Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi Di Rsud Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi Di Rsud Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Oleh :
ANNISA ISTIQOMAH
NIM. 13DB277094
Materai 6000
Annisa Istiqomah
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Robbi atas, Taufik, Rahmat
dan hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan ASI
di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya“
Laporan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan dan memenuhi gelar ahli madya
kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis
menyadari bahwa penyusunan dan penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan dan belum sempurna.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Zulkarnaen SH. MH., selaku Ketua BPH STIKes Muhammadiyah
Ciamis.
2. H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., M.M.Kes, selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. Heni Heryani, SST., M.KM., selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
sekaligus pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini.
4. Dewi Nurmala, SST., selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
5. H. Iif Taufiq El Haque, S.Kep., selaku pembimbing AIK.
6. Direktur RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang telah memberikan ijin
untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Bidan-bidan di Ruang VII RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Ny. C yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
9. Kedua orangtua yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
v
10. Teman-teman satu asrama yang bersedia menukar pikiran dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
11. Rekan-rekan satu angkatan yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kerjasamanya.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini tidak hanya menambah
pengetahuan, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan.
Akhirul Kalam penulis mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya
apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih
banyak semoga apa yang dicita-citakan kita bersama di kabulkan Allah SWT,
amin.
Penyusun
vi
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI
DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA1
INTISARI
Salah satu masalah menyusui pada masa nifas adalah bendungan ASI
(engorgement of the breast). Bendungan ASI terjadi karena penyempitan duktus
laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna karena
kelainan pada puting susu. Angka kejadian bendungan ASI di Indonesia terbanyak terjadi
pada ibu-ibu bekerja sebanyak 16%. Angka kejadian bendungan ASI di kota Tasikmalaya
yaitu 15-18%. Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya tahun 2015 Post partum dengan bendungan ASI 336 orang. Dampak
bendungan ASI yaitu statis pada pembuluh limfe akan mengakibatkan tekanan
intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga
tekanan seluruh payudara meningkat akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang,
dan nyeri.
Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman nyata
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI di RSUD
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya menggunakan pendekatan proses manajemen
kebidanan. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI ini dimulai dari
tanggal 3-5 Maret 2016 di Ruang VII (Nifas) RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran dan
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
bendungan ASI. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan bendungan ASI di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dilaksanakan sesuai
dengan prosedur manajemen kebidanan.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
INTISARI ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................... 5
D. Manfaat............................................................................................. 6
viii
C. Subjek yang Dikaji ............................................................................ 32
D. Jenis Data yang digunakan.............................................................. 32
E. Instrumen Pengkajian ...................................................................... 32
F. Tinjauan Kasus................................................................................. 34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan .................................................................................... 38
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Asuhan yang Diberikan Sewaktu Melakukan Kunjungan Masa
Nifas .................................................................................................... 10
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bentuk Puting.................................................................................. 15
Gambar 2.2 Perawatan Payudara ...................................................................... 19
Gambar 2.3 Teknik Menyusui yang Benar ......................................................... 21
Gambar 2.4 Bagan Skema Langkah-langkah Proses Manajemen.................... 27
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan mendapatkan anugerah untuk dapat hamil, melahirkan,
dan menyusui. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di
dunia berhasil menyusui bayinya tanpa membaca buku tentang cara
menyusui, bahkan ibu yang buta huruf mampu untuk menyusui bayinya.
Kebanyakan perempuan memilih untuk segera menyusui bayinya setelah
melahirkan dan pada minggu keenam masa nifas terdapat kurang dari 60
persen perempuan yang masih menyusu bayinya (Jones, 2002 dalam
Juwita, 2016).
Persiapan memberikan ASI dilakukan sejak dalam masa kehamilan.
Pada waktu hamil, payudara akan semakin penuh karena retensi air, lemak
serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara sehingga terasa tegang
dan nyeri. Bersama dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk proses menyusui makin tampak. Hal itu tampak dari
payudara semkain membesar, puting susu semakin menonjol, areola
memmae semakin menghitam (mengalami hiperpigmentasi) dan pembuluh
darah semakin tampak. Dalam rangka menyempurnakan ASI maka kedua
payudara harus diperlakukan sama untuk menghindari terjadinya stagnasi
dan tersumbatnya saluran susu serta untuk menghindari kemungkinan
infeksi payudara (Prawirohardjo, 2010).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi.
Pada sebagian ibu yang tidak paham akan masalah itu, kegagalan menyusui
sering dianggap problem pada anak saja. Masalah dari ibu yang sering
timbul selama menyusui dapat dimulai sejak masa kehamilan, pada masa
pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Masalah yang
sering timbul pada masa kehamilan antara lain kurang atau salah informasi,
puting susu tenggelam (retracted), atau puting susu datar. Sedangkan
masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini antara lain puting susu
datar ataupun tenggelam, puting susu lecet, payudara bengkak, saluran
1
2
orang, PP dengan anemis 394 orang, PP dengan retensio urin 172 orang,
PP dengan sisa plasenta 135 orang, PP dengan penyulit dan penyerta 72
orang, PP dengan rupture grade IV 20 orang, PP dengan bendungan ASI
336 orang (Ruang VII RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Tania (2014) meneliti tentang
Bendungan ASi di RSUD Ambarawa dengan perolehan data 6 bulan terakhir
yaitu bulan Desember 2013 sampai bulan Mei 2014 diperoleh hasil 234 ibu
yang melahirkan di RSUD Ambarawa dan didapatkan 112 ibu postpartum
(48%) mengalami penyulit lebih banyak pada masa nifas, salah satunya
termasuk kasus bendungan ASI.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2014) hasil
penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi terjadinya bendungan ASI
pada ibu post partum di RSKDIA Siti Fatimah Makasar terdiri dari dua
variabel yaitu variabel bebas seperti pengetahuan, teknik menyusui,
pekerjaan dan n menyusui, sedangkan variabel terikat yaitu bendungan ASI.
Berdasarkan hasil uji statistik ada pengaruh antara pengetahuan, teknik
menyusui, pekerjaan dan menyusui mempengaruhi terjadinya bendungan
ASI.
Dampak bendungan ASI yaitu statis pada pembuluh limfe akan
mengakibatkan tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai
segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat
akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri (WHO),
walaupun tidak disertai dengan demam. Terlihat kalang payudara lebih lebar
sehingga sukar dihisap oleh bayi. Bendungan ASI yang tidak disusukan
secara adekuat akhirnya terjadi mastitis (Mochtar, 2011).
Pasa masa laktasi sering muncul masalah-masalah yang dihadapi oleh
seorang ibu, kadang merasa tidak mengetahui kondisi serta apa yang harus
mereka lakukan. Dalam masa nifas, pengetahuan tentang perawatan
payudara sangat penting untuk diketahui, ini berguna untuk menghindari
masalah-masalah dalam proses menyusui. Salah satu masalah pada
menyusui adalah bendungan ASI (Dewi dkk., 2011).
Salah satu cara mengatasi masalah menyusui tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan
payudara. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya dalam
4
.... …..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan
masalahnya adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap
Ny. C umur 23 tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di
RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya ?”.
C. Tujuan Pengkajian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan bendungan ASI terutama pada Ny. C umur 23 tahun P2A0 post
partum hari ke 2 di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian ibu nifas pada Ny. C umur 23 tahun P2A0
post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di RSUD dr.
Soekardjo Tasikmalaya.
b. Menentukan interpretasi data pada ibu nifas terhadap Ny. C umur
23 tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di
RSUD Soekardjo Tasikmalaya.
c. Menentukan diagnosa potensial pada ibu nifas terhadap Ny. C umur
23 tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di
RSUD Soekardjo Tasikmalaya.
d. Melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu nifas terhadap
Ny. C umur 23 tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan
ASI di RSUD Soekardjo Tasikmalaya.
e. Merencanakan tindakan pada ibu nifas terhadap Ny. C umur 23
tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di RSUD
Soekardjo Tasikmalaya.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. C
umur 23 tahun P2A0 post partum hari ke 2 dengan bendungan ASI di
RSUD Soekardjo Tasikmalaya.
6
D. Manfaat Pengkajian
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi
bagi ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan ibu nifas dengan
bendungan ASI.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan STIKes Muhammadiyah Ciamis
Dapat menambah bahan kajian khususnya bagi mahasiswa
kebidanan dalam menerapkan cara mengatasi masalah pada
payudara ibu nifas, serta dapat digunakan sebagai bahan bacaan
di perpustakaan dan bahan untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi RSUD dr. Soekardjo
Dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi
untuk meningkatkan manajemen asuhan kebidanan yang
diterapkan terhadap klien dengan bengungan ASI.
c. Bagi Ibu Nifas, Keluarga dan Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi ibu nifas,
keluarga dan masyarakat dalam melakukan perawatan pada
payudara yang baik dan benar sehingga ibu tidak mengalami
masalah dengan payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat ,
dan merawat bayi sehari-hari.
(e) Bengkok.
(f) 2 baskom berisi air (hangat dan dingin).
(g) BH yang bersih untuk menyokong payudara dan
terbuat dari bahan katun.
(2) Persiapan Ibu
(a) Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
dan keringkan dengan handuk.
(b) Baju ibu bagian depan dibuka.
(c) Pasang handuk.
b) Dalam pelaksanaan perawatan payudara ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan
payudara pasca persalinan, yaitu :
(1) Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-
4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minya tadi.
(2) Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari
dan jari telunjuk diputar ke dalam 20 kali dan keluar 20
kali.
(3) Penonjolan puting susu yaitu :
(a) Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali.
(b) Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap.
c) Pengurutan Payudara
(1) Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian
diratakan.
(2) Peganglah payudara lalu diururt dari pangkal ke puting
susu sebanyak 30 kali.
(3) Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk
mengeluarkan colostrum.
(4) Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum
parasetamol 1 tablet 4-6 jam.
(5) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.
19
kemerahan, suhu tubuh kadang disertai panas, bayi rewel, karena sulit
menyusu dan pengeluaran ASI sedikit.
2. O : Data Objektif
Data objektif diambil berdasarkan :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Biasanya pada bendungan ASI suhu tubuh ibu lebih dari 37°C.
b. Inspeksi
Pengamatan dengan mata akan tampak payudara tegang dan
puting tidak terlalu menonjol.
c. Palpasi
Merupakan teknik pemeriksaan menggunakan indra peraba, karena
tangan dan jari-jari merupakan indra yang sensitife, pada kasus
bendungan ASI payudara akan teraba penuh, keras, tegang, dan
pengeluaran ASI sedikit.
3. A : Analisa Data
Masalah atau diagnosa yang ditegakan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.
Dengan data dasar kasus bendungan ASI dari hasli pemeriksaan
didapati payudara nyeri, terasa penuh, keluar ASI sedikit-sedikit dan
badannya terasa menggigil disertai suhu tubuh yang meningkat
sehingga dapat disimpulkan analisa data menjadi, misalnya : P1A0 hari
post partum dengan bendungan ASI.
4. P : Planning atau Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan analisa, untuk perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
Perencanaan atau penatalaksanaan yang diberikan ada ibu nifas
dengan bendungan ASI menurut Wiknjosastro (2009) adalah :
a. Keluarkan ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek.
b. Keluarkan ASI sebelum menyusui sehingga ASI keluar lebih mudah
ditangkap dan dihisap oleh bayi.
c. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI.
d. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres
dingin, dan hangat menggunakan handuk secara bergantian.
29
atau sebelum (2 atau 3 hari) yang disertai rasa sakit. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan, “Darah yang dilihat seorang wanita ketika mulai
merasa sakit adalah nifas”. Beliau tidak memberikan batasan 2 atau 3 hari.
Dan maksudnya yaitu rasa sakit yang kemudian disertai kelahiran. Jika tidak,
maka itu bukan nifas. Para ulama berbeda pendapat tentang apakah masa
nifas itu ada batasan minimal dan maksimalnya.
Menurut Syaikh Taqiyuddin dalam risalahnya tentang sebutan yang
dijadikan kaitan hokum oleh pembawa syari‟at hal 37 : Nifas tidak batas
minimal maupun maksimalnya. Andaikata ada seorang wanita mendapati
darah lebih dari 40, 60 atau 70 hari dan berhenti, maka itu adalah darah
nifas. Namun jika berlanjut terus maka itu adalah darah kotor, dan bila
demikian yang terjadi maka batasnya 40 hari, karena hal itu merupakan
batasan umum sebagaimana dinyatakan oleh banyak hadist.
Atas dasar ini, jika darah nifasnya melebihi 40 hari, padahal menurut
kebiasaannya sudah berhenti setelah masa itu atau tampak tanda-tanda
akan behenti dalam waktu dekat, hendaklah si wanita menunggu sampai
berhenti. Jika tidak, maka ia mandi ketika sempurna 40 hari karena selama
itulah masa nifas pada umumnya. Demikian disebutkan dalam kitab Al-
Mughni. Adapun hadist yang berkenaan dengan masa nifas yaitu :
Ulama Syafi‟iyah berpendapat darah nifas maksimalnya adalah 60
hari. Ada juga yang berpendapat 40 hari. Mereka beralasan dengan hadist
Ummu Salamah, dimana ia berkata,
BPS Jawa Barat. (2014). Angka Kejadian Bendungan ASI. [internet] tersedia
dalam http://www.jabar.go.id/angka-kejadian-bendungan-ASI.html.
[diakses 02 Mei 2016].
Diah. (2012). Teknik / Cara Menyusui yang Benar. [internet] tersedia dalam
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-
posisi-upaya.html. [diakses 02 Mei 2016].
Elizabeth, Siwi W & Endang P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Juwita. (2016). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Infeksi Payudara.
[internet] tersedia dalam http://merijuwitaf.blogspot.co.id/2016/03/asuhan-
kebidanan-iv-patologis.html. [diakses 02 Mei 2016].
45
46
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sari Eka Puspita., dkk. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas (Postnatal
Care). Jakarta : Trans Info Media.
Sulistyawati. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
CV. Andi Offset.
Tania. (2014). Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
Bendungan ASI di RSUD Ambarawa. Jurnal Kebidanan Akademi
Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. [internet] tersedia dalam
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3929.doc. [diaskes 10
Mei 2016].
Yanti dan Dian . (2011). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT. Refika
Aditama.