Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN DIABETIK FOOT


DIRUANG NURI RSD IDAMAN BANJARBARU

Tanggal 8 – 13 Juli 2019

Oleh :
Rika Meldy Agustina, S.Kep
NIM. 1830913320023

PROGRAM PROFESI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rika Meldy Agustina, S.Kep

NIM : 1830913320023

Judul : - Laporan Pendahuluan Diabetik Foot

- Asuhan Keperawatan Pasien dengan Diabetik Foot di Ruang


Nuri RSD Idaman Banjarbaru
- Resume Pasien di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

Banjarbaru, Juli 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna, Ns.,M.kep Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns


NIP.19911008 201808 1 09001 NIP. 19891225 201101 2 002
KONSEP DIABETIK FOOT
Pemeriksaan:
Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah a. Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada
tidaknya osteomyelitis.
kelainan pada tungkai bawah yang Klasifikasi:
1. Klasifikasi menurut Edmons:
b. Pemeriksaan glukosa darah.
merupakan komplikasi kronik diabetes c. Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis
a. Stage 1: Normal Foot
mellitus; merupakan suatu penyakit pada b. Stage 2: High Risk Foot mikroorganisme yang menginfeksi luka
penderita diabetes bagian kaki c. Stage 3: Ulcerated Foot segingga dapat memilih obat antibiotik yang
d. Stage 4: Infected Foot tepat.
e. Stage 5: Necrotic Foot d. Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi
f. Stage 6: Unsavable Foot pada getaran, merasakan sentuhan ringan,
2. Klasifikasi menurut Wagner : kepekaan terhadap suhu.
Penyebab: a. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
1. Berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
(neuropati) b. Derajat I: Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
2. Sirkulasi darah dan tungkai yang menurun c. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
dan kerusakan endotel pembuluh darah d. Derajat III: Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis. Penanganan :
3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap e. Derajat IV: Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau a. Debridement local radikal pada jaringan sehat.
infeksi tanpa selulitis. b. Mengurangi Beban Tekan (Off Loading)
Faktor risiko : f. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
c. Perawatan Luka
1. Usia 3. Klasifikasi modifikasi Brodsky
a. Kedalaman Luka d. Pengendalian Infeksi
2. Jenis Kelamin e. Tindakan Bedah
3. Lama Menderita Diabetes Mellitus b. Luas Daerah Iskemik
4. Kontrol Glikemik
5. Dislipidemia
6. Obesitas
7. Hipertensi Komplikasi:
Tanda dan gejala:
8. Kebiasaan Merokok a. Gangren terjadi akibat iskemia atau nekrosis yang meluas
a. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
9. Deformitas pada Kaki b. Infeksi yang tidak bisa dikendalikan
b. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
10. Riwayat Ulserasi pada Kaki c. Ulkus resisten
c. Nyeri saat istirahat
11. Riwayat Trauma pada Kaki d. Osteomielitis
d. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
12. Riwayat Amputasi pada Kaki e. Amputasi jari kaki yang tidak berhasil,
e. Adanya kalus di telapak kaki
f. Kulit kaki kering dan pecah-pecah f. Bedah revaskularisasi yang tidak berhasil
g. Trauma pada kaki
h. Luka terbuka yang terinfeksi pada ulkus diabetika akibat
neuropati
Pathway Diabetik Foot

Defisiensi Amputasi
pengetahuan debridement

Gangguan
Body image
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DIABETIK FOOT

Diagnosis Keperawatan
Pengkajian 1. Nyeri akut
1. Identitas 2. Hipertermi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Keluhan Utama 4. Intoleransi aktivitas
3. Riwayat Kesehatan 5. Kerusakan integritas jaringan
6. Defisiensi pengetahuan
4. Pemeriksaan Fisik 7. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
8. Resiko infeksi

Nyeri akut
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Hipertermi
Kontrol nyeri, Level nyeri Tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x60 NOC : Thermoregulation
menit kecemasan pasien teratasi dengan kriteria hasil: NOC : Nutritional Status : Food & Fluid Intake Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
1. Mengenali serangan nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam x60 menit kecemasan pasien teratasi dengan kriteria
2. Melaporkan nyeri status nutrisi meningkat, dengan kriteria : hasil:
3. Ekspresi wajah akibat nyeri 1. Tidak terjadi penurunan BB yang berarti 1. suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 2. nadi dan RR dalam rentang normal
Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif NIC : Nutritional Management NIC :
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Kaji apakah pasien ada alergi makanan Fever treatment
kualitas dan faktor presipitasi 2. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah 1. ukur temperatur pasien setiap 1-4 jam dan
2. Observasi reaksi nonverbal dari kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan tergantung perubahan kondisi (perubahan
ketidaknyamanan kebutuhan pasien status mental)
3. Kurangi faktor presipitasi nyeri 3. Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan 2. kaji kehilangan cairan dan intake oral atau
4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri 4. Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan pemberian cairan intravena jika diperlukan
5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan tubuh untuk mengganti cairan
intervensi 5. Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan 3. monitor warna dan temperatur kulit
6. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi gizi dan jumlah kalori 4. Bekerja sama dengan dokter untuk
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6. Timbang berat badan secara teratur memutuskan penyebab naiknya suhu, yang
8. Tingkatkan istirahat 7. Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vit akan membantu pada perawatan lebih lanjut
9. Berikan informasi tentang nyeri seperti C yang sesuai 5. Berikan antipiretik sesuai order dokter , ketika
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan 8. Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang panas tidak adaptif atau, ketika pasien tidak
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari berserat tinggi untuk mencegah sembelit dapat mentoleransi peningkatan metabolik
prosedur 9. Beri makanan protein tinggi, kalori tinggi dan 6. Monitor penurunan tingkat kesadaran
10. Kolaborasikan dengan dokter untuk makanan bergizi yang sesuai 7. Berikan cairan intravena
memberikan farmakologi mengurangi nyeri 10. Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi 8. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
kebutuhan gizinya.
NOC : Self Care : ADLs NOC : Kowlwdge : disease process NOC : Tissue Integrity: Skin and Mucous
Membranes
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Wound Healing: Primary and
3x24 jam Pasien bertoleransi terhadap aktivitas x 60 menit pasien menunjukkan pengetahuan Secondary Intention
dengan Kriteria Hasil : tentang proses penyakit dengan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa 1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman 3x24 jam, kerusakan integritas jaringan pasien
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan tentang penyakit, kondisi, prognosis dan teratasi dengan kriteria hasil:
RR program pengobatan 1. Perfusi jaringan normal
b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari 2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan 2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
(ADLs) secara mandiri prosedur yang dijelaskan secara benar 3. Ketebalan dan tekstur jaringan normal
c. Keseimbangan aktivitas dan istirahat 3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 4. Menunjukkan pemahaman dalam proses
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
kesehatan lainnya. cidera berulang
NIC : Activity Therapy 5. Menunjukkan terjadinya proses
NIC : Teching Disseass penyembuhan luka
a. Observasi adanya pembatasan klien dalam a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
melakukan aktivitas b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan NIC : Pressure ulcer prevention
b. Kaji adanya faktor yang menyebabkan bagaimana hal ini berhubungan dengan Wound care
kelelahan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 1. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
c. Monitor nutrisi dan sumber energi yang c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa 2. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
adekuat muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat jam sekali
d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
d. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
1. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
dan emosi secara berlebihan yang tepat 2. Monitor status nutrisi pasien
e. Monitor respon kardivaskuler terhadap e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan 3. Kaji lingkungan dan peralatan yang
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, cara yang tepat menyebabkan tekanan
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) f. Sediakan informasi pada pasien tentang 4. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
f. Monitor pola tidur dan lamanya kondisi, dengan cara yang tepat karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan
tidur/istirahat pasien g. Sediakan bagi keluarga informasi tentang nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi
g. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi kemajuan pasien dengan cara yang tepat traktus
Medik dalam merencanakan progran terapi h. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan 5. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
i. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau perawatan luka
yang tepat.
6. Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP,
h. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas mendapatkan second opinion dengan cara vitamin
yang mampu dilakukan yang tepat atau diindikasikan. 7. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
i. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan j. Eksplorasi kemungkinan sumber atau 8. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada
spiritual dukungan, dengan cara yang tepat luka
NOC : NOC : NOC :
· Knowledge : Infection control Blood Glucose, Risk For Unstable Body Image, Self – Esteem
· Risk control Diabetes Self Management Setelah dilakukan tindakan
Setelah diberikan asuhan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama keperawatan selama 1 x 6 jam
selama 3 x 2 jam diharapkan pasien 3x24 jam, kerusakan integritas jaringan pasien pasien tidak mengalami gangguan
dapat terhindar dari risiko infeksi, teratasi dengan kriteria hasil :
citra tubuh, dengan kriteria hasil:
dengan kriteria hasil : 1. Dapat mengontrol kadar glukosa darah
Kriteria Hasil: 2. Dapat mengontrol stres 1. Puas terhadap fungsi tubuh
1. Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Tingkat pemahaman untuk dan pencegahan 2. Penyesuai diri terhadap
infeksi komplikasi perubahan fungsi tubuh
2. Mendeskripsikan proses penularan 4. Dapat meningkatkan istirahat 3. Menerima kekurangan tubuh
penyakit, faktor yang 5. Pemahaman manajemen Diabetes 4. Merasa dirinya berharga
mempengaruhi penularan serta 6. Status nutrisi adekuat
penatalaksanaannya NIC : Body Image Enhacement
3. Menunjukkan kemampuan untuk NIC : Hyperglikemia management 1. Kaji secara verbal dan
mencegah timbulnya infeksi 1. Memantau kadar glukosa darah· nonverbal respon klien
2. Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemia
terhadap tubuhnya
NIC : Wound Care : poliuria, polidipsia, polifagia, lemah,
1. Monitor karakteristik, warna, kelesuan, malaise, mengaburkan visi, atau 2. Monitor frekuensi mengkritik
ukuran, cairan dan bau luka sakit kepala dirinya
2. Bersihkan luka dengan normal salin 3. Mengelola insulin 3. Jelaskan tentang pengobatan,
3. Rawat luka dengan konsep steril 4. Oral perawatan, kemajuan dan
4. Ajarkan klien dan keluarga untuk 5. Memberikan cairan IV sesuai kebutuhan prognosis penyakit
melakukan perawatan luka 6. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan 4. Dorong klien mengungkapkan
5. Berikan penjelasan kepada klien gejala hiperglikemia menetap atau perasaannya
dan keluarga mengenai tanda dan memburuk 5. Identifikasi arti pengurangan
gejala dari infeksi 7. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab melalui pemakaian alat bantu
Kolaborasi pemberian antibiotik hiperglikemia
6. Fasilitasi kontak dengan
8. Batasi latihan ketika kadar glukosa darah
adalah > 250 mg/dl, terutama jika keton urin individu lain dalam kelompok
yang hadir kecil
9. Memberikan bantuan dalam menyesuaikan 7. Identifikasi support kelompok
rejimen untuk mencegah dan mengobati untuk pasien
hiperglikemia (misalnya, peningkatan
insulin atau agen oral), seperti ditunjukkan
10. Memfasilitasi kepatuhan terhadap diet dan
latihan
DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes


Mellitus. Diabetes Care, Volume 27, Supplement 1, January 2004.

2. Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Volume


2. Jakarta :EGC

3. Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI

4. Perkeni. 2011. Pedoman Penatalaksanaan Kaki Diabetik. Jakarta : PB.


PERKENI

5. Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Dr. Ciptomangunkusumo FKUI. 2009.


PenatalaksanaanDiabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

6. Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien


denganGangguan Eksokrin dan Endokrin Pada Pankreas. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

7. Smeltzer, suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth. Vol.3 Edisi 8. Jakarta. EGC.

8. Johnson & Mass. 2008. Nursing Outcomes Classifications. 2nd edition. New
York: Mosby-Year Book inc.

9. McCloskey & Bulechek. 2008. Nursing Interventions Classifications. 4th edition.


New York: Mosby-Year Book inc.

10. NANDA. 2012-2014. Nursing Diagnosis: Definitions and classification.


Philadelphia: USA.

Anda mungkin juga menyukai