Anda di halaman 1dari 3

CARA PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK DENGAN SISTEM 3 R

DI MTsN BLITAR
Oleh :
Hariyani

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yaang


sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah
faktor pembuangan limbah sampah plastik. Sampah plastik telah menjadi sampah
yang berbahaya dan sulit dikelola.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah
plastik benar-benar terurai dengan sempurna. Bahkan saat terurai partikel-partikel
plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, juga akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi
kesehatan. Selainitu, sampah-sampah itu pun akan menambah kadar gas rumah
kaca di atmosfer.
Ketakutan akan rusaknya lingkugan ini berkaitan dengan data dari KLHK
yang menyebutkan plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha
Ritel Indonesia(APRINDO) dalam waktu satu tahun saja sudah mencapai 10,95
juta lembar sampah kantong plastik.
Jumlah tersebut ternyata setara dengan luas 65,7 hektar kantong plastik
atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Padahal KLHK menargetkan
pengurangan sampah plastik lebih dari 10.9 juta ton hingga 2019.
Kondisi semacam ini perlu segera ditanggulangi. Sebagai salah satu
alternatif usaha penanggulangan sampah dapat diawali dari lingkungan sekolah.
Sekolah adalah basis usaha penanggulangan sampah. Hal ini disebabkan jumlah
penduduk yang besar adalah usia sekolah yang berstatus siswa sekolah. Jumlah
yang besar merupakan syarat bagi angka partisipasi yang besar dalam
penanggulangan sampah. Selain itu, komunitas sekolah lebih mudah diorganisir
secara sistematis. Dengan demikian akan lebih mudah dalam menanamkan etika
lingkungan maupun menanamkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah
yang berorientasi 3 R.
Reduce (Mengurangi)
Reduce adalah kegiatan mengurangi produksi sampah.Agar tidak banyak
menghasilkan sampah plastik bisa diminimalisir penggunaan benda-benda sekali
pakai yang bisa menjadi sampah. Kebijakan yang diberikan oleh sekolah adalah
dengan memberikan peraturan kepada seluruh warga sekolah di antaranya adalah:
1) Kantin sehat dilarang menjual minuman botol atau gelas plastik, 2) seluruh
warga sekolah diwajibkan mempunyai gelas untuk membeli minuman, 3) kantin
tidak boleh menyediakan kantong plastik, 4) kantin tidak menjual makanan yang
berbungkus plastik
Dengan kebijakan ini secara langsung mengurangi produksi sampah yang
berupa plastik sejumlah warga sekolah per harinya. Sehingga akan berdampak
juga mengurangi produksi sampah plastik secara nasional.
Reuse (Menggunakan Kembali)
Reuse berarti mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai guna,
bahkan bernilai jual. Dengan menggunakan kembali benda-benda tidak terpakai,
sampah menjadi berkurang dan tidak perlu lagi membeli karena barang yang
diperlukan dapat dibuat sendiri dengan menggunakan barang yang tidak terpakai.
Pemanfaatan kembali sampah plastik di MTsN Blitar adalah sebagai salah
satu program OSIS yang dilombakan. Lomba ini diadakan pada peringatan Hari
Bumi. Yang meliputi lomba cipta-peragaan busana dari sampah dan lomba cipta
hasta karya dari bahan sampah.
Selain itu, dalam mata pelajajaran Fisika dan Biologi siswa juga diajak
untuk membuat alat peraga dengan memanfaatkan botol bekas. Benda-benda yang
dihasilkan meliputi elektroskop, miniatur rongga dada, alat peraga mekanisme
pernafasan.
Recycle (Mendaur Ulang)
Kegiatan mendaur ulang adalah kegiatan memproses kembali benda-benda
yang tidak terpakai agar menjadi benda yang berguna. Kegiatan yang dilakukan
oleh MTsN Blitar adalah kegiatan memilah sampah. Di MTsN Blitar ini terdapat
pengelola sampah yakni Pokja Sampah (kelompok kerja) yang bertugas membuka
bank sampah. Sebelum sampah dikirim ke bank sampah, masing-masing kelas
diwajibkan untuk memilah sampah yaitu sampah plastik, sampah kertas, dan
sampah basah. Bank sampah akan mendaftar masing-masing kelas sesuai
jumlahsampah yang disetor. Dari bank sampah, sampah ini akan dikirim ke
tempat pendaurulangan sampah yaitu di BLH.

Anda mungkin juga menyukai