Anda di halaman 1dari 4

Nama: Raysan Fahra Totonji

NIM: 1810101056

DAMPAK PENYALAHGUNAAN PERJANJIAN KREDIT DARI PT.BANK NIAGA


OLEH CV.RAHAYU TERHADAP TANAH OBJEK HAK TANGGUNGAN

Fokus penulisan ini adalah kasus perdata tanah mengenai wanprestasi dan Hak Tanggungan,
sebagaimana terdapat pada Putusan MA No. 901/Pdt/2007, tanggal 24 Oktober 2007 tentang
Perkara Permohonan Eksekusi Hak Tanggungan No.147/PEN.EKS/APHT/2003/PN.TNG.,
yang terjadi antara PT. Bank Niaga melawan Ny. Han Moy dan CV. Rahayu. Permasalahannya
adalah apakah tindakan CV. Rahayu yang mengalihkan dana kredit ke bidang usaha lain selain
daripada yang diperjanjikan dapat dinyatakan telah melakukan wanprestasi dan bagaimana
akibat hukumnya ? Mengenai tindakan CV. Rahayu yang tidak melaksanakan Akta Perjanjian
Kredit tentang Persetujuan Fasilitas Kredit Antara PT. Bank Niaga Tbk. dengan CV. Rahayu
melainkan di alihkan ke bidang usaha lain yaitu pembebasan tanah Bandara Soekarno Hatta,
berdasarkan Pasal 1338 KUHPer dapat dikatakan bahwa CV. Rahayu telah melakukan
wanprestasi karena tidak melakukan apa yang diperjanjikan sebagaimana dituangkan dalam
Akta Perjanjian Kredit No. 2 tanggal 14 Nopember 2002.

Hal itu melanggar perjanjian pada Pasal 12 dan Pasal 18 Akta Perjanjian Kredit tersebut, untuk
panjar melalui Rekening Koran No. 3 tanggal 14 November 2002 tersebut di atas dengan
terbukti tidak melakukan pembayaran dan sebagaimana pengakuan Ny. Han Moy, yang
menyatakan bahwa CV. Rahayu telah menggunakan fasilitas kredit menyimpang dari tujuan
pemberian fasiltas kredit sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kredit. Dampak dari
tindakan CV. Rahayu tersebut yang wanprestasi terhadap perjanjian tersebut adalah di
lelangnya tanah yang menjadi objek hak tanggungan dalam hal ini berupa 3 (tiga) bidang tanah
berikut segala sesuatu yang berdiri, tertanam dan melekat di atas tanah tersebut yang terdiri
dari Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 344/Desa Cibodas, SHM No. 421/Desa Cibodas, dan
SHM No. 583/Desa Cibodas yang telah dijadikan jaminkan kepada PT. Bank Niaga Tbk.
Kesimpulan bahwa perbuatan CV. Rahayu adalah wanprestasi, sehingga berdampak pada di
lelangnya tanah yang dijaminkan kepada PT. Bank Niaga Tbk. Saran dari penulis adalah
sebaiknya bagi para pihak yang telah melakukan perjanjian kredit dengan perjanjian hak
tanggungan sebagai perjanjian accesoirnya, agar tunduk pada Pasal 1338 KUHP
KREDIT MACET
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR

Pada sebuah wilayah yang ada di Kota Tulungagung Provinsi Jawa Timur terdapat
sebuah kasus mengenai macetnya pembayaran kredit sebuah motor yang dilakukan oleh
nasabah. Nasabah tersebut memiliki nama yang berinisial R. Kasus ini berlangsung kurang
lebih 2 tahun yang lalu yang tepatnya pada bulan April tahun 2014.
Kasus ini berawal dari seorang Nasabah yang berinisial R melakukan pembelian secara
kredit sebuah motor disebuah Dealer Motor yang ada di Tulungagung. Dealer motor tersebut
memberikan fasilitas kepada seorang nasabah yang akan melakukan pembelian kredit tersebut
sebuah Bank yang sudah bekerja sama dengan Dealer tersebut. Yang dimana Bank tersebut
memiliki fungsi sebuah pelayanan kredit pembelian sebuah motor.
Setelah negosisasi perjanjian antara si Nasabah yang berinisial R dengan pihak bank yang
akan siap memberi pelayanan kredit pembelian sebuah sepeda motor sudah selesai dan juga
pihak bank juga sudah melakukan surve tempat mengenai kepribadian atau pengalaman si
Nasabah melakukan kredit, dari pihak bank percaya dan berani memberikan kredit ke Nasabah
yang berinisial R tersebut. Karena dari hasil surve pihak bank si Nasabah yang berinisial R
tersebut terbukti tidak pernah mendapat suatu permasalah kasus dalam lingkup perbankan.
Kurun waktu 1 hari setelah negosiasi antara pihak bank dengan pihak nasabah yang
berinisial R tersebut sudah jadi, motor yang dipesan dari nasabah yang berinisial R pun datang
dirumahnya, yaitu sebuah motor Suzuki Satria 150 Fu, yang diantar dari pihak Dealer Motor
yang dipesannya.
Perjanjian pembelian kredit yang disetujui oleh si nasabah yang berinisal R atas tawaran
dari pihak bank tersebut berlangsung 36 kali angsuran setiap bulannya. Yang dimana 36 kali
angsuran tersebut yang memilih dan menyetujui juga si nasabah yang berinisial R tersebut. Si
nasabah yang berinisal R juga sudah meyakinkan melakukan perjanjian kepada pihak bank
bahwa dia juga akan siap benar-benar membayar angsuran kreditnnya apabila sudah jatuh
tempo pembayarannya.
Setelah kurang lebih 1 tahun berlangsung, si nasabah yang berinisial R melakukan
pembayaran kredit dari pembelian motor yang dia lakukan kepada pihak bank tetap tertib dan
selalu membayar langsung apabila jatuh tempo sudah berlangsung. Si nasabah yang berinisial
R juga tidak pernah terlambat dalam pembayaran kredit motornya kepada pihak bank.
Kurang lebih hampir 2 tahun berlangsung pembayaran yang dilakukan oleh si nasabah
yang berinisial R berlangsung dengan tertib dan tidak pernah terlambat. Setelah memasuki
bulan pertama di tahun yang ke 3, si nasabah yang berinisial R mulai sering terlambat untuk
melakukan pembayaran kredit atas tanggung jawabnya pembelian sepeda motornya. Sering
kali si nasabah yang berinisial R pun didatangi oleh pihak petugas penarik tagihan dari bank
untuk menjelaskan bahwa pembayaran kreditnya sudah telat dan sudah melebihi jatuh tempo,
dari pihak bank pun juga menjelaskan apabila pembayarannya terlambat dan tidak tertib sesuai
apayang diperjanjikan akan dikenakan denda berupa uang tambahan. Si nasabah yang berinisal
R pun menyetujui atas denda yang diberikan kepadanya apabila pembayarannya terhadap
kredit pembelian motornya terlambat. Selang beberapa hari dari setelah petugas dari pihak bank
mendatangi rumah si nasabah yang berinisial R, si nasabah membayar angsuran kreditnya ke
bank disertai dengan tambahan uang denda karena si nasabah yang berinisial R sudah melebihi
jatuh tempo pembayarannya.
Bulan berikutnya pun pihak nasabahyang berinisial R pun juga melakukan hal yang sama
dengan bulan sebelumnya yaitu melakukan pembayaran terlambat melebihi jatuh tempo yang
sudah ditentukan. Setelah itu petugas dari pihak bank pun mendatangi lagi rumah dari nasabah
yang berinisial R tersebut. Dari pihak nasabah mengatakan kepada pihak pertugas yang datang
dirumahnya akan membayar angsuran kredit motornya sekalian bulan depan yaitu 2x untuk
bulan ini dan bulan depan sekalian, beserta denda-denda yang sudah disepakati bersama antara
dari pihak pertama yaitu nasabah dan dari pihak kedua yaitu pihak bank.
Setelah jatuh tempo pembayaran tagihan kredit motornya sudah waktunya kembali si
nasabah juga masih melebihi jatuh tempo dalam hal pembayaran kredit motor miliknya yang
dia beli. Setelah didatangi oleh pihak petugas bank lagi, dia si nasabah mengatakan seperti
halnya bulan yang lalu bahwa akan membayar sekalian 3x di bulan depan, dan pihak bank juga
masih memberikan toleransi untuk pembayaran telatnya sampai 3x.
Waktu pembayaran tagihan yang terlambat ke 3x pun sudah datang lagi, dan si pihak
nasabah yang berinisial R pun juga tetap melakukan pembayaran melebihi jatuh tempo yang
ditentukan. Rumahnya lagi-lagi didatangi oleh pihak dari petugas bank untuk menagih tagihan
pembayaran kredit yang dia lakukan, yang dimana pembayarannya sudah terlambat sampai 3
bulan berturut-turut. Si nasabah pun mengatakan hal yang sama seperti 2 bulan yang lalu bahwa
akan membayar tagihan kreditnya lagi bulan depan. Lalu pihak petugas bank yang datang ke
rumah si nasabah berkata untuk tidak bisa melakukan pembayaran kredit terlambat sampai 4x,
namun si nasabah yang berinisial R pun tetap berkata akan membayarnya bulan depan karena
sekarang si nasabah yang berinisial R belum mempunyai uang, dan akan diusahakan bulan
depan langsung 4x pembayaran yangdilakukan si nasabah. Pihak petugas bank pun
memberikan toleransi lagi ke 4x nya atas keterlambatan melakukan pembayaran angsuran
kredit motor milik si nasabah yang berinisial R tersebut.
Jenjang waktu 2 hari setelah petugas bank memberikan toleransi ke 4x nya ke pihak
nasabah yang berinisial R. kurang lebih jam 2 siang ada sebuah mobil Panter yang parkir di
depan rumah nasabah yang berinisial R. Ternyata ada pihak bank datang lagi kerumah si
nasabah yang berinisial R dengan membawa mobil Panter yang bagian belakangnya ada tempat
untuk mengangkut barang.
Dengan pelan pihak petugas bank bernegosiasi dengan si nasabah yang berinisial R untuk
melakukan penarikan atau pengambilan motor milik nasabah, akan tetapi si nasabah tetap
mengatakan akan membayarnya sekalian 4x bulan depan dan si nasabah tetap tidak
memperbolehkan untuk pihak petugas bank membawa motor miliknya. Dengan secara paksa
pihak bank mengambil atau menarik motor milik nasabah yang berinisial R yang sudah
melakukan keterlambatan pembayaran kredit sampai 4x berturut-turut. Dan si nasabah yang
berinisial R tetap melakukan negosiasi terhadap pihak bank untuk tidak membawa motor
miliknya yang dia kredit karena sebelumnya tidak ada perjanjian antara pihak bank dan si
nasabah bahwa pihak bank akan melakukan mengambil atau menarik motor milik nasabah
apabila melakukan keterlambatan dalam hal membayar kredit sampai 4x. Tetapi apa daya usaha
si nasabah yang berinisial R pun tidak membuahkan hasil melainkan motornya juga tetap
ditarik oleh pihak bank, dan diminta si nasabah yang berinisial R pun untuk besok datang ke
bank untuk meluruskan atau menyelesaikan masalah ini.
Dan keesokan harinya si nasabah yang berinisial R pun langsung pergi untuk datang ke
bank dengan tujuan untuk menyelesaikan kasus nya yang melakuakan kredit macet pembelian
sepeda motor.

Anda mungkin juga menyukai