Teori Donabedian
Hasil (Luaran ) yaitu hasil langsung dari proses, aktifitas, kegiatan atau
pelayanan dari sebuah program. Hasil merupakan hasil akhir kegiatan dan
tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien, dapat berarti adanya
perubahan derajat kesehatan dan kepuasan. Hasil secara tidak langsung dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan.
Teori Parasuraman
Dalam Teori Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Buchari Alma : 2002) telah
menjelaskan terdapat lima gap yang dapat menimbulkan kegagalan penjualan
jasa, yaitu : Kesenjangan harapan konsumen dan persepsi manajemen,
Kesenjangan persepsi manajemen dan kualitas jasa, Kesenjangan kualitas jasa
dan penyampaian jasa, Kesenjangan peyampaian jasa dan komunikasi
eksternal, Kesenjangan jasa yang dialami/dipersepsi dan jasa yang
diharapkan.
c) Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa Gap ini
biasanya muncul pada jasa yang sistim penyampaiannya sangat tergantung
pada karyawan. Pendapat yang akurat tentang harapan konsumen memang
penting, tetapi belum cukup untuk menjamin bahwa spesifikasi kualitas jasa
akan terpenuhi apabila jasa memerlukan kinerja pelayanan dan penyajian
yang sesegera mungkin bila para konsumen 34 pengguna jasa hadir ditempat
jasa diproses. Kesenjangan ini terjadi, diantaranya, karena karyawan kurang
terlatih, beban kerja yang melampaui batasan (overload), ambiguitas peran,
atau konflik peran. Gap ini mengindikasikan perlunya ditetapkan disain dan
standar jasa yang berorientasi kepada konsumen pengguna jasa.
e) Gap antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima Gap ini
timbul akibat adanya perbedaan antara kinerja pelayanan yang diterima pada
konsumen pengguna jasa dan kinerja pelayanan yang diharapkan atau
kepentingan konsumen pengguna jasa. Bila dihubungkan dengan tingkat
kesesuaian konsumen pengguna jasa, ini menccerminkan bahwa para
konsumen pengguna jasa tersebut berada pada keadaan sesuai. Kesenjangan
ini terjadi apabila pelanggan mempunyai persepsi sendiri dalam mengukur
kinerja/prestasi 35 perusahaan. Sebagai contoh, dokter merasa perlu sering-
sering mengunjungi pasiennya karena perlu memperhatikan pasien dengan
baik, tetapi pasien wanita (muda dan cantik) mungkin mempunyai persepsi
bahwa dokter sedang
Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari
rantainilai produk. Rantai
nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai
dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang
terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan
hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages). Aktifitas ini merupakan
kegiatan yang terpisah tapi sangat tergantung satu dengan yang lain.
Dalam makalah ini rantai nilai dilihat dari dua perspektif, yang pertama
keputusan yang diambil oleh organisasi di dalam pengembangan saluran
strategi distribusi. Yang kedua perluasan perspektif dari manajemen strategi
rantai nilai untuk menekankan kebutuhan bagi pembuat keputusan yang
digabungkan dalam pemikiran mereka tentang pengaruh dari strategi supply
chain.
Peran Distribusi
b. Perakitan produk.
c. Transportasi.
d. Fasilitas finansial.
g. Penetapan harga.
h. Memperkecil resiko.
i. Penjualan personal.
j. Komunikasi.
a. Distribusi langsung
a. Pembeli.
b. Kompetitif
c. Karakteristik produk.
Kontraktual
Kepemilikan
Konvensional
Eksklusif
Seleksi
Intensif
1) Conventional channel.
Saluran distribusi konvensional adalah sekelompok organisasi
independen yang terkait secara vertikal dan masing-masingnya mengatur
dirinya serta terbatas dalam memperhatikan kinerja saluran secara
keseluruhan. Mereka hanya bertindak sebagai pencipta transaksi secara
terpisah pisah dan tidak berfikir untuk menciptakan suatu koordinasi antar
anggota saluran.
· Ownership/corporate.
· Contractual.
· Administered.
· Relationship.
Sistem ini terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang tidak berhubungan
mengumpulkan sumber daya atau program-program untuk mengeksploitasi
peluang pasar. Sistem ini merupakan isu yang relevan dalam melihat strategi
saluran, tetapi dekat hubungannya dengan partnering, joint venture, dan
strategi aliansi.
4) Digital Channels
Intensitas Distribusi.
Konfigurasi Saluran
2) Karakteristik produk.
Peta Saluran
Seringkali berguna untuk membuat peta dari strategi saluran yang sudah ada
atau yang direnccanakan, untuk membuat perbandingan dengan para
kompetitor dan untuk peluang baru. Pemetaan saluran yang baik
mengindikasikan pengguna akhir dengan jelas, dan menunjukkan hubungan
relatif distributor, retailers, dan pengantara lain dalam mencapai pengguna
akhir.
1) Akses pasar.
2) Kompetensi nilai tambah.
3) Pertimbangan keuangan.
2. Migrasi Saluran
3. Audit Saluran
Mengelola Saluran
a. Kepemimpinan saluran
Strategi rantai supply berdampak pada bebrapa isu kritikal untuk strategi
pemasaran dan rantai nilai: ketersediaan produk di pasar, kecepatan inovasi
pasar, berbagai pilihan produk yang ditawarkan ke pelanggan, keputusan
penghapusan produk, harga, dan positioning kompetitif. Isu-isu penting:
3. E-Procurement
e. Saluran Globalisasi
f. Multichanneling
g. Penyelesaian konflik
h. Kinerja saluran
Kinerja saluran adalah penting dilihat dari dua titik pandang. Pertama, setiap
anggota tertarik mengenai seberapa jauh saluran tersebut memenuhi tujuan
anggota. Kedua, organisasi yang mengelola atau mengkoordinasikan saluran
berkepentingan terhadap kinerja saluran secara meyeluruh.
Saluran Internasional
Asal-Muasal SERVQUAL
"Service quality (kualitas layanan) adalah ukuran seberapa baik suatu layanan
menemui kecocokan dengan harapan pelanggan. Penyelenggaraan kualitas
layanan berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata
cara yang konsisten."
• Ketepatan tagihan;
• Penyimpanan catatan secara benar;
• Ketepatan jadual.
• Pelayanan mudah diakses lewat telepon (jalur tidak sibut dan tidak
menyuruh tunggu);
• Waktu tunggu pelayanan tidak lama;
• Jam operasi yang nyaman;
• Lokasi fasilitas pelayanan yang nyaman.
• Nama organisasi;
• Reputasi organisasi;
• Karakteristik pribadi dari personil yang melakukan kontak;
• Keamanan fisik;
• Keamanan finansial;
• Kerahasiaan.
• Fasilitas fisik;
• Penampilan pekerja;
• Alat atau perlengkapan yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan;
• Perwakilan fisik dari layanan, seperti kartu kredit plastik atau pernyataan
bank;
• Pelanggan lain dalam fasilitas pelayanan.
Dalam menghubungkan ke-10 determinan dengan Harapan (expected
service) dan Kinerja pelayanan (perceived service), ketiganya membuat
model analisis di bawah ini:
“(a) Kala ES > PS, kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan akan
membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total, dengan
meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS; (b) Kala ES = PS, kualitas
diterima adalah memuaskan; (c) Kala ES < PS, kualitas diterima lebih dari
yang diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan
meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS.”
Dari Proposisi ke-8 di atas, misalnya, seorang peneliti di STIA Sandikta dapat
memaklumkan hal-hal berikut ini:
1 Jika Q > 0 maka ES > PS; pelanggan kurang puas atas pelayanan yang
diterima;
2 Jika Q = 0 maka ES = PS; pelanggan puas atas pelayanan yang diterima;
3 Jika Q < 0 maka EC < PS; pelanggan lebih dari puas atas pelayanan yang
diterima atau mengalami kondisi ideal.
Pernyataan Positif
E10, E11, E12, E13, E18, E19, E20, E21, E22
Pernyataan Negatif
P10, P11, P12, P13, P18, P19, P20, P21, P22 Tatkala peneliti STIA Sandikta
hendak melakukan coding dengan SPSS, butir-butir negatif harus ditranspose
terlebih dahulu. Jangan sampai lupa.
tags: