Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah

Pendidikan Kewarganegaraan
Integrasi Nasional

DI SUSUN OLEH :

Nama : Arya Umbu Orahu Zebua (5173151003)

Muhammad Farhan Syahputra (5172151008)

Reza Suganda (5171151015)

Dosen Pengampu : Marlan S.Pd, M.Pd.

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarnegaraan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat beriringan
salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada
kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.

Kami disini akhirnya merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
kami buat tentang Integrasi Nasional yang berkaitan dengan Pendidikan Kewarnegaraan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki makalah kami
dilain waktu.

Medan, 13 Maret 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................ 1
BAB II : RINGKASAN BUKU
A. Integrasi Nasional .................................................................................................. 2
B. Menurut Para Ahli .................................................................................................. 2
C. Syarat Integrasi Nasional ....................................................................................... 3
D. Jenis Integrasi Nasional ......................................................................................... 4
E. Faktor Pendorong Integrasi Nasional ..................................................................... 6
F. Faktor Penghambat Integrasi Nasional .................................................................. 7
G. Contoh Integrasi Nasional ...................................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan
tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan
beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan
belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara
Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia Bagian Timur dan
Indonesia Bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan.

Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang
kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman
disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan pentingnya
kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui pemahaman
integrasi nasional.

Rumusan Masalah

1) Apa itu Integrasi Nasional?


2) Apa syarat Integrasi Nasional?
3) Apa saja jenis Integrasi Nasional?
4) Apa saja faktor pendorong dan penghambat Integrasi Nasional?

Tujuan Pembahasan
1) Mengetahui Apa itu Integrasi Nasional
2) Mengetahui Apa syarat Integrasi Nasional
3) Mengetahui Apa saja jenis Integrasi Nasional
4) Mengetahui Apa saja faktor pendorong dan penghambat Integrasi Nasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTEGRASI NASIONAL
Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau
menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam
satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai
satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.

 Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai


kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.
 Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian
berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat.

Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga
oleh seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan karena
perbedaan dan keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki
oleh Indonesia.

B. MENURUT PARA AHLI


Beberapa ahli juga mengemukakan tentang pengertian integrasi nasional, diantaranya adalah:

1) Menurut Arfani Integrasi nasional adalah pembentukan suatu identitas nasional dan
penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah.

2) Menurut Saafroedin Bahar pengertian integrasi nasional adalah upaya menyatukan


seluruh unsur suatu negara dengan pemerintah dan wilayahnya. Mengintegrasikan
berarti membuat untuk atau menempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur
yang awalnya terpisah.

2
3) Menurut Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua aspek kehidupan yaitu sosial, politik, ekonomi, dan
budaya.

4) J. Soedjati Djiwandono mengatakan bahwa pengertian integrasi nasional adalah cara


bagaimana kelestarian persatuan nasional yang dalam arti luasnya dapat didamaikan
dengan hak menentukan nasib sendiri.

5) Soedjati juga berpendapat bahwa integrasi nasional Indonesia adalah hasrat dan
kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa resmi,
serta direalisasikan dalam satu kesepakatan nasional melalui sumpah pemuda pada 28
Oktober 1928.

6) Myron Weiner mengatakan bahwa integrasi nasional adalah proses penyatuan dari
berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu
identitas nasional. Demikian, menurutnya integrasi itu ada lima jenis yaitu integrasi
nasional, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah
laku.

7) Menurut Howard Wriggins integrasi nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda-
beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau memadukan
beberapa masyarakat kecil menjadi suatu kesatuan.

C. SYARAT INTEGRASI NASIONAL

3
Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara harus mempunyai
beberapa hal yang kuat adan pokok. Berikut adalah syarat integrasi nasional:

1. Kesadaran
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan integrasi nasional, khsusunya
kesadaran akan perbedaan dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Selain itu
juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Adanya Konsensus Bersama


Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya ada suatu kesepakatan atau
konsensus bersama mengenai aturan dan nilai dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan
nilai persatuan dan kesatuan.

3. Adanya Nilai dan Norma


Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada nilai dan norma yang harus
ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu memang sudah menjadi kesepakatan bersama sebagai
pedoman dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara.
Nilai dan norma tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok dengan yang
lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama itu seringkali dalam skala nasional yang
sifatnya universal atau menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka juga beragam.

D. JENIS INTEGRASI NASIONAL

4
Integrasi nasional sebenarnya bisa diterapkan dalam beragam bentuk atau jenis. Hal itu
tergantung pada situasi ataupun kondisi suatu masyarakat atau negara yang ada. Begitu pula
dengan caranya yang berbeda-beda pula. Berikut adalah jenis integrasi nasional yang juga
menjadi strategi terwujudnya integrasi:

1. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses percampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan
yang baru yang sifatnya melebur, sehingga kebudayaan yang baru terbentuk tidak memeiliki
ciri-ciri kedua atau lebih kebudayaan pembentuknya.
Dalam hal ini, negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan menjadi satu
kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh semua masyarakat. Pastinya hal itu
bertujuan untuk mewujudkan integrasi nasional di tengah keberagaman budaya dan sosial
masyarakat. Cara ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling klaim ataupun sifat
etnosentrisme yang berlebihan.

2. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua macam atau lebih kebudayaan menjadi satu kebudayaan
baru denga tidak menghilangkan sifat atau ciri-ciri budaya yang asli pembentuknya. Hal ini bisa
diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan integrasi nasional di tengah keragaman
budaya masyarakat.
Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun demikian juga tetap
menghargai dan memelihari nilai-nilai budaya tertentu dengan baik sebagai bentuk identitas
budaya maupun sosial.

3. Pluralis
Pluralis merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat ataupun
negara. Paham ini berusaha mewujudkan integrasi nasional dengan cara memberi kesempatan
bagi semua unsur perbedaan yang ada di masyarakat untuk lebih maju dan berkembang.
Bisa dikatakan paham ini sangat demokratis dan sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia.
Usaha pemberian kesempatan untuk setiap unsur keragaman yang ada tersebut didasarkan
pada hak masing-masing komponen, sehingga semua bebas melakukannya dengan baik dan
tidak melanggar norma dan nilai persatuan dan kesatuan.

4. Normatif
Integrasi normatif ini terwujud karena adanya norma-norma tertentu yang telah disepakati
oleh masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut artinya masyarakat telah bersatu dan
sepakat untuk menjalankan dan menaatinya. Jadi, adanya norma tertentu bisa mempersatukan
masyarakat yang beragam di suatu negara.

5. Instrumental
Integrasi nasional dalam bentuk instrumental ini terlihat sangat nyata karena memang dari fisik
orang atau masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya kesamaan atau keseragaman
antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.

5
6. Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi tertentu dalam suatu
masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung mudah
bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. Koersif
Integrasi koersif ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak penguasa atau pemerintah. Jadi,
sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal. Integrasi semacam ini pastinya
tidak bisa bertahan lama dan kuat karena memang sifatnya yang terpaksa.

E. FAKTOR PENDORONG INTEGRASI NASIONAL

Terciptanya suatu integrasi nasional biasanya didorong oleh beberapa hal, khususnya
yang berkaitan dengan rasa persamaan. Berikut adalah faktor pendorong terciptanya integrasi
nasional:

1. Rasa Senasib-Seperjuangan
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu di
Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun suku bersatu,
bersama-sam melawan kolonialisme Belanda.

6
Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada termasuk perbedaan usia dan agama. Hal itu
disebabkan karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan seperjuangan
yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka menggunakan berbagai cara dari
diplomasi hingga perang fisik juga melalui organisasi-organisasi tertentu. Hingga akhirnya
masyarakat Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara yang merdeka
pada 17 Agustus 1945.

2. Pemaknaan Ideologi Nasional


Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya. Ideologi pancasila ini tidak bisa
digantikan dengan ideologi lain karena memang itu merupakan keputusan final yang telah
dirancang oleh founding father kita sebagai pandangan hidup.

Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau keragaman, namun bisa tetap bersatu
karena masyarakat senantiasa menanmkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi, setiap masyarakat Indonesia mempunyai
pemaknaan yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila.

3. Keinginan Bersatu
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru sebaliknya keragaman itu membawa
suatu masyarakat pada suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah satunya
bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara. Mengingat persatuan
merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda
Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan
sumpah yang bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.

4. Antisipasi Ancaman Luar


Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa dalam suatu negera. Indonesia
sudah sekian lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan wilayah yang
berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar seperti pengambilan
wilayah atau pulau paling luar.

Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan
mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan,
dimana masyarakat Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan
budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia kemudian diklaim oleh
negara lain, hal itu akan membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk
mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut.

F. FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL

Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat beberapa hal. Terlebih
lagi dengan negara Indonesia yang mempunyai beragam perbedaan dan bentangan wilayah
yang sangat luas. Hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Berikut
adalah beberapa faktor penghambat integrasi nasional:

7
1. Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka cenderung
sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Padahal
kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.

Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti toleransi dan semacamnya, khususnya
di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa realita yang ada Indonesia mempunyai beragam
agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun
kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di
samakan mengenai hal itu.

2. Kuatnya Paham Etnosentrisme


Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham
etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan dominan dari
yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang sulit
pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian menyebabkan sulitnya terjadi
integrasi nasional.

Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan atau
pengajaran saja, namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih dasar.

3. Ketimpangan Pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada beberapa daerah
atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur. Demikianlah yang
disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi penghambat terciptanya
integrasi nasional.

Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal akibat ketimpangan pembangunan,
cenderung acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut
menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah
dengan masyarakat tertentu.

Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha memeratakan pembangunan yang
ada, khususnya untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan mempererat
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.

8
G. CONTOH INTEGRASI NASIONAL INDONESIA

Sejak awal Indonesia berdiri sebagai negara kesatuan yang berdaulat, para pendiri bangsa ini
menghendaki adanya persatuan Indonesia yang diwujudkan dengan menghargai perbedaan
yang ada. Artinya terwujudnya integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak lama dengan
tetap memberi kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada.

Seperti halnya pada masa proses pengesahan pembukaan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945
oleh PPKI pada 18 Agustus 1945, dimana bahannya diambil dari Piagam Jakarta dan di
dalamnya terdapat rumusan Pancasila pernah menuai pro dan kontra antar sesama anggota
PPKI. Pro dan kontra tersebut khususnya terkait dengan bunyi sila pertama yaitu “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Hal itu dirasa keberatan bagi beberapa anggota PPKI lainnya khususnya yang non-islam.
Kemudian para pendiri bangsa lainnya berusaha menggantinya agar lebih demokratis dalam hal
beragama untuk sila pertama tersebut. Dengan demikian, para pendidi bangsa telah
mengesampingkan masalah perbedaan yang ada demi mewujudkan negara yang dapat
melindungi segenap rakyat Indonesia.

Adapun penggantinya bunyi sila tersebut adalah “ Ketuhanan yang Maha Esa”. Dengan
demikian bunyi sila ini tidak bersifat memaksa dan menghargai perbedaan, khususnya
keragaman agama yang ada dan berkembang di Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Yang
bermakna suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam
kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapay menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasianm dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama
sebagai suatu bangsa.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan
b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.

10
Daftar Pustaka

 https://thegorbalsla.com/integrasi-nasional/
 https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-integrasi-nasional.html
 https://www.zonareferensi.com/pengertian-integrasi-nasional/

11

Anda mungkin juga menyukai