Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5

tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil

Negara sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan

pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi tersebut Aparatur Sipil

Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan harus secara konsisten

menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar nilai-nilai dan kode etik.

Fungsi-fungsi tersebut juga tidak dapat dijalankan dengan baik apabila tidak

ada kesadaran dari dalam diri Aparatur Sipil Negara untuk menerapkan nilai-

nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima) pokok nilai-nilai dasar

Aparatur sipil negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen

Mutu, dan Anti Korupsi.

Penerapan 5 (lima) Nilai Dasar ASN harus dijalankan dengan

tindakan konkrit saat Aparatur Sipil Negara tersebut menjalankan tugasnya

sebagai abdi negara. Tidak hanya dalam menjalankan tugasnya sebagai

petugas administrasi yang berurusan dengan sistematika kerja suatu instansi

pemerintahan, namun dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik

yang senantiasa melayani kebutuhan masyarakat ASN. Maka dalam

perkembangannya nilai dasar ASN yang terangkum kedalam ANEKA

1
dielaborasikan dengan peran ASN dalam NKRI yang terbagi menjadi Whole

Of Goverment, Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN.

Sejalan dengan semangat untuk menerapkan kelima nilai dasar ASN

tersebut diatas maka ditetapkannya Undang-undang aparatur Sipil Negara dan

merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa

percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegritasi untuk

membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme

dan kebangsan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan

memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah

penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu

penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan

nonklasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan

peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta

membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya,

sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.

Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS

profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas.

Dalam masa-masa menjalani habituasi selain menginternalisasi,

menerapkan, dan mengaktualisasikannya para calon PNS juga harus

menganalisis metode penerapan program-program yang berjalan dalam suatu

2
pengadilan. Analisis harus didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN komitmen

yang terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan inovasi.

Lewat ketiga indikator tersebut yaitu efektif, efisien, dan inovatif

tersebut metode penerapan program-program dapat dikelompokan kedalam

beberapa golongan, yaitu metode-metode yang sudah berjalan namun kurang

berjalan maksimal dan metode yang harus diganti dengan yang memiliki nilai

guna yang lebih baik.

Namun dalam perkembangannya indikator yang digunakan dalam

mengukur metode penerapan program dalam sebuah instansi berkembang

menjadi beberapa indikator. Terdapat indikator AKPK yang mengacu kepada

4 hal yaitu Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan. Indikator lain

adalah indikator USG (Urgency, Seriousness, Growth).Analisis kualiatas isu

dengan menggunakan alat analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu

Urgency, Seriousness, dan Growth.

Rancangan aktualisasi,dapat diperoleh peserta dengan proses

pembimbingan dari coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga

pelatihan) dan mentor (atasan peserta yang ditujuk oleh pejabat pembina

kepegawaian instansi peserta),sehingga peserta mampu menyusun kertas kerja

rancangan aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi,

menerapkan rancangan aktualisasi dan menyusun laporan aktualisasi serta

analisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam

pelaksanaan tugas dan jabatan, mempersiapkan rencana presentasi laporan

3
aktualisasi, melaksanakan seminar aktualisasi, dan di penghujung

pembelajaran peserta mampu melaksanakan pekerjaan secara

profesional.Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun

2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut

sebagai birokrasi bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi

merujuk kepada sebuah profesi pelayanan public, maka dari itu sebagai ASN

perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang

kesehatan yang dilaksanakan di unit organisasi puskesmas Bantimala

Kecematan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek

termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas sejalan dengan

peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat

terhadap mutu dan paradigm pelayanan kesehatan semakin meningkat, baik

pelayanan yang bersifat preventive, promotif, kuratif dan rehabilitative. Hal

ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan semakin

kritis,peduli dan meningkat kebutuhanya, terutama pada pelayanan kesehatan

umum masyarakat yang optimal,efektif dan efisiensi di puskesmas dengan

berdasarkan pada prinsip nilai-nilai yang terkandung pada pasal 3 Undang-

undang Nomor 5 Tahun 2014 dan berdasarkan serta erat relevansinya dengan

nilai-nilai dasar ANEKA, yaitu :

1. Akuntabilitas

2. Nasionalisme

4
3. Etika Publik

4. Komitmen Mutu

5. Anti Korupsi

Mutu asuhan keperawatan merupakan ukuran sejauh mana tingkat

pelayanan asuhan keperawatan yang dilakukan memenuhi standar yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan ekspektasi pasien. Pelayanan asuhan

keperawatan adalah

B. Tujuan dan Sasaran

Dengan mengikuti kegiatan aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) dapat membentuk nilai-nilai dasar profesi Pegawai

Negeri Sipil, yaitu :

1. Berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;

2. Mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

3. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

4. Berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;

5. Tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di

lingkungan instansinya;

5
6. Menjaga sikap dan perilaku disiplin PNS dalam melaksanakan tugas

jabatannya;

7. Memahami kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia; serta

8. Mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara

mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada instansi,

sehingga PNS merasakan manfaatnya secara langsung.

C. Manfaat

1. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan

menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS;

2. Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang

menyangkut pada kegiatan reses dan menjadikan kegiatan-kegiatan

menjadi sebuah kebiasaan (habituasi);

3. Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai

organisasi sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik;

4. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, di mana mereka mendapatkan

hak-haknya dan informasi yang dibutuhkan khususnya dalam kegiatan

reses sehingga diperoleh pelayanan publik yang prima dari ASN.

6
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) sebagai Perawat pelaksana di UPTD Puskesmas

Balangnipa Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai adalah dengan mengaktualisasi

nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komiten mutu, dan anti

korupsi (ANEKA) di dalam kegiatan sehari-hari sesuai tupoksi.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI NILAI DASAR ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Balangnipa

KEPALA PUSKESMAS
dr. ALIAWATI ALBEK
KEPALA TATA USAHA

H. MUSTAMING, S.Sos, SKM

PJ. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS PJ KEPEGAWAIAN PJ. RUMAH TANGGA PJ. KEUANGAN
HASMAYANA, SKM NURSIDAH, S.Sos SUHARMAN, AMKL MUTAMINNAH, S.Kep,

KOORDINATOR KOORDINATOR
KOORDINATOR
UPAYA KESEHATAN PENANGGUNG JAWAB
UKM
PERORANGAN JARINGAN
HJ. RAHMANIAR, S.ST,
LABORATORIUM & ARIFUDDIN, AMK
KEFARMASIAN

UKM PENGEMBANGAN
UKM ESENSIAL
PJ. POLI UMUM PJ. PUSTU BONGKI
FITRIATI, S.Kep.Ns AHMAD ANWAR, SKM.,

PJ. PUSTU LAPPA


PJ. PROMKES PJ. GIGI DAN MULUT
PJ. KESEHATAN LANSIA
PUSKESMAS PEMBANTU HJ. HALIJAH, S.ST
A. SRIWIYANI, SKM drg. EVIE TRISANTIE, M.Kes
MARIA ELISABETH J, S.Kep.Ns

PJ. PUSTU ALEHANUAE


PJ. KIA KB - UKP
DARWIYAH HS, S.ST
PJ. KESLING PATIMAH, S.ST
PJ. KESEHATAN OLAHRAGA
H. MUSTAMING, S.Sos,SKM
HJ. SARINAH, Amd. Kep
PJ. PELAYANAN GIZI UKP P. PUSTU LAMATTI RILAU
RATNA, AMG HJ. ST. NURHAYATI S, S.Kep
PJ. KIA KB-UKM
HJ. RAHMANIAR, S.ST,
PJ. PERSALINAN
M.Kes PJ. BIDAN KEL. BONGKI
SURTINA ISKANDAR, S.ST,
FITRIANI AMIR, Amd. Keb

PJ. GIZI-UKM
PJ. RAWAT INAP
KURNIAWATI, AMG PJ. BIDAN KEL. BALANGNIPA
MUTMAINNAH, S.Kep.Ns
BIDAN DESA KELUARAHAN A. JUNIARTI, S.ST

PJ. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PJ. KEFARMASIAN


PJ. BIDAN KEL. LAPPA
PENYAKIT A. MASRIYANI YUSUF, S.Si.
HJ. HALIJAH, S.ST
MUSDALIFAH, S.Kep

PJ. LABORATORIUM PJ. BIDAN KEL. BIRINGERE

NURBAYA, Amd.Ak NANI SUFIANI, S.ST


PJ. KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT
PJ. BIDAN KEL. ALEHANUAE
ARMAWATI AHMAD, S.Kep
MARDIANAH, Amd. Keb

8
PJ. BIDAN KEL. LAMATTI R.
ARNI RADMEYANTI, Amd.

PJ. POSKESDES A. KURNIAWAN, S.Kep


2. Visi dan Misi
a. Visi
Puskesmas Balangnipa dalam melaksanakan fungsinya
mempunyai visi sebagai berikut : “Terwujudnya pelayanan kesehatan
bermutu dan terpadu menuju masyarakat sinjai utara sehat dan mandiri
tahun 2022”.

b. Misi
Untuk mewujudkan misi tersebut, UPTD Puskesmas Balangnipa
memiliki misi sebagai berikut :
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Puskesmas Balangnipa
 Meningkatkan mutu layanan klinis dan keselamatan Pasien
 Meningkatkan peran lintas program dan lintas sector dalam upaya
kesehatan masyarakat.

c. Tata Nilai Puskesmas Balangnipa


Tata nilai Puskesmas Balangnipa “PARIPURNA” yaitu PAtuh
Ramah Integritas Profesional Unggul Rukun amaNAh

d. Motto Puskesmas Balangnipa


Motto Puskesmas Balangnipa “ SENSASI (SENyum SAlam Sapa
Inovatif)
e. Tujuan Puskesmas
 Menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat
 Mewujudkan manajemen Puskesmas yang profofesional

9
3. Keadaan Geografis
Puskesmas Balangnipa dibangun pada tahun 1974, salah satu
puskesmas yang ada di Kabupaten Sinjai yang terletak di Kecamatan Sinjai
Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulupoddo dan
Kecamatan Sinjai Tengah
Wilayah kerja puskesmas meliputi 6 kelurahan yaitu Balangnipa, Biringere,
Bongki, Lappa, Alehanuae dan Lamatti Rilau. Luas wilayah kerja
Puskesmas Balangnipa sekitar 29,57 km2, 75% daratan dan 25% pegunungan
dan lautan..

4. Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Balangnipa tahun 2018
adalah 46.637 jiwa yang terdiri dari 22.425 jiwa laki-laki dan 24.212 jiwa
perempuan dengan 7.936 jumlah rumah dan 12.830 KK.

5. Sosial Ekonomi dan Budaya


a. Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balangnipa
bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, dan wirausaha
a. Sosial Budaya
Penduduk di wilayah Kecamatan Sinjai Utara pada umumnya
didiami oelh Suku Bugis, Suku Makassar, dan sebagian kecil Suku Jawa
dan warga cina. Mayoritas penduduk penduduk beragama islam, hanya
sebagian kecil pendatang beragama Kristen.

10
B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

1. Identifikasi
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Diklat
Prajabatan Golongan II terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA. Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi PNS.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah
yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun
indicator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
 Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
 Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
 Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

11
 Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi
responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan.
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap
tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
 Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas
sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit
organisasinya.
 Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
 Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai
akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja.
 Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus utama
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
 Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.

12
 Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang
utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,
kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan
keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari
praktek kecurangan dan perilaku korup.
 Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus
memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab
dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung
jawab.
 Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan
oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta
dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan
akuntabilitas publik.
 Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi
yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik
kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.

b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari nilai
dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,

13
ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa adalah:
 Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan
sesuatu.
 Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau
peraturan yang berlaku.
 Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak
melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan
keyakinan politik.
 Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan
perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan
umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi
segala larangan dalam agamanya.
 Gotong royong. Contoh konkret gotong royong adalah sebagai
berikut:
1) Kerja sama;
2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
3) Saling membantu demi kepentingan umum;
4) Bersama membantu orang lain;
5) Bersama membela kebenaran;
6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
 Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk
mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya
perbedaan pendapat.

14
 Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
 Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu
kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau
penderitaan terhadap diri sendiri.

c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Adapun indikator-indikator dari nilai
dasar etika publik adalah:
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
 Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik
Indonesia 1945;
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program
pemerintah;
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
 Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
 Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

15
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni:
efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
 Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau
merupakan pencapaian tujuan.
 Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
 Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan
suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
 Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau
memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.

e. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya
perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan
uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar
anti korupsi meliputi:
 Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
 Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
 Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan

16
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah
dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak
melimpahkannya kepada orang lain.
 Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undang yang mengatur.
 Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun.
 Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai,
peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu)
menjadi lebih kecil.
 Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah
ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.
 Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan.
 Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

17
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. PENETAPAN ISU
Dalam penetapan isu yang diangkat penulis menggunakan teknik USG yang
mana pengertian USG adalah sebagai berikut :
 Urgency :seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,di analis dan
ditindak lanjuti.
 Seriousness : seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
 Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 4.1 Perumusan dan Penetapan Isu

Kriteria
NO. Isu Aktual/Masalah Pokok SKOR Prioritas
U S G

Rendahnya perhatian keluarga


pasien terhadap larangan anak usia
1. 4 4 3 11 II
12 tahun kebawah masuk di area
runag rawat inap.
Kurang efektifnya penerapan
kartu Identitas
2. 5 4 4 13 I
pengunjung/penjaga pasien di
ruang rawat inap

Kurangnya kepatuhan pasien


3. 4 3 3 10 III
terhadap edukasi yang diberikan

18
Keterangan :
 Angka 5 : sangat gawat/mendesak/cepat
 Angka 4 : gawat/mendesak/cepat
 Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat
 Angka 2 : kurang gawat/mendesak/cepat
 Angka 1 : tidak gawat/mendesak/cepat

19
B. RANCANGAN AKTUALISASI

Tabel 1.2 Perumusan dan Penetapan Isu

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Balanngnipa


Tabel 1.3
Identifikasi Isu :  Rendahnya perhatian keluarga pasien terhadap larangan anak usia 12 tahun
kebawah masuk di area runag rawat inap
 Kurang efektifnya penerapan kartu identitas pengunjung/penjaga pasien di
ruang rawat inap
 Kurangnya kepatuhan pasien terhadap edukasi yang diberikan
Isu yang Diangkat : Kurang efektifnya penerapan kartu identitas pengunjung/penjaga pasien di ruang
rawat inap
Gagasan Pemecahan : Pengelolaan kartu identitas pengunjung /penjagaga pasien di ruang rawat inap
Isu

Matriks Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Tahap Output/ Keterkaitan
Terhadap Visi Nilai-nilai
No. Kegiatan Kegiatan Hasil Kegiatan Substansi Mata
Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan a. Melakukan  Terlaksananya  Etika Publik : Dengan Peningkatan
Konsultasi dan Konsultasi dengan konsultasi dengan Melakukan mendapatkan nilai norma
Koordinasi pimpinan untuk persetujuan dan kesopanan dan

20
dengan Pimpinan pelaksanaan pimpinan untuk konsultasi dan arahan dari kepala etika dalam
tentang kegiatan pelaksanaan koordinasi sebagai puskesmas maka birokrasi agar
Pengelolaan kartu b. Menyimak dan kegiatan bentuk menghargai konsep aktualisasi terciptanya
identitas mencatat arahan  Terciptanya adanya atasan dan akan terlaksana profesionalitas
pengunjung kepala puskesmas kesepahaman bentuk kesopanan secara efisien dan dalam bekerja.
/penjagaga pasien dalam pengelolaan  Komitmen Mutu efektif sehingga “kerja sama”
di ruang rawat kartu jaga pasien :Demi terjadinya dapat berkontribusi
inap oleh teman sejawat efektivitas dan mewujudkan misi
di ruang rawat inap efisiensi dalam yang 1 yaitu
melaksanakan “Meningkatkan
kegiatan kualitas SDM
 Akuntabilitas : Puskesmas
Balangnipa”
Bertanggung jawab
penuh atas
pelaksanaan
kegiatan yang telah
dikonsultasikan
2. Menyampaikan a. Menemui dan  Mendapatkan  Komitmen Mutu : Dengan adanya Dengan
tentang rencana menyampaikan persetujuan dari Berorientasi pada persamaan persepsi meningkatnya
Pengelolaan kartu gagasan yang telah penanggungjawab mutu dengan dengan kerjasama antar
identitas disetujui ruang rawat inap harapan dapat penanggung jawab pegawai maka
pengunjung olehkepala mengefisiensikan ruang rawat inap akan
/penjagaga pasien puskesmas  Menncatat pekerjaan maka akan menguatkan
di ruang rawat masukan dari  Akuntabilitas : meningkatkan tata nilai
inap b. Mendengar dan kepala ruangan Partisipatif dalam kerjasama antar “kerja sama”
mencatat masukan rawat inap ikut ambil bagian pegawai, sehingga
dari masukan dari dalam penerapan dapat berkontribusi
penanggungjawab batasan jumlah mewujudkan Misi

21
ruang rawat inap keluarga pasien di “Meningkatkan
ruang rawat inap kualitas SDM
 Etika publik : Puskesmas
Dalam Balangnipa”
menyampaikan
konsep aktualisasi,
saya akan menemui
dan menyampaikan
konsep aktualisasi
yang telah disetujui
oleh kepala
puskesmas dengan
sopan dan santun
 Anti korupsi :
bertanggungjawab
atas arahan yang
diberikan oleh
penanggung jawab
ruang rawat inap.
3. Pembuatan SOP a. Berkoordinasi  Mendapat arahan  Etika publik : Dengan adanya Pembuatan
tentang dengan kepala dan masukan dari Berkordinasi dengan SOP berkontribusi SOP tentang
pengaturan puskesmas. pimpinan kepala puskesmas mewujudkan Misi pengaturan
penggunaan kartu  Tersedianya SOP  Akuntabilitas : “Terwujudnya penggunaan
identitas b. Membuat SOP tentang pengaturan Betanggung jawab pelayanan kartu identitas
pengunjung/penja penggunaan kartu penggunaan kartu atas pekerjaan yang kesehatan bermutu pengunjung/p
ga pasien di ruang identitas identitas dilaksanakan dan terpadu menuju enjagadi ruang
rawat inap pengunjung/penjag pengunjung/penjag  Manajemen ASN : masyarakat sinjai rawat inap
a pasien di ruang a pasien di ruang Meningkatkan utara dan mandiri menguatkantat

22
rawat inap rawat inap serta di Kompetensi tahun 2022. a nilai “Kerja
kamar pasien. Pegawai tentang Cerdas”
tersediaya SOP
tentang pengaturan
penggunaan kartu
identitas
pengunjung/penjaga
pasien.
 Komitmen Mutu :
Berinovasi dalam
pembuatan SOP
tentang pengaturan
kartu identetitas
pengunjung/penjaga
pasien di ruang
rawat inap
4. Membuat kartu .a. Menyiapkan alat  Tersedianya alat dan  Anti Korupsi Dengan membuat Dengan
identitas dan bahan untuk bahan untuk (kerja keras) : kartu identitas membuat kartu
pengunjung/penja pembuatan kartu pembuatan kartu dalam menyiapkan pengunjung/penjag identitas
ga pasien dan identitas identitas alat dan bahan, a pasien dan buku pengunjung/pe
buku registrasi di pengunjung/penjag pengunjung/penjaga bekerja keras registrasi di ruang njaga pasien
ruang rawat inap a pasien. pasien di ruang merupakan hal rawat inap akan dan buku
rawat inap yang penting dalam menstabilkan registrasi di
b. Membuat desain  Tersedianya kartu rangka jumlah ruang rawat
kartu identitas identitas tercapaiunya target pengunjung/penjag inap. ”Kerja
pengunjung/penjag pengunjung/penjaga dari suatu a pasien yang ada Cerdas”
a pasien. pasien sebagai alat pekerjaan. di kamar pasien
perencanaan  Akuntabilitas : khususnya di luar

23
c. Membuat kartu gagasan Bertanggungjawab jam besuk pasien
identitas  Tersedianya buku atas pekerjaan yang sehingga dapat
pengunjung/penjag registrasi kartu dilakukan. meningkatkan
a pasien. identitas  Komitmen Mutu kenyamanan
pengunjung/penjaga (inovasi) : pasien, sehingga
d. Menyiapkan dan pasien. Berinovasi dalam dapat
membuat buku pembuatan kartu berkonstribusi
registrasi kartu identitas mewujudkan misi
identitas pengunjung/penjag puskesmas ”yaitu
pengunjung/penjag a pasien. meningkatkan
a pasien.  Anti korupsi : mutu layanan klinis
Disiplin dalam dan keselamatan
melakukan pasien”.
registrasi keluar
masuknya kartu
identitas
pengunjung/penjag
a pasien.
5. Melakukan a. Berkoordinasi  Terwujudnya  Etika Publik : Dengan adanya Dengan
sosialisasi kepada dengan teman sosialisasi mengenai Bersosialisasi sosialisasi kepada sosialisasi
teman sejawat sejawat untuk pemberlakuan kartu tentang teman sejawat akan kepada teman
tentang kegiatan sosialisasi identitas pemberlakuan menyatukan sejawat tentang
pemberlakuan tentang pengunjung/penjaga kartu identitas persepsi antar staff pemberlakuan
kartu identitas pemberlakuan pasien di ruang pengunjung/penjag ruang rawat inap kartu identitas
pengunjung/penja kartu identitas rawat inap. a pasien di ruang tentabg pengunjung/pe
ga pasien di ruang pengunjung/penjag rawat inap dengan pemberlakuan njaga pasien di
rawat inap a pasien. asas menghargai kartu identitas ruang rawat
b. Menyiapkan sarana komunikasi, pengunjung/penjag inap. “Kerja

24
dan bahan konsultasi dan a pasien di ruang Sama”
sosialisasi tentang kerjasama. rawat inap,
pemberlakuan  Komitmen Mutu : sehingga dapat
kartu identitas mengoptimalkan berkonstribusi
pengunjung/penjag penggunaan mewujudkan misi
a pasien di ruang sumber daya yang puskesmas
rawat inap. dimiliki untuk “meningkatkan
mencapai tujuan kwalitas sumber
yang telah daya manusia
ditentukan . Puskesmas
 Anti Korupsi : Balangnipa”.
Dalam
bersosialisasi
berani dalam
menanggung resiko
atas apa yang kita
kerjakan dalam
bentuk apapun.

6. Menerapkan a. Membagikan kartu  Setiap pasien  Akuntabilitas : Dengan penerapan Penggunaan


penggunaan identitas mendapat dua kartu dalam penerapan penggunaan kartu kartu identitas
kartu identitas pengunjung/penjag identitas penggunaan kartu identitas pengunjung/pe
pengunjung/penja a pasien di ruang pengunjung/penjaga identitas pengunjung/penjag njaga pasien di
ga pasien di ruang rawat inap kepada pasien untuk pengunjung/penjag a pasien di ruang ruang rawat
rawat inap keluaga pasien digunakan a pasien dilakukan rawat inap akan inap. “Kerja
yang baru masuk menginap/mendamp transparansi dalam meminimilisir Amanah”.
ke ruang rawat ingi pasien di ruang pembagian kartu pengunjung/penjag
inap (dua kartu rawat inap. identitas a pasien di ruang

25
identitas setiap  Dapat mengontrol pengunjung/penjag rawat inap
satu pasien). keluar masuknya a pasien kepada khusunya di luar
kartu identitas pasien/keluarga jam besuk sehingga
b. Melakukan pengunjung/penjaga pasien. dapat
registrasi keluar pasien di ruang  Nasionalisme : berkonstribusi
masuknya kartu rawat inap yang (tidak diskriminatif mewujudkan misi
identitas akan dipertanggunga ) : dalam penerapan puskesmas ”yaitu
pengunjung/penjag jawabkan oleh kegiatan dilakukan meningkatkan
a pasien di ruang keluarga pasien. sikap adil mutu layanan klinis
rawat inap. memberikan dua dan keselamatan
kartu identitas pasien”.
pengunjung/penjag
a pasien kepada
setiap
pasien/keluarga
pasien.
 Etika Publik :
Mempertanggungja
wabkan tindakan
kinerja kepada
publik saat
pelaksanaan.
 Komktmen mutu :
dalam pelaksanaan
penerapan
rancangan
senantiasa
melakukan sesuatu

26
yang benar atau
pencapaian tujuan
yang telah
ditentukan.
7 Melakukan a. mencatat inventaris  Memberikan data  Komitmen Mutu Dengan invetaris Pembuatan
evaluasi kegiatan kartu identitas dan informasi dalam (cermat dan teliti) identitas catatan
pengunjung/penjag rangka memudahkan : melakukan pengunjung/penjag inventaris
a pasien di ruang pengawasan dan pencatatan a pasien di ruang kartu identitas
rawat inap. pengendalian pengendalian fisik rawat inap pengunjung/pe
barang. kartu identitas berkontribusi njaga pasien di
b.Mendokumentasikan pengunjung/penjag terhadap misi ruang rawat
hasil kegiatan a pasien di ruang Puskesmas inap. ”Kerja
rawat inap. “Terwujudnya Cerdas”
c. Melaporkan hasil  Anti Korupsi : pelayanan
kegiatan kepada mendokumentasika kesehatan bermutu
kepala puskesmas n hasil kegiatan dan terpadu menuju
secara jujur. masyarakat sinjai
 Akuntabilitas : utara sehat dan
Mempertanggungja mandiri tahun
wabkan/melaporka 2022”
n hasil kegiatan
kepada kepala
puskesmas.

27

Anda mungkin juga menyukai