Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR HIJAU

Oleh :
Muhammad Amirullah Sumaji ( D051171532 )

Muh Akbar Mukhlis ( D051171324 )

Hamka Idrus ( D051171026 )

Annisa Nurfadhilah Azis ( D051171325 )

ABSTRAK

Realita saat ini, pemanasan global khususnya permasalahan lingkungan menjadi


topik yang sangat diperbincangkan. Konsep arsitektur hijau hadir untuk
mengatasi masalah ini. Aplikasi arsitektur hijau akan menciptakan arsitektur
yang berkelanjutan. Arsitektur hijau mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran
dari para arsitek akan keterbatasan alam yang mulai menipis. Secara sederhana
arsitektur hijau ini dapat diaplikasikan dalam rancangan rumah sederhana
sekalipun. “Arsitektur hijau menciptakan struktur yang indah dan fungsional,
akan tetapi juga memberikan kontribusi untuk keberlanjutan budaya dan
kehidupan. Gerakan arsitektur hijau adalah suatu upaya bagi para arsitek agar
lebih bijak dalam merancang sehingga akan bermanfaat bukan hanya pada masa
kini tetapi juga pada masa yang akan dating.

Kata kunci : Arsitektur hijau , bangunan berkelanjutan


PENDAHULUAN

Arsitektur hijau adalah sebuah konsep yang hadir untuk mengatasi


masalah pemanasan global khususnya permasalahan lingkungan.
Arsitektur hijau muncul sebagai sebuah gerakan baru dalam perancangan
sebuah bangunan. Konsep dari arsitektur hijau lebih menekankan kepada
arsitektur berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan yaitu, konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang
dikaitkan denagn lingkungan ekologis manusia. Bentuk dari bangunan
yang keberlanjutan mengambil ke dalam sebuah pandangan luas dari dunia
dan akibat dari hal-hal yang telah ada di dalamnya. Arsitektur hijau
bertujuan untuk mengendalikan keseimbangan lingkungan pada bangunan
dan area yang mengelilinginya.

ARSITEKTUR HIJAU

Arsitektur hijau disebut juga arsitektur ekologis atau arsitektur ramah


lingkungan, adalah satu pendekatan desain dan pembangunan yang
didasarkan atas prinsip-prinsip ekologis dan konservasi lingkungan, yang
akan menghasilkan satu karya bangunan yang mempunyai kualitas
lingkungan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Arsitektur hijau diperlukan untuk menjawab tantangan persoalan


lingkungan yang semakin memburuk dan hal ini disebabkan karena
pendekatan pembangunan yang terlalu berorientasi pada aspek ekonomi
jangka pendek semata.
Prinsip bangunan hijau
Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah bangunan agar dapat
disebut sebagai bangunan hijau, yaitu:

1. Konservasi energi
Bangunan harus dibangun dengan tujuan meminimalkan kebutuhan bahan
bakar untuk pengoperasian bangunan tersebut. Efisiensi energi dapat
dilakukan mulai saat pembangunan/konstruksi bangunan, pemakaian atau
pengoperasian bangunan, dan saat bangunan dirobohkan.

Gambar 1.1 Bangunan tinggi dengan material baja dan kaca memerlukan energi sangat banyak.

Sumber : http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id

2. Penyesuaian dengan iklim


Bangunan harus dirancang sesuai dengan iklim dan sumber energi alam
yang ada. Iklim diIndonesia adalah panas lembab, sehingga bangunan
harus dirancang untuk mengatasi udara panas, kelembaban dan curah
hujan tinggi.

Gambar 1.2 Bangunan Arsitektur Tropis.

Sumber : http://idjakarta.com/selatan/kebayoranbaru/senayan/kodepos12190/sequiscenter.jpg
3. Meminimalkan pemakaian sumber daya
Bangunan harus dirancang untuk mengurangi pemakaian sumber daya,
terutama yang tidak dapat diperbarui dan diakhir pemakaian bangunan
dapat membentuk sumber daya baru untuk arsitektur bangunan lain.

Gambar 1.3 Efisiensi sumber daya dengan memanfaatkan bangunan lama untuk fungsi baru.

Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/Batu_Pahat_bus_station.jpg

4. Memperhatikan pemakai
Bangunan hijau harus memberi perhatian pada keterlibatan manusia
dalam pembangunan dan pemakaian bangunan. Bangunan harus memberi
kenyamanan, keamanan dan kesehatan bagi penghuninya. Rancangan
bangunan juga harus memperhatikan budaya dimana bangunan didirikan,
dan perilaku pemakainya.

5. Memperhatikan lahan (site)


Bangunan harus “membumi”. Ada interaksi antara bangunan dan lahan.
Bangunan harus dirancang dan dibangun sesuai dengan potensi lahan
tempat bangunan akan didirikan.

6. Holistik
Bangunan hijau memerlukan pendekatan holistik (menyeluruh) dari
seluruh prinsip yang ada.
KESIMPULAN
Arsitektur hijau adalah sebuah konsep dalam perancangan bangunan yang
berusaha untuk megurangi dampak lingkungan yang kurang baik serta
meningkatkan kenyamanan dan keamanan manusia. Konsep dilakukan dengan
cara memanfaatkan sumber energy dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal. Dalam pengaplikasiaannya, arsitektur hijau menggunakan istilah
Sustainable Architecture atau arsitektur berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan
yaitu, konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama,
yang dikaitkan denagn lingkungan ekologis manusia,

DAFTAR PUSTAKA

Yuliani, Sri. 2012. Paradigma Ekologi Arsitektur Sebagai Metode


Perancangan Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia.
http://lppm.uns.ac.id, 17 September 2017.
Sudarwani, M. Maria. 2012. Penerapan Green Architecture dan Green
Building Sebagai Upaya Pencapaian Sustainable Architecture.
http://Jurnal.unpand.ac.id, 17 September 2017.
Nugroho, Agung Cahyo. 2011. Sertifikasi Arsitektur/Bangunan Hijau :
Menuju Bangunan Yang Ramah Lingkungan. Vol. 2, No. 1.
http://Jurnal.ubl.ac.id, 17 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai