DISUSUN OLEH:
NAMA : Syah Fathul Rahman
NIM : 121.14.00013
TANGERANG SELATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Efek dari gempa bumi yang terjadi dan yang sangat nyata ada pada konstruksi bangunan.
Gedung roboh, rumah ambruk maupun jalan miring adalah contoh kerusakan yang diakibatkan
oleh gempa bumi(pembahasan sebelumnya). Banyak cara yang telah diterapkan untuk
meminimalisir kerusakan akibat gempa bumi. Jepang sebagai salah satu negara terdepan dalam
teknologi, telah mengaplikasikan salah satu teknologi tahan gempa yakni penggunaan kontrol
pada struktur bangunan untuk mereduksi respon dinamik yang diakibatkan oleh beban seismik
(gempa bumi).Kontrol pada struktur dibagi menjadi dua jenis berdasarkan perlu tidaknya energi
untuk menghasilkan gaya kontrol, yaitu :
Kontrol aktif memerlukan arus listrik untuk operasi alat dan menghasilkan gaya kontrol.
Kelebihan kontrol aktif adalah karakteristik dinamik struktur dapat beradaptasi dengan
beban dinamis yang timbul
kontrol pasif menggunakan energi potensial yang dibangkit kan oleh respons struktur untuk
menghasilkan gaya kontrol. Kelebihan kontrol pasif adalah karena kesederhanaan dalam
desain, pemasangan, dan terutama pemeliharaannya.
Salah satu alat kontrol pasif (isolasi seismik) pada struktur yang berdasarkan
penggunaan massa tambahan sebagai sistem penyerap energi adalah penggunaan damper. Alat
ini dapat dipasang pada bermacam-macam struktur seperti : gedung bertingkat tinggi, menara,
bentangan yang panjang, dan jembatan. Tujuan utama pemasangan damper pada gedung tinggi
dan menara untuk mengurangi goyangan gedung akibat gempa bumi dan angin, pada struktur
berbentang panjang untuk mengurangi getaran akibat lalu lintas, dan pada jembatan untuk
mengurangi goyangan akibat angin atau getaran akibat lalu lintas.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
Perencanaan konvensional bangunan tahan gempa adalah berdasarkan konsep bagaimana
meningkatkan kapasitas tahanan struktur terhadap gaya gempa yang bekerja padanya.
Misalnya dengan menggunakan shear wall, sistem rangka pemikul momen khusus, sistem
rangka dengan bracing dan sebagainya. Konsekwensinya, pada bangunan dimana kekakuan
lateralnya cukup besar akan mengalami percepatan lantai yang besar, sedangkan pada
bangunan fleksibel akan mengalami perpindahan lateral yang cukup besar, sehingga bangunan
akan mengalami kerusakan yang signifikan pada peristiwa gempa kuat.
Filosofi perencanaan bangunan tahan gempa yang diadopsi hampir seluruh negara
didunia mengikuti ketentuan berikut ini:
1. Pada gempa kecil bangunan tidak boleh mengalami kerusakan.
2. Pada gempa menengah komponen struktural tidak boleh rusak, namun komponen non-
struktural diijinkan mengalami kerusakan.
3. Pada gempa kuat komponen struktural boleh mengalami kerusakan.namun bangunan tidak
boleh mengalami keruntuhan.
Jadi, bangunan yang dirancang secara konvensional harus mampu berdeformasi inelastik,
dengan kata lain bangunan harus berprilaku daktail. Namun, meningkatkan kinerja bangunan
pada level operasional merupakan tujuan utama bagi beberapa tipe bangunan seperti:
- Bangunan yang berhubungan dengan fasilitas keadaan darurat (rumah
sakit, pembangkit listrik, telekomunikasi, dsb)
- Bangunan dengan komponen atau bahan yang beresiko tinggi terhadap
makhluk hidup (fasilitas nuklir, bahan kimia, dsb)
- Bangunan yang berhubungan dengan orang banyak (mall, apartemen,
perkantoran, hotel, dsb)
- Bangunan yang berhubungan dengan pertahanan Negara.
- Bangunan yang memiliki komponen dan peralatan elektronik yang mahal.
- Bangunan/museum/monumen/ yang berhubungan dengan sejarah.
Adalah suatu hal yang sulit untuk menghindari kerusakan bangunan
bangunan tersebut diatas akibat gempa, bila digunakan perencanaan konvensional,
karena bergantung kepada kekuatan komponen struktur itu sendiri, serta perilaku
respon pasca elastic
METODE PENELITIAN
Piston Rod – Piston Rod terbuat dari material baja(stainless steel). Tujuannya adalah untuk
melindungi damper dari korosi atau karat. Karena apabila terjadi korosi pada permukaan Piston
Rod, maka fluid viscous damper tidak akan berfungsi.
Fluid – Cairan yang digunakan adalah cairan yang tahan api, tidak beracun, temperatur yang
stabil, dan tahan lama. Saat ini, satu-satunya cairan memiliki semua persyaratan diatas adalah
cairan Silicone. Silicone yang harus digunakan adalah silicone yang memiliki flashpoint 340°C,
tidak mengandung bahan kosmetik, tidak beracun, dan memiliki temperature yang stabil.
Seal – Seal yang digunakan dalam alat fluid viscous damper harus mampu berfungsi minimal 25
tahun tanpa memerlukan penggantian periodik.
Piston Head – Piston head melekat pada piston rod, dan secara efektif
membagi menjadi dua silinder dengan tekanan kamar. Dengan demikian,
maka piston head berfungsi untuk menyapu cairan melalui orifices yang
terletak di dalamnya, sehingga menghasilkan pengurangan tekanan.
Seal retainer – Digunakan untuk menutup dan membuka ujung silinder.
Accumulator – Fungsi dari accumulator adalah untuk menahan laju dari piston rod apabila
piston rod bekerja. Fungsi lainnya adalah untuk menstabilkan temperatur dan kontraksi dari
cairan.
BAB IV
PEMBAHASAN
FVD merupakan alat peredam gempa yang berfungsi sebagai disipator energi, dengan
cara memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang dibatasi. Gaya yang diberikan
oleh FVD timbul, akibat adanya gaya luar yang berlawanan arah, bekerja pada alat tersebut.
Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan konsep mekanika fluida dalam mendispasikan
energi.
1. Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur, dapat bekerja secara
pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam penggunaannya).
2. Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya semakin kecil dan
praktis.
3. Harga lebih murah dibanding dengan teknologi lainnya
4. Mudah dipasang pada struktur bangunan bertingkat
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Damper merupakan alat tambahan yang dipasang distruktur untuk menambah redaman
(damping) dari suatu struktur. Dengan alat ini simpangan pada struktur akan berkurang,
demikian juga gaya dalam struktur akibat beban lateral, struktur dapat direncanakan
secara elastis akibat gempa besar dengan biaya yang cukup ekonomis.
2. Pada akhir Perang Dunia I, puluhan ribu fluid dampers digunakan pada bidang
kemiliteran, yaitu angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Dampers dari
beberapa periode ini malah dari jenis semi-aktif, di mana perubahan ketinggian sudut
senjata akan mengubah gaya damper. Pada tahun 1920-an dan 1930 juga merupakan
periode ketika mobil menjadi fitur dominan dari budaya Amerika. Fluid damper dipasang
pada suspension mobil. Kemudian pada Perang Dunia II, munculnya radar dan sistem
elektronik serupa merupakan awal pengembangan dari fluid viscous damper.
3. FVD merupakan alat peredam gempa yang berfungsi sebagai disipator energi, dengan
cara memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang dibatasi. Gaya yang
diberikan oleh FVD timbul, akibat adanya gaya luar yang berlawanan arah, bekerja pada
alat tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan konsep mekanika fluida dalam
mendispasikan energi.
4. Kelebihan dari fluid viscous dumper :
Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur, dapat bekerja secara
pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam penggunaannya).
Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya semakin kecil dan
praktis.
Harga lebih murah dibanding dengan teknologi lainnya
Mudah dipasang pada struktur bangunan bertingkat
5.2 Saran.
Perlu dilakukannya penelitian apakah bisa alat ini unutk Struktur kompleks dengan
jumlah tingkat yang tinggi dan bentuk bangunan lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
New York
Dissipation and Seismic Isolation, State University of New York, New York
Universitas