PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari identitas nasional.
2. Untuk mengetahui sejarah yang terkandung dalam identitas nasional indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa penting identitas nasional untuk sebuah negara.
1.4 Manfaat
1. Mendapatkan Ilmu Pengetahuan baru dalam sisi Identitas Nasional
2. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
3. Menambah pengetahuan baru, mengenai pentingnya Identitas Nasional.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam
menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence
cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini
sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika.
Namun demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak
akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang
cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
Setiap bangsa pasti memiliki Identitas Nasional, Identitas Nasional itu sendiri
memiliki proses pembentukan yang cukup lama, proses yang dialami untuk membentuk serta
menyepakati apa yang akan di tetapkan untuk menjadi Identitas Nasional untuk bangsa
Indonesia tercinta.
Melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan –
kerajaan pada abad ke – IV, ke – V kemudian dasar – dasar kebangsaan Indonesia telah mulai
nampak pada abad ke – VIII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa
Syailendra di Palembang, kemidian kerajaan Airlangga dan Majapahit di jawa timur serta
kerajaan – kerajaan lainya.
Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut yamin di
istilahkan sebagia fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif
sebagai dasar Identitas Nasional Indonesia.
Oleh karena itu akar – akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam
perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur – unsur Iddentitas Nasional, yaitu nilai –
nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
4
2.3 Identitas Nasional Indonesia
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda – sebagai ciri
khas yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memiliki
beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah memiliki bahasa tersendiri, Seperti jawa,
Madura, papua, batak, sunda, ambon, aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya.
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di kenali
saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti memiliki bendera
sebagai ciri dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera Indonesia berwarna Merah dan
Putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “
Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna Merah dan Putih yang menjadi
warna pilihan yang di pilih untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya
Berani sedangkan Putih artinya Suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili
jiwa Berani dan Suci seperti lambang Bendera Indonesia.
5
lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul “ Indonesia Raya ”
2. Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-2).
5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila
ke-5).
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai
pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat di artikan
dari segi global atau sekala besar
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena
Pancasila sebagai kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila
merupakan satu kesatuan organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi
tujuan utama bersama sebagai landasan dasar Negara.
6
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang
merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan atau saat ini
berlaku.
7
2.4 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional
1) Sejarah
Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa kejayaan
yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah
membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat berikutnya.
2) Kebudayaan
Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional meliputi: akal
budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia.
3) Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia
untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus
dikembangkan dan di budayakan.
4) Agama
Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan dengan kata
lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga
merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri
bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan
dengan, salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi
suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau kelompok lainnya.
5) Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia
memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa
melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982,
yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
8
b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas
Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa,
budaya, dan agama, serta kepercayaan.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia, meliputi:
1) Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara,
ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.
2) Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya.
Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,
bangsa, dan negara berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The Power of
Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai
hasil interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :
a. Faktor Primer
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia
yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-
unsur yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri menyatukan
diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun, kesatuan ini
9
tidaklah menghilangkan keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan “Bhineka
Tunggal Ika”.
b. Faktor Pendorong
Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu bangsa. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsa juga merupakan identitas nasional yang bersifat dinamis.
Oleh karenanya, proses pembentukan identitas dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat
kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.
Dimana dalam hal ini, sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang
sama untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
c. Faktor Penarik
Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan
sistem pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya identitas nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan
nasional, sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun
masing-masing etnis atau daerah memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula
menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.
d. Faktor Reaktif
Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat
ikut mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif melalui
memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat
bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan
kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan
perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama
Indonesia. Bangsa dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun
menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena
itu, pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya,
10
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan
terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia
pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara
tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang
cukup panjang. Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia,
dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang
berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian
seperti ini menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila.
Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Proses perumusan materi
Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang
“Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal yudiris sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan
bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional
pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya
titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya
sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus
1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah
sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal
dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas tertentu yang
memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, identitas nasional adalah
13
ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa
lain di dunia.
Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu negara
untuk memiliki identitas nasional. Mengapa demikian? Karena identitas nasional merupakan
jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita
dan tujuan hidup bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang
dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang
ekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak
mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa
tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak
mampu mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan
dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang
sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat
untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu,
identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan
eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Kita tahu bahwa identitas nasional atau jati diri nasional itu adalah jati diri yang dimiliki
warga negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas nasional atau jati diri nasional itu
ada dalam interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam
interaksi. Karena didalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan
berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan
corak interaksi yang berlangsung. Maka dalam berinteraksi orang berpedoman pada
kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian dari identitas nasional, maka
kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah
laku.
Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam
Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara,
ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep suatu bangsa
mengenai dirinya sendiri. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam
kebudayaan yang terdiri dari berbagai macam suku dari Sabang sampai Merauke dan pastinya
memiliki keanekaragaman identitas nasional. Basis dari identitas nasional diantaranya
socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan
proses sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah
14
kepada atribut kebudayaan), politically (identitas yang mengarah kepada sumber politik dari
peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun sebagai
warga negara).
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan
bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa lain. Karena sikap chauvinisme terlalu mengagung-
agungkan bangsa sendiri sehingga berdampak negatif bagi bangsa sendiri dan memicu
permasalahan dengan bangsa lain.
Pengertian paham chaunisme adalah paham yang di anut seseorang atau golongan
dengan membanggakan bangsanya sendiri atau ras-nya sendiri sehingga mereka beranggapan
bahwa ras lain tidak lebih baik dari ras-nya, sehingga bagi penganut paham ini akan lebih
suka memusuhi ras lain. Dapat juga diartikan bila chauvinisme adalah rasa cinta yang
berlebihan terhadap ras atau kerajaannya.
Paham Chauvinisme bertentangan dengan Sila Ketiga Pancasila yaitu "Persatuan
Indonesia", sehingga paham ini tidak dibenarkan bertumbuh di negara Indonesia, karena
penganut paham Chauvinisme akan berakibat terjadinya perpecahan yang berakibat
pemberontakan atau perbuatan makar. Sila Ketiga Pancasila merupakan perwujudan
persatuan yang sama rata di seluruh Indonesia, semua daerah memiliki kesempatan yang
sama untuk bersatu padu dan membangun pembangunan.
Sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam suku bangsa dan budaya, negara Indonesia
memerlukan perekat budaya bangsa. Salah satu perekat yang lahir dari hati nurani adalah
nasionalisme. Nasionalisme khas negara kita adalah nasional Pancasila yang mempunyai
prinsip berbeda dengan bangsa lain. Nasionalisme Pancasila akan tetap menyala apabila
generasi muda mampu membina persatuan dan kesatuan bangsa serta berpegang teguh pada
keikhlasan para perintis dan penegak kemerdekaan. Nasionalisme Pancasila adalah
nasionalisme yang tidak mengarah pada chauvinisme.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17