Oleh kelompok 10
Penulis: Ermawati
Tahun: 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang
dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi
ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan
ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan pembangunan
daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB akan memberi
suatu gambaran bagaimana kemampuan negara dalam mengelola serta
memanfaatkan sumber daya yang ada.
A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi berarti adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam suatu negara secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
lama. Pada awalnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat ini dilihat dari adanya
kenaikan pendapatan nasional, akan tetapi kenyataan yang muncul adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak memberikan jaminan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah
mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat baik antar
daerah maupun didalam suatu daerah (Adissasmita, 2005:10). Oleh karena itu,
pembangunan ekonomi tidak hanya sebatas terjadinya peningkatan pendapatan
nasional tetapi yang lebih penting adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya.
Menurut Adissasmita (2005), pembangunan tidak hanya pada
pemenuhan kebutuhan pokok saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana
masyarakat lebih berkeadilan, dan peningkatan sumber daya manusia. Pendapat
senada juga dikatakan oleh Todaro yang menyatakan bahwa “Peningkatan
kesejahteraan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan), harga diri, dan
kebebasan untuk memilih (Todaro, 2006)”. Menurut Todaro, pembangunan adalah
suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan dasar atas
struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi– institusi nasional, disamping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006:22).
B Pusat Pertumbuhan
Ketidakhomogennya wilayah dalam suatu daerah baik dalam jumlah penduduk,
iklim, cuaca bahkan fasilitas sosial dan ekonomi menyebabkan adanya daerah nodal dan
spasial. Pada daerah nodal biasanya lebih cepat bertumbuh daripada wilayah
belakangnya dikarenakan pada daerah nodal memiliki keuntungan agglomerasi ekonomi
dan distribusi penduduk yang terpusat. Akan tetapi tidak semua daerah nodal tersebut
mengalami pertumbuhan secara merata tetapi sering terdapat titik-titik yang menjadi
pendorong perkembangan kegiatan daerah nodal yang dinamakan sebagai pusat
pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk mempercepat peningkatan pendapatan terdapat
suatu keharusan untuk membangun sebuah atau beberapa pusat kekuatan ekonomi
dalam suatu negara atau daerah(Perroux dalam Adissasmita, 2005:60)
Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat pertumbuhan dikarenakan
adanya keuntungan agglomerasi yang didapat dari keputusan untuk berlokasi pada
tempat yang terkonsentrasi. Keuntungan agglomerasi ini didapat karena adanya
keuntungan skala yang berasal dari antara lain; fasilitas–fasilitas perbankan, sosial,
pemerintahan, pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu (Richardson
dalam Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
berinvestasi didaerah agglomerasi, sehingga menyebabkan industri – industri menjadi
terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar). Industri inti mempunyai
peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian suatu daerah (Perroux
dalam Adissasmita, 2005:61).
c. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Tabel Regional Pusat Pertumbuhan dengan Wilayahnya di Indonesia
Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas
seperti Indonesia. Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan
yang serasi dan seimbang, baik antarsektor di dalam suatu wilayah pembangunan
maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang
lebih kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan hubungan
yang saling terkait antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi
yang lebih kecil
Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa-
rawa, dan kesuburan tanah.
Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang
lain.
Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
Faktor sosial: pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
Faktor lalu lintas: jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.
Saran
Semoga makalah ini dapatn membantu para pemaca dan juga penulis untuk
mengetahui wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA