Anda di halaman 1dari 5

Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019

Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN : 2541-044X

Metode Simple Additive Weighting Sebagai Sistem Pendukung


Keputusan Penerima Beasiswa Murid Berprestasi

Rachmat Hidayat
AMIK Bina Sarana Informatika Tangerang
Jl. Gatot Subroto No.8 Cimone, Karawaci, Kota Tangerang
rachmat.rch@bsi.ac.id

Abstrak — Pemberian Beasiswa merupakan program kerja yang ada di setiap sekolah. Program beasiswa
diadakan untuk meringankan beban siswa dalam menempuh masa studi khususnya dalam masalah biaya. Pemberian
beasiswa kepada siswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan, penerima beasiswa
berprestasi dalam lingkup peserta akademik, nilai rata-rata raport terakhir, absensi kehadiran, berprilaku baik,
berakhlak baik, aktif dalam organisasi.Pemberian Beasiswa merupakan penghasilan bagi yang menerima dan tujuan
beasiswa adalah untuk membantu meringankan beban biaya pendidikan siswa yang mendapatkan beasiswa.Dalam
perhitungan penulis menggunakan metode Simple Additive Weighting, karena metode ini cocok digunakan untuk
perhitungan yang akurat dan sangat membantu dalam perhitungan setiap data yang diperoleh.

Kata kunci — SPK, beasiswa, prestasi akademik, SAW(Simple Additive Weighting)

I. PENDAHULUAN tidak mendapatkan beasiswa. Proses penyeleksian ini


Pemberian Beasiswa merupakan program kerja yang membutuhkan ketelitian dan waktu karena data siswa
ada di setiap sekolah. Program beasiswa diadakan untuk akan dibandingkan dengan kriteria beasiswa satu per
meringankan beban siswa dalam menempuh masa studi satu.
khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa Permasalahan yang peneliti temukan di sekolah adalah
kepada siswa dilakukan secara selektif sesuai dengan sebagai berikut :
jenis beasiswa yang diadakan. Beasiswa merupakan 1. Mengganti sistem pengambilan keputusan penerima
penghasilan bagi yang menerima dan tujuan beasiswa beasiswa yang dilakukan secara konvensional
adalah untuk membantu meringankan beban biaya 2. Adanya kerangkapan data penerima beasiswa dan
pendidikan siswa yang mendapatkan beasiswa. tidak tepat sasaran
Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga 3. Proses penyeleksian ini membutuhkan ketelitian dan
untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun waktu lama karena data siswa akan dibandingkan
berprestasi selama menempuh studinya. Sesuai dengan dengan kriteria beasiswa satu per satu
peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak SMPI-
ASYSYAKIRIN untuk memperoleh beasiswa, maka Berdasarkan uraian permasalahan di atas penelitan
diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang yang di terapkan adalah bagaimana dibuatkan system
akan terpilih untuk menerima beasiswa. pengambilan keputusan dengan menggunakan model
Berdasarkan hal tersebut selama proses pengambilan Simple Additive Weighting. Metode Simple Additive
keputusan penerima beasiswa masih dilakukan secara Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode
konvensional, sering adanya kerangkapan data dan tidak penjumlahan terbobot, konsep dasar metode Simple
valid. Hasil berupa keputusan penerima beasiswa Additive Weighting adalah mencari penjumlahan
tidaklah sesuai dengan harapan, misalnya siswa yang terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada
kurang berprestasi malah mendapatkan beasiswa dan semua atribut. Dengan adanya sebuah sistem pendukung
siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa malah keputusan diharapkan dapat membantu pihak sekolah

13
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN : 2541-044X

dalam menentukan beasiswa murid berprestasi di SMPI-


ASYSYAKIRIN secara objektif. Jika j adalah atribut keuntungan
(benefit)
Jika j adalah atribut biaya (cost)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pendukung Keputusan Keterangan :
Menurut Turban (2005: 137), “mendefinisikan rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.
sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis Xij = nilai atribut yang dimiliki darisetiap
komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling kriteria.
berinteraksi, yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan Max Xij = nilai terbesar dari setiap kriteria.
dan sistem pemrosesan masalah.” Min Xij = nilai terkecil dari setiap kriteria.
Benefi = jika nilai terbesar adalah terbaik.
B. Beasiswa
Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi 5. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu
yang menerimanya. Beasiswa ini sesuai dengan penjumlahan dan perkalian matriks ternormalisasi R
ketentuan pasal 4 (ayat 1) UU PPh/2000. Disebutkan dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai
pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan terbesar yang dipilih sebagai alternative yang terbaik
ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apapun yang (Ai) sebagai solusi.
diterima atau diperoleh dari sumber indonesia atau luar 𝑛 Keterangan :
indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau 𝑉𝑖 = 𝑊𝑗 𝑟𝑖𝑗 Vi = ranking untuk setiap alternative.
menambah kekayaaan wajib pajak (WP), karena 𝑗 =1 Wj = nilai bobot dari setiap kriteria.
biasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomi rij = nilai rating kinerja ternormalisasi
bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan
penghasilan. (Hasanah, 2013 : 2)
III. PEMBAHASAN
C. Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Penentuan beasiswa murid berprestasi pada
Menurut Nofriansyah (2014: 11) metode Simple sekolah SMPI- ASYSYAKIRIN pihak sekolah
Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah melakukan pendataan siswa pada penentuan beasiswa
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar dari Simple murid berprestasi dengan kriteria-kriteria yang telah
Additive Weighting adalah mencari penjumlahan ditentukan. Salah satu penyelesaian masalah penentuan
terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada beasiswa murid berprestasi pada sekolah SMPI-
semua atribut. Metode Simple Additive Weighting ASYSYAKIRIN, maka diperlukan kriteria dan bobot
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) dalam melakukan perhitungannya sehingga memperoleh
ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan hasil alternative terbaik dengan metode Simple Additive
semua rating alternatif yang ada. Weighting sebagai berikut :
Adapun langkah penyelesaian suatu masalah 1. Ketentuan Masing – masing Kriteria
Tabel 1. Kode dan Ketentuan Kriteria
menggunkan metode Simple Additive Weighting yaitu :
Kode Kriteria
1. Menentukan kriteria yang akan diajadikan acuan
C1 Nilai Rata-rata Raport
dalam pengambilan keputusan yaitu Ci. Terakhir
2. Memberikan nilai bobot untuk masing-masing C2 Absensi Kehadiran
kriteria sebagai W. C3 Berprilaku Baik
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif C4 Berakhlak Baik
pada setiap alternatif. C5 Aktif Dalam Organisasi
4. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ekstrakulikuler)
(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks
berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan 2. Selanjutnya memberikan nilai bobot untuk masing-
jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut masing kriteria.
biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

14
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN : 2541-044X

Tabel 2. Penentuan Nilai


Kriteria Range(%) Bobot Tabel 5. Kriteria Berprilaku Baik
C1 30 0,3 Berprilaku Keterangan Nilai
C2 25 0,25 Baik
C3 20 0,2 1-6 Sangat Rendah 1
C4 15 0,15 7-12 Rendah 2
C5 10 0,1 13-18 Sedang 3
19-24 Tinggi 4
Adapun kriteria dan pembobotan yang dilakukan penulis 25-30 Sangat Tinggi 5
dalam penelitian penentuan beasiswa murid berprestasi,
yaitu sebagai berikut : d. Berakhlak Baik
a. Nilai Rata-rata Raport Terakhir Penenlitian menggunakan Berakhlak Baik
Penelitian menggunakan nilai rata-rata raport sebagai kriteria yang keempat dalam hal ini kriteria
terakhir siswa sebagai kriteria yang pertama dimana Berakhlak Baik juga berpengaruh terhadap salah
kriteria nilai rata-rata raport terakhir sangat satu syarat bagi penerima beasiswa murid
berpengaruh terhadap penilaian guru terhadap calon berprestasi.
penerima beasiswa. Tabel 6. Kriteria Berakhlak Baik
Tabel 3. Nilai Rata-rata Raport Terakhir Berakhlak Keterangan Nilai
Nilai rata- Keterangan Nilai Baik
rataraport 1-6 Sangat 1
terakhir (c1) Rendah
>50 Sangat Rendah 1 7-12 Rendah 2
>50-60 Rendah 2 13-18 Sedang 3
>60-70 Sedang 3 19-24 Tinggi 4
>70-85 Tinggi 4 25-30 Sangat Tinggi 5
>85-100 Sangat Tinggi 5
e. Aktif dalam Organisasi (Ekstrakulikuler)
b. Absensi Kehadiran Penelitian menggunakan Aktif dalam
Penelitian menggunakan Absensi Kehadiran Organisasi (Ekstrakulikuler) sebagai kriteria yang
sebagai kriteria yang kedua seperti yang diketahui terakhir dimana kriteria Aktif dalam Organisasi
Absensi Kehadiran juga mempengaruhi dalam (Ekstrakulikuler) berpengaruh terhadap penilaian
pengambilan keputusan calon penerima beasiswa. guru terhadap calon penerima beasiswa.
Tabel 4. Kriteria Absensi Kehadiran
Absensi Keterangan Nilai Tabel 7. Kriteria Aktif dalam Organisasi (Ekstrakulikuler)
Kehadiran Aktif Keterangan Nilai
10%-20% Sangat Rendah 1 dalam
30%-40% Rendah 2 Organisasi
50%-60% Sedang 3 1-6 Sangat 1
70%-80% Tinggi 4 Rendah
90%-100% Sangat Tinggi 5 7-12 Rendah 2
13-18 Sedang 3
c. Berperilaku Baik 19-24 Tinggi 4
Penelitian menggunakan Perilaku Baik sebagai 25-30 Sangat 5
kriteria yang ketiga dalam hal ini kriteria Perilaku Tinggi
Baik juga dapat mempengaruhi salah satu syarat
penerima beasiswa murid berprestasi. 3. Menentukan nilai rating kecocokan dari setiap nama
siswa pada setiap kriteria.

15
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN : 2541-044X

Tabel 8. Rating Kecocokan


Kode KRITERIA
Siswa Nilai Absensi Berprilaku Berakhlak Aktif Organisasi
Rata-rata Kehadiran Baik Baik (ekstrakulikuler)
Raport
A1 4 4 4 4 2
A2 4 3 3 3 1
A3 5 5 5 4 2
A4 5 5 5 3 1

4. Langkah selanjutnya membuat matriks keputusan


yang dibentuk dari table Rating Kecocokan sebagai
berikut :

Χ=
7. Kemudian hasil dari normalisasi di atas dibuat dalam
matriks ternormalisasi (R) sebagai berikut :
Tabel 9. Penggolongan Kriteria
Kriteria Keuntungan Biaya Χ=
(benefit) (cost)
Nilai Rata-rata Raport √
Absensi Kehadiran √
8. Langkah terakhir adalah proses pencarian
Berprilaku Baik √
perangkingan atau nilai terbaik dengan memasukan
Berakhlak Baik √
setiap kriteria dan nilai bobot yang digunakan dalam
Aktif Organisasi √
perangkingan ini yaitu W =
Sumber : SMPI-Asysyakirin
maka proses
Pertama-tama melakukan normalisasi matriks X : perangkingan adalah sebagai berikut :

5. Untuk kriteria nilai rata-rata raport termasuk ke V1 = (0,8)(0,3) + (0,8)(0,25) + (0,75)(0,2) +


dalam atribut keuntungan (benefit). Jadi : (0,75)(0,15) + (0,5)(0,1)
= 0,24 + 0,2 + 0,15 + 0,1125 + 0,05
= 0,752

V2 = (0,8)(0,3) + (0,6)(0,25) + (1)(0,2) +


(1)(0,15) + (1)(0,1)
= 0,24 + 0,15 + 0,2 + 0,15 + 0,1
= 0,84

V3 = (1)(0,3) + (1)(0,25) + (0,6)(0,2) +


6. Untuk kriteria berprilaku baik termasuk ke dalam
(0,75)(0,15) + (0,5)(0,1)
atribut biaya (cost). Jadi :
= 0,3 + 0,25 + 0,12 + 0,1125 + 0,05
= 0,832

V4 = (1)(0,3) + (1)(0,25) + (0,6)(0,2) +


(1)(0,15) + (1)(0,1)
= 0,3 + 0,25 + 0,12 + 0,15 + 0,1
16
Jurnal & Penelitian Teknik Informatika e-ISSN : 2541-2019
Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017 p-ISSN : 2541-044X

= 0,92 ASYSYAKIRIN Dengan Metode Simple Additive


Nilai perhitungan untuk setiap siswa dengan nilai Vi Weighting (SAW) dapat diambil beberapa kesimpulan
dapat dilihat pada tabel berikut : diantaranya sebagai berikut:
1. Dengan adanya penelitian ini, penulis memahami
Tabel 10. Hasil Perankingan bagaimana prosedur-prosedur dalam memenuhi
Nama Siswa Kode Hasil persyaratan pemilihan penerima beasiswa murid
Siswa Perangkingan berprestasi.
Muhammad Zidan A1 0,752 2. Dengan penerapan metode Simple Additive
Lisa Apriyanti A2 0,84 Weighting (SAW) menghasilkan keputusan yang
M. Fachri A3 0,832 baik dalam penyelesaian dan perhitungan nilai-nilai
Humairoh A4 0,92 kriteria yang dimiliki murid, sehingga diketahui
Selanjutnya siswa diurutkan dari nilai V terbesar ke nilai hasil yang akurat dalam proses penerima beasiswa
V terkecil, siswa dengan nilai V terbesar merupakan murid berprestasi.
solusi yang terbaik sebagai berikut : 3. Proses penerima beasiswa murid berprestasi yang
Tabel 11. Hasil Pengurutan dilakukan melalui perhitungan dengan metode
Nama Siswa Kode Hasil Simple Additive Weighting (SAW) dimulai dengan
Siswa Perangkingan pemberian nilai kriteria untuk masing-masing
kriteria, pembobotan, rating kecocokan,
Humairoh A4 0,92
normalisasi dan perankingan sehingga meghasilkan
Lisa Apriyanti A2 0,84
nilai dari masing-masing kriteria.
M. Fachri A3 0,832
Adapun kelemahan penerima beasiswa murid
Muhammad Zidan A1 0,752 berprestasi pada SMPI- ASYSYAKIRIN dengan
Dari hasil perhitungan di atas dapat di tentukan empat metode Simple Additive Weighting (SAW) ini masih
orang siswa yang berhak mendapatkan beasiswa murid jauh dari sempurna karena hanya menggunakan satu
berprestasi sesuai hasil dari nilai V1-V30 dengan nilai metode saja dan sistem yang ada masih bersifat manual.
sebagai berikut:
Tabel 12. Data Penerima Beasiswa
REFERENSI
Nama Siswa Kode Hasil
Siswa Perangkingan
1. Efraim, Turban. 2005. Decision Support Systems
Humairoh A4 0,92 and Intelligent System. Yogyakarta : Andi
Lisa Apriyanti A2 0,84 2. Hasanah, Rina. 2013. Sistem Pendukung Keputusan
M. Fachri A3 0,832 Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Dengan
Muhammad Zidan A1 0,752 Metode Simple Additive Weighting. Vol.5 No
3.ISSN 2301-9425.
IV. KESIMPULAN 3. Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs
Dari hasil penelitian Sistem Pendukung Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta :
Keputusan penerima beasiswa murid berprestasi SMPI- Deepublish.
.

17

Anda mungkin juga menyukai