Referat Diabetes Melitus
Referat Diabetes Melitus
ULKUS DIABETIK
Disusun oleh:
ESTY Y S MASBAIT
ESTY Y S MASBAIT
2011-83-016
PEMBIMBING
dr. Denny Jolanda, Sp.PD, FINASIM
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kondisi meningkatnya kadar gula darah
Di seluruh dunia, prevalensi diabetes pada orang dewasa di dunia yang berumur
20-79 tahun akan menjadi 6,4%, berpengaruh kepada 285 juta orang tahun 2010 .
Diantara tahun 2010 jumlah penderita diabetes akan meningkat sebesar 69% di
meningkat pada tahun 2013, yaitu sebesar 2,1% jika dibandingkan dengan tahun 2007
(1,1%). Faktor risiko DM diantaranya adalah berat badan berlebih atau obesitas,
aktivitas fisik yang rendah, riwayat orang tua DM, etnik, diabetes gestasional,
hipertensi, HDL rendah, trigliserida tinggi, dan memiliki riwayat penyakit kardio
sensasi di kaki dan sering dikaitkan dengan luka pada kaki. Neuropati perifer
menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki yang mempunyai risiko tinggi
2
Neuropati sensori motorik kronik adalah jenis yang sering ditemukan dari
deformitas bahkan amputasi. Ulkus kaki pada neuropati sering kali terjadi pada
permukaan plantar kaki yaitu di area yang mendapat tekanan tinggi, seperti area yang
melapisi kaput metatarsal maupun area lain yang melapisi deformitas tulang. Ulkus
kaki diabetik berkontribusi terhadap >50% ulkus kaki penderita diabetes dan sering
Neuropati perifer merupakan penyebab ulserasi yang susah dikontrol pada kaki
penderita DM. Hilangnya sensasi mengakibatkan hilangnya nyeri dan dapat disertai
oleh kerusakan kulit baik karena trauma maupun tekanan sandal dan sepatu yang
sempit yang dipakai penderita sehingga dapat berkembang menjadi lesi dan infeksi.
pada DM tipe 1 dapat mengancam hidup penderitanya, memiliki gejala yang berat
dan membutuhkan insulin namun pada DM tipe 2 sedikit memberi gejala bahkan
3
menimbulkan kelainan profil lipid dalam darah yang dapat memicu penyakit
kardiovaskular, nefropati dan hipertensi. Selain itu juga ditemukan komplikasi lain
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
satu penyakit degeneratif dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat
A. Patofisiologi
lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada
peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang
glukosa.1
5
Gambar 1 : Patofisiologi DM
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa tersebut dimetabolismekan menjadi energy. Bila insulin tidak ada, maka
glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa
dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin biasa normal, bahkan lebih
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.
Pada keadaan DM tipe 2 jumlah reseptor kurang sehingga gluokosa yang masuk ke
dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar(glukosa) dan kadar glukosa
dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM tipe
1, bedanya pada DM tipe 2 di samping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi
atau normal. DM juga biasa disebabkan akibat dari gangguan transport glukosa di
dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energi.2
6
B. Faktor Resiko
Usia diatas 45 th
Riwayat keluarga DM
C. Klasifikasi
paling banyak ditemkan adalah DM tipe 2, jenis DM yang lain adalah DM tipe 1,
Tipe 1
7
Destruksi sel beta, umunya menjurus ke defesiensi isulin absolut,
autoimun, idiopatik
Tipe 2
Tipe lain
Defek genetik fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit
glukokortikoid.
Keluhan klasik
banyak kencing, kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan
8
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan
dikiranya penyebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja
yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kukurangan
Keluhan lain
Penderita megeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
Gangguan penglihatan
9
Gatal atau bisul
luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat hal sepele seperti
Gangguan ereksi
E. Komplikasi
Dalam perjalana penyakit DM. dapt terjadi komplikasi akut dan menahun.
Komplikasi akut
Ketoasidosis diabetikum
Hiperglikemia
Komplikasi menahun
10
Neuropati perifer
A. Definisi
ulkus adalah hilangnya jaringan kulit epidermis dan sebagian dari dermis, ulkus
juga dapat didefenisikan sebagai luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput
lendir yang disertai oleh kematian jaringan yang luas dan invasive kuman, adanya
Ulkus diabetikum merupkan salah satu gejala klinis dan perjalanan penyakit DM
denga neuropati perifer. Ulkus diabetikum adalah salah satu komlikasi diabetes
mellitus berupa kematian jaringan akibat kekurangan aliran darah, biasanya di bagian
ujung kaki. Ulkus diabetikum termaksud luka kronik, yaitu luka yang berlangsung
lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana terjai gangguan pada proses
Luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap
11
Gambar 2 : Kaki ulkus diabetikum pada penderita DM
B. Patogenesis
System saraf
melibatkan lebih dari satu enzim, nilai ambang proteksi kaki ditentukan oleh
normal tidaknya fungsi saraf sensorik kaki. Pada keadaan normal, rangsang
nyeri yang diterima kaki cepat mendapat respon dengan cara merubah posisi
12
mekanis, maupun termis. Keadaan ini memudahkan terjadinya lesi atau
panas, nyeri, dan dingin) nyeri radikuler, hilangya refleks tendon, anhidrosis,
System vaskuler
o Makroangiopati
tiga atau lebih oklusi pembuluh darah dengan oklusi yang segmental
13
Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah,
sedang secara akut emboli akan memberikan gejala klinik 5P, yaitu :
o Mikroangiopati
System imun
14
terjadinya ulkus. Kondisi ini merupakan akumulasi efek hiperglikemik dengan
pada kaki.7
Ulkus diabetik terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar dibandingkan
terbentuknya keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar.
15
D. Klasifikasi
Menurut berat ringanya lesi ulkus diabetic dibagai dalam 6 derajat wagner
yaitu:1,7
Derajat 1 : ulkus superfisial terbatas pada kulit, klinis tidak ada infeksi.
Derajat 2 : ulkus meluas sampai ligamen, tendon, kapsula sendi atau fasia
Derajat 3 : ulkus dalam, sering dengan selulitis, tidak ada abses atau infeksi
tulang.
16
Gambar 3 : Berat ringanya lesi ulkus diabetic dibagai dalam 6 derajat wagner
Klasifikasi lesi kaki diabetik juga dapat didasarkan pada dalamnya luka dan luasnya
daerah iskemik yang dimodifikasi oleh Brodsky dari kalsifikasi kai diabetic menurut
17
Derajat 2 : ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon
Derajat 3 : ulserasi yang luas / abses penderita berisiko tinggi terkena ulkus DM
adalah
Penderita DM lama
Umur
Perokok
Hipertensi
Kegemukan
Hiperkolestrolemia
Kurang bergerak
E. Anamnesis
Informasi penting adalah pasien telah mengidap DM sejak lama, oleh karena itu
perlu ditanyakan durasi menderita DM. keluhan neuropati berupa kesemutan, rasa
panas di telapak kaki, kram dan seluruh tubuh sakit terutama pada malam hari. Gejala
neuropati menyebakan hilang atau menurunya rasa nyeri pada kaki, sehingga apabila
penderita mendapat trauma akan sedikit atau tidak merasakan nyeri pada kaki.
Sehingga mengakibatkan luka pada pada kaki. Selain itu juga ditanyakan aktivitas
harian, sepatu yang digunakan, pembentukan kalus, deformitas kaki, nyeri tungkai
18
saat beraktifitas, penyakit komorbid, kebiasaan merokok dan minum alkohol, obat-
obat yang sedang dionsumsi, riwayat menderita ulkus atau amputasi sebelumnya.4
F. Pemeriksaan fisik
tidaknya deformitas. 4
Pada inspeksi akan tampak kesan kulit kaki kering dan pecah-pecah akibat
berkurangnya produksi keringat, hal ini disebabkan karena denervasi struktur kulit.
Tampak pula hilangnya rambut kaki atau jari kaki, penebalan kuku, kalus pada daerah
yang mengalami penekanan seperti tumit, plantar aspek kaput metatarsal. Pada daerah
trauma yang berulang tanpa atau sedikit dirasakan pasien. Tergantung dari derajatnya
saat kita temukan ulkus yang terlihat mungkin hanya suatu ulkus superfisial yang
hanya terbatas pada kulit dengan dibatasi kalus yang secara klinis tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi. Pada derajat 3 tampak pus yang keluar dari ulkus. Gangrene
tampak sebagai daerah kehitaman yang terbatas pada jari atau melibatkan seluruh
kaki. 4
Dengan palpasi, kulit kering serta pecah-pecah mudah dibedakan dengan kulit yang
sehat. Oklusi arteri akan menyebabkan perabaan dingin serta hilangnya pulsasi pada
19
arteri yang terlibat. Kalus di sekeliling ulkus akan teraba sebagai daerahyang tebal
dank eras. Deskripsi ulkus harus jelas karena sangat mempengaruhi prognosis serta
tindakan yang akan dilakukan. Apabila pus tidak tampak maka penekanan pada
daerah sekita ulkus penting untuk mengetahui ada tidaknya pus. Ulkus harus dibuka
lebar untuk melihat luasnya kavitsas serta jaringan bawah kulit, otot, tendon serta
Resiko pembentukan ulkus sangat tinggi pada penderita neuropati sehingga apabila
belum tampak adanya ulkus namun sudah ada neuropati sensorik maka proses
Disamping gejala serta tanda adanya kelainan vaskuler, perlu diperiksa dengan tes
20
index (ABI). ABI didapat dengan cara membagi tekanan sistolik betis dengan tekanan
sistolik lengan. Apabila didapatkan angka yang abnormal perlu dicurigai adanya
G. Penatalaksanaan
Non farmakologi
Factor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka.
Perlu memonitor Hb di atas 12 gr/dl dan pertahankan albumin di atas 3.5 gr/dl.
Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangrene perlu disesuaikan untuk
60 -70 % karbohidrat
21
10-15 % dari protein
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh penderita
diabetes :
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan, laktasi, adanya komlikasi dan
berat badan.
badan kurang dari 169 cm atau wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm
Khusus semua pasien yang istirahat di tempat tidur, tumit dan mata kaki harus
dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi setiah hari. Hal ini diperlukan karena
22
kaki pasien sedah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan menjadi trauma
berulang di tempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka
Farmakologi
- Pemberian insulin
Tindakan bedah
- Mengistirahatkan
- Pembalutan
- Control infeksi
- Revaskularisasi
- Tindakan amputasi
- Terapi tambahan
23
Sebelum tindakan bedah, kondisi yang harus diperhatikan adalah kedaan umum yang
meliputi serum protein > 6,2 g/dl, serum albumin > 3,5 g/dl, total limfosit > 1500
sel/mm3. Pemeriksaan kultur diperlukan terutama pada ulkus yang dalam dan di
jaringan non vital dan jaringan yang sangat terkontaminasi dari bed luka dengan
Setelah luka dibersihkan dari jaringan nekrotik, eksudat dan waste metabolic
Timbunanan jaringan nekrotik biasanya terjadi akibat buruknya suplai darah pada
luka atau dari peningkatan tekakan interstitial. Tujuan mendasar dari debridemen
adalah mengurangi kontaminasi pada luka untuk mengontrol dan mencegah infeksi.
Jika jaringan nekrotik tidak dihilangkan akan berakibat tidak hanya mengahalangi
penyembuhan luka, tetap juga dapat terjadi kehilangan protein dalam jumlah banyak.
24
Teknik debridemen dibagi atas 4 teknik yaitu : 4,7
hydrogels.
ointment, yang popular saat ini adalah kolagenase yang merupakan hasil dari
ditutup dengan kasa yang dibasi normal saline setelah kering kasa akan
melekat dengan jaringan mati saat mengganti balutan jaringan mati akan ikut
terbuang tindakan ini dilakukan berulang ulang sampai 6 kali perhari, namun
prosedur ini membuat tidak nyaman penderita saat debridemen balutan dan
25
Mengistirahatkan
Yang dimaksud adalah dengan mencegah trauma pada daerah ulkus dan
penderita di tempat tidur, perlu di ingat bahwa latihan gerakan kaki sebagai
perangsang gerak otot harus teatp dilakukan untuk mempertahankan aliran balik
darah.
Pembalutan
Banyak teknik dan macam jenis pembalutan yang digunakan saat ini, tapi yang
26
- Tidak tembus mikrooorganisme
- Mudah penggunaanya
- Biaya terjangkau
Perbaikan vaskualarisasi
Pasien DM kronis harus dibuktikan adanya gangguan aliran darah ke tungkai sampai
Fontaine membagi derajat penyakit pembuluh darah perifer ( perifer vascular disease
/ PVD ) menjadi :
- Derajat 2 : intermitten caudication ( rasa sakit yang timbul baik siang atau
malam hari, biasanya pada telapak kaki setelah berjlan beberapa saat dan
segera hilang bila istirahat disertai perasaan terbakar, kebas dan dingin), a >
- Derajat 4 ulkus atau ganggren akibat kerusakan jaringan karena anoksia tetapi
pembagian menurut fontaine ini sering tidak dapat diterapkan pada kaki
diabetes karena gejala klinis yang sering tidak ada disebakan gangguan
neuropati perifer.
27
Amputasi
amputasi. Pada dasranya. Amputasi dibagis menjadi amputasi minor yaitu amputasi
sendi midtarsal, atau bawahnya dan amputasi mayor yaitu di atas midtarsal.
- Regulasi diabetes mellitus sulit dicapai ( kadar glukosa darah lebih dari 300
mg%)
Secara teknis amputasi kaki atau jari kaki dapat dilakukan menurut tingkatan sebagai
berikut :
28
- Osteomioplasti : memotong bagian tulang dan sendi
Bila daerah gangrene menyebar lebih kranial maka dilakukan amputasi bawah lutut
- Menghilangkan nyeri
Terapi tambahan
yang dimaksud dengan terapi tambahan dalam hal ini adalah modalitas yang ada di
luar terapi di atas. Dalam hal ini termaksud pemberian obat-obatan seperti ciloztazol ,
terapi stem cell, atau terapi oksigen hiperbarik ataupun modalitas lain.6
Rehabilitasi
Pada dasarnya penderita kaki diabetes harus dapat merawat sendiri dan dapat
mencegah timbulnya ulkus dengan cara yang baik. Dengan pengetahuan yang baik
angka timbulnya ulkus dapt ditekan sampai setengahnya. Hal ini akan menekan biaya
pengobatan yang cukup besar . disamping fungsi social pasien juga menjadi baik
29
diperluka kerjasama multidisipliner dan waktu konsultasi yang cukup untuk
mendapatkan hasil yang baik dari segi pengetahuan pasien dalam perawatan kaki. 6
BAB III
KESIMPULAN
kaki kiranya yang paling mengesankan. Kasus nyapun paling banyak, sekitar
urutan tertinggi jumlah diabetes di dunia 17-32%, sedangkan angka laju amputasi
sekitar 15-30.
Sebelum dilakukan terapi seorang dokter yang akan menangani pasien dengan ulkus
kaki diabetic sebaiknya dapat melakukan penelitian kaki diabetic secara menyeluruh,
menilai ada tidaknya infeksi, melakukan identifikasi penyebab terjadinya ulkus dan
30
faktor penyulit penyembuhan luka, lebih dari 90% ulkus akan sembuh apabila
DAFTAR PUSTAKA
31
Departemen Keperawatan Medical Bedah Program Studi Ilmu
2016.
32