SKRIPSI
Oleh:
Veronica Fideliawati
138114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Veronica Fideliawati
138114135
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karena masa depan itu sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang
(Amsal 23 : 18)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Tak terlepas dari berkat dan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
naskah skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Asam Valproat Pada
Pasien Epilepsi Pediatrik Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” ini bisa
diselesaikan dengan baik. Selama dua semester mulai dari pembuatan proposal,
penelitian, hingga terbentuknya naskah ini, penulis tidak sendirian. Karena ada
yang mengatakan “Beside someone’s successful, there were thousands of people
grab him on his shoulder”, maka penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Aris Widayati, PhD., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Dr. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, SpS. Selaku dosen pembimbing atas
semua bimbingan, masukan, saran, mulai dari pencarian tema
penelitian, pembuatan proposal, selama penelitian, pembuatan naskah
skripsi hingga menyediakan alat dan bahan penelitian.
3. Maria Wisnu DonowatiM.Si., Apt. selaku Wakil Kepala Program Studi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga selaku
dosen penguji atas semua bantuan, saran, kritik dan masukan selama
pembuatan proposal dan naskah skripsi.
4. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt.selaku dosen penguji atas
semua saran, kritik dan masukan selama pembuatan proposal dan
naskah skripsi.
5. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas segala
bekal ilmu yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan.
6. Pihak Ethical Clearance Universitas Kristen Duta Wacana yang
mengeluarkan izin untuk melakukan penelitian.
7. Pihak Rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang telah mengizinkan
untuk melakukan penelitian di Poli Saraf Rumah sakit Bethesda
Yogyakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Bapak, Ibu, Mbak Dian dan Pani yang selalu memberikan semangat
dalam penulisan naskah skrispi.
9. Segenap teman-teman kelompok skripsi : Era, Reni, Imma, Kris,
Rendra, Atika, Tiara, Santi, dan Ocha atas waktu, suka dan dukanya
selama rangkaian kegiatan skripsi ini.
10. Para sahabat penulis : Bernadetta Inez Ludwinia, Fransisca Natasha,
Francisca Aninda, Stephanie Affrilia , dan Athanasius Wicahyo
Prihasworo atas semangat dan dukungan yang luar biasa kepada
penulis.
11. Teman-teman Kos Putri Palem atas waktu dan kebersamaan selama
penulis menyelesaikan naskah ini
12. Sahabat sejak SMA: Puspa, Yunita, Clara, Tika, Mbak Lita, &Rara
atas “dukungannya”.
13. Teman-teman seperjuangan FSM D 2013, FKK C 2013, dan segenap
teman-teman Farmasi Sanata Dharma angkatan 2013 yang luar biasa
tangguh.
14. Dan kepada semua orang yang telah membantu penulis selama ini.
Tidak banyak yang bisa penulis katakan, tak lupa penulis juga memohon
maaf atas ketidaksempurnaan naskah ini disana-sini, namun besar harapan penulis
agar karya penelitian yang belums empurna ini bisa berkontribusi dalam dunia
penelitian dan bagi masyarakat. Tuhan memberkati.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................xiii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
KESIMPULAN .................................................................................................... 9
SARAN …….........................................................................................................9
LAMPIRAN ..........................................................................................................12
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan di dunia.
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan atau terhentinya fungsi otak secara periodik
yang disebabkan oleh terjadinya pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur
oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba, sehingga penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian
otak dan dari otak ke bagian lain tubuh terganggu (Brodie et al, 2012).
Secara keseluruhan insiden epilepsi pada negara maju berkisar antara 40-70 kasus
per 100.000 orang per tahun. Di negara berkembang, insiden berkisar antara 100-190 kasus
per 100.000 orang per tahun. Prevalensi dari epilepsi bervariasi antara 5- 10 kasus per 1.000
orang (Gunawan, Winiferd, & Maja, 2013). Dari berbagai studi diperkirakan prevalensi
epilepsi berkisar antara 0,5 - 4%. Rata-rata prevalensi epilepsi 8,2 per 1000 penduduk
(PERDOSSI, 2011).
Prevalensi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada dewasa
muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut
(PERDOSSI,2011). Insidensi epilepsi pada anak dilaporkan dari berbagai negara dengan
variasi yang luas, sekitar 4-6 per 1000 anak, tergantung pada desain penelitian dan kelompok
umur populasi. Prevelansi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada
dewasa muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.
Penderita laki-laki umumnya lebih banyak dibandingkan perempuan. Etiologi epilepsi
sebagian besar bersifat idiopatik, tetapi sering juga disebabkan oleh kelainan atau lesi pada
otak (Gunawan dan Stephanie, 2013)
Tujuan utama pengobatan adalah membantu orang menjadi bebas kejang tanpa efek
samping obat atau perawatan lainnya. Bagi beberapa orang ini mungkin mudah untuk
dicapai. Bagi orang lain mungkin cukup sulit dengan perawatan yang tersedia saat ini.
Namun demikian, ada banyak kemajuan dalam pengobatan epilepsi dalam beberapa tahun
terakhir sehingga orang tidak harus puas kejang lanjutan tanpa terlebih dahulu
mengeksplorasi semua pilihan pengobatan yang tepat (Krumholz, et al. 2007).
Obat antiepilepsi yang secara luas digunakan di Indonesia dan merupakan obat
utama yang digunakan pada anak dengan epilepsi adalah asam valproat. Asam valproat
merupakan obat antiepilepsi yang bisa digunakan pada semua tipe epilepsi, terutama pada
epilepsi umum yang idiopatik. Mekanisme kerja asam valproat dalam pengobatan epilepsi
adalah dengan meningkatkan inaktivasi kanal Na+, sehingga menurunkan kemampuan syaraf
untuk menghantarkan muatan listrik (Ikawati, 2011).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlu diperhatikan untuk beberapa peresepan obat. Penggunaan obat secara rasional
adalah mensyaratkan bahwa penderita menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik,
dalam dosis yang memenuhi keperluan individual sendiri, untuk periode waktu yang
memadai, dan harga yang terendah bagi mereka dan komunitas mereka. Salah satu aspek
penting dari pelayanan kefarmasian adalah memaksimalkan penggunaan obat rasional
(Amalia dan Siregar 2003). Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam
praktek sehari-hari. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas, penentuan dosis, cara, dan
lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan sebagian contoh
dari ketidakrasionalan peresepan. Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional jika
kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya
(Kemenkes, 2011).
Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berjudul evaluasi efek
samping obat antiepilepsi (OAE) politerapi pada pasien epilepsi pediatrik rawat jalan di
Instalasi kesehatan anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari - Maret
2015 dengan metode cross sectional diperoleh hasil bahwa peresepan kombinasi OAE paling
banyak adalah valproat-fenitoin. Hasil evaluasi efek samping menunjukkan efek samping
yang paling banyak terjadi adalah perubahan kognitif (80,77%), diikuti oleh perubahan
tingkah laku (76,92%), perubahan neurologis (57,69%), perubahan motorik (46,15%), dan
perubahan berat badan (23,08%) (Iryani,2015). Maka akan dilakukan penelitian yang
bertujuan mengevaluasi penggunaan asam valproat sebagai obat antiepilepsi pada pasien
epilepsi anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai evaluasi penggunaan asam valproat pada pasien pediatrik
dengan diagnosis epilepsi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ini termasuk dalam jenis
penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan deskriptif evaluatif dan
menggunakan data retrospektif. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non
eksperimental karena observasinya dilakukan secara apa adanya tanpa ada intervensi serta
perlakuan dari peneliti terhadap subyek penelitian.
Subjek penelitian ini merupakan semua pasien rawat jalan pediatrik baik laki-laki
ataupun perempuan yang terdiagnosis epilepsi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien epilepsi pediatrik yang menerima resep
obat asam valproat baik tunggal maupun kombinasi dan pasien terdiagnosa epilepsi yang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki catatan rekam medik selama 2 tahun kebelakang. Sementara kriteria ekslusi pada
penelitian ini adalah pasien penderita epilepsi dengan catatan medik yang tidak lengkap atau
tidak bisa dikonfirmasi sebagai penunjang utama penegakan diagnosa dokter terhadap
epilepsi dan pasien terdiagnosa epilepsi dengan penyakit penyerta. Besar sampel ditentukan
dengan rumus berikut:
𝑍𝛼 2 ∙ 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑒2
Keterangan:
𝑍2 𝛼 : Nilai Z pada derajat kemaknaan 95% : 1,96
p : Proporsi
e : Presisi
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data rekam medik pasien yang telah diperoleh akan diolah dengan metode statistika
deskriptif dengan menghitung persentasenya. Data pasien dikelompokkan terlebih dahulu
sebagai berikut:
a. Persentase pasien epilepsi yang telah menerima politerapi asam valproat
berdasarkan jenis kelamin dengan menghitung jumlah pasien laki-laki dan perempun
dibagi total kasus dikali 100%
b. Persentase pasien epilepsi yang telah menerima politerapi asam valproat berdasarkan
dosis dan frekuensi penggunaan dengan menghitung jumlah pasien dibagi total kasus
dikali 100%.
c. Persentase penggunaan politerapi asam valproat berdasarkan interaksi obat dengan
menghitung jumlah obat dibagi total kasus dikali 100%.
d. Persentase penggunaan politerapi asam valproat berdasarkan efek samping obat
dengan menghitung jumlah obat dibagi total kasus dikali 100%.
Selanjutnya dilakukan evaluasi kerasionalan politerapi asam valproat berdasarkan
PERDOSSI 2006.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I. Karakteristik umur dan jenis kelamin pasien epilepsi pediatrik di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta periode 2014-2016
Usia (tahun)
1-5 6 15,4 5 12,8 11 28,2
6-10 6 15,4 7 17,9 13 33,3
11-15 6 15,4 9 23,1 15 38,5
Selama kurun waktu 2014 sampai dengan 2016 dijumpai 39 orang anak penderita
epilepsi yang berobat di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Total kasus
yaitu 39 (100%) yang terdiri dari 21 (53,8%) anak perempuan dan 18 (46,2%) anak laki-laki.
Sebaran usia kasus yang diteliti sesuai dengan insiden epilepsi yang berubah-ubah menurut
usia, yaitu insidens tertinggi pada usia anak dini, mencapai nadirnya pada usia dewasa dini,
dan naik kembali pada usia tua. Bangkitan epilepsi jarang dijumpai pada usia bulan-bulan
pertama, dan lebih sering antara usia 4 bulan-4 tahun, kemudian frekuensinya menurun
sampai remaja (Andayani, Taslim, & Sri, 2000)
Pada penelitian ini menunjukan bahwa pasien epilepsi pediatrik yang menerima
terapi asam valproat lebih banyak perempuan 53,8% dibandingkan laki-laki 46,2%. Hasil
penelitian ini juga menunjukan bahwa prevalensi pasien epilepsi anak bertambah seiring
bertambahnya umur. Pada kelompok anak tertentu, serangan epilepsi mulai atau berhenti di
sekitar pubertas sesuai dengan penelitian (Gunawan, & Stepahanie, 2013) yang menyatakan
bahwa prevalensi epilepsi pada anak dan bayi sangat tinggi kemudian menurun pada saat
dewasa muda (pubertas).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Kesesuaian dosis & frekuensi penggunaan antiepilepsi pasien epilepsi di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta
Kategori Jumlah Presentase (% = 100)
(n = 15)
Dosis sesuai 6 40
Dosis tidak sesuai 9 60
Dari hasil penelitian diperoleh ada sejumlah 9 (60%) dengan pemberian dosis yang
tidak sesuai dikarenakan dosis yang di berikan terlalu rendah dan sejumlah 6 (40%) dengan
pemberian dosis sesuai menurut guideline (PERDOSSI, 2011). Dalam kategori kesesuaian
dosis ditentukan dari berat badan pasien. Sesuai dengan guideline PERDOSSI, 2011 dosis
asam valproat untuk anak - anak adalah 20-40 mg/kg/hari. Dari 39 kasus yang diperoleh
hanya 15 kasus yang dievaluasi berdasarkan berat badan. Kesesuian dosis saat peresepan
sangatlah penting untuk tercapainya efektivitas obat. Pemberian obat dimulai dari dosis
rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Kadar
obat dalam darah ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif (IDI, 2014).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Interaksi obat antiepilepsi pada pasien epilepsi di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta
Dalam penelitian ini tidak diperoleh interaksi antar obat antiepilepsi. Meskipun ada
beberapa pasien yang menggunkan obat antiepilepsi yaitu asam valproate-fenitoin, asam
valproate-lvitiracetam, dan asam valproate-clonazepam secara bersamaan namun dalam
rekam medis tidak tercantum keluhan pasien sebagai inetraksi obat antiepilepsi.
Tabel IV. Efek Samping yang terjadi pada pasien epilepsi di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta
Tercatat dalam rekam medis dengan melihat e-RM ada 4 (10,26%) yang mengalami
efek samping pusing dan 4 (10,26%) yang mengakami demam dan batuk, namun efek
samping yang terjadi tidak tercantum pada guideline (PERDOSSI,2016) sebagai efek
samping asam valproat. Efek sampimg yang terjadi bisa dikarenakan adanya penambahan
obat lain. Sedangkan, pada 31 (79,49%) kasus pada rekam medis tercatat tidak ada keluhan
dari pasien sebagai efek samping pengobatan antiepilepsi yaitu asam valproat.
3. Efektivitas obat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Lingga, Lukman, & Dewa, 2016) efektivitas obat
antiepilepsi (OAE) dilihat dari pencapaian remisi selama 6 bulan, karena menurut Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) rata-rata penggunaan obat antiepilepsi dapat diturunkan
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dosisnya pada 3-6 bulan pemberian OAE. Dalam jangka waktu 3-6 bulan tersebut dapat
dilihat jika 6 bulan sudah bebas kejang artinya obat efektif.
Dari hasil diatas menunjukan bahwa 22 (56,41%) kasus sudah mencapai target
remisi yaitu 3-6 bulan bebas kejang. Diperoleh 2 (5,13%) yang belum mencapai remisi
karena pasien tidak meneruskan obat dan masih mengalami kejang setelah 2 bulan
pengobatan. Penelitian tidak dapat dilakukan pada 13 (33,33%) dari 39 (100%) sampel yang
diambil karena keterangan tidak dituliskan pada rekam medis. Pada kasus baru 2 (5,13%)
juga tidak dapat dilihat pencapaian remisi dikarenakan kasus masih baru.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIMPULAN
Evaluasi penggunaan asam valproat pada pasien epilepsi anak-anak
memperlihatkan bahwa pola peresepan asam valproat sebagai obat antiepilepsi sudah
rasional .
SARAN
Dalam pengambilan sampel perlu diperbanyak lagi jumlah sampel yang diambil
agar mengantisipasi bila ada sampel data yang tidak bisa dihitung selain itu, dilakukan
penelitian dengan metode prospektif agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Diharapkan
dengan adanya penelitian lanjutan yang menggunakan data prospektif hasil evaluasi
pengobatan yang dijalani pasien dapat mencapai outcome.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L., dan Siregar, C., 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Andayani, P., Soetomenggolo, T. S., Hadinegoro, S. R. S., & Cara, B. (2000). Evaluasi
Klinis Pengobatan Epilepsi dengan Karbamazepin pada Anak, 2.
Brodie, R. J., Hollebeek, L.D., Juric, B., & Ilic A., 2011, Customer Engagement
Conceptual Domain, Fundamental exchange on customer value and loyalty,
Journal of Business Research, 59, 449 - 456.
Carvalho, et al, 2014, Drug Interaction between Phenytoin and Valproic Acid in a Child
With Refractory Epilepsy: A Case Report, Journal of Pharmacy Practice, 27 (2),
214-216.
Gunawan,D. P, Winifred, K., Maja. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Epilepsi Di Kelurahan Mahena Kecamatan Tahuna Kabupaten
Sangihe.Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Gunawant, P. Y., & Stephanie, E. D. 2013. Karakteristik Pasien Epilepsi Di Rumah
Sakit Siloam Lippo Village, Tangerang, Tahun 2013. Neurologis, Fakultas
Kedokteran (Iniversitas Pelita Harapan)
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016. Seputar Epilepsi Pada Anak.
http://Www.Idai.Or.Id/Artikel/Seputar-Kesehatan-Anak/Seputar-Epilepsi-Pada-
Anak Diakses 20 Januari 2017
Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakara. PP:233 - 239
Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
Iryani, K. S., 2015. Evaluasi Efek Samping Obat Antiepilepsi (Oae) Politerapi Pada
Pasien Epilepsi Pediatrik Rawat Jalan Di Instalasi Kesehatan Anak (Inska) Rsup
Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Maret 2015. Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional.
Jakarta: Kemenkes.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(malam 02/06/2016
hari) tidak
Ikalep kambuh
250mg tab
(30) 1x1
(pagi hari)
7. 19/03/2014 0170 OCPF 7 P - Depakene 24/06/2014
5160 250mg/5ml batuk dan
syr 120ml demam
(1) 1x2,5 26/11/
CC 2015 tidak
ada
keluhan
21/04/2016
mulai
tapering off
222/08/201
6 tidak ada
keluhan
8. 19/03/2013 0102 AYP 15 P - Ikalep 250 28/03/2014
5013 M mg tab (30) tidak ada
1x1 keluhan
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keppra
250mg tab
(60) 2x1
18. 02/12/2013 0107 DE 13 P - Ikalep 12/03/2015
3706 250mg tab pusing tapi
(20) 1x1 tidak
malam hari kambuh
19. 24/08/2015 0111 FAF 3 L - Depakene Pada bulan
5473 250mg februari
/5ml syr kejang
120ml
1x2,5 CC
20. 08/08/2015 0111 VE 12 L 42 Ikalep 05/03/2016
1833 250mg tab tidak ada
(30) 1x1 keluhan
malam hari kejang
tidak
kambuh
21. 19/03/2016 0203 EK 6 L 10,5 Dilantin 05/04/2016
6081 100mg cap tidak
(40) kejang
2x30mg namun
Depakene demam dan
250mg batuk
/5ml syr
120ml
2x2,5 CC
22. 01/10/2014 0107 AMP 6 P 23,5 Depakene
1859 250mg/5ml
syr 120ml
(2) 2x3CC
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Riklona
2mg tab
(30)
1x1 malam
hari
23. 25/04/2014 0104 KAM 3 P 10,9 Ikhapen
1509 W 100mg (40)
2x20mg
Depakene
250mg/5ml
120ml syr
1x2,5CC
24. 21/01/2014 0200 RPK 10 P 21 Depakene 19/12/2015
6633 250mg/5ml tidak
syr 120ml kambuh
1x2,5CC
25. 14/06/2011 0080 PPB 2 L 12,5 Depakene
7857 250mg/5ml
syr 120ml
1x2,5 CC
26. 08/08/2014 0080 DGM 6 L 20 Depakene
8099 S 250mg
/5ml syr
120ml
2x2,5CC
27. 11/09/2014 0097 CZA 13 P - Depakene
3111 250mg
/5ml syr
120ml
1x2,5CC
28. 19/08/2014 0106 DRY 13 L - Depakene 2016 sudah
5246 250mg/5ml tidak
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120ml kekambuha
2x2,5 CC n
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
syr 120ml
2x3,5CC
38. 06/08/2016 0113 CNS 9 P - Depakene 24/10/2016
8475 250mg tidak ada
/5ml syr keluhan
120ml dan tidak
1x2,5 CC kambuh
39. 22/07/2015 0202 AR 5 P - Depakene
7687 250mg
/5ml syr
120ml
2x2,5 CC
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29 Ikalep - 0 0
30 Depakene Neurotam - 0 0
31 Ikalep Neurotam - 0 0
32 Ikalep - 0 0
33 Ikalep - 0 1
34 Ikalep - 0 0
35 Depakene - 0 1
36 Depakene - 0 0
37 Depakene 1 0 0
38 Depakene - 0 0
39 Depakene - 0 0
Keterangan :
1. Kesesuaian dosis
1 = sesuai dengan dosis anak PERDOSSI 2011 (15-40 mg/kg/hari)
0 = tidak sesuai dengan perhitungan Clark
2. Interaksi obat
1= ada interaksi antara obat antiepilepsi (asam valproat dan phenytoin) sesuai
dengan guideline PERDOSSI 2011
0= tidak ada interaksi obat antiepilepsi sesuai dengan guideline PERDOSSI 2011
3. Efek Samping
1= terdapat efek samping
0= tidak terdapat efek samping
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
31