Anda di halaman 1dari 6

HASIL STUDY KASUS PERMASALAHAN ANAK SD

BIMBINGAN SD
“HASIL STUDY KASUS PERMASALAHAN ANAK SD”

Disusun oleh :
MEGA PUSPA AWALIA
BK 2A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tugas utama seorang guru adalah mengajar dam mendidik siswa. Dalam kegiatan
belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Ada siswa yang giat, ada siswa yang
pura-pura belajar, ada siswa yang belajar setengah hati, bahkan ada pula siswa yang tidak
belajar. Guru berkonsultasi dengan guru konselor atau BK sekolah. Kedua guru tersebut
menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat diselesikan
oleh konselor sekolah adapula dengan psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas
pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami
bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ada siswa
yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah
tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar . ada pula
siswa yang giat belajar karena bercita-cita. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut
menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah dalam belajar merupakan hal
yang sangat penting bagi guru. Masalah-masalah dalam belajar juga mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Pada hal ini mendorong peneliti untuk mencoba menerapkan pendekatan terhadap
kasus mengenai mengatasi malas belajar pada anak SD, serta memberikan reinforercement
sebagai pendorong agar anak mau berubah. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswa calon
pendidik harus melaksanakan sebuah penelitian mengenai permasalahan pada anak usia sekolah
dasar agar dapat memahami karakteristikserta menanggulangi permasalahan-permasalahan yang
mungkin muncul .
B. Tujuan
Ada pun tujuan yang ingin dicapai oleh mahasiswa dalam kegiatan penelitian studi kasus kali ini
adalah sebagai berikut :
 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan di SD
 Untuk menemukan faktor-faktor penyebab anak malas belajar
 Mengatasi anak yang malas belajar dan memberikan penanganan atau solusi

C. Manfaat
Adapun maanfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian studi kasus kali ini adalah
sebagai berikut :
Memberikan gambaran tentang masalah yang dihadapi guru dan cara membimbing atau
mengatasi masalah yang sedang dihadapi, dan menjadi suatu motivasi untuk melaksanakan
observasi atau penulisan yang berhubungan dengan permasalahan anak/siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Siswa
Dalam penyusunan studi kasus, identifikasi siswa yang berkasus (klien) merupakan
tahap awal yang harus dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini saya
mengamati siswa yang Malas Belajar. Siswa tersebut bersekolah di SDN Wanasari 13, sebagai
siswa kelas 2. Selanjutnya untuk lebih jelasnya di bawah ini dicantumkan data identitas siswa
yang menjadi objek studi kasus :
FOTO SISWA :

1. Identifikasi Diri Siswa


Nama Siswa : Rafa Ananda Harjuna
Kelas : 2 SD
Tempat/tgl. Lahir : Bekasi 11 februari 2007
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perum. Kartika Wanasari blok c9 no.2
Sekolah : SDN Wanasari 13
Anak ke : 3 dari 3 bersaudar
Keadaan Kesehatan
Penglihatan : Normal
Pendengaran : Normal
Pembicaraan : Normal
Potensi jasmani : Normal
Fasilitas Belajar dan Pendukung
1. Kelengkapan belajar
a. Buku paket : lengkap
b. Buku catatan : lengkap
c. Ruang belajar : tidak punya
2. Bimbingan
a. Dari ayah : pernah
b. Dari ibu : selalu
c. Dari kakak : pernah
Waktu belajar
 Waktu belajar siswa kurang teratur.
 Siswa belajar jika ada PR dan ujian.
Kelakuan dan prestasi Klien
 Sikap pada teman : Baik, tidak membeda-bedakan teman.
 Sikap pada guru : Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya.
 Prestasi : Baik
2. Identifikasi Orang Tua
A) Ayah
Nama lengkap : Harsono
Umur/TTL : 19 Oktober 1973
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan anak : Anak Kandung
Alamat : Perum. Kartika Wanasari blok c9 no.2
B) Ibu
Nama lengkap : Junasih
Umur/TTL : 14 Maret 1974
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perum. Kartika Wanasari blok c9 no.2

B. Gambaran Masalah
Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah dalam belajar sebagai berikut :
Ada dua faktor yang mempengaruhi : Faktor intrinstik (dalam), Faktor ekstrinsik (luar).
 Faktor intrinstik (Dari dalam diri anak)
Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau
tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum
mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatuyang ingin dicapainya. Selain itu
kelelahan dalam beraktivitas dapat diakibatkan menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya
kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu,
atau membantu pekerjan orang tua dirumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan
fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan
berpengaruh pada kondisi psikologis anak.
 Faktor ekstrinsik (Dari luar)
Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi
malas belajar. Hal ini terjadi karena.

a. Sikap orang tua


Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu
berlebihan perhatiaannya, bias menyebabkan ankan malas belajar. Tidak cukup disitu, banyak
orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai dan
bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar selaku
pelajar. Akibat dari tuntutan terseebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah
(ngmbek) sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi, tidak
jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat nilai yang
kurang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia sekolah daasar juga
terlalu (hasil belajar) , tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung
jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.
b. Sikap guru
guru selaku tokoh teladan atau figure yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan
oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru disekolah juga menjadi objek keluhan siswanya. Ada
banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar , tidak menguasai
bidang pelajaran rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas disaat mengajar,
bercanda dengan siswa-siswi tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah,
membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.
c. Sikap teman
Ketika seorang anak berinterksi dengan teman-teman di sekolahnya, tentu secara langsung anak
bias memperhatikan satu sama lainnya, sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan aksesoris-
aksesoris lainnya. Tapi sayangnnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku
yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan
sekolah seperti sepatu yang bermerk , alat tulis, tas sekolah dan lainnya. Secara tidak langsung
dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu . pada aakhirnya ada anak yang minta
dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan teman nya. Bilamana tidak dituruti maka
dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dituruti permintaannya.
d. Suasana belajar di rumah
Bukan suatu jaminan rumah mewah membuat anak menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang
sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak
dapat menciptakan suasan belajar yang baik adalah keadaan rumah yan berantakan kondisi
udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainanyang berlebihan dirumah
juga dapat mengganggu minat belajar.
e. Sarana belajar
Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar. Kendala belajar
biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku
penunjan dan tersedianya buku-buku pelajaran, buku tulis dan alat-alat tulis lainnya, merupakan
bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar
yang optimal.

Sedangkan Rafa mengalami kesulitan belajar atau malas belajar dikarenakan 2 faktor yaitu
: Faktor intrinstik (dalam): dari dalam dirinya sendiri, rasa malas untuk belajar yang timbul dari
dalam diri Rafa dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Faktor
ekstrinsik (luar) : sikap orang tua yang terlalu memanjakan Rafa dan lingkungan atau teman
rumahnya yang tidak memiliki waktu belajar juga.

C. Gejala-gejala yang Nampak


Gejala-gejala yang nampak jelas pada diri Rafa diantaranya sebagai berikut:
1) Gejala yang Bersifat Positif
Gejala yang bersifat positif adalah sikap atau perbuatan yang dapat membantu dan
meningkatkan proses belajar mengajar pada diri septiana Gejala-gejala tersebut diantaranya :
- Mematuhi peraturan sekolah
- Rajin mengikuti kegiatan sekolah
- Tidak suka membolos sekolah
- Menuruti perintah guru
2) Gejala-gejala yang Bersifat Negatif
Gejala yang bersifat negatif adalah sikap atau perbuatan yang kurang baik yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar pada diri Septiana. Gejala tersebut diantaranya :
- Bersifat pendiam
- Kurang memiliki keberanian dalam berpendapat
- Bersikap manja, ambekan

D. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data mengenai Rafa dilakukan dengan berbagai pendekatan. Dalam studi
kasus ini pendekatan atau cara yang digunakan dalam rangka pengumpulan data tentang siswa
yang bermasalah ialah sebagai berikut:
a) Kepribadian
Pribadi Rafa pendiam di sekolah. Dia selalu ingin semua keinginannya dituruti atau manja.
Namun siswa tidak pernah memilih-milih teman.
b) Tingkah Laku
Ia sangat patuh terhadap peraturan sekolah. Ia termasuk siswa yang disiplin baik dalam piketnya,
datang ke sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
c) Perkembangan Jasmani
Perkembangan jasmani Rafa cukup baik. ia memiliki fisik yang normal dan sama seperti teman-
teman seusianya.
d) Patuh dan hormat dengan guru-guru di sekolah.
Dalam kesehariannya, Rafa terlihat memilki rasa tidak percaya diri untuk bertanya ketika ada
materi pelajaran yang belum ia pahami. Pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya Septiana cenderung untuk memilih diam saja.

E. DIAGNOSIS
Masalah yang dihadapi siswa SD sangatlah kompleks dan banyak faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah. Berdasarkan faktor yang dipaparkan di gambaran masalah,
dapat ditarik kesimpulan yang terjadi pada diri Rafa disebabkan oleh :
1) Faktor yang Berasal dari Diri Sendiri
a) Motivasi yang kurang.
b) Anak terlalu manja.
c) Semua keinginanya harus dipenuhi.
d) Suka bermain games
2) Faktor dari Lingkungan dan Orang tua
a) Kurang bimbingan orang tua saat belajar.
b) Terlalu dimanja dengan selalu menuruti keinginannya.
c) Pelanggara-pelangaran Rafa kurang mendapat teguran dari orang tua.
d) Teman sekitar rumahnya tidak memiliki waktu belajar
Hal-hal tersebut berpengaruh terhadap Rafa yang menyebabkan Rafa malas belajar atau
berpikir untuk mengerjakan tugas.

F. PROGNOSIS/ USAHA PEMECAHAN MASALAH


Untuk mengatasi masalah Rafa dapat dilakukan beberapa hal, yaitu:
1) Terhadap Rafa
a) Mengajak Rafa berbincang-bincang mengenai masalah yang dihadapinya sehingga
memudahkan guru/pembimbing untuk megetahui pribadi siswa dan masalah yang sedang
dihadapinya serta mempermudah memberikan bantuan dan bimbingan.
b) Memberi bimbingan yang luas pada Rafa yang berhungan dengan pendidikan sehingga dapat
menimbulkan minat dan motivasi untuk meningkatkan semangat belajarnya.
c) Memberi pengarahan pada Rafa bahwa sikapnya yang semaunya sendiri menimbulkan kerugian
pada dirinya sendiri maupun terhadap orang lain di sekitarnya.
d) Memberikan pengarahan dan penjelasan agar Rafa memeperhatikan penjelasan dari guru.
e) Menasehati Rafa agar tidak telalu manja pada siapapun terutama kepada kedua orang tuanya.

2) Terhadap Orang Tua


a) Memberikan pengarahan pada orang tua agar tidak terlalu memanjakannya karena hal itu dapat
berakibat buruk pada Septiana.
b) Memeberikan penjalasan pada orang tua agar selalu memeperingatkan Rafa untuk belajar dan
selalu menasihati dan memeberikan dorongan padanya untuk lebih rajin belajar.
c) Memeberikan penjelasan pada orang tua bahwa mereka harus selalu memeperhatikan dan
membimbing anaknya untuk belajar lebih giat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah yang dihadapi siswa dalam kasus ini tidak memiliki waktu belajar dan siswa terlalu
dimanja oleh kedua orang tuanya. Disini orang tua Rafa berperan penting dalam membimbing
Rafa dirumah.
B. Saran
Dalam menyelesaikan suatu masalah, haruslah difikirkan dan direncanakan secara matang,
langkah-langkah yang ditempuh harus dilakukan dengan sabar.
1) Saran kepada siswa Rafa
- Menanamkan dalam diri tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
- Mengubah pola belajar, sebaiknya belajar secara rutin setiap pulang sekolah dan malam
harinya walau hanya sebentar.
2) Saran kepada Orang Tua
- Sebaiknya orang tua memberikan perhatian yang lebih kepada anak, terutama perkembangan
belajar di rumah.
- Hendaknya orang tua memberikan perhatian dengan porsi yang tepat tidak hanya kebutuhan
fisik saja akan tetapi kebutuhan psikis. Misalnya menumbuhkan rasa percaya diri anak.
- Hendaknya orang tua memperhatikan kebutuhan social anak dan jangan terlalu memanjakan
anak.
3) Saran kepada Guru
- Guru harus lebih peka terhadap masalah belajar anak didiknya dan memberikan solusi yang
tepat untuk mengatasi masalah.
- Guru harus lebih sering bekerjasama dengan orang tua siswa untuk mengetahui perkembangan
belajar siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai