PENDAHULUAN
kromosom yang tidak normal. Apabila jumlahnya normal disebut euploidi. Aneuploidi
bisa terjadi pada kromosom somatik maupun kromosom sex (Russell, 2003). Pada
trisomi 18 (Sindrom Edward) dan trisomi 16, sedangkan pada kromosom sex,
kasus yang paling sering terjadi, insidensinya menurut Connor dan Smith (1997), 1
dari 700 kelahiran hidup, sedangkan menurut Nussbaum et al. (2001), 1 dari 800
kelahiran hidup. Bila kita menggunakan patokan 1 : 800, maka di Indonesia saat ini
terdapat sekitar 300 ribu jiwa penderita dengan asumsi jumlah penduduk sekitar 240
juta jiwa, yang lebih parah lagi selalu disertai retardasi mental, sehingga tidak bisa
mandiri sepanjang hidupnya, usia harapan hidupnya tidak jauh berbeda dengan
orang normal bila tidak disertai kelainan lain, misalnya jantung, leukimia,
Gejala klinik atau fenotipe kelainan ini tidak selalu sama antar pasien, namun
tetap terlihat fenotipe yang khas, sehingga dapat dilakukan diagnosa sejak lahir.
1
Awalnya Sindrom Down dinamakan Mongolism Syndrome, karena memiliki
(fissura palpebralis miring ke atas), yang menyerupai wajah Ras Mongoloid, namun
karena mempunyai konotasi rasial, maka diganti dengan nama penemunya, yaitu
John Langdon Down. Gejala klinik lainnya adalah hipotoni yang terlihat ketika
neonatus, hidung kecil, muka datar, iris berbintik, perawakan pendek, kepala datar
(brachycephaly), leher pendek, mulut terbuka dan lidah terlihat, simian crease
(lipatan kulit melintang pada palma manus), dan retardasi mental (Nussbaum et al.,
2001).
Resiko terulang melahirkan anak dengan trisomi murni atau mosaik adalah
1% kelahiran hidup untuk ibu berusia muda. Namun, bila ibu berusia > 35 tahun
resiko terulang akan semakin tinggi. Sedangkan untuk balanced translokasi, setelah
dilakukan pemeriksaan amnion, resiko terulang untuk 14;21, jika gamet carrier
translokasi pada paternal, maka resiko terulang melahirkan anak dengan Sindrom
Down adalah 1%, dan jika gamet carrier translokasi pada maternal, maka resiko
terulangnya adalah 15%. Bila balanced translokasi 21;22, jika gamet carrier
translokasi pada paternal resiko terulangnya adalah 5% dan jika pada maternal
resiko terulangnya adalah 10%. Untuk translokasi isokromosom 21;21, baik gamet
carrier pada maternal maupun paternal resiko terulangnya 100% (Connor dan Smith,
1997).
kejadian Sindrom Down. Karena proses pembentukan ovum terjadi sejak janin. Saat
lahir baru menyelesaikan profase meiosis I lalu istirahat sampai masa puber dan
2
sebelum menopouse. Tiap satu bulan satu oosit telah selesai meiosis I dan
diovulasikan, bila dibuahi spermatozoa berlanjut ke meiosis II. Fenomena inilah yang
al., 2006).
Dari uraian yang merujuk berbagai sumber tersebut jelas bahwa kelainan ini
bisa terjadi pada siapa saja dan merupakan kasus yang paling sering dibanding
Manfaat lain dari pemeriksaan sitogenetik sejak dini adalah mencegah resiko
murni, kemungkinan terulang hanya 1%, tapi untuk mencegah terulangnya kelahiran
bayi dengan Sindrom Down, bisa dilakukan diagnosis prenatal, yaitu pemeriksan
positif trisomi 21, klinisi memberikan informasi pada orang tua tentang kondisi janin
yang dikandung ibu, sehingga mereka bisa menerima kondisi bayi saat lahir. Selain
itu, klinisi juga memberikan pengetahuan pada orang tua bagaimana cara merawat
anak tersebut agar dapat mandiri dan dapat meningkatkan kesehatannya. Tetapi,
balanced translokasi, jika kedua orang tua normal, berarti kasus tersebut adalah de
novo atau mutasi baru. Bila diketahui di antara orang tuanya balanced translokasi
robertsonian, harus lebih waspada karena peluangnya 50% memiliki anak Sindrom
3
Down. Sedangkan, bila salah satu orang tuanya mempunyai tipe isokromosom,
maka sebaiknya tidak mempunyai anak lagi atau melakukan adopsi, karena 100%
bisa terulang.
berulang, ibu hamil pada usia tua, dan kematian bayi pada bulan-bulan pertama
4
1.3 Tujuan Penelitian
post natal.
translokasi, dan mosaik antara data saat ini (observasi) dengan data
terdahulu (teoritis).
1.4.1 Teoritis
Sindrom Down.
2. Sebagai informasi bagi para klinisi, terutama Pediatri dan Obsgyn, akan
5
kasus-kasus yang berhubungan dengan kelainan kromosom, terutama
Sindrom Down.
persentase antara trisomi murni, translokasi, dan mosaik antara dahulu dan
saat ini, untuk mengetahui penyebabnya yang saat ini masih belum jelas,
misalnya mutasi spontan atau mutasi baru (de novo) pada translokasi,
1.4.2 Aplikatif
2. Sebagai stimulus bagi Rumah Sakit Umum Daerah atau Rumah Sakit Besar
Konseling Genetik.
Sindrom Down.