Yager, 2006
Beberapa penelitian pada hewan coba mencit menunjukkan bahwa estrogen atau metabolit
katekolnya merupakan agen karsinogenik pada beberapa jaringan termasuk ginjal, liver,
uterus, dan glandula mammae.
Metaboliemse fase I pada manusia, hamster, dan mencit melibatakan beberapa enzim
sitokrom P-450 yang mengatalisis metabolisme oksidatif estron dan estradiol menjadi
estrogen 2-hidroksikatekol atau 4-hidroksikatekol. Estrogen 3,4-quinone dapat membentuk
hasil akhir yang tidak stabil dengan adenin dan guanin pada DNA menyebakan depurinasi
dan mutasis secara in vitro dan in vivo. Reduksi estrogen quinone kembali menjadi
hidroquinon dan katekol memberikan kesempatan untuk siklus redoks menghasilkan oksidan
dan dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada lipid dan DNA yang berhubungan dengan
terapi estrogen.
Jalur Detoksikasi Fase II termasuk didalamnya sulfasi, metilasi, dan reaksi dengan
glutathione yang merupakan faktor protektif aktif pada payudara terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh metabolit reaktif endogen dan eksogen. Gambar 2 menunjukkan metilasi
estrogen katekol dikatalisis oleh katekol O-metiltransferase dan reaksi estrogen semiquinone
dan quinone dengan gluthatione dapat terjadi. Selain itu untuk mencegah metabolisme
katekol estrogen menjadi quionone, 2-metoksikatekol dapat menjadi metabolit protektif. Di
sisi lain, 4-hidroksiequilenin, merupakan metabolit katekol reaktif dari equilenin yang ada
pada agen terapi pengganti estrogen dapat menginhibisi enzim detoksikasi seperti glutathione
S-transferase P1-1 dan katekol O-metiltransferase. Ini menunjukkan bahwa metabolit esrogen
equine reaktif berkontribusi terhadap kanker payudara melalui inhibisi pada enzim protektif
Fase II.
Seperti faktor pertumbuhan peptida lainnya, estrogen juga menyebabkan aktivasi pada
beberapa protein kinase seperti mitogen-activated protein kinases dan meningkatkan kadar
second messenger, seperti cAMP dalam beberapa menit. Hal tersebut merupakan faktor
penting dalam proliferasi sel dan inhibisi apoptosis.