BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mandibula
Mandibula adalah tulang wajah yang terbesar dan terkuat yang berbentuk
seperti tapal kuda. Mandibula juga merupakan satu-satunya tulang tengkorak yang
dapat bergerak.7 Adanya lapisan padat tulang kompakta yang terdapat pada
mandibula dapat membuat mandibula bertahan sangat lama dan tetap terjaga dengan
baik daripada tulang lainnya.8 Mandibula tersusun atas komponen-komponen seperti
korpus mandibula yaitu tulang yang berbentuk kurva dan terletak horizontal, dua
tulang perpendikularis yang berfungsi menyatukan ujung dari korpus mandibula
disebut ramus mandibula, prosesus alveolaris yaitu bagian superior dari korpus
mandibula tempat gigi geligi, dan prosesus kondiloideus yang merupakan proyeksi
superior dan posterior dari ramus, yang menyusun sendi temporomandibula dengan
tulang temporal serta sudut mandibula yang dikenal dengan sudut gonial merupakan
sudut yang dibentuk oleh batas inferior dari ramus mandibula dengan batas posterior
dari korpus mandibula.1
Antegonial notch atau yang dikenal dengan takikan antegonial adalah sebuah
bidang permukaan yang yang memiliki daerah resorpsi atau penurunan pada tepi
inferior dari mandibula di persimpangan ramus mandibula. 14
Penelitian Mohite et al menyatakan bahwa besar sudut gonial dan kedalaman
antegonial notch memiliki korelasi dengan usia. Pernyataan ini sesuai dengan
penelitian Ohm E and Silness J (1999) yang menemukan bahwa terdapat hubungan
positif antara sudut gonial dan edentulus.15 Dutra et al menemukan bahwa kedalaman
antegonial notch pasien edentulus lebih besar daripada kedalaman antegonial notch
pasien bergigi. 3,16
maseter dan otot pterigoideus medialis mendorong masuk kedalam daerah kosong
mandibula akibat tidak adanya tahanan seperti gigi disertai dengan otot-otot mastikasi
yang kurang aktif bekerja, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya penumpulan
sudut gonial dan peningkatan kedalaman antegonial dan ramus notch.2,15
b. Usia
Proses penuaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis oral.
Perubahan fisiologis yang dapat terjadi seperti berkurangnya fungsi motorik yang
menyebabkan penurunan aktivitas otot pengunyahan, peningkatan resorpsi tulang
alveolar, perubahan mukosa mulut seperti berkurangnya aliran saliva khususnya yang
berkaitan dengan sistem stomatoghnatic merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perubahan morfologi mandibula. 4
c. Penyakit sistemik
Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di rongga mulut yang
dapat mempengaruhi perubahan pada morfologi mandibula yaitu penyakit gangguan
darah seperti leukimia dan anemia, rheumatoid arthritis,19 osteoporosis,20 diabetes
melitus (DM),21 dan penyakit ginjal kronis22 yang semuanya berdampak pada
penurunan kepadatan tulang kortikal dan berujung pada resorpsi tulang alveolar
secara patologis.
2.2 Edentulus
2.2.1 Definisi Edentulus
Edentulus adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh gigi asli23
yang dapat menyebabkan masalah untuk pengunyahan dan berbicara serta masalah
estetis setiap orang.24 Edentulus terbagi dua yaitu edentulus penuh dan edentulus
sebagian. Edentulus penuh adalah keadaan dimana terjadi kehilangan seluruh gigi asli
dari lengkung rahang sedangkan edentulus sebagian adalah keadaan hilangnya
beberapa gigi asli dari lengkung rahang. 23
keadaan rongga mulutnya dan mampu untuk membayar biaya perawatan gigi dan
mulut yang dianjurkan oleh dokter gigi.28
Menurut penelitian Montandon faktor iatrogenik, masalah saat erupsi gigi,
pemasangan orthodonti, indikasi pembuatan protesa, trauma dan masalah oklusal juga
dapat menjadi faktor lain yang dapat menjadi alasan pencabutan gigi yang berakhir
pada kehilangan gigi. 25
proses remodeling yaitu resorpsi tulang yang dilakukan oleh osteoklas dan
dilanjutkan dengan pembentukan tulang yang dilakukan oleh osteoblas. Proses
resorpsi tulang lebih cepat daripada proses pembentukan tulang, proses resorpsi
adalah tanggapan pertama ketika tulang menerima tekanan mekanis.34 Ketika gigi
masih ada proses osteoklas dan osteoblas didalam tulang alveolar berjalan seimbang,
namun hilangnya gigi pada rahang dapat menyebabkan tulang tidak mendapat
rangsangan mekanis yang cukup sehingga metabolisme tulang dapat terganggu yaitu
stimulasi osteoklas yang meningkat dan stimulasi osteoblas yang menurun sehingga
menyebabkan resorpsi pada tulang alveolar. Selain itu, jika tekanan mekanis oklusal
berkurang jumlah dan ketebalan trabekula pun berkurang.18,33,34 Proses tersebut akan
menyebabkan penurunan tinggi ramus disertai dengan penurunan tinggi kondilus
mandibula. Penurunan tinggi kondilus mandibula dapat meningkatkan frekuensi
terjadinya temporomandibular disorder (TMD). Kondisi ini disebabkan pada rahang
tak bergigi terjadi gangguan proses remodeling pada kondilus mandibula, sehingga
tidak mampu untuk beradaptasi dan mendukung struktur dan fungsi normal sendi
temporomandibula. 3,5
Menurut Oksayan perubahan yang terjadi pada kondilus mandibula
berhubungan dengan kedalaman ramus notch, penelitian ini juga menyatakan bahwa
peningkatan usia dapat menyebabkan kedalaman ramus notch yang semakin dalam.
Selain ketidakhadiran gigi yang menyebabkan osteoblas tidak efisien lagi
membangun pembentukan tulang, proses penuaan yang menyebabkan produksi
ekstrogen pada wanita menurun dan penurunan absorbsi kalsium dari usus juga dapat
menyebabkan terjadinya resorpsi tulang alveolar yang berefek pada perubahan
morfologi mandibula. 3,30
Besarnya sudut gonial disebabkan adanya perubahan pada aktivitas tulang dan
aktivitas otot pengunyahan. Ketika edentulus aktivitas tulang menurun dan
menyebabkan terjadinya penurunan stimulasi mekanis sehingga menstimulasi
produksi osteoklas menjadi lebih banyak. Penurunan stimulasi mekanis ini juga
mengakibatkan perubahan pada aktivitas otot pengunyahan yang berpengaruh pada
besarnya sudut gonial.4 Indikator pengunyahan untuk mendapatkan kemampuan dan
efisiensi mastikasi yang kuat dan seimbang ditinjau dari jumlah gigi fungsional
minimum 20 gigi dengan 9-10 pasang gigi yang berkontak,30 namun kehilangan gigi
dapat menyebabkan kemampuan mastikasi menurun akibat tidak terjadi proses
stimulasi mekanis yang menyebabkan perubahan pada sudut gonial mandibula yang
membesar. Otot mastikasi seperti otot maseter dan otot pterigoideous medialis
melekat pada sudut gonial, kekuatan kontraksi dari otot-otot tersebut mempengaruhi
bentuk tulang dasar mandibula. Sebuah penelitian electromyography menyatakan otot
maseter dan otot pterigoideus medialis yang kuat dapat membuat ukuran sudut gonial
dan kedalaman antegonial notch seseorang tetap kecil.4,35
Berdasarkan penelitian Oksayan perubahan nilai kedalaman antegonial notch
juga dipengaruhi oleh fungsi otot mastikasi, hal ini berkaitan dengan penelitian
Mohite yang menyatakan bahwa nilai kedalaman antegonial notch memiliki korelasi
dengan usia. Semakin seseorang berusia lanjut, gaya otot mastikasi akan menurun
yang berpengaruh terhadap kedalaman antegonial notch, terlebih pasien edentulus
memiliki daya otot mastikasi yang lebih berkurang daripada pasien bergigi, sehingga
penelitian ini menyatakan bahwa terjadi perubahan nilai kedalaman antegonial notch
pada pasien yang berusia lanjut dan edentulus.3,15
- eksposisi akan berlangsung selama 15 detik dan pasien diminta untuk tidak
bergerak. 39,40
• Ramus mandibula
Morfologi Mandibula
• Kondilus mandibula
• Sudut gonial mandibula
• Faktor yang mempengaruhi
perubahan Morfologi
mandibula
• Definisi
Radiografi Panoramik • Manfaat
• Prinsip dan Prosedur
Kerja
• Keuntungan dan
Kelemahan
Pengukuran Morfologi
Mandibula pada Pasien
Edentulus dan Bergigi
Pengukuran:
1. Besar Sudut
Gonial
Pasien Edentulus 2. Tinggi Ramus
Radiografi Panoramik
3. Tinggi Kondilus
Pasien Bergigi
4. Kedalaman
Antegonial Notch
5. Kedalaman Ramus
Notch