Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

Di era modern ini, membaca merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Tanpa membaca, ibarat akan buta dunia. Semua hal bisa didapat selain
dari pengalaman, yaitu dari membaca. Membaca merupakan jendela dunia, yang
mana dapat dilakukan oleh seluruh umat manusia. Bahkan, di beberapa negara
maju, seseorang dapat menghabiskan kurang lebih 2 sampai 3 buku dalam satu
minggu. Hal tersebut bukanlah suatu kewajiban, melainkan merupakan budaya
untuk membaca. Tidak heran, apabila industri-industri datang dari negara maju
yang mayoritas dari mereka gemar membaca.

Di negara Indonesia, membaca merupakan suatu hal yang masih jarang


diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya seorang mahasiswa.
Mahasiswa, merupakan agent of change yang mana dituntut harus merubah
negaranya menjadi lebih baik, haruslah memiliki minat baca yang tinggi. Karena,
ilmu pengetahuan dan teknologi didapat dari membaca berbagai informasi, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri.

Seringkali dijumpai beberapa mahasiswa yang memiliki daya serap atau


pemahaman materi perkuliahan masih kurang. Hal ini disebabkan karena rendahnya
minat baca mahasiswa. Seseorang yang malas atau tidak berminat membaca untuk
mempelajari sesuatu, maka akan mengalami kegagalan dalam bidangnya.
Sebaliknya, jika seseorang giat belajar melalui membaca segala informasi yang
dibutuhkan untuk menambah wawasannya, maka dihasilkan output yang
berkualitas. Oleh karena itu, sarana untuk menunjang kegiatan membaca yaitu
perpustakaan, sangatlah penting bagi mahasiswa.

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, telah


menyediakan perpustakaan yang mana terdapat berbagai informasi di dalamnya.
Perpusakan merupakan pusat terkumpulnya beberapa informasi dan ilmu
pengetahuan baik berupa buku atau media rekaman lainnya. Dengan menjadi
pengunjung perpustakaan yang dapat mempergunakannya dengan baik dan benar,
maka mahasiswa dapat dengan lancar menempuh pendidikan di dunia perkuliahan.
Namun, kegiatan membaca tidak bisa secara utuh dilaksanakan dengan
laccar bagi beberapa mahasiswa. Bisa saja, dalam membaca mereka mengalami
beberapa gangguan dan tekanan. Sehingga, menyebabkan mahasiswa tidak dapat
menyerap informasi yang telah dibaca dengan baik. Hal tersebut terjadi karena
beberapa faktor, ada faktor dari dalam diri mereka dan dari luar diri mereka.
Keberadaan perpustakaan salah satunya. Jika perpustakaan menyediakan beberapa
buku yang diperlukan, maka mahasiswa akan ramai berkunjung, karena apa yang
mereka cari telah disediakan. Selain itu, perpustakaan juga harus memiliki koleksi
buku dalam jumlah besar dan juga menarik. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa
tertarik berkunjung ke perpustakaan. Mahasiswa dapat menghabiskan waktu
luangnya dengan menggali ilmu lebih dalam lagi atau dapat menambah wawasan
mereka dengan membaca. Sehingga, perpustakaan dapat dimanfaatkan secara
maksimal dalam meningkatkan minat baca mahasiswa.

II. LANDASAN TEORI


Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana
dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7).
Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang tertulis dengan
menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam St.Y. Slamet,
2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap
segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik.
Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan
yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati,
memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning
to and getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami
arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo
dalam H.G. Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan
pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati
naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni
aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah
proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses
pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan
ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan
tertentu dan referen kehidupan yang luas.
Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa
kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat
maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman menjadi
produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik pada saat
membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet,
2008:68).
Teori Minat Membaca
Menurut Syaiful Jamarah Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat
untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk
membaca. (Jamarah,2005: 24)
Menurut Gage dalam Syaiful rijal, minat baca dibagi menjadi dua, Yaitu
minat baca spontan dan minat baca terpola. Minat baca spontan adalah minat baca
yang tumbuh dari motivasi personil pembaca (siswa). Sedangkan minat baca terpola
adalah minat baca yang berlangsung dalam kegiatan mengajar di sekolah.
Minat baca perlu ditanamkan dan dipupuk pada diri setiap manusia (siswa)
baik oleh diri sendiri atau oleh orang lain, untuk dapat diharapkan prestasinya terus
meningkat di masa yang akan datang. Guna meningkatkan minat baca ada banyak
cara yang perlu dilakukan, termasuk diantaranya seperti yang dikemukakan Dr.
Tarigan adalah:
Pertama, berusaha untuk selalu menyediakan waktu untuk membaca secara
rutin. Haruslah kita sadari bahwa orang yang dapat membaca dengan baik adalah
orang yang biasa berpikir dengan baik pula.
Kedua, biasakanlah untuk dapat memilih bacaan yang baik dan kita
butuhkan. Masalah yang sering kita hadapi adalah kita dapat belum dapat memilih
buku bacaan yang baik, juga karena terbentur oleh sempitnya waktu hingga kita
tidak dapat membaca buku dalam jumlah yang banyak.oleh karena itu diperlukan
keterampilan dalam memilih bahan bacaan. (Tarigan, 1987 : 108).

Peningkatan minat baca dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :

a. Menyediakan bahan bacaan;

b. Pemilihan bahan yang baik;

c. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca;

d. Penyediaan waktu untuk membaca.

Sehingga bisa kita simpulkan bahwa cara yang paling efektif untuk
meningkatkan minat baca adalah menciptakan kondisi cinta baca.

III. PEMBAHASAN

Dalam ruang lingkup ITS, minat baca mahasiswa dapat dibilang cukup
besar. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey. Terdapat dua
macam data, yaitu data primer yang berupa kuisioner online dan sekunder yang
berupa data statistik pengunjung perpustakaan ITS.

Data primer kami dapat dari kuisioner online yang kami sebarkan pada
teman sekampus, baik teman angkatan maupun kakak tingkat kami. Berikut
merupakan data yang dimaksud.
Diagram 1 Sebaran Minat Baca Mahasiswa ITS

Berdasarkan diagmram 1, diperoleh angka yang paling besar untuk warna


kuning yaitu 45,1%, menandakan tingkat baca mahasiswa berada dalam nilai
cukup. Untuk mencapai angka minat baca yang tinggi, pasti terdapat beberapa
factor yang mempengaruhi mahasiswa dalam membaca, yaitu faktor dari dalam diri
berupa rasa suka atau tertarik terhadap membaca dan faktor dari luar diri seperti
dukungan kampus untuk menunjang kegiatan membaca. Untuk mengetahui
pengaruh faktor tersebut, telah diperoleh data statistic sebagai berikut.

Diagram 2 Faktor Rasa Suka Atau Tertarik Terhadap Kegiatan


Membaca
Berdasarkan diagram 2, mahasiswa mempunya rasa tertarik pada membaca
ada di warna merah yang menunjukkan tingkat sedang. Diperoleh angka 70,6%,
merupakan angka yang terbilang cukup besar. Dengan demikian, mahasiswa pasti
merasa bahwa membaca itu perlu, untuk dirinya saat menjalani perkuliahan.

Di sisi lain, terdapat fakor luar yang mempengaruhi mahasiswa dalam


membaca. Hal tersebut dapat disimpulkan melalui diagram berikut.

Gambar 3 Pengaruh Lingkungan Kampus Dalam Kegiatan Membaca

Berdasarkan diagram 3, lingkungan kampus memiliki pengaruh yang cukup


dalam kegiata membaca. Ditunjukkan dengan besarnya angka pada warna merah
yaitu 52,9%. Dengan demikian, lingkungan kampus yang menunjang kegiatan
membaca seperti perpustakaan sangatlah berpengaruh dalam kegiatan membaca.

Untuk data sekunder, kami memperoleh data statistik pengunjung


perpustakaan ITS sebagai berikut.

JUN JUL AUG SEP OKT TOTAL

Buku Pengunjung
690 2,198 4,129 7,648 6,496 42,039
(yang absen)

Konter 11,058 10,985 15,568 58,933 38,974 267,329

Pengunjung digital
351,619 467,080 487,768 524,889 530,925 3,492,759
library
Table 1 Statistik Pengunjung Perpustakaan ITS 2018
Berdasarkan tabel 1, jumlah pengunjung perpustakaan semakin meningkat
seiring menjelang akhir tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena kebutuhan mereka
sebagai mahasiswa. Yaitu untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.

Dengan besarnya minat baca mahasiswa ITS berdasarkan data primer kami,
dapat dihubungkan dengan data sekunder kami. Yang mana, minat baca mahasiswa
yang didukung adanya rasa tertarik dan sarana penunjang membaca yaitu
perpustakaan, dapat memengaruhi jumlah pengunjung yang ada di perpustakaan.
Jika mahasiswa aktif dalam membaca, maka mereka akan mencari wawasan itu
dengan berkunjung ke perpustakaan. Jika jumlah pengunjung perpustakaan
semakin hari semakin bertambah, maka minat baca mahasiswa ITS mengalami
peningkatan. Sehingga, perpustakaan kampus ITS berhasil menjadi sarana untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan melalui membaca.

IV. KESIMPULAN

( intinya, minat baca mahasiswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu dari dalam dan luar
(rasa tertarik dan perpus). Berdasarkan survey, ternyata minat baca berpengaruh
pada jumlah pengunjung perpus ITS. Minat baca mahasiswa ITS tergolong cukup
baik sehigga pengunjung perpus ITS menunjukkan angka yang besar. Dengan
demikian, minat baca mahasiswa ITS berpengarh trhd jumlh pngnjung perpus.
Semakin besar minat mahasiswa dalam membaca, semakin ramai pengunjung yang
dtng ke perpus ITS )

Anda mungkin juga menyukai