Anda di halaman 1dari 13

REFRESHING

PEMERIKSAAN RHINOSKOPI DAN LARINGOSKOPI

Disusun Oleh :

Cinthia Yuniar Laksana Putri

2013730023

Pembimbing : dr. Eman Sulaiman, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT THT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... 3

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 4

BAB I ............................................................................................................................................. 5

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 5

BAB II............................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6

2. 1 PEMERIKSAAN HIDUNG, TENGGOROK ..................................................................... 6


2.1.1 Kamar Periksa THT ....................................................................................................... 6
2.1.2 Alat-Alat Pemeriksaan THT .......................................................................................... 6
2.1.3 Teknik Pemeriksaan1 ..................................................................................................... 8
2.1.5 Pemeriksaan Rhinoskopi ............................................................................................... 8
2.1.7 Pemeriksaan Hipofaring Dan Laring ........................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan THT 6

Gambar 2 . Spekulum Hidung 7

Gambar 3 . Kaca Nasofaring 7

Gambar 4 . Ekstraktor 7

Gambar 5 . Pinset Bayonet 7

Gambar 6 . Spatula Lidah 7

Gambar 7 . Rhinoskopi Anterior dan Tipe-tipe septum deviasi 10

Gambar 8. Rhinoskopi Posterior 11

3
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Refreshing ini dapat terselesaikan dengan baik. Refreshing ini disusun
sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik stase THT Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta di RSUD Sayang Cianjur.

Dalam penulisan Refreshing ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang diberikan
secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada dr. Eman Sulaiman, Sp. THT-KL sebagai dokter pembimbing.

Dalam penulisan Refreshing ini, tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Cianjur, Juli 2019

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN

Pemeriksaan dasar hidung dan tenggorok adalah suatu pemeriksaan yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan pada hidung dan tenggorok yang dapat
memberikan gangguan penghidu dan pengecapan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi) dan melakukan tes-tes untuk melihat sifat dan jenis gangguan
pendengaran dan keseimbangan serta gangguan penghidu dan pengecapan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 PEMERIKSAAN HIDUNG, TENGGOROK


Untuk dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit atau kelainan di telinga hidung dan
tenggorok diperlukan kemampuan melakukan anamnesis dan keterampilan melakukan
pemeriksaan organ-organ tersebut. kemampuan ini merupakan bagian dari pemeriksaan fisik.1

2.1.1 Kamar Periksa THT

Pemeriksa sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang tersedia sebuah meja kecil
tempat meletakkan alat-alat pemeriksaan dan obat-obatan atau meja khusus ENT instrument unit
yang sudah dilengkapi dengan pompa penghisap, kursi pasien yang dapat berputar dan
dinaikturunkan tingginya serta kursi untuk pemeriksa dan meja tulis.1

2.1.2 Alat-Alat Pemeriksaan THT

Gambar 1. Instrumen yang diperlukan untuk pemeriksaan THT.2


Cermin laring dan postnasal membutuhkan pemanasan agar tidak berkabut.
pemanasan dapat menggunakan air panas atau spirit lamp. Tongue depressor atau spatula
kayu diperlukan untuk pemeriksaan orofaring dan rongga postnasal. Angled forceps
digunakan untuk memeriksa hidung atau telinga. Garpu tala sangat penting untuk
mendiagnosis tuli konduktif atau sensorineural. C1 atau C2 (256 atau 512 cps) diperlukan.
Garpu tala yang sangat besar yang digunakan untuk menguji getaran tidak maksimal. Jobson
– Horne Probe banyak digunakan di departemen THT. Satu lingkaran di satu sisi adalah untuk
menghilangkan lilin (dan benda asing) dari telinga atau hidung. Kapas wol yang menempel
di ujung lainnya digunakan untuk membersihkan telinga. auriscope, nasal dan aural spekulum

6
melengkapi instrumen dasar. Swab steril dan media diperlukan untuk mengambil spesimen
tenggorokan, hidung, atau telinga untuk kultur dan test sensitivitas. Narrow swab holder
seperti yang ditunjukkan pada gambar sangat berguna untuk spesimen aural, karena swab
yang lebih umum terlalu lebar dan dapat menyebabkan trauma untuk meatus dalam dan
telinga tengah.2

1) Alat-Alat Pemeriksaan Hidung1,2


- Spekulum Hidung

- Kaca Nasofaring
Gambar 2 . Spekulum Hidung Gambar 3 . Kaca Nasofaring Gambar 4 . Ekstraktor

- Pinset Bayonet

- Alat Pengisap

- Alat Pengait Benda Asing Hidung/Ekstraktor

- Spatula Lidah
Gambar 6 . Spatula LIdah
Gambar 5 . Pinset Bayonet

Obat-obatan yang diperlukan3 :

- adrenalin 1/10.000

- pantokain 2% atau xilokain 4%

- salep antibiotika atau vaselin dan kapas

- Alkohol 70%

- Amonia.

Lain lain1,3

- Tampon

- Kapas

- Lampu spiritus/ korek api

7
2) Alat-Alat Pemeriksaan Tenggorokan1,2
- spatula lidah

- kaca tenggorok no 5-8

- kassa

- kapas

- Nierbekken
- Tissue

- Lampu spiritus

2.1.3 Teknik Pemeriksaan1

1. Pemeriksa mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Pemeriksa menerangkan pemeriksaan yang akan dilakukan

3. Pemeriksa mengatur:

Posisi pasien :

- Pasien dewasa duduk berhadapan dengan pemeriksa lutut bersisian.

- Mulai pemeriksaan dari yang tidak sakit.

- Pasien anak dipangku dengan posisi yang sama dengan ibu

- Pasien bayi ditidurkan di pangkuan (paha) orang tua

4. Mengucapkan terimakasih pada pasien/ op

2.1.5 Pemeriksaan Rhinoskopi


 Rinoskopi Anterior

Pasien duduk menghadap pemeriksa. Spekulum hidung dipegang dengan tangan kiri
(right handed), arah horizontal, dengan jari telunjuk ditempelkan pada dorsum nasi. Tangan
kanan untuk mengatur posisi kepala. Spekulum dimasukkan ke dalam rongga hidung dalam
posisi tertutup, dan dikeluarkan dalam posisi terbuka. Saat pemeriksaan diperhatikan
keadaan : Rongga hidung, luasnya lapang/sempit (dikatakan lapang kalau dapat dilihat
pergerakan palatum mole bila pasien disuruh menelan) , adanya sekret, lokasi serta asal
sekret tersebut. Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah muda
8
(normal), pucat atau hiperemis. Besarnya, eutrofi, atrofi, edema atau hipertrofi.1,3,
Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina.
Yang diperhatikan ialah adanya pembengkakan pada muka. Pembengkakan di pipi sampai
kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan mungkin menunjukkan sinusitis
maksila akut. Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal
akut. Sinusitis etmoid akut jarang menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah
terbentuk abses. Jika terdapat sekret kental yang keluar dari daerah antara konka media dan
konka inferior kemungkinan sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior,
sedangkan sekret yang terdapat di meatus superior berarti sekret berasal dari sinus etmoid
posterior atau sinus sphenoid.1,3

Massa dalam rongga hidung, seperti polip atau tumor perlu diperhatikan keberadaannya.
Asal perdarahan di rongga hidung, krusta yang bau dan lain-lain perlu diperhatikan.1,3

Gambar 7. Rhinoskopi Anterior dan Tipe-tipe septum deviasi

9
 Rinoskopi Posterior

Untuk pemeriksaan ini dipakai kaca nasofaring no.2-4. Kaca ini dipanaskan dulu
dengan lampu spritus atau dengan merendamkannya di air panas supaya kaca tidak
menjadi kabur oleh nafas pasien. Sebelum dipakai harus diuji dulu pada punggung
tangan pemeriksa apakah tidak terlalu panas.1,3,4

Lidah pasien ditekan dengan spatula lidah, pasien bernafas melalui mulut kemudian
kaca tenggorok dimasukkan ke belakang uvula dengan arah kaca ke atas. Setelah itu
pasien diminta bernafas melalui hidung. Perlu diperhatikan kaca tidak boleh menyentuh
dinding posterior faring supaya pasien tidak terangsang untuk muntah. Sinar lampu
kepala diarahkan ke kaca tenggorok dan diperhatikan1,3:
- septum nasi bagian belakang
- nares posterior (koana)

- sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)

- dengan memutar kaca tenggorok lebih ke lateral maka tampak konka superior, konka
media dan konka inferior.
- Pada pemeriksaan rinoskopi posterior dapat dilihat nasopharing, perhatikan muara
tuba, torus tubarius dan fossa rossen muller.

Gambar 8. Rhinoskopi Posterior

10
2.1.7 Pemeriksaan Hipofaring Dan Laring

Pasien duduk lurus agak condong ke depan dengan leher agak fleksi. Kaca laring
dihangatkan dengan api lampu spiritus agar tidak terjadi kondensasi uap air pada kaca waktu
dimasukkan ke dalam mulut. Sebelum dimasukkan ke dalam mulut kaca yang sudah
dihangatkan itu dicoba dulu pada kulit tangan kiri untuk mengetahui apakah tidak terlalu
panas. Pasien diminta membuka mulut dan menjulurkan lidahnya sejauh mungkin. Lidah
pasien dijulurkan kemudian dipegang dengan tangan kiri memakai kasa( dengan jari tengah
dibawah dan jempol diatas lidah di pegang, telunjuk di bawah hidung, jari manis dan
kelingking di bawah dagu). Pasien diminta bernafas melalui mulut dengan tenang.1,3

Kaca tenggorok yang telah dihangatkan dipegang dengan tangan kanan seperti
memegang pensil, diarahkan ke bawah, dimasukkan ke dalam mulut dan bersandar pada
uvula dan palatum mole. Melalui kaca dapat terlihat hipofaring dan laring, apabila laring
belum terlihat maka penarikan lidah dapat ditambah lebih ke depan dan epiglotis lebih
terangkat.1

Untuk menilai gerakan pita suara aduksi pasien diminta mengucapkan “iii”
sedangkan untuk menilai gerakan pita suara abduksi dan melihat daerah subglotik pasien
diminta untuk inspirasi dalam. Pemeriksaan laring disebut laringoskopi tidak langsung.1,3

Diperhatikan1 :

- Epiglotis yang berberbentuk omega

- Aritenoid berupa tonjolan 2 buah

- Plika ariepiglotika yaitu lipatan yang menghubungkan aritenoid dengan Epiglottis

- Rima glottis

- Pita suara palsu (plika ventrikularis) : warna, edema atau tidak, tumor.

- Pita suara (plika vokalis): warna, gerakan adduksi pada waktu fonasi dan abduksi pada waktu
inspirasi, tumor dan lain-lain
- Valekula : adakah benda asing

- Sinus piriformis : apakah banyak secret

11
Pemeriksaan laring langsung dengan memakai alat laringoskop. Untuk mengurangi rasa
sakit, berikan obat anestesi silokain yang disemprotkan ke bibir, ronga mulut dan lidah pasien.
Pemeriksaan laring juga dapat dilakukan dengan menggunakan teleskop 700 yang kaku dengan
TV monitor atau fleksibel endoskop dan monitor video (video laryngoscopy).1,3

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA. Pemeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorok Kepala dan Leher. Dalam :
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2016 : 4
2. ENT Examination in Bull TR. Color Atlas of ENT Diagnosis 4th edition. New York :
Thieme Stuttgart. 2003. : 1-39
3. Pemeriksaan Fisik Telinga Hidung dan Tenggorok.
https://www.academia.edu/8212722/PEMERIKSAAN_FISIK_TELINGA_HIDUNG_
DAN_TENGGOROK
4. Penuntun Keterampilan Klinis Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon.
http://repository.unand.ac.id/23731/6/THT2-2016%20-
%20%28M1%2C%20M3%29.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai