Anda di halaman 1dari 2

Apresiasi dan Inovasi

1. High Throughput Satellite (HTS)


HTS adalah generasi baru pesawat ruang angkasa, yang mampu memberikan throughput yang
tinggi bila dibandingkan dengan sistem satelit Fixed Satellite Service (FSS), Broadcast Satellite
Service (BSS) dan Mobile Satellite Service (MSS) konvensional. Satu perbedaan mendasar
dalam arsitektur sistem HTS dibandingkan dengan sistem sebelumnya adalah penggunaan
beberapa 'spot beam' untuk menutupi area layanan yang diinginkan, bukan wide beam.
Ka-band downlink dialokasikan untuk aplikasi sipil ke user link. Rasio bandwidth antara
forward dan backward adalah 3:1. Feeder link bergantung pada V-band (50GHz) dan Q-band
(40 GHz).

Gambar ... Frekuensi Ka-band


Sumber : 2016 - 2020 High-Throughput Satellite systems on the right track

2. HTS Payload
Gambar 2 menunjukkan konsep arsitektur payload yang cocok untuk sistem HTS untuk
forward repeater. Efisiensi massa payload yang tinggi dicapai dengan penggunaan wideband.
Khusus frekuensi V-band ke Ka-band harus menggunakan frekuensi 2,9 GHz. Demikian pula
setiap TWT menguatkan pita frekuensi pada dua titik (2,9 GHz), sementara ODMUX membagi
frekuensi menjadi dua bagian. Prinsip yang sama pada return link. Bergantung pada arsitektur
antena (SFPB : Single Feed Per Beam dan MFPB : Mulit Feed Per Beam) dan jumlah antena
pengguna yang bervariasi.

Gambar... Arsitektur Payload Foward Link HTS


Sumber : 2016 - 2020 High-Throughput Satellite systems on the right track
3. Gateway dengan Diversity
Karena gateway dari sistem HTS akan menangani ribuan terminal pengguna, target availability
harus tinggi dengan 99,9%. Sementara itu degradasi kapasitas gateway saat hujan sampai
ambang batas harus dibatas sehubungan dengan kapasitas gateway saat langit cerah
(biasanya antara 0% dan 20%). Desain arsitektur gateway dengan diversity partial didapat dari
trade off antara ukuran stasiun, biaya seluruh feeder segment, serta biaya terkait dengan
koneksi ke jaringan backbone (gateway yang lebih redundan akan menyebabkan biaya
meningkat).
Skema gateway dengan diversity tanpa redundan dapat ditangani dengan M gateway (bukan
sate gateway). Dalam kasus deep fading, gateway yang tersisa memastikan lalu linta minimum
di setiap tempat. Solusi ini enawarkan skalabilitas M:1. Namun demikian, skema ini memiliki
dua kelemahan, yaitu biaya backbone dan kompleksitas yang disebakan pada payload.

4. Desain Jaringan Backbone


Fungsi jaringan backbone adalah menghubungkan gateway ke penyedia layanan internet (ISP)
yang menggunakan kapasitas satelit. Interkoneksi ini melalui internet eXchange Points (IXP).
Karena jumlah node jaringan (gateway) serta kapasitasnya meningkat secara signifikan dalam
system HTS, kapasitas backbone terrestrial dalam meningkat nilai ekonomi sistem satelit
komunikasi. Itulah sebabnya desain jaringan backbone menjadi perhatian khusus.
Desain jaringan backbone untuk feeder link dilakukan dengan pemetaan antara gateway,
posisi ISP, dan spot beam. Pemetaan harus sesuai dengan persyaratan sub-sistem satelit dan
konektivitas ISP, hal tersebut dapat mengurangi biaya bulanan infrastruktur backbone
terrestrial.

Anda mungkin juga menyukai