Cover Larissa (8 Files Merged)
Cover Larissa (8 Files Merged)
Oleh:
Larissa Faisa, S. Ked
NIM. 1830912320025
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Ari Yunanto, Sp.A(K), SH
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KASUS
2.4. Resume 12
2.7. Penatalaksanaan 13
2.8. Prognosis 14
3.1.1 Definisi 15
3.1.2 Epidemiologi 16
3.1.4 Patofisiologi 20
3.1.5 Diagnosis 21
3.1.6 Talaksana 25
3.1.7 Komplikasi 25
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan 43
5.2. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 47
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) telah menjadi perhatian khusus, terutama
berat lahir rendah. Insiden BBLR dilaporkan terjadi sebesar 16% di seluruh dunia,
dan sebesar 75% dari seluruh kasus di dunia terjadi di benua Asia.1 Sementara itu,
berat lahir bayi sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi. Sebanyak 4
juta kematian bayi per tahunnya terjadi pada bayi dengan BBLR.2 Oleh karena itu,
perhatian terhadap BBLR menjadi sangat penting, karena BBLR dinilai dapat
Goals (SDGs) hadir sebagai konsep baru pembangunan yang berkelanjutan hingga
(MDGs) yang dipegang oleh dunia sejak tahun 1990 hingga 2015.3 Sustainable
kesehatan, salah satunya yakni menurunkan angka kematian neonatal pada suatu negara
hingga mencapai kurang dari 12 per 1000 kelahiran hidup dan kematian anak di bawah
usia 5 tahun kurang dari 25 per 1000 kelahiran hidup.4 Di Indonesia, survei demografi
dan kesehatan Indonesia (SDKI) menyebutkan bahwa pada tahun 2017, Indonesia
telah mencapai angka kematian neonatal sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup.5
1
2
Untuk mencapai target SDG’s dalam hal AKN, berbagai masalah kesehatan yang
dapat muncul pada neonatal harus dicegah dan diatasi dengan tepat. Penilaian
neonatus ataupun bayi, dan faktor yang paling menentukan perkembangan mental,
status kesehatan ibu dulu dan sekarang.6 Bayi dengan berat lahir rendah sering
intrauterine growth restriction (IUGR).2 Insidensi IUGR terjadi enam kali lebih
ditemukan di wilayah Asia. Fenomena IUGR dapat muncul akibat kondisi yang
kompleks dan bervariasi, mulai dari faktor maternal, plasenta, janin, genetik, atau
dengan riwayat ibu semasa hamil.7 Status nutrisi, gaya hidup, dan penyakit atau
pertumbuhan janin.8
Kehamilan yang berkaitan dengan kelahiran prematur, BBLR, ataupun bayi kecil
tekanan darah sistolik dan diastolik lebih cepat daripada ibu hamil normal
lainnya.10
Data di RSUD Ulin Banjarmasin terhitung sejak bulan April hingga Juni
2019, didapatkan 74 kasus bayi dengan berat <2500gram (55 kasus BBLR, 12
kasus BBLSR, dan 7 kasus BBLSAR), sebanyak 27 di antaranya terjadi pada ibu
diinduksi oleh kehamilan dan terjadi pada 5-10% dari seluruh kehamilan di
komplikasi akut lainnya yang lebih berat, yakni berkembang menjadi eklampsia,
gagal ginjal atau gangguan fungsi liver, edema paru, dan HELLP syndrome.9
kelahiran prematur, BBLR, kondisi kecil masa kehamilan (KMK), asfiksia berat,
bahkan kematian bayi. Ibu dengan preeklampsia berat meningkatkan risiko IUGR
sebesar 50% hingga 53%. Pada kasus dengan gejala lebih berat dan HELLP
syndrome, lebih sering dikaitkan dengan kejadian intrauterine fetal death (IUFD),
yakni pada 11% kasus.12 Pemahaman mengenai komplikasi akibat hipertensi ibu
4
terhadap bayi dan penatalaksanaan yang tepat terhadap bayi berat lahir rendah,
Pada makalah ini akan dilaporkan kasus bayi berat lahir rendah dan kecil
masa kehamilan dengan ibu penderita preeklampsia berat yang dirawat inap di
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada kasus ini adalah
masih tingginya kasus bayi berat lahir rendah yang dapat meningkatkan angka
rendah dan kecil untuk masa kehamilan pada ibu dengan preeklampsia berat.
dan pengetahuan bagi penulis, pembaca serta audience mengenai bayi berat lahir
rendah dan kecil untuk masa kehamilan pada ibu dengan preeklampsia berat,
sehingga dapat menambah data yang ada dan dapat dipakai sebagai
KASUS
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Banjarmasin
ibu tinggi, yaitu 150/110 mmHg dan letak bayi sungsang dan presentasi
5
6
trimester kedua, di minggu ke-20, ibu pernah diberi obat penguat janin
tetapi ibu lupa nama obatnya. Memasuki trimester ketiga pada minggu ke-
28, ibu mengeluh sesak napas. Pada minggu ke-37, tekanan darah ibu
pasien. Riwayat kencing manis di keluarga ibu disangkal. Ibu juga tidak
dokter spesialis kandungan. Pada tanggal 22 Juni 2019 pukul 21.20 WITA,
lahir bayi laki-laki dengan sectio caesaria atas indikasi persentasi kaki dan
preeklampsia berat. Kondisi bayi saat lahir segera menangis, warna kulit
Identitas bayi
Usia : 0 th
MRS : 22-6-2019
Temperatur : 35,9 oC
Respirasi : 32 kali/menit
SpO2 : 97 % tanpa O2
Tidak dapat
Dapat didengar
Merintih - didengar dengan 0
dengan stetoskop
stetoskop
Total Skor Downe 0
Riwayat resusitasi
Tindakan / ventilasi :
Perangsangan
Vitamin K1 1 mg
Pemeriksaan Fisik
Umur : 4 Hari
Panjang badan : 45 cm
10
Tanda Vital :
kembali.
2-3 mm.
wheezing (-/-)
deformitas (-)
2.4 Resume
Umur : 4 hari
Panjang badan : 45 cm
Uraian :
kandungan.
o Bayi lahir dengan berat 2320 gram, panjang badan 45 cm, lingkar
Kepala : normocephali
paresis.
IV. Hipotermia
1.7 Penatalaksanaan
II. O2 (-)
14
IV. Obat-obatan: -
VI. Program : Rawat tali pusat, kangaroo mother care (KMC), ASI
2.8 Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
Berat lahir adalah berat pertama janin atau bayi baru lahir yang diperoleh
setelah lahir.13 Berat lahir merupakan indikator status kesehatan yang penting
3.1.1 Definisi
(WHO) sebagai bayi dengan berat lahir <2500 gram (5,5 lb). istilah bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR) digunakan untuk bayi dengan berat lahir <1500
gram, dan bayi berat lahir sangat amat rendah (BBLSAR) untuk bayi dengan berat
lahir bayi di bawah persentil 10, sesuai masa kehamilan (SMK) sebagai berat lahir
bayi di antara persentil 10 dan 90, dan besar masa kehamilan (BMK) sebagai berat
lahir bayi di atas persentil 90, mengacu pada survey nasional tahun 1998.1 Bayi
kecil untuk masa kehamilan diklasifikasikan lagi menjadi moderate dan severe.
Dikatakan moderate atau sedang jika berat lahir di antara persentil 3 hingga
persentil 10, dan severe atau berat jika berat lahir kurang dari persentil 3.7
15
16
3.1.2 Epidemiologi
dengan berat lahir rendah setiap tahunnya.13 Kejadian BBLR diperkirakan terjadi
pada 15-20% dari seluruh kelahiran di dunia, menggambarkan lebih dari 20 juta
balita lahir dengan berat lahir rendah.14 Sebesar 95% kasus BBLR terjadi pada
juta kematian bayi per tahunnya terjadi pada bayi dengan BBLR. 2 Bayi dengan
berat lahir antara 1500-2500 gram 20 kali lebih berisiko mengalami kematian
dibandingkan bayi dengan berat lahir normal. Bayi berat lahir rendah menjadi
suatu prediktor mortalitas bayi yang terutama terjadi pada bulan pertaman
kehidupan. 13
sebesar 75% dari seluruh kasus di dunia terjadi di benua Asia.1 Menurut WHO,
BBLR diperkirakan terjadi sebesar 28% di Asia Selatan, 14% di Afrika Tengah
dan Barat, 13% di Afrika sub-Sahara, 11% di Afrika Selatan dan Timur, 9% di
Data di RSUD Ulin Banjarmasin terhitung sejak bulan April hingga Juni
2019, didapatkan 74 kasus bayi dengan berat <2500gram (55 kasus BBLR, 12
kasus BBLSR, dan 7 kasus BBLSAR), sebanyak 27 di antaranya terjadi pada ibu
oleh multifaktorial, seperti prematuritas (kelahiran <37 minggu usia gestasi) atau
bayi kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan (KMK) pada bayi cukup bulan,
keduanya.13,14
Telah banyak dilaporkan bahwa bayi kurang bulan dan kecil untuk masa
kehamilan terkait dengan hipertensi kronis dan preeklampsia atau eklampsia pada
ibu. Hipertensi kronis menjadi satu faktor risiko penting dalam terjadinya
Bayi dengan berat lahir rendah sering dikaitkan dengan potensial genetik
restriction (IUGR).2 Insidensi IUGR terjadi enam kali lebih tinggi di negara-
18
berkembang. Fenomena IUGR dapat muncul akibat kondisi yang kompleks dan
bervariasi, mulai dari faktor maternal, plasenta, janin, genetik, atau kombinasi
beberapa faktor tersebut.7 Status nutrisi, gaya hidup, dan penyakit atau komplikasi
janin. Selain faktor maternal, faktor janin juga ikut menentukan kejadian IUGR,
yakni adanya kelainan kromosom, kelainan bawaan lain, infeksi kongenital, serta
oleh kondisi seperti kehamilan gemelli, infeksi, dan kondisi kronik seperti
menentukan berat lahir bayi dan status kesehatan bayi di masa depan. Seringkali
BBLR dikaitkan dengan riwayat kehamilan ibu yang dulu maupun sekarang.6
prematuritas, dan plasenta previa), merokok, dan konsumsi alkohol serta obat-
19
obatan selama kehamilan.2,6,8,16,17 Faktor sosiodemografik ibu seperti usia ibu saat
hamil yang terlalu muda ataupun tua, status nutrisi ibu yang buruk sebelum dan
selama kehamilan, indeks masa tubuh ibu yang rendah, tingkat pendidikan ibu
yang rendah, serta suku dan etnis tertentu.1,6,8,13 Faktor riwayat kehamilan seperti
dan asam folat tidak adekuat, status hemoglobin <11 gr/dl atau anemia maternal,
kondisi kesehatan ibu saat hamil yang buruk, status HIV positif, riwayat obstetri
jelek, riwayat ibu melahirkan anak terdahulu dengan BBLR, dan jumlah
hingga 53%. Pada kasus dengan gejala lebih berat dan HELLP syndrome, lebih
sering dikaitkan dengan kejadian intrauterine fetal death (IUFD), yakni pada 11%
kasus.12
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.8,13 Status gizi ibu juga mempengaruhi kejadian
preeklampsia.6 Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan
20
lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
terkonfirmasi memiliki riwayatkan melahirkan lebih dari satu kali, terdapat 325
ibu (7,1%) melahirkan bayi dengan kasus BBLR secara berulang. Kejadian
kelahiran BBLR berulang dikaitkan dengan adanya riwayat BBLR pada bayi
yang tidak rutin, dan status HIV yang positif pada ibu. Jumlah kunjungan ANC
menjadi prediktor kuat dalam menilai rekurensi BBLR.10 Kunjungan ANC dapat
intervensi mencegah BBLR dan kondisi buruk lainnya saat kelahiran nantinya.
Faktor risiko tersebut dapat terlewatkan jika ibu tidak melakukan kunjungan
ANC.8
3.1.4 Patofisiologi
Bayi berat lahir rendah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, erat
hubungannya dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematuritas,
tetapi juga dapat disebabkan oleh dismaturitas, yakni pada bayi lahir cukup bulan
tetapi berat lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2500 gram.6 Masalah ini dapat terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
21
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh kondisi kesehatan dan penyakit
ibu seperti adanya status gizi ibu yang jelek, kelainan plasenta, infeksi, hipertensi
dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai nutrisi untuk janin menjadi
berkurang.8
Selain gizi yang tidak adekuat yang diterima ibu, atau proses infeksi yang
darah akibat kondisi hipertensi atau plasentasi yang salah atau buruk pada
dengan baik, sehingga janin tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi selama
3.1.5 Diagnosis
untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya bayi dengan IUGR, khususnya
terhadap ibu dengan risiko tinggi. Sangat penting untuk ditelusuri dan diperiksa
mengenai riwayat penyakit dahulu ibu maupun keluarga ibu, antropometri ibu
dengan berat dan tinggi badan sebelum dan selama kehamilan, status nutrisi ibu,
Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri, palpasi janin, dan
22
[AC], head circumference [HC], biparietal diameter, and femur length [FL], dan
dengan usia kehamilan sebenarnya sering disebut IUGR atau pertumbuhan janin
pertumbuhan yang spesifik seperti ras dan jenis kelamin). Bayi dinyatakan
mengalami IUGR jika lahir dengan gejala klinis malnutrisi dan terlepas dari
persentil berat lahir neonatus. Sedangkan persentil berat lahir neonatus dinyatakan
tanpa tanda dan gejala malnutrisi dan retardasi pertumbuhan, hanya berdasarkan
Terdapat tiga tipe IUGR, yakni IUGR asimetris (bayi kurang gizi), simetris
(hipoplasia selama masa kehamilan), dan gabungan antara keduanya. Ketiga tipe
Tipe simetris ditandai dengan lingkar kepala, panjang, dan berat badan
seluruhnya yang berkurang secara proporsional untuk usia kehamilan. Tipe ini
sering disebabkan oleh infeksi kongenital atau kelainan genetik dan terjadi di awal
kehamilan.18
Tipe asimetris ditandai oleh berat janin yang lebih rendah secara tidak
terpisah. Pertumbuhan otak terjadi di masa kehamilan lanjut dan disebabkan oleh
23
insufisiensi uteroplasenta atau nutrisi ibu yang buruk.18 Rasio AC digunakan untuk
mendiagnosis tipe asimetris. Pada tipe tersebut, ukuran hepar terlalu kecil jika
dibandingkan dengan HC dan FL, yang sama sekali tidak terpengaruh pada proses
pertumbuhan janin yang normal, dan lebih besar dari 2SD di atas rata-rata.7
ditemukan di negara berkembang, memiliki jumlah sel yang lebih sedikit dan
ukuran sel yang lebih kecil, serta memiliki klinis simetris dan asimetris. Tipe
tersebut merupakan hasil dari proses IUGR yang terjadi pada awal kehamilan dan
dan 90 sesuai masa kehamilan dan selanjutnya disebut dengan SMK, sedangkan
bayi KMK didefinisikan sebagai bayi dengat berat lahir di bawah persentil 10
untuk usia kehamilan atau dua standar deviasi di bawah populasi normal pada
kurva pertumbuhan, tanpa tanda dan gejala malnutrisi dan retardasi pertumbuhan.
Oleh karena itu, bayi SMK masih mungkin dianggap mengalami IUGR jika bayi
tersebut memiliki tanda dan gejala retardasi pertumbuhan dalam kandungan dan
nutrition (CAN), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan ratio Lingkar lengan
Kepala relatif besar jika dibandingkan dengan tubuh (brain sparing effect)
tidak memadai).
Lemak pada bagian pipi atau buccal tampak sedikit (old man look).
Tangan dan kaki relatif lebih besar dan kurus dibandingkan tubuhnya.
KMK atau IUGR pada bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan
yang disesuaikan dengan berbagai karakteristik ibu yang bervariasi lebih akurat
dalam mendiagnosis IUGR pada janin dan neonatus. Pada IUGR simetris, berat
badan, lingkar kepala, dan panjang badan akan menunjukkan kurva dengan nilai
<10 centil, sedangkan pada tipe asimetris hanya pengukuran berat badan yang
akan menujukkan <10 centil, hasil pengukuran lainnya akan sesuai untuk masa
kehamilan.7
3.1.6 Tatalaksana
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan
bisa muncul, terutama pada kasus BBLR. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi
ini dapat berakibat fatal pada kelompok ini.5 Beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan menerapkan beberapa cara,
yaitu:18,19
1. Atur Posisi
perkembangan bayi. Bayi tidak perlu mengeluarkan energi untuk mengatasi usaha
bernafas, makan atau mengatur suhu tubuh, serta mampu menggunakan energi ini
terbaik bagi kebanyakan bayi prematur dan BBLR yang dapat menghasilkan
oksigenasi yang lebih baik, toleransi terhadap makanan yang masuk, dan pola
26
tidur istirahat yang lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik dan
Posisi telentang lama bagi bayi prematur dan BBLR tidak dianjurkan, karena
postur. Posisi telentang jangka lama bayi prematur dan BBLR dapat
mengakibatkan abduksi pelvis lebar (posisi kaki katak), retraksi dan abduksi bahu,
peningkatan ekstensi leher dan peningkatan ekstensi batang tubuh dengan leher
Banyak bayi BBLR memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi, hal
ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan mempertahankan respirasi.
3. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada bayi BBLR adalah pemberian kehangatan
eksternal setelah tercapainya respirasi. Bayi BBLR memiliki masa otot yang lebih
kecil dan deposit lemak coklat lebih sedikit untuk menghasilkan panas,
kekurangan isolasi jaringan lemak subkutan, dan kontrol refleks yang buruk pada
kapiler kulitnya. Pada saat bayi BBLR lahir mereka harus segera ditempatkan
dilingkungan yang dipanaskan hal ini untuk mencegah atau menunda terjadinya
merupakan isolasi yang efektif terhadap agen infeksi yang ditularkan melalui
Hidrasi bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi
prematur. Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas
osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi prematur yang belum berkembang
6. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR, tetapi
jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi.
Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi
keduanya. Kebutuhan bayi untuk tumbuh cepat dan pemeliharaan harian harus
Meskipun beberapa aktivitas menghisap dan menelan sudah ada sejak sebelu
lahir, namun koordinasi mekanisme ini belum terjadi sampai kurang lebih 32
28
sampai 34 minggu usia gestasi, dan belum sepenuhnya sinkron dalam 36 sampai
37 minggu. Pemberian makan bayi awal (dengan syarat bayi stabil secara medis)
metode alternatif, air steril dapat diberikan terlebih dahulu. Jumlah yang diberikan
terutama ditentukan oleh pertambahan berat badan bayi BBLR dan toleransi
terhadap pemberian makan sebelum dan ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai
asupan kalori yang memuaskan dapat tercapai. Bayi BBLR dan prematur
menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam memberikan makan
dibandingkan pada bayi cukup bulan, dan mekanisme oral-faring dapat terganggu
oleh usaha pemberian makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat
kehidupan di luar rahim. Mereka juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat
dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi
mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit
ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara agar BBLR terpenuhi
tubuh. Untuk melakukan PMK, tentukan bayi memiliki berat lahir <2500 gram,
tanpa masalah/komplikasi.
perawatan yang murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi BBLR. Dengan
PMK, ibu dapat menghangatkan bayinya agar tidak kedinginan yang membuat
bayi BBLR mengalami bahaya dan dapat mengancam hidupnya, hal ini
dikarenakan pada bayi BBLR belum dapat mengatur suhu tubuhnya karena
memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada bayi BBLR tetap normal, hal ini
kehangatan secara langsung kepada bayinya melalui kontak antara kulit ibu
dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari inkubator.
makanan yang sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki
mempererat ikatan antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat
bayi.
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui PMK akan
lebih cepat tanggap bila bayi ingin menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan
lebih sering. Bila bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan bayi tidak mampu
30
menelan ASI dapat dilakukan pemasangan Oro Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk
cepat (berat < 2000 gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya. Apabila
didapatkan tanda bahaya harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3.1.7 Komplikasi
Bayi dengan berat lahir rendah 40 kali berisiko mengalami kematian pada
rendah
proteinuria yang mulai muncul meningkat setelah usia kehamilan ibu mencapai 20
dari seluruh kehamilan, baik pada mortalitas dan morbiditas ibu maupun janin.20
yakni kondisi plasenta yang tidak sehat dan adanya stress oksidatif, yang memicu
31
berlangsung dengan baik, sehingga janin tidak menerima cukup oksigen dan
nutrisi selama masa kehamilan. Proses tersebut memiliki efek secara langsung
tekanan darah ibu pada umumnya meningkat lebih tinggi pada awal masa
termasuk perubahan tekanan darah. Tekanan darah biasanya menurun sejak awal
diastolik lebih cepat daripada ibu normal lainnya, setelah melewati masa
adanya pembentukan arteri spiralis pada ibu yang abnormal, akibat insufisiensi
endothelial growth factor (VEGF) dan dipengaruhi oleh usia ibu, cara konsepsi,
dan bayi PJT. Hipoperfusi plasenta dicurigai terjadi akibat adanya maladaptasi
hemodinamik.22
primer terkait dengan kondisi perinatal yang buruk. Keparahan penyakit maternal
perinatal (200 hingga 400 per 1000 kelahiran), dan meningkatkan insiden solusio
Berdasarkan hasil uji coba besar yang dilakukan oleh WHO, yang telah
sebagai salah satu intervensi nutrisi yang efektif karena mengurangi kejadian
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini, diangkat kasus bayi laki-laki dengan berat lahir 2320 gram,
yang telah dirawat di ruang 2A Teratai RSUD Ulin Banjarmasin dengan diagnosis
bayi berat lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan, dan hipotermi.
Pada kasus, bayi memiliki berat lahir 2320 gram. Bayi pada kasus ini
didiagnosis sebagai BBLR. Bayi berat lahir rendah didefinisikan oleh World
Health Organization (WHO) sebagai bayi dengan berat lahir <2500 gram (5,5
lb).13,14 Usia gestasi pada kasus ini ialah 38 minggu, secara teori usia gestasi
menentukan apakah berat badan lahir bayi sesuai untuk usia kehamilan atau
tidak.19 Grafik Lubchenco merupakan grafik yang berfungsi untuk menilai kondisi bayi
termasuk dalam kehamilan yang sesuai atau berada di luar itu dan dinilai berdasarkan usia
Pada kasus, bayi dilahirkan dengan berat lahir sebesar 2320 gram dengan
disimpulkan bahwa bayi termasuk bayi kecil masa kehamilan (KMK) derajat
34
35
Suhu tubuh bayi saat lahir pada kasus ini menunjukkan kondisi hipotermi,
yakni 35,90C. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C – 37,50C, jika di bawah
Pada kasus, bayi merupakan bayi dengan berat lahir rendah dan kecil
Secara teori, bayi-bayi prematur dan bayi-bayi kecil lainnya berisiko mengalami
jaringan lemak coklat merupakan salah satu mekanisme tubuh neonatus untuk
36
Pada BBLR, hanya terdapat sedikit jaringan lemak, yang mana akan mengganggu
sehingga suhu tubuh BBLR akan lebih sulit dipertahankan tanpa bantuan dari luar.
Selain itu, pada hakikatnya, bayi baru lahir belum mampu memproduksi
panas yang cukup untuk mencegah terjadinya penurunan suhu tubuhnya, terutama
di hari pertama kehidupan. Setelah lahir, bayi dapat kehilangan panas melalui
empat cara, yakni saat cairan amnion menguap dari kulit, secara konduksi ketika
bayi terpapar secara langsung dengan permukaan yang dingin, secara konveksi
ketika bayi terpapar udara dingin secara langsung, dan secara radiasi ketika bayi
bayi mendapatkan suhu tubuh yang normal. Kondisi BBLR memerlukan bantuan
berat lahir yang rendah. Setelah diletakkan dalam infant warmer, termoregulasi
Tindakan awal yang dilakukan pada bayi dalam kasus ini ialah menilai
skor APGAR dan skor Downe. Pada kasus ini ditemukan skor APGAR 7-8-9 dan
skor Downe 0. Hal tersebut menandakan bahwa bayi tidak mengalami asfiksia
dan ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan
37
bayi, yakni 20 cc/kgBB. Bayi dinyatakan stabil dan mampu untuk disusukan
secara langsung oleh ibu, karena tidak terdapat kontraindikasi pada bayi untuk
nutrisi, imunologis, dan fisiologis dibandingkan dengan susu formula atau susu
jenis lainnya, yang dibutuhkan pada bayi dengan berat lahir rendah seperti pada
kasus ini. Semua neonatus sehat, cukup bulan, maupun kurang bulan risiko rendah
harus menerima ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir, sehingga pemberian
ASI eksklusif juga diprogramkan terhadap pasien pada kasus ini. ASI mulai
diberikan dalam waktu satu jam setelah lahir dan jangan diberikan dalam waktu
satu jam setelah lahir dan jangan diberikan cairan atau makan lain selama enam
bulan pertama.18
Selain ASI, program yang direncanakan pada bayi ini ialah KMC atau
kangaroo mother care. Pada BBLR, ia membutuhkan bantuan dan waktu untuk
tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk
menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit
dengan kulit ibunya. Perawatan metode kanguru (PMK) adalah suatu cara agar
asuhan untuk BBLR atau BKB. Ibu diajarkan untuk melakukan PMK, yakni
dengan meletakkan bayi yang dalam kondisi stabil secara telanjang di dada ibu
dengan hanya memakai popok, topi, dan kaus kaki. Posisi bayi sejajar dengan
dada ibu, di dalam baju ibu dan disangga oleh kain yang melingkari ibu dan
bayi.18
hipotermi. Bayi dengan BBLR belum dapat mengatur suhu tubuhnya karena
memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada BBLR tetap normal. Hal ini dapat
secara langsung kepada bayinya melalui kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi,
dan juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari inkubator.19 Ibu perlu mengenal
PMK dan ditawarkan sebagai pilihan dalam merawat BBLR, sesuai pada kasus
ini.18
kasus ini. Menurut teori yang telah dipaparkan, faktor predisposisi terjadinya
BBLR yang paling sering terjadi disebabkan oleh kondisi seperti kehamilan
gemelli, infeksi, dan kondisi kronik seperti diabetes dan hipertensi.6 Pada kasus
ini, ditemukan masalah pada plasenta dan kehamilan yakni hipertensi pada ibu di
malpresentasi pada kasus ini. Bayi memiliki letak sungsang dengan presentasi
kaki. Malpresentasi ini dapat disebabkan oleh kondisi PJT pada kehamilan, karena
39
janin cenderung berukuran kecil dan mungkin lebih mudah mengalami perubahan
posisi menjadi letak atau bahkan presentasi yang abnormal ketika mendekati masa
akhir kehamilan.
BBLR dan KMK secara bersamaan, yang mendasarinya. Bayi berat lahir rendah
prematuritas (kelahiran <37 minggu usia gestasi) atau bayi kurang bulan, kecil
untuk masa kehamilan (KMK) pada bayi cukup bulan, mungkin pula disebabkan
Kejadian BBLR pada kasus ini terjadi pada bayi cukup bulan dan juga telah
dapat disingkirkan karena usia gestasi bayi termasuk dalam cukup bulan.
Kondisi PJT atau IUGR pada bayi ini ditentukan melalui riwayat antenatal
bertanggungjawab pada kasus ini. Menurut teori, fenomena IUGR muncul akibat
kondisi yang kompleks dan bervariasi, mulai dari faktor maternal, plasenta, janin,
genetik, atau kombinasi beberapa faktor tersebut.7 Status nutrisi, gaya hidup, dan
perkembangan dan pertumbuhan janin. Selain faktor maternal, faktor janin juga
bawaan lain, infeksi kongenital, serta penyakit metabolisme saat lahir seperti
serta gemelli.8
Faktor maternal yang paling berpengaruh ditemukan pada kasus ini, yakni
komplikasi kehamilan ibu berupa preeklampsia berat. Hal ini pun turut
dikaitkan dengan kelahiran prematur (secara spontan atau diinduksi atas indikasi
penyakit yang berat) dan bayi KMK, karena terdapat gangguan fungsi plasenta
yang tinggi sebelum kehamilan juga ditandai oleh turunnya perfusi plasenta dan
Faktor janin dalam menyebabkan PJT pada kasus ini tidak ditemukan.
setelah lahir apakah memiliki gejala dan tanda malnutrisi atau gizi yang buruk,
yang mengarah pada kondisi PJT. Pada pemeriksaan, bayi tampak rewel dan
mudah terkejut. Kulit bayi juga mudah terkelupas. Kepala bayi relatif besar jika
dibandingkan dengan tubuh dan lemak pada bagian pipi tampak sedikit.
41
Pembentukan puting susu bayi tidak memenuhi kriteria matur dan perut bayi
memiliki kontur datar dan kecil. Tangan dan kaki relatif lebih besar dan kurus
dibandingkan tubuhnya dengan massa otot kecil dan jaringan lemak subkutan
yang sedikit. Jari-jari kuku bayi juga cenderung panjang. Lipatan kulit bayi
kendur pada bagian ketiak, interskapula, dan pelipatan paha bayi.5,9 Tanda-tanda
Menilai dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, bayi pada kasus ini masuk
pada tipe PJT asimetris.7 Pada pemeriksaan antropometri bayi, berat bayi saat lahir
2320 gram, panjang badan 45 cm, lingkar kepala 35 cm, dan lingkar dada 31 cm.
panjang, dan berat badan, seperti pada tipe simetris.7 Sedangkan tipe asimetris
biasanya ditandai oleh hanya berat janin yang lebih rendah dan tidak proporsional
terhadap panjang serta lingkar kepala.18 Pada hasil antropometri, hanya ditemukan
berat lahir bayi yang tergolong dalam BBLR, sementara pengukuran lainnya
ditemukan dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa pada tipe asimetris, PJT disebabkan oleh suplai nutrisi yang kurang
terhadap janin.7 Seperti pada kasus ini, yakni akibat kondisi preeklampsia dan
insufisiensi plasenta.
Mekanisme yang mungkin terjadi ialah antara lain efek langsung dari
transmisi faktor antiangiogenik atau hasil dari fungsi plasental yang berubah
angiogenik seperti such as sFlt-1, placental growth factor, and sEng dikaitkan
faktor genetik dan imunitas (sel natural killer, interferon alfa) mempengaruhi
atau proses perfusi plasenta berlangsung secara hilang timbul. Pada keadaan
terjadi respon inflamasi sistemik, yang muncul dalam bentuk klinis preeklampsia,
terhambat akan menyebabkan bayi lahir dengan keadaan tampak malnutrisi serta
status gizi yang buruk, akibat patomekanisme yang terjadi pada plasenta selama
masa kehamilan. Kemudian keadaan tersebut tentu akan berpengaruh pada berat
lahir bayi ataupun kesesuaian antara berat lahir dan usia kehamilan pada bayi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
didiagnosis dengan bayi berat lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa
5.2. Saran
deteksi awal dan manajemen terhadap faktor risiko yang dapat menyebabkan
faktor yang dapat menyebabkan prematuritas dan BBLR, serta untuk ibu hamil
Selain itu, pelatihan terutama kepada bidan dan tenaga medis mengenai
komplikasi hipertensi ibu hamil terhadap bayi dan manajemen serta pencegahan
yang tepat terhadap bayi BBLR dan KMK, agar tingkat morbiditas ataupun
43
DAFTAR PUSTAKA
2. Mishra S, Joshi M. Low birth weight babies - risk factors and complications:
A clinical study. Int J Contemp Med Research. 2017;4(1):149-50.
3. Hoelman MB, Parhusip BTP, Eko S. Panduan SDGs: untuk pemerintah daerah
(kota dan kabupaten) dan pemangku kepentingan daerah. Jakarta:
Kementerian kesehatan; 2015. p.8-15.
8. Mvunta MH, Mboya IB, Msuya SE, et al. Incidence and recurrence risk of low
birth weight in Northern Tanzania: A registry based study. PLOS ONE.
2019;14(4):1-10.
9. Rugolo LMSS, Bentlin MR, Trindade CEP. Preeclampsia: effect on the fetus
and newborn. NeoReviews. 2011;12(4):e198-06.
44
13. Gebregzabiherher Y, Haftu A, Weldemariam S, et al. The prevalence and risk
factors for low birth weight among term newborns in Adwa General Hospital,
Northern Ethiopia. Hindawi Obstet and Gynecol Int. 2017;1-7.
14. World Health Organization. WHA global nutrition targets 2025: Low birth
weight policy brief. Switzerland: WHO; 2014.
15. Bartsch E, Park AL, Jairam J, et al. Concomitant preterm birth and severe
small-for-gestational age birth weight among infants of immigrant mothers in
Ontario originating from the Philippines and East Asia: a populationbased
study. BMJ Open. 2017;7:1-6.
16. Fouché1 LC, Kritzinger A, leRoux T. Gestational age and birth weight
variations in young children with language impairment at an early
communication intervention clinic. South Afr J of Communicat Disorders.
2018;65(1):1-9.
17. González MB, Ortega HR, Ríos MJC, et al. Psychological distress and
resilience of mothers and fathers with respect to the neurobehavioral
performance of small-forgestational-age newborns. Health Quality Life
Outcomes. 2019;17(54):1-13.
20. Chang WS, Lin LT, Hsu LC, et al. Maternal pregnancy-induced hypertension
increases the subsequent risk of transient tachypnea of the newborn: A
nationwide population based cohort study. Taiwan J Obstet Gynecol.
2018;57:546-50.
22. Wilmink FA, Dekker HTD, Jongste JCD. Maternal blood pressure and
hypertensive disorders during pregnancy and childhood respiratory morbidity.
Eur Respir J. 2018:1-31.
23. Thorsen LHB, Andersen LB, Birukov A, et al. Prediction of birth weight small
for gestational age with and without preeclampsia by angiogenic markers: An
Odense Child Cohort study. J Matern Fetal Neonat Med. 2018;1-19.
45
25. Schlaudecker EP, Munoz FM, Bardají A, et al. Small for gestational age: Case
definition & guidelines for data collection, analysis, and presentation of
maternal immunisation safety data. Vaccine. 2017;35:6518-28.
26. Mendolaa P, Mumforda SL, Männistöa TI, et al. Controlled direct effects of
preeclampsia on neonatal health after accounting for mediation by preterm
birth. HHS Public Access Epidemiol. 2015;26(1):1-21.
46
LAMPIRAN
Follow up
Termoregulasi + + +
Monitor keadaan umum, + + +
tanda vital, tanda infeksi.
ASI on demand + + +
Foto Kunjungan Rumah