Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PENATALAKSANAAN OPERASI CA BULI DENGAN TINDAKAN OPERASI


TRU B

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu
kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor
pada kandung kemih.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air
kencing warna merah terus.
TUR B adalah pembedahan endoskopik untuk pembesaran buli yang bertujuan
untuk mengurangi perdarahan, massa rawat inap dan komplikasi.

B. Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko
yaitu :
a. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan
pertambahan usia
b. Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin
aromatic dan nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR.
Zat ini akan meningkatkan resiko terkena kanker buli.
c. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan –
bahan karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet,
KIMA, dll
d. Pria , memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar.
e. Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita
kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang
mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

C. Manifestasi Klinis / Tanda dan gejala


1. Kencing campur darah yang intermitten
2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekenan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis

D. Patofisiologi
kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan angka
kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin tua,
maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal bebas
menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya masuk ke
ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin terus
menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA &
RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel
somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan
gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker.
Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya
terjadi kanker pada kandung kemih.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium Rutin
Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sbagai tanda adanya
perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum
tulang.Uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter
baik karena obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati.
 Sitologi urine,yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas
bersama urine.
 Cell Survey antigen study,yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari
sel antigen terhadap kanker,bahan yang digunakan adalah darah
vena.
 Flow Cytometri,yaitu :mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urtelium.

2. Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan foto polos abdomen. Pielografi intravena dan foto toraks.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktur urinarius yaitu
berupa adanya gangguan fungsi ekresi ginjal,hidronefrosis,hidroureter dan
filling defect pada buli-buli dan melihat adanya regional adalah jauh.
3. Sitoskopi dan Biopsi
Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan sistoskopi
adalah mutlak dilakukan,bila perlu dapat dilaukan CT-Scan. Pada
pemeriksaan sistoskopi dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat
dilakukan biopsi atau reaksi tumor yang juga merupakan tindakan
pengobatan pada tumor tumor superfisial.
F. Penatalaksanaan
Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada derajat
tumornya(didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan
tumor (derajat invasi local sertaada tidaknya metastase) dan multi sentrisitas
tumor (apaka tumor tersebut memiliki banyak pusat).
Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan
dalam menentu bentuk terapinya.
a. Reseksi transuretra atau fulgurasi(kauterisasi) dapat dilakukan pada
papiloma yang tunggal (tumor epitel benigna).Melenyapkan tumor lewat insisi
bedah dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui uretra.
b. Kemoterapi topical
Pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi
(thiotepa,doxorubisin,mitomisin,ethouglusid dan Bacillus
Calmette Guerin(BCG)) untuk meningkatkan penghancuran jaringan
tumor.
c. Radiasi
Dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroektensi
Neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor
d. Sistektomi
Dilakukan pada kanker Kandung Kemih yang invasive atau multifocal.
- Sistektomi pada Laki-laki :Pengangkatan Kandung Kemih, prostat
serta vesikulus serminalis dan jaringan vesikel disekitarnya.
- Sistektomi pada wanita :Pengangkatan kandumg kemih,ureter
bagin bawa,uterus,tuba fallopi,ovarium,vagina anterior dan uretra.
Pada Tindakan Sistektomi dilakukan Diversi Urine:
Untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ketempat
keluarnya yang baru,biasanya air kemih dialirkan kesuatu lubang
didinding perut (stoma).Selanjutnya air kemih ikumpulkan dalam
suatu kantong.
Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah
diangkat,digolongkan kedalam 2 kategori:
1. Orthotopic Neobladder
Penampung ini dihubungkan dengan uretra.Penderita diajarkan untuk
mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar
panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut,sehingga air kemih mengalir
melalui uretra.
2. Continent cutaneous diversion.
Penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang didinding perut.
Diperlukan kantong luar,karena air kemih tetap berada dalam penampung
sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui
lubang didinding perut kedalam penampung. Penderita melakukan
pengosongan ini secara teratur.
G. Tehnik Instrumentasi Pada Operasi TUR B

Pengertian

Suatu cara mengelola instrumen / handling instrumen selama proses operasi


TRU B

Tujuan

1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen


2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen

Petugas : Catat nama petugas

Persiapan Alat

A. Alat-alat steril

1. Pack Operasi
2. Com Besar
3. Com Cuci kulit
4. Kassa Steril
5. Bengkok

Instrumen Basic

1. Nald voeder panjang / pendek 1/1


2. Duck klem 4
3. Spong holder forceps 1
4. Set minor 1
5. Set Tur B 1

Instrumen Penunjang

1. - selang irigator
- kabel light source
- kabel high frekwensi cord
- kabel endocam
2. Persiapan untuk sitoskopi
- sheat dan obturator 17/20
- bridge / jembatan
- optik 30 derajat
3. Persiapan untuk tur b
- bougie 25 -30
- sheat dan obturator 24 / 27
-Working elemen
- cutting lop 24/27
- optik 30 derajat
- evacuator ( eliks ) dan balon
4. Irigator

Bahan Habis Pakai


1. Handscoon 6,5 / 7 / 7,5 3/3/3
2. Selang suction 1
3. Kantung medela 1
4. Nacl 2
5. Spuit 50 cc lubang pinggir dan tengah 1
6. Aquadest 2
7. Urine bag 1
8. Dc three way ukuran 24 1
9. Alkohol 70 % 100 cc
10. Saringan 1
11. Water irigasi 3
12. Jelly 1
13. Betadine 2

B. Alat tidak steril


1. Plester lebar / hipafix
2. Gunting verban / bandage scissors
3. Plat diatermi
4. Mesin diatermi
5. Lampu operasi
6. Meja operasi
7. Meja mayo
8. Meja instrumen
9. Standar infus
10. Tempat sampah ada 5 terdiri dari : sampah medis ( plastik kuning ),
sampah non medis ( plastik hitam ), sampah linen ( plastik kuning besar ),
dan sampah plabot , spet tanpa jarum ( plastik coklat ) dan benda tajam
di safty box

Persiapan Pasien

1. Persetujuan operasi
2. Alat-alat dan obat-obatan
3. Puasa
4. Lavement
Setelah penderita dilakukan anesthesi

1. Mengatur posisi litotomi.


2. Memasang plat diartemi di bawah paha pasien.

Prosedur

1. Operator dan asisten cuci tangan.


2. Perawat asisten memakai baju steril. dan sarung tangan .
3. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada operator.
4. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
5. Berikan spong holder forceps desinfektan untuk desinfeksi lapangan
operasi.
6. Siapkan duk sedang 1 biji, duk besar 1 ,duk kecil 4 biji, duk klem 4 buah
untuk draping.
7. Time out
8. Berikan rangkain untuk sitoskopi kepada operator
- sheat 20
- bridge / jembatan
- optik 30 derajat
9. Dimasukan lewat uretra sampai buli-buli dan mengevaluasi gumpalan
darah ( + ), massa (+), batu ( - )
10. Dilatasi uretra dengan bougie 25-30
11. Sheat dan obturator 24 dimasukan uretra sampai buli-buli
12. Obturator dilepas diganti rangkaian untuk tur b
-Working elemen
- cutting lop 24
- optik 30 derajat
13. Dilakukan evakuasi blood cloat, reseksi buli-buli sambil merawat
pendarahan
14. Asisten menyiapkan eliks dan saringan bilamana jaringan kerokan dari
buli-buli tidak mau keluar dengan sendirinya
15. Hasil jaringan kerokan di Lab PA
16. Setelah selesai,dipasang DC tree way no 24 dan dipasang irigasi ( Nacl )
17. Cuci tangan, cuci instrumen dan setting kembali instrumen dan dibawa ke
CSSD.

Evaluasi

1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan pemeriksaan
4. Perdarahan
LAPORAN PENDAHULUAN PENATALAKSANAAN OPERASI CA BULI
DENGAN TINDAKAN OPERASI TUR B

DI SUSUN OLEH :

DIYAH YUNI PUJI PERTIWI

PELATIHAN BEDAH ANGKATAN XXIV INSTALANSI BEDAH SENTRAL


( IBS ) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2019

Anda mungkin juga menyukai