Anda di halaman 1dari 7

FORM – 1

LAPORAN SISWA PRAJABATAN

NAMA SISWA PRAJABATAN : FEBRUAR FITRA AHMAJI UNIT : UP SAGULING

TEMPAT PENUGASAN SISWA PRAJABATAN : PEMELIHARAAN SIPIL

NAMA MENTOR/ TUTOR : WAWAN SUWANDI UNIT : UP SAGULING

TOTAL WAKTU DALAM PENGAWASAN : ( 14 ) HARI TGL


SELESAI :
ELEMEN KOMPETENSI :
Merencanakan pengelolaan pemeliharaan bangunan sipil basah unit PLTA antara lain Bendungan, Penstock, Surge
tank dan Spill way-PLTA agar dapat beroperasi dengan kapasitas dan efisiensi yang sesuai dengan spesifikasi teknik
yang disyaratkan, dapat mempertahankan umur teknis peralatan pembangkit, serta dapat menekan jumlah gangguan
dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan.

KERANGKA UNTUK KERJA (KUK) :


Umur teknis peralatan pembangkit, jumlah gangguan dan kerusakan di bawah batas outages yang ditetapkan
dipelajari sesuai standar perusahaan.

1
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN

Umur Teknis Peralatan Pembangkit

Unit Pembangkit Saguling merupakan unit kerja di lingkungan PT Indonesia Power yang mengelola PLTA
dengan Kapasitas total 797,36 MW. PLTA Saguing sendiri merupakan PLTA terbesar yang dikelola dengan kapasitas
terpasang 4 x 175,18 MW dengan Total 700,72 MW. PLTA Saguling mulai beroperasi sejak tahun 1985 dengan
rincian sebagai berikut :

 12 Oktober 1985 : Unit 1 sebesar 175 MW mulai beroperasi


 28 Oktober 1985 : Unit 2 sebesar 175 MW mulai beroperasi
 3 April 1986 : Unit 3 sebesar 175 MW mulai beroperasi
 29 Mei 1986 : Unit 4 sebesar 175 MW mulai beroperasi

Saat ini PLTA Saguling telah memasuki 34 tahun usia operasi. Dengan masa operasi yang sudah selama itu
beberapa part yang perlu penggantian dan perawatan untuk menjaga kehandalannya. Dengan kondisi demikian,
diperlukan adanya perencanaan yang tepat terkait penggantian part part tersebut.

GAMBAR 1 DIAGRAM PROSES PEMBANGKITAN PLTA

2
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN
Data Teknik Pembangkit PT Indonesia Power UBP Saguling
PLTA Saguling mempunyai bagian – bagian atau komponen utama pembangkitan energi listrik, yaitu:
1. Waduk
Berfungsi untuk menampung air yang digunakan untuk memberikan suplai air ke turbin. Disamping itu waduk juga
berfungsi sebagai persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau disaat beban puncak. Berikut data tekniknya :
 Duga muka air banjir : + 645 m
 Duga muka air efektif normal : + 643 m
 Duga muka air efektif rendah : + 623 m
 Luas waduk : 5340 Ha
 Volume penuh : 982 juta m3
 Volume efektif : 600 juta m3

2. Bendungan
Data teknik bendungan :
 Tipe : urugan bantu dengan inti kedap air
 Tinggi : 99,00 m
 Elevasi puncak bendungan : 650,20 m
 Panjang puncak : 301,40 m
 Isi tubuh bendungan : 2,79 juta m3

3. Dam Control Center ( DCC )


 Tipe : concrete
 Panjang : 18,00 m
 Lebar : 18,00 m
 Tinggi : 18,70 m

4. Spillway (saluran pelimpahan)


Berfungsi untuk menyalurkan air yang melebihi kapasitas penampungan. Perkiraan air yang harus dibuang adalah
1,2 kali debit pada saat air banjir.

 Tipe : pelimpah samping


 Kapasitas penampungan : 2400 m3/s
 Pintu : 3 buah pintu dengan ukuran 10m x 8,3m

3
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN
5. Intake Gate
Berfungsi untuk mengambil air langsung dari tempat penampungan air ke dalam saluran air yang terletak terpisah
dengan bendungan yag dilengkapi pintu air untuk penyaringan dan mencegah kotoran masuk.
 Tipe : menara
 Lebar : 50 m
 Panjang : 29 m
 Pintu : 2 buah pintu dengan ukuran 5,8m x 5,8m

6. Headreace Tunnel (Terowongan Tekan)


 Tipe : terowongan tekan dengan circular tekan
 Diameter : 5,8 m
 Panjang : 4.689,182 m (nomor 1) dan 4.639,26 m (nomor 2)

7. Surge Tank (Tangki Pendatar)


Berfungsi untuk melindungi saluran pipa pesat dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air yang disuplai ke
turbin dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-pintu turbin. Selain itu surge tank berfungsi untuk
meredam guncangan pipa pesat yang disebabkan oleh penghentian turbin secara tiba – tiba. Data teknik Surge Tank:
 Tipe : Rainforced concentrate differential type
 Diameter dalam : 12 m
 Tinggi : 89,1 (pipa pertama) dan 84,1 m (pipa kedua)

8. Penstock (pipa pesat)


Tipe dari pipa pesat adalah pipa baja dengan cincin penyangga yang dipasang dari dua tangki pendatar ke hulu
gedung pusat pembangkit listrik.
Data teknik
 Tipe : Rainforced concentrate differential type
 Diameter dalam : 14,3 m dan 2,54 setelah percabangan
 Panjang : 1868 m (nomor 1) dan 1768 m (nomor 2)
 Tipe valve : butterfly valve
 Diameter nominal valve : 4,3 m

4
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN

9. Power House
Data teknik :
 Tipe : Semi underground indoor (2 lantai diatas tanah, 5 lantai dibawah
tanah)
 Panjang : 104,4 m
 Lebar : 32,5 m
 Tinggi : 42,5 m

10. High Yard (serandang hubung)


High yard adalah terminal dari energy yang keluar dari transformato pada level tegangan ekstra tinggi yang
kemudian akan ditransmisikan.
Data teknik :
 Tipe : 500 KV full GIS (Gas Insulated Switchgear)
 Kapasitas : 550 KV – 4000 A
 Frekuensi : 50 Hz
Windstand voltage
 Power Frequency voltage : 620 KV atau lebih
 Lighting arrester : 1550 KV atau lebih
 Switch surge : 1175 KV
Distribusi jaringan : 2 crt ke Gandul, 2 crt ke Bandung
Selatan, 2crt ke Cirata

11. Turbin
Turbin yang dipakai oleh PLTA Saguling adalah tipe Francais yaitu turbin reaksi yang aliran air masuknya arah
radikal dan keluarannya aksial.
Data teknik :
 Tipe : Francais dengan vertical shaft
 Output : 178,8 MW
 Kecepatan putar : 333 rpm
 Effectif head : max 56 m3/s
 Inlet valve : rotary valve dengan diameter 2.25 m.
 Governor : electro hydraulic

5
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN
12. Generator
Jenis generator yang dipakai pada PLTA Saguling adalah golongan poros vertical yaitu untuk pembangkit yang
mempunyai daya besar atau untuk pembangkit yang mempunyai putaran rendah.
Data teknik :
 Tipe : AC sinkron 3 phase
 Kapasitas : 206,1 MVA
 Kecepatan putar : 333 rpm
 Frekuensi : 50 Hz
 Rating tegangan : 16,5 KV
 Rating PF : 0,85 lagging
 Exitasi : static

13. Transformator
Data teknik :
 Tipe : Outdoor, 3 fasa
 Kapasitas : 412,2 MVA
 Tegangan : 16,5 KV / 525 KV

TARGET UMUR OPERASI


PLTA PBS ditargetkan dapat beroperasi hingga 50 tahun sesuai perkiraan umur operasi waduk. Namun hal ini
juga dapat berubah tergantung kondisi pengoperasian, pemeliharaan, history kerusakan, dan kondisi waduk yang
saat ini sudah mengalami sedimentasi cukup tinggi.

6
FORM – 1
LAPORAN SISWA PRAJABATAN
GANGGUAN DAN KERUSAKAN DI PLTA SAGULING

A. Eceng Gondok

Tumbuhan Eceng Gondok merupakan tumbuhan air yang proses pertumbuhannya sangat cepat dan mudah
menyebar melalui saluran perairan ke perairan lain, oleh karena itu tanaman ini termasuk gulma yang dapat merusak
lingkungan perairan.

Dampak negatif Tumbuhan Eceng Gondok di lingkungan perairan Waduk:


- Mengurangi jumlah Oksigen Dalam air
Karena pertumbuhan yang begitu cepat tumbuhan ini bisa menutupi seluruh perairan, akibatnya jumlah cahaya yang
masuk ke dalam air semakin berkurang dan tingkat ke-larutan oksigen pun akan berkurang.
- Perairan menjadi dangkal (Sedimentasi)
Eceng Gondok juga bisa menjadi penyebab kedangkalan perairan, Eceng Gondok yang mati akan menumpuk sedikit
demi sedikit ke permukaan, sehingga seiring berjalannya waktu perairan pun menjadi semakin dangkal.
- Mengurangi jumlah air
Eceng Gondok yang menyebar hingga ke seluruh permukaan air dapat menyebabkan evepotranspirasi yang berarti
jumlah kehilangan air yang meningkat.
- Merusak Turbin
Eceng Gondok yang tidak diatur pertumbuhannya dapat masuk ke dalam turbin PLTA dan mengganggu operasional
pengelolaan pembangkit.
- Menganggu Lalu Lintas Perairan
Lalu lintas perairan juga terganggu akibat pertumbuhan eceng gondok, perahu nelayan, perahu patroli waduk
sering terjebak dan sulit untuk bergerak akibat pertumbuhan eceng gondok.

B. Sedimentasi

Menurut Laporan Pelaksanaan Penyelidikan Waduk di akhir tahun 2016 sedimentasi sebanyak ± 7 juta m3 .
naik sebanyak 2 juta m3 dari tahun 2014 yang hanya sekitar 4,145 juta m3 untuk memeprtahankan volume waduk
perlu dilakukan pembuangan sedimen. Karena sedimentasi berpengaruh pada pengurangan daya tampung waduk
dan pendangkalan waduk. Sedimentasi juga berpengaruh pada kebersihan air yang masuk ke Intake itu sendiri.
Lumpur yang sudah mengendap dan jauh dari fasilitas DDC perlu dilakukan pengerukan lumpur (dredging).
Dredging adalah pengambilan material atau tanah di dasar air dan memindahkan atau membuang ke tempat
lain. Untuk meningkatkan keandalan operasi PLTA PBS perlu diadakan tindakan yang masif dan tepat terutama
terkait kondisi saat ini yang sudah mengalami sedimentasi yang cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai