Slide 1 : tanya udah ada yg ngerti materi tentang pluralitas bahas tentang apa
Slide 2 : Secara Umum Definisi pluralitas merupakan konsep keadaan yang lebih dari satu
dengan harapan dapat menumbuhkan pemahaman untuk membangun saling pengertian
agar dapat memperkokoh kebersamaan menghadapi kesatuan nasib manusia secara kolektif.
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat
diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala-kepala, atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu
hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisa,
maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga bersangkutan.
Dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah lain yang sangat tepat untuk menyebut
wujud ideal dari kebudayaan ini, yaitu adat, atau adat-istiadat untuk bentuk jamaknya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial, mengenai tindakan
berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan lain dari detik ke
detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia
dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi disekeliling kita
sehari-hari, bisa diobservasi, di foto dan didokumentasi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tak memerlukan banyak
penjelasan. karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan
karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret, dan berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Ada benda-benda
yang sangat besar seperti pabrik baja : ada benda-benda yang amat kompleks dan
canggih, seperti komputer berkapasitas tinggi, atau benda-benda yang besar dan
bergerak, suatu kapal tangki minya, ada bangunan hasil seni arsitek seperti suatu
candi yang indah atau ada pula benda-benda kecil seperti kain batik, atau yang lebih
kecil lagi yaitu kancing baju.
Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu
tak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan memberi arah
kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dan
karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan
manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya,
bahkan juga cara berpikirnya.
Slide 10 :
1. Faktor Sejarah
Dalam sejarah, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa imigran yang datang dari
daerah Yunan Selatan (Indocina). Pada waktu itu bangsa Yunan Selatan sudah mulai berkembang
dengan membawa kebudayaannya masuk ke Indonesia. Masuknya bangsa Yunan Selatan ke
Indonesia terjadi secara bergelombang. Gelombang masuknya bangsa imigran tersebut dapat dibagi
menjadi:
a. Gelombang pertama
Gelombang pertama disebut dengan Proto Melayu. Proto artinya pertama, jadi hal ini dapat diartikan
sebagai golongan pertama yang datang ke Indonesia. Bangsa yang datang pada gelombang pertama
ini kemudian menetap di beberapa bagian daerah di Indonesia. Mereka menurunkan suku bangsa
Batak dan Toraja. Secara fisik kedua suku bangsa tersebut mempunyai kemiripan.
b. Gelombang kedua
Gelombang kedua yaitu bangsa Yunan Selatan yang masuk belakangan. Gelombang ini disebut
dengan Deutero Melayu atau Neo Melayu. Deutero atau neo mempunyai arti baru, jadi hal ini
menunjukkan bahwa bangsa tersebut adalah yang lebih belakangan masuk/datang ke Indonesia.
Bangsa neo melayu ini menetap di banyak daerah di Indonesia yang menurunkan suku-suku bangsa
selain suku yang datang terdahulu. Hampir semua suku bangsa di Indonesia adalah keturunan dari
bangsa neo melayu.
2. Faktor Geografi
Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari kepulauan. Setiap pulau dibatasi oleh
lautan di sekelilingnya. Di samping itu, Indonesia juga merupakan negara vulkanis dengan banyak
pegunungan, baik gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena kedua faktor tadi, maka di
Indonesia terjadi isolasi geografi . Isolasi geografi adalah pembatasan suatu daerah oleh karena
keadaan alam, yaitu laut dan gunung.
Oleh karena itu, antara satu pulau dengan pulau lain mempunyai suku bangsa yang berbeda
kebudayaannya. Contohnya antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi mempunyai suku
bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Di Kalimantan terdapat suku bangsa dominan, yaitu
suku Dayak. Sedangkan di Sulawesi terdapat banyak suku bangsa yang berbeda tanpa ada
dominasi. Begitu pula antara pulau Jawa dengan pulau Bali yang dipisahkan oleh selat Bali.
Isolasi akibat gunung yang tinggi, sehingga menghambat hubungan antara satu daerah dengan
daerah lain. Dalam satu pulau terdapat banyak suku bangsa karena adanya hambatan geografi yang
berupa pegunungan. Contohnya di pulau Jawa terdapat suku bangsa Sunda dan Jawa. Kedua suku
tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda, walaupun tetap ada beberapa bagian budaya yang
masih sama.
Daerah yang mempunyai iklim yang panas dengan banyak sinar matahari dan curah hujannya akan
menjadi daerah yang subur. Karena itu, masyarakat pada daerah seperti itu pola hidup dan mata
pencahariannya adalah menjadi petani. Daerah-daerah pertanian pada umumnya terdapat di daerah
dataran rendah. Banyak suku bangsa di Indonesia yang hidup di daerah dataran rendah dengan mata
pencaharian utama sebagai petani. Oleh sebab itu, negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris.
Sedangkan pada daerah yang berupa dataran tinggi dengan karakteristik seperti itu akan
berkembang masyarakat yang hidup dengan berkebun. Masyarakat yang memiliki pola hidup petani
misalnya pada suku Sunda, Jawa, dan Melayu yang pada umumnya berada di wilayah Indonesia
bagian barat dan beberapa di daerah bagian tengah.
3. Faktor Agama
Masuknya agama dapat memengaruhi perkembangan budaya pada suku-suku bangsa tertentu. Hal
ini menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia
pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang berupa animisme dan dinamisme sebelum
masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada sebagian dari masyarakat yang
mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan agama. Adapun proses masuknya dan
perkembangan agama-agama di Indonesia akan diuraikan secara singkat sebagai berikut:
Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia hampir bersamaan. Tetapi pada bukti sejarah
menyatakan bahwa agama Budha lebih dulu masuk ke Indonesia, baru kemudian agama Hindu. Hal
ini dapat dilihat dari keberadaan candi yang menjadi simbol agama Hindu dan Budha. Agama Hindu
berkembang pada masyarakat Bali dan Lombok. Sedangkan pengaruh agama Budha ada di
sebagian masyarakat Jawa dan beberapa masyarakat di luar suku Jawa.
Agama Islam pada awalnya masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat dari India.
Kemudian bangsa Arab datang ke Indonesia sambil melakukan perdagangan. Pengaruh agama Islam
tampak nyata dalam perkembangan budaya di beberapa suku bangsa. Suku bangsa yang
perkembangan budayanya dipengaruhi oleh agama Islam diantaranya adalah Suku Minangkabau,
Aceh, Sunda, Banjar, Makassar, dan sebagainya.
Agama Katolik yang dibawa oleh bangsa Portugis berkembang pesat pada suku bangsa Flores dan
Timor.
Agama Kristen memengaruhi kebudayaan di beberapa suku bangsa diantaranya adalah suku bangsa
Ambon, Batak, Minahasa, dan sebagian suku bangsa lainya. Pada suku bangsa Jawa mempunyai
keunikan tersendiri dengan berkembangnya semua agama dan kepercayaan pada masyarakatnya.
Pada masyarakat Jawa terjadi perkembangan sinkretisme dari semua agama dan kepercayaan yang
terwujud dalam budaya kejawen.
a. Sebagai daya tarik bangsa asing Indonesia adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara.
Salah satu daya tarik wisatawan mancanegara, adalah: kekayaan budaya bangsa Indonesia. Contoh:
kebudayaan yang masih berkembang di Bali, merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung
ke sana. Banyaknya wisatawan yang berkunjung, membantu kegiatan perekonomian masyarakat
Bali. Berbagai barang dan jasa, diperjualkan di Pulau Dewata tersebut. Ratusan hotel, rumah makan,
biro perjalanan, produksi cindera mata, seni kerajinan, dan sebagainya, tumbuh subur di Bali.
b. Mengembangkan kebudayaan nasional, adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah.
Kebudayaan daerah, akan memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional merupakan
suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara dan memiliki syarat
mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga. Budaya nasional
adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut, sejak zaman dahulu hingga kini,
sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa tersebut, dan memberi
identitas warga serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat. Pakaian batik merupakan salah
satu contoh budaya nasional. Semula, batik adalah hasil budaya lokal. Kemudian, beberapa daerah di
Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik kemudian diangkat
menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian, budaya lokal menjadi budaya nasional.
c. Tertanamnya sikap toleransi Kekayaan budaya bangsa Indonesia, memberikan pendidikan positif
dalam menanamkan sikap toleransi masyarakat Indonesia. Setiap budaya, ingin dikembangkan.
Karena itu, muncul sikap kebersamaan untuk saling memberi kesempatan kebudayaan lain untuk
berkembang. Kebudayaan Indonesia, bukan milik satu suku bangsa tetapi milik seluruh rakyat
Indonesia.
d. Saling melengkapi hasil budaya Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia, tidak
pernah sempurna. Keanekaragaman budaya di Indonesia, justru memberikan kesempatan untuk
saling mengisi antar-kebudayaan. Contoh: seni membatik pada masa lalu, lebih banyak
dikembangkan oelh masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah, dengan corak atau motif batik
Jawa. Pada saat ini, masyarakat diberbagai daerah memiliki motif batik yang diambil dari motif karya
seni di daerah tersebut.