang bersandar pada punggung mengalirkan darah dengan deras menuju
aliran darah yang memancar dalam nadi darah besar yang pada saat itu
berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi keberadaan jantung.

D. Tujuan dan Fungsi Shalat


Semua perbuatan yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan hamba-
Nya, pasti memiliki fungsi dan peranan yang penting serta tujuan, termasuk
di dalamnya perintah ibadah shalat. Adapun mengenai tujuan dan fungsi
shalat, diantaranya:
1. Agar tergolong orang yang bertaqwa
Ini sangat urgen, karena dengan menjalankan shalat, dia masuk kategori
orang taqwa. Al Quran surat al-Baqarah 2-3 menyebutkan yang artinya:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; (sebagai) petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa; (yakni) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka”.
2. Untuk mencegah timbulnya perbuatan keji dan munkar
Dasarya adalah Al Quran surat Al Ankabut 45 yang artinya: “
Sesungguhnya shalat itu mencegah pemuatan keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya dzikrullah itu paling besar. Dan Allah Mengetahui apa
yang kamu perbuat”(QS. Al-Ankabut [29] : 45).
3. Agar bisa meraih keberuntungan yang besar, yakni sorga
Al Quran surat Al-Mu’minun 1-2 menyebutkan yang artinya : “ Sungguh
beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu
dalam shalatnya”.

10
” Barang siapa mengerjakannya, tak ada sesuatu yang disia-siakannya
karena merendahkan kedudukannya, maka adalah baginya di sisi Allah
suatu janji akan dimasukkannya ke dalam sorga” ( Sayyid Sabiq).
Ayat itu dikuatkan dengan sebuah hadits dari sahabat ‘Ubbadah bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Lima shalat telah diwajibkan Allah
terhadap hamba-hamba-Nya. Barang siapa meninggalkan kewajiban
shalat dengan sengaja, sungguh ia benar-benar telah kafir.” (H.R. Ibnu
Hibban).
4. Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya
Al Quran surat Al Muddatstsir 42-43 menyebutkan yang artinya
: “Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka
menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat”
5. Agar terhindar dari predikat Kafir
Sebuah hadits menyebutkan: “Perjanjian antara kami dan mereka
(orang kafir) adalah shalat, karenanya barangsiapa yang
meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi)
6. Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT
Hal ini karena Allah tidak sudi menerima amal saleh dari mereka yang
meninggalkan shalat. Sebuah hadits riwayat Ath Thabrani menyebutkan
yang artinya : “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari
qiamat, shalatnya, maka jika shalatnya baik, baik pula (diterima) semua
amal kebaikannya yang lain, tetapi jika shalatnya rusak, rusak pula
(ditolak) semua kebaikannya yang lain. ”
7. Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar
Dengan melaksanakan shalat dan menjaganya dengan baik, sejak dari
menjaga waktu, kesucian, keikhlasan hingga kekhusyu’annya, maka
seseorang akan memperoleh lima hadiah yang amat menggembirakan
baginya dunia akherat. Al Kandahlawi dalam “Fadhailul A’mal”
mengutip hadits Rasul SAW yang artinya : “Diberitakan dalam sebuah

11
hadits bahwa barang siapa menjaga atas shalatnya, Allah akan
memuliakannya dengan lima macam :
1. Dihilangkan dari kesempitan hidup
2. Diselamatkan dari siksa kubur
3. Allah akan memberikan kitab catatan amalnya melalui sebelah
kanannya (menerimanya dengan tangan kanan)
4. Kelak meniti jembatan (ashshiraath) bagaikan kilat
5. Masuk sorga tanpa hisab. (H.M. Zakariyya)
8. Agar Tubuh Tetap Sehat
Ditinjau dari segi kesehatan, gerakan-gerakan shalat ternyata masing-
masing membawa dampak positif terhadap kesehatan bagi pelakunya.
Prof.Dr.H.A.Saboe dalam bukunya “Hikmah Kesehatan dalam Shalat”
telah menguraikan panjang lebar pendapat-pendapat para ahli kesehatan
dan masing masing gerakan. Ketika sujud, posisi kepala berada di bawah,
sehingga sirkulasi darah banyak masuk ke otak. Ini penting. karena orang
yang otaknya tidak dialiri darah sedetik saja, orang itu bisa pingsan,
bahkan bisa mati. Dengan bersujud, dinding urat nadi otak dilatih dan
dibiasakan menerima aliran darah relatif lebih banyak dari biasanya,
sehingga kematian tiba-tiba yang disebabkan oleh pecahnya urat-urat
nadi otak gara-gara kemasukan darah lebih banyak secara tiba-tiba
misalnya ketika marah berat, itu bisa dihindarkan, karena sudah terlatih.
Hikmah lainnya, ketika bangkit dari sujud,di mana tangan diletakkan di
sebelah kanan kiri lutut, hampir seluruh berat badan terpikul oleh otot-
otot kedua tangan, dengan melibatkan otot-otot bahu, otot-otot dada,
otot-otot perut, otot-otot punggung otot-otot leher dan otot-otot jari
tangan. Semua otot-otot itu akan berkontraksi yang menjadikan otot-otot
tadi menjadi lebih besar dan lebih kuat, sedang kan urat-urat darah
pembuluh nadi dan pembuluh darah balik serta urat-urat getah bening
akan terurut, sehingga peredaran darah dan lympha menjadi lancar. Di

12
mana hal ini amat membantu pekerjaan jantung dan mengerutnya dinding
pembuluh darah. Dan seterusnya.
9. Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah
Melalui shalat inilah manusia menghadapkan diri kepada Sang Pencipta
dengan mengungkapkan pernyataan sumpah setianya, mengingat dan
memuji Allah dan memohon atas segala hajat yang dibutuhkan. Untuk itu
dibutuhkan kesungguhan (kekhusyu’an) hati, bukan hanya sekedar
menghafal doa-doa.
10. Agar Kita Menjadi Orang Disiplin
Rasul SAW telah memberikan contoh bagaimana seseorang melakukan
shalat, dengan sabdanya : “ Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku shalat. ” (HR. Bukhari Muslim ). Di sini Rasul mendidik ummatnya
untuk berdisiplin, sejak disiplin waktu, sampai dengan sikap hati pada
setiap melakukan shalat.
11. Di Dalam Shalat Berjama’ah Terkandung Falsafah Kepemimpinan Yang
Tinggi
Betapa banyak falsafah kepemimpinan yang terkandung di dalamnya,
misalnya :
a. Menentukan siapa yang pantas dijadikan imam (pemimpin).
b. Sebelum shalat dimulai imam perlu menata shaf.
c. Imam agar membaca suratannya disesuaikan dengan jamaah,
barangkali ada yang tidak kuat berdiri lama, atau memiliki kesibukan
lain.
d. Ma’mum harus mengikuti imam dalam segala gerakan
e. Bila imamnya salah, hendaknya diingatkan oleh ma’mum dengan cara
bijak, cukup dengan mengucapkan Subhanallah

E. Hikmah Sholat
Sebagian hikmah disyariatkannya shalat adalah bahwa shalat itu dapat
membersihkan jiwa, dapat menyucikannya, dan menjadikan seorang hamba
layak bermunajat kepada Allah Subhanah Wa Ta’ala di dunia dan berada

13
dekat dengan-Nya di surga. Bahkan shalat juga dapat mencegah pelakunya
dari perbuatan keji dan mungkar. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar.”(Al-Ankabut:45). Shalat merupakan ibadah
yang penting dan utama bagi umat Islam. Begitu pentingnya shalat sehingga
untuk memberikan perintah shalat Allah berkenan memanggil sendiri
Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung. Sedangkan untuk
perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada Rasulullah
melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang
terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah
baik ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
Shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai terjerumus ke dalam
perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah SWT :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
munkar"(QS. Al Ankabut 45)

F. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Sholat


Meninggalkan Sholat merupakan suatu hal yang haram dalam agama
islam oleh sebab itu sholat harus dilaksanakan oleh umat islam dimanapun ia
berada, Allah SWT meringankan Sholat bagi yang sakit, apabila tidak bisa
maka dia diperbolehkan duduk apabila tidak mampu duduk maka umat
muslim pun di perbolehkan sholat dengan berbaring.
Ibnu Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW
bersabda: “Awalnya orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia
termasuk golongan Islam. Allah tidak terima tauhid dan imannya dan tidak
ada faedah shodakah, puasa dan syahadatnya”. Alhadist.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat:
1. Di dunia
a. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
b. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada
(wajah) nya.

14
c. ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
2. Ketika Sakaratul Maut
a. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
b. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
c. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
d. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.
3. Ketika di Alam Barzakh
a. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
b. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
c. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
d. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan
lipan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan


berkata: “Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan
sholat yaitu: Puasanya, Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal
baiknya”. Orang yang meninggalkan Sholat akan diturunkan kepadanya
tiap-tiap hari dan malam seribu laknat dan seribu murka. Begitu juga Para
Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa shalat berarti doa. Sedangkan menurut istilah shalat
adalah menyembah Allah dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang di
awali dengan takbiratul ikhram dan di akhiri dengan salam serta wajib
melakukannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Dan terdapat banyak
sekali keutamaan shalat, salah satunya adalah shalat akan menjadikan beban
permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya terasa lebih
ringan. Sebab dengan shalat sudah terikrar bahwa shalat kita, ibadah kita,
hidup kita dan mati kita adalah atas dasar Kuasa Allah ta’ala.
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan
tiang agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
di tentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal
yang biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al
Qur’an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://dirbas.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-sholat-wajib-dan-
sholat_5025.html

https://yrsholihin.wordpress.com/2017/07/25/pengertian-shalat-manfaat-dan-
hikmah-shalat-dalam-kehidupan-manusia/

Murthadha, Mutohhari & M. Baqir. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul Fiqhi.
Pustaka Hidayah Ciputat.

Sayid, Sabiq. 1982. Fiqih Sunnah. Bandung : PT Al Maarif Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai