Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERKEMBANGAN JALUR TRANSPORTASI


DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI
INDONESIA

DISUSUN OLEH

FIKMAKALAH.BLOGSPOT.COM

DIUNGGAH OLEH

MAKALAHDOWN.BLOGSPOT.COM

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Karena berkat
karuniaNya lah kami telah dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Dengan terselesainya penulisan karya tulis ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada guru bidang studi Yang telah banyak memberikan masukan kepada kami
sehingga terselesainya Makalah ini., Serta kepada Orang tua dan teman-teman yang telah
banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsug dalam menyelesaikan
karya tulis ini.

kami menyadari keterbatasan ilmu, Penelitian dan pengalaman dalam membuat karya
tulis ini, oleh karena itu, Masukkan berupa saran dan kritikan yang berguna sangat kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri dan juga para pembaca.

Cidaun, Agustus 2018

penyusun

2
DAFTAR ISI :

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 1

BAB III PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara indonesia adalah negara dengan letak yang strategis, yaitu diantara 2
samudera dan 2 benua. Oleh karena itu, indonesia juga menjadi transit bagi jalur
transportasi dari asia ke australia, dan dari hindia ke pasifik. Maka dari itu, sangat
penting bagi kita untuk mengetahui perkembangan jalur transportasi dan perdangan
internasional di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:


1. Bagaimana perkembagan jalur transportasi di Indonesia?.
2. Bagaimana perkembagan jalur perdagangan internasional di Indonesia?.

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk memenuhi tugas geografi.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur transportasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur perdagangan internasional di
Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

3
A. PERKEMBAGAN JALUR TRANSPORTASI DI INDONESIA

1. TRANSPORTASI AIR
Berawal dari pelayaran pd masa Kerajaan Bahari (Sriwijaya) dan Majapahit yg
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, pelayaran Portugis-Spanyol, dan pelayaran
VOC pada abad ke-16, Laksamana Cheng Ho melakukan pelayaran dari
Tiongkok ke Samudra Hindia melewati Kep. Indonesia Bagian Barat, sampai ke
Timur Tengah dan Pantai Timur Afrika dengan tujuan ekspedisi laut yg banyak
menginspirasi dlm pelayaran Spanyol dan Portugis dlm bidang perkapalan.

Pelayaran Cheng Ho di Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai, dan


dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, P.Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan
Pelabuhan Muara Jati. Ia memimpin armada perdagangan dan menyebarkan
agama islam di Nusantara, Malaysia, dan Brunei.

Sementara VOC berhasil merebut pelabuhan dan melakukan monopoli


perdagangan serta melarang pribumi melakukan pelayaran di Perairan Nusantara,
VOC mendominasi dunia maritim Nusantara selama ±2 abad
Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan alat
transportasi dan komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara. Tak heran,
alat transportasi yang paling banyak ragamnya di Indonesia adalah perahu dan
kapal. Setiap daerah berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional
dengan bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari
Jakarta, Alut Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari
Perairan Bali, dan Kora-kora dari Maluku.
Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur penghubung utama
antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan adalah
perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang bisa
memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang
bisa mengangkut puluhan penumpang.

2. TRANSPORTASI DARAT
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah
yang terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah
di seluruh wilayah Indonesia.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah mencapai
sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah
Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di
daerah Maluku sepanjang 23 km.

4
Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan menggunakan kereta api.
Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa
colonial Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama
kali itu menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa
Tengah )sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron
Sloet van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari
perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch
Indische Spoorwe Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de
Bordes. Jalur kereta api ini dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur
kereta api yang pertama dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo.
Keberhasilan pembangunan jalur kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada
daerah-daerah lainnya di Indonesia, seperti pembangunan jalur kereta api di
Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di Pulau Kalimantan belum berhasil
dibangun jalur kereta api.
Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan
(1914), Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun
1922 di Sulawesi Selatan juga telah di bangun jalur kereta api sepanjang 47
kilometer yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-
Takalarini mulai dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur
Makassar-Maros (namun belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan
belum sempat dibangun jalur kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan
sepanjang 22 kilometer antar Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta
api yang telah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai
panjang 6.811. Namun hingga tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi
5.910 kilometer. Penyusutan ini terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api
itu hilang. Hilangnya jalur kereta api ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang
dan diangkut ke Myanmar untuk pembangunan jalur kereta api di sana. Pada
masa pendudukan Jepang, pembangunan jalur kereta api dilakukan antara bayah-
Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan pembangunan jalur
Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur kereta api yang
dilakukan pada masa kedudukan Jepang ini mengerahkan tenaga romusha atau
pekerja paksa dan banyak menelan korban.
SetelahIndonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih
perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi
tanggal 28 September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia. Hari pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia
semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan
nama perusahaan yang mengolanya seperti menjadi Perusahaan Negara kereta api
(PNKA, 25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, 15 September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api ( PERUMKA ).

5
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka
Perumka dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan
kereta cepat. Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api
cepat yang dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh
Presiden Soeharto. Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin
tinggi, Perumka yang pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api
Indonesia meluncurkan kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga,
Mahesa, dan Sancaka.
Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak
abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak
dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi
yang berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang
kemudian berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk
mengangkut barang, selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik
sapi atau kerbau.
Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa
pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia
atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute
Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang
digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem
merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta
sudah mempunyai jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno
memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota
sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar.
Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai
dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah
dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi
ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah
bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi
massal yang modern dan murah seperti bus TransJakarta.
Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih.
Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional
seperti andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

3. TRANSPORTASI UDARA
Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan.
Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli
dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para
pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang
belum tersentuh Belanda.
Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001
Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan
penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-
Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan
pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia.Industri penerbangan nasional dirintis
tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang

6
dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah
satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan
penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954.

B. PERKEMBANGAN PERDANGAN INTERNASIONAL DI


INDONESIA

1. Masa Kerajaan Sriwijaya


Perkembangan dalam perdagangan internasoinal pada zaman Kerajaan Sriwijaya,
megalami peningkatan hal ini dikarenakan strategisnya tempat Kerajaan
Sriwijaya yang menjadi jalur lalulintas pelayaran perdagangan India – China.
Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang
sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India
dan Cina Sehingga aktivitas perekonomian masyarakatnya tergantung pada
pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat
dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah
di Asia Tenggara.. Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan
internasional sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang
cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki
armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran
yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan
berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Kerajaan Sriwijaya mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan
internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda,
dan Laut Jawa.
2. Masa Penjajahan Portugis ( 1509 – 1659 )
Perjalanan historis Portugis dalam menjajah Indonesia dimulai dengan ekspedisi
eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukan dalam tahun 1512.
Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba dikepulauan yang
sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-
rempah yang berharga dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma.
Bangsa Portugis adalah bangsa yang mempunyai keahlian dalam navigasi,
pembuatan kapal, dan persenjataan. Selain itu, bangsa Portugis adalah salah satu
bangsa yang menjadikan perdagangan (khususnya rempah-rempah) menjadi
komoditi ekonomi . pada masa penjajahan Portugis, kondisi perekonomian
Indonesia lebih banyak diwarnai adanya perlawan dari rakyat terhadap Portugis,
karena komoditi rempah-repah yang menjadi andalan rakyat Indonesia dijarah
begitu saja. Sumber daya yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat, menjadi
bagian dari ekspolitasi Portugis.
3. Masa Penjajahan Belanda ( 1602 – 1942 )
Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1602. Hal itu dilakukan dengan
memanfaatkan perpecahan diantara kerajaan-kerajaan kecil yang telah
enggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor
Portugis, yang tetap dikuasai Potugal hingga 1975 ketika bertintegrasi menjadi
propinsi Indonesia bernama Timor Timur.

7
Penjajahan Belanda belangsung kurang lebih selama 350 tahun, 3,5 abad.
Dibentukya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) adalah satu kebijakan
dalam bidang ekonomi yang dilakukan Belanda. VOC menguasai perdagangan,
sehingga kewenangan dimilikny, seperti mencetak uang, menyatakan perang dan
damai, membuat angkatan bersenjata sendiri, dan membuat perjanjian dengan
raja-raja. Pada tahun 1795 VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengekspolarasi kekayaan Hindia Belanda (Indonesia). Kegagalan itu Nampak
pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :
1. Peperangan terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar.
2. Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
3. Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendir
4. Pembagian deviden kepada para pemegang saham, walaupun kas deficit.
Bubarnya VOC muncul kebijakan baru yang disebut dengan cultuur stelstel
(sistem tanam paksa). Kebijakan ini diberlakukan mulai pada tahun 1836 yang
diinisiasi oleh Van Den Bosch.
Sistem tanam paksa bertujuan memproduksi berbagai komoditi yang diminta
dipasar dunia. Sistem ini sangat merugikan bahkan menyiksa, tetapi bagi Belanda
sangat menguntungkan. Kemudian diganti dengan VOC (sistem tanam paksa)
dahulu sIstem landrent , sIstem ini juga ada sisi positifnya, yaitu masyarakat
pribumi mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang
pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang
dipedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup.
Setelah melakukan sistem tanam paksa, kemudian menerapkan Sistem Ekonomi
Pintu Terbuka (Liberal). Kebijakan ini dilakukan kaerna desakkan kaum Humanis
Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga bumi kearah yang lebih baik
dengan memdorong pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya. Pada
jaman penjajahan Belanda, bangsa Indonesia ibarat hanya dapat menerima sisa
dari kekayaannya sendiri. Segala sumber daya dikeruk bagi keuntungan Belanda.

4. Masa Penjajahan Jepang ( 1942 – 1945 )


Konstelasi peta politik pada masa perang dunia II nampaknya berimbas pada
konstelasi politik di Indonesia, durasi penjajahan Jepang di Indonesia tidak
berlangsung lama, karena hanya berjalan hingga sekitar tahun 1945. Secara besar
penjahan Jepang di Indonesia diawali pasa bulan juni 1942. Bulan Maret 1945
Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Pertemuan pertamanya pada bulan Mei, Soepomo membicarakan
integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Pada 9 Agustus 1945
Soekarno, Hatta dan radjiman Widioningrat diterbangkan ke Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi.
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan Jepang, terdiri atas :
1. Perluasan Areal Persawahan
2. Pengawasan Pertanian Dan Perkebunan.
Perluasan areal persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun
demikian produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus-menurun. Pada jaman
Jepang hasil pertanian diatur sebagai berikut: 40% untuk petani, 30% harus dijual
kepada pemerintah Jepang dengan harga yang sangat murah, dan 305 harus

8
diserahkan ke lumbung desa. Badan yang menanganimasalah pelanggaran disebut
Kempetei (Korps Polisi Militer), suatu badan yang sangat ditakuti rakyat. Jepang
mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet dan kina kedua jenis
tanaman itu berhubungan langsung dengan kepentingan perang. Sedangkau
tembakau, teh, kopi harus dihetikan penanamannya Karena hanya berhubungan
dengan kenikmatan. Jepang menduduki Indonesia hanya tiga tahun setengah,
sedangkan Belanda menjajah Indonesia selama tiga abad.

5. Masa Orde Lama ( 1945 – 1967 )


Perekonomian Indonesia pada masa orde lama perlu dicermati karena pada masa
tersebut, Indonesia merupakan Negara yang baru saja merdeka. Dalam masa ini,
perkembangan perekonomian dibagi dalam 3 (tiga) masa, yaitu :

6. Masa Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )


Keadaan ekonomi pada masa awal kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak
menggembirakan. Hal itu terjadi karena adanya inflasi yang disebabkan oleh
beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Oktober 1946
Pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti
uang Jepang, namun adanya blockade ekonomi oleh Belanda dengan menutup
pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas Negara. Akibatnya
Negara berada dalam kondisi krisis keuangan dan kondisi itu tentu
membahayakan bagi keberlangsungan perekonomian Indonesia pada saat itu.
Dalam menghadapi krisis tersebut, pemerintah menempuh beberapa kebijakan,
yaitu :
a. Pinjaman Nasional
Pinjaman nasional dilakukan oleh menteri keuagan kala itu dengan
persetujuan Badan Pekerja Komiter Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP)
mengadakan pinjaman nasional yang akan dikembalikan dalam jangka waktu
40 tahun. Pinjaman ini dimaksudkan agar tersedia dana segar bagi
operasionalisasi penyelenggaraan Negara.
b. Pemenuhan Kebutuhan Rakyat
c. Melakukan Konferensi Ekonomi
Pembahasan mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan
makanan, sandang, serta status administrasi perkebunan asing dilakukan
melalui konferensi ekonomi.
d. Membuat Rencana Pembangunan
Dibuat Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan) untuk melengkapi
pembahasan mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan
makanan, sandang, serta status perkebunan asing. Dalam dokumen ini
meliputi anjutan memperbanyak kebun bibit dan padi unggul, mencegah
penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami
tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
e. Membangun Partisipasi Swasta Dalam Pembangunan Ekonomi Pemerintah
berusaha menggandeng swasta untuk mewujudkan rencana-rencana diatas.
f. Nasionalisasi Bank Indonesia

9
Selain kebijakan di atas, muncul pula kebijakan yang dikenal dengan sebutan
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng dan Sistem Ekonomi Ali-Baba. Kondisi
perekomiman pada masa ini lebih banyak berkutat pada bagaimana
menyelesaikan permasalahan ekonomi dasar namun hal inipun juga tidak
bisa berjalan dengan baik akibat situasi politik yang tidak stabil.
7. Masa Demokrasi Liberal ( 1950 – 1957 )
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini
disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang
memiliki mayoritas mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini
perekonomian diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini
akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
Pemerintah terkesan memaksakan sistem pasar dalam perekonomian, anehnya
pemerintah sudah mengetahui dampaknya dan melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi kondisi perekonomian. Usaha-usaha tersebut adalah melalui
pemotongan nilai uang, melanjutkan program Benteng, dan memutuskan hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB). Pemotongan nilai uang dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun, dikenal dengan
sebutan Gunting Syarifuddin. Pemerintah juga melanjutkan Program Benteng
(Kabinet Natsir) dengan maksud untuk menumbuhkan wiraswasta pribumi agar
bisa berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional dan pembatalan
sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
8. Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959 – 1967 )
Demokrasi Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno, sehingga
pemikiran Soekarno menjadi dasar bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin. Dalam
pidato beliau yang berjudul Kembali ke Rel Revolusi terbitlah pemikiran
Soekarno tentang demokrasi terpimpin. Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi
setelah muncul Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Mulai saat itulah Indonesia
menjalankan sistem demokrasi terpimpin. Akibat dari system ini berdampak pada
perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya cenderung berjalan melalui
system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan aparatur ekonomi Negara
bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar
sektor Negara.
Tidak menunjukkan kondisi perekonomian yang baik justru berdampak pada
adanya devaluasi (penurunan nilai uang yang tujuannya guna membendung
inflasi yang tetap tinggi, mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
serta agar dapat meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan),
perlunya membentuk lembaga ekonomi, dan kegagalan dalam bidang moneter.
Pada saat ini dibentuk pula Deklarasi Ekonomi, tujuannya untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
9. Masa Orde Baru ( 1967 – 1998 )
Masa Orde Baru identik dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dikenal
beberapa tahapan pembangunan yang menjadi agendanya. Orde Baru mengawali
rezimnya dengan menekankan pada prioritas stabilitas ekonomi, dan politik.
Program pemerintah berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan
keuangan Negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pemerintah
menerapkan kebijakan ekonomi yang baru melalui pendekatan demokrasi

10
pancasila, dan secara perlahan campur tangan pemerintah dalam perekonomian
mulai masuk.
Pentingnya aspek pemerataan disadari betul dalam masa ini sehingga muncul
istilah 8 (delapan) jalur pemerataan sebagai basis kebijakan ekonominya, yaitu :
1) Kebutuhan Pokok
2) Pendidikan dan kesehatan
3) Pembagian pendapatan
4) Kesempatan kerja
5) Kesempatan berusaha
6) Partisipasi wanita dan generasi muda
7) Penyebaran pembangunan
8) Peradilan
Agar implementasi kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan
terencana, maka kebijakan tersebut dilaksanakan dengan sebutan pola umum
pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) dan berlangsung dalam periodisasi
lima tahunan sehingga dikenal dengan sebutan Pelita (Pembangunan Lima
Tahun). Pelita menunjukkan hasil yang signifikan dalam proses pembangunan
ekonomi, terbukti pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras,
menurunkan angka kemiskinanm meningkatkan partisipasi pendidikan,
penurunan angka kematian bayi, dan peningkatan sector industri, berhasil dalam
mengendalikan jumpal penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).
Sisi negatif dari Pelita adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup,
kerusakan suber daya alam, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar daerah,
ketimpangan antar golongan pekerjaan, akumulasi utang luar negeri yang
semakin menumpuk serta muncul pula konglomerasi dan bisnis yang sarat
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Meskipun Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi
fundamental ekonomi justru rapuh. Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru
berujung pada mundurnya Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei
1998.
Terlepas dari berbagai kontroversi tentang perjalanan rezim Orde Baru, harus
diakui bahwa Orde Baru paling tidak telah meletakkan dasar-dasar perekonomian
bagi rezim selanjutnya. Kondisi politik yang relatif stabil menjadi modal bagi
tumbuhnya perekonomian secara baik.

10.Perekonomian Indonesia Di Era Jokowi - Jk


Masyarakat Indonesia telah menilai kondisi perekonomian di satu tahun era
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla semakin memburuk. Hal ini
berkaitan dengan isu-isu utama lainnya yaitu kondisi politik nasional, penagakan
hukum, keamanan nasional dan pemberantasan korupsi yang sangat buruk.
Kondisi ekonomi Indonesia sekarang bagi sebagian besar masyarakat dinilai
buruk dengan 46,11% disbanding tahun sebelumnya. Penilaian ini juga tidak
lepas dari masyarakat Indonesia yang semakin hari banyak sekali pengangguraan
dan mahalnya harga kebutuhan pokok yang semakin hari semakin meningkat
tajam. Selain itu, masyarakat juga menilai Jokowi – JK tidak serius dalam
mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar yang akhirnya bias tembus mencapai

11
diatas RP 14.000/USD. Pemerintahan menargetkan bagi pertumbuhan ekonomi
Indonesia yaitu sebesar 5,5% tetapi yang terjadi tidaklah sama melainkan
Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat lemah.

Untuk memulihkan perekonomian Indonesia Jokowi telah melakukaan beberapa


gebrakan sensitive seperti, memotong subsidi BBM sebesar 30% dan menghemat
anggaran Negara sampai Rp 100 Triliun untuk tahun depan. Jokowi juaga
mengganti beberapa pejabat penting yang sangat membantu perekonomian,
seperti Amien Sunaryadi dan Faisal Basri yang akan mengawasi pengelolaan
minyak dan gas.seperti yang diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa mereka
berdua adalah pengamat dan aktivis anti korupsi. Tidak hanya 2 pejabat yang
diganti oleh Jokowi tetapi banyak sekali. Semenjak menganti pejabat – pejabat
penting perekonomian Indonesia mulai membaik tetapi pemberantasan korupsi
tidak terlalu membaik malah makin memburuk.
Diplomasi ekonomi kini menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri
Indonesia. terutama sejak pemerintahan terakhir (era Presiden Joko Widodo).
Presiden Indonesia menyampaikan bahwa seluruh duta besar RI harus berperan
sebagai salesman, dengan porsi 90 persen aspek ekonomi dan hanya 10 persen
untuk aspek politik (Susilo, 2014). Jokowi menginginkan akses pasar-pasar luar
negeri diperluas sehingga dapat mendorong volume ekspor Indonesia.
Diharapkan dengan berkembangnya ekspor Indonesia, maka pada akhirnya dapat
membantu mendorong perekonomian dalam negeri termasuk mensejahterakan
seluruh masyarakat Indonesia.
Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi bagian yang
semakin penting dalam politik luar negeri di berbagai negara, dan salah satu
bagian dari diplomasi ekonomi ini adalah diplomasi perdagangan. Perdagangan
luar negeri merupakan salah satu variabel penting pertumbuhan ekonomi di suatu
perekonomian; tidak mengherankan bahwa seluruh negara berupaya keras untuk
mendorong kerjasama perdagangan dengan tujuan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mendorong ekspor
dalam negeri dan mengurangi volume impor sebagaimana dipahami oleh para
ekonom beraliran merkantilis.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk Domestik
Bruto
(PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan perekonomian di suatu negara
dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang
diukur dengan tingkat pendapatan (income). Maka semakin meningkat ekspor
suatu negara, pendapatan masyarakatakan meningkat pula. Namun demikian, di
era perekonomian terbuka saat ini maka pada saat bersamaan pula arus impor
juga akan meningkat yang dimana dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi,
meningkatnya nilai impor akan berdampak terhadap penurunan PDB. Maka dari
itu, liberalisasi perdagangan suatu negara di satu sisi akan mendorong
peningkatan nilai perdagangan, namun disisi lain akan mempengaruhi neraca
perdagangannya.

BAB III PENUTUP

12
A. KESIMPULAN

Jalur transportasi dan perdangan internasional di indonesia sudah sangat berkembang.


Pada jalur transportasi Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan sarana
transprotasi baik air, darat, maupun udara. Sedangkan, pada perdangan internasional,
indonesia kini sudah memprioritaskan diplomasi ekonomi ke luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

http://geo11ips2k1.blogspot.co.id/2016/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://mynewadindajuniar.blogspot.co.id/2016/08/posisi-strategis-indonesia-sebagai.html
http://reginaphasya.blogspot.co.id/2016/09/posisi-strategis-indonesia-sebagai_10.html
http://e-geoilmu.blogspot.com/2017/08/perkembangan-jalur-transportasi-dan.html

13

Anda mungkin juga menyukai