Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI
SMK MUHAMMADIYAH PAGELARAN
KABUPATEN PRINGSEWU

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Oleh :

SUHERNI,S.Pd.

PENDIDIKAN PROFESI DALAM JABATAN (PPGDALJAB)


PROGRAM STUDI MATEMATIKA ANGKATAN 3
UNIVERSITAS LAMPUNG
PROVINSI LAMPUNG
2019/2010
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia di dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk encerdaskan

kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan melibatkan kegiatan

belajar dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan hal yang arus

diperhatikan di dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan

menengah atas, hingga di perguruan tinggi.

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan,

wawasan, ketrampilan, dan keahlian tertentu pada manusia untuk

mengembangkan bakat serta kepribadian mereka agar mampu menghadapi setiap

perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Manusia harus berusaha mengembangkan dirinya dengan pendidikan oleh karena

itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan prioritas yang tinggi oleh

pemerintah, pengelola pendidikan maupun masyarakat umumnya..

Upaya mengoptimalkan pembelajaran, merupakan tugas dan tanggung jawab yang

pokok bagi seorang guru. Dalam hal ini tuntutan untuk meningkatkan

professionalisme bagi guru bukan saja sekedar memenuhi amanat perundangan

tetapi merupakan bagian yang terpenting dalam mengembangkan idealisme dan


profesionalisme. Maka seorang gur harus tetap berusaha meningkatkan kinerjanya

sebagai tanggung jawab moral.

Salah satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan

senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji

dan menemukan model, strategi, dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah

keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa

diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki

kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam

pembelajaran, namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba

mengimplementasikan model-model baru yang tentu saja telah melalui berbagai

kajian dan telah dibuktikan keunggulannya.

Matematika merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika menjadi alat bantu

ilmu-ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis maupun aplikasi. Matematika

merupakan subyek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh

negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai

prioritas utama akan tertinggal di segala bidang. Matematika terdapat dalam

semua cabang ilmu. Matematika sendiri merupakan wujud kapasitas intelektual

manusia dan intelektual diperlukan oleh semua praktisi cabang ilmu (Anton,

2005)

Matematika mempunyai objek benda-benda yang bersifat abstrak, sehingga untuk

memahaminya diperlukan kemampuan berpikir dan bernalar secara logis. Masing-

masing siswa mempunyai strategi yang berbeda dalam 3 belajar matematika,


karena pada dasarnya seorang anak mempunyai keunikan tersendiri dalam cara

berpikirnya. Selain itu juga diperlukan ketekunan dan semangat dari siswa untuk

mempelajarinya sehingga wajar apabila sebagian siswa merasa kesulitan dalam

mempelajari matematika. Setiap guru memahami bahwa tidak semua siswa dapat

mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru.

Berdasarkan refleksi, di kelas XI SMK Muhammadiyah Pagelaran, pada waktu

proses pembelajaran siswa sering membuat gaduh. Saat guru menerangkan

pelajaran, siswa memperhatikan tetapi sebagian siswa yang duduk di deretan

belakang masih ramai. Ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya,

bahkan ada yang mengerjakan tugas selain pelajaran matematika. Hal ini

menyebabkan nilai rata-rata kemampuan siswa juga masih dibawah standar yang

diharapkan sehingga belum mencapai Ketuntasan Kriteria Minimum yang di

terapakan di sekolah tersebut. Metode ceramah dan tanya jawab ini kurang cocok

dengan tingkah laku siswa yang masih kecil sehingga siswa bosan dengan

pelajaran tersebut, dan guru juga sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa

sudah mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan. Bila model ini selalu

digunakan dapat membuat siswa menjadi bosan sehingga proses belajar mengajar

kurang efektif.

Mengingat adanya perbedaan-perbedaan tersebut, maka menyamaratakan

(menganggap sama) semua siswa ketika guru mengajar secara klasikal pada

hakikatnya kurang sesuai dengan prinsip individualitas ini. Setidak-tidaknya guru

harus menyadari bahwa setiap individu siswa memiliki perbedaan. Guru

hendaknya menyadari dan memakluminya apabila ada siswa yang cepat menerima

dan memahami pelajaran yang diberikannya atau bahkan sebaliknya ada yang
lemah atau lambat dalam menerima pelajaran yang tidak cukup dengan sekali

dijelaskan, yang akhirnya memerlukan bimbingan khusus.

Perlakuan terhadap siswa secara individual lebih memungkinkan untuk berhasil

mencapai tujuan pembelajaran daripada secara klasikal. Dalam hal ini

pembelajaran yang melibatkan lebih dari seorang guru lebih bagus daripada hanya

seorang guru saja. Menurut David W Beggs (1971: 16) pembelajaran yang

melibatkan lebih dari satu orang guru dalam waktu yang sama disebut dengan

team teaching, suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang guru (kolaborasi)

yang bertujuan untuk peningkatan mutu juga dalam menangani suatu persoalan

yang dihadapi siswa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, tampaknya pembelajaran matematika akan lebih

berhasil jika mengedepankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran matematika dibandingkan dengan pembelajaran yang melulu

berpusat pada guru. Dalam pembelajaran matematika sudah semestinya siswa

didorong dan diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika

mereka sendiri secara aktif. Keuntungan dari pembelajaran matematika yang

demikian, selain pemahaman dan penguasaan matematika siswa akan lebih

mendalam, juga proses pembelajaran matematika menjadi bermakna bagi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat

secara aktif dan sekaligus mengalami bersentuhan langsung dengan bahan belajar

adalah model pembelajaran berbasis proyek. Menurut Fogarty (1997: 78) “project

is authentic learning, it involves tangible, visible, and personally tailored projects


for students. In addition, project-based learning provides inviting and productive

learning experiences.”.

Proyek dalam model pembelajaran berbasis proyek, menurut Thomas (2000:1)

adalah tugas yang kompleks, berdasarkan pertanyaan yang menantang atau

masalah, yang dirancang oleh peserta didik, yang melibatkan pemecahan masalah,

pembuatan keputusan, atau aktivitas investigasi; memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bekerja secara otonom dan menghasilkan produk nyata. Sementara

itu, Patton (2012: 13) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek mengacu

pada kegiatan siswa dalam merancang, merencanakan, dan melaksanakan proyek

yang menghasilkan output berupa produk, publikasi, atau presentasi.

Pembelajaran berbasis proyek dan metode penilaian berbasis proyek merupakan

pendekatan konstruktivis yang cocok untuk memecahkan masalah kompleks

dengan cara yang kreatif, kolaboratif, dan mandiri, peserta didik diberi stimulus

untuk menemukan solusi yang inovatif dan original, untuk membuat keputusan

yang efisien dan mencapai tujuan kelompok. (Muresan, 2014: 304).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai model pembelajaran berbasis proyek di

atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek merupakan

model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi

pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep sekaligus merencanakan proyek

untuk menghasilkan produk yang dapat menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan nyata.

Oleh karena itu guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

materi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran


Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek. Dengan menerapkan

model pembelajaran berbasis proyek ini dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif

dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan keberanian dalam

mengungkapkan pendapat serta kemampuan untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari,

sehingga menghasilkan sebuah produk atau karya yang dibuat oleh siswa sendiri.

Model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang

siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri. fokus

pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu,

melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugastugas

bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk

menghasilkan produk nyata. Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan

untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa agar minat belajar siswa meningkat

dan tidak akan menjadi bosan. Model berbasis proyek ini dapat membuat susasana

kelas menjadi menyenangkan dan siswa akan semangat dalam belajar sebab

model pembelajaran ini menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah produk.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah

Pagelaran”.
Tabel 1. Data Hasil Prasurvey Tes Submatif Siswa Kelas XI Semester Ganjil

SMK M Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020

No Nilai Kategori Jumlah Persentase

1 ≥ 70 Tuntas 6 24%

2 < 70 Belum tuntas 19 76%

Jumlah 25 100%

Sumber data: Nilai tes submatif siswa kelas XI semester ganjil SMK M

Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020

Berdasarkan tabel diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI

semester ganjil SMK M Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020 masih banyak yang

di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) seperti yang diteteapkan oleh

sekolah yang bersangkutan yaitu ≥ 70. Ini artinya hasil belajar masih tergolong

rendah, yaitu 6 siswa atau 24% mendapat nilai ≥ 70 (tuntas) dan 19 siswa atau

76% mendapat < 70 (belum tuntas).

Tabel 2. Data Hasil Prasurvey Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Semester Ganjil

SMK M Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020

No. Indikator aktivitas Persentase

1. Membaca buku pelajaran 17%

2. Berdiskusi 15%

3. Menyajikan hasil diskusi 15%

4. Merangkum materi 15%

Sumber data: Aktivitas belajar siswa kelas XI semester ganjil SMK M

Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020


Berdasarkan tabel diketahui bahwa aktivitas belajar matematika siswa kelas XI

semester ganjil SMK M Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020 masih sangat

rendah. yaitu 17% siswa membaca buku pelajaran, 20% siswa berdiskusi, 15%

siswa mempersentasikan hasil diskusi, dan 15% siswa yang menyimpulkan

masalah.

Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran guru sangat penting.

Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, kemudian

memberikan contoh soal, memberikan latihan soal dan pemberian tugas. Tetapi

hasil belajar siswa belum seluruhnya mencapai ketuntasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas maka dapat

dirumuskan permaslahan yaitu “Apakah dengan menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada

siswa kelas kelas XI SMK Muhammadiyah Pagelaran semester Genap Tahun

Pelajaran 2019/2020” ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Project Based

Learning pada kelas XI SMK Muhammadiyah Pagelaran Semester Genap Tahun

Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi atau
masukan bagi perkembangan pendidikan dan menambah kajian untuk
mendapatkan metode yang dapat meninngkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk :

a. Siswa

1) Siswa dapat terlayani secara individual.

2) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika.

3) Meningkatkan penguasaan kompetensi mata pelajaran matematika siswa

kelas XI SMK M Pagelaran.

b. Guru

1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam aktivitas pembelajaran.

2) Memperbaiki aktivitas belajar untuk menghilangkan kesan kelas yang

monoton adalah kelas yang tidak kondusif dalam proes pembelajaran.

3) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif menuju proses belajar

yang bermutu.

c. Bagi Sekolah

Meningkatkan perolehan prestasi belajar mata pelajaran matematika tingkat SMK

menuju sekolah yang bermutu dan berkualitas.


E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

2. Subjek Penelitian

Siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Pagelaran Tahun Pelajaran 2019/2020

3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hasil belajar matematika.

4. Waktu Penelitian

Semester genap

5. Tempat Penelitian

SMK Muhammadiyah Pagelaran


6. Materi

Statistika ( Ukuran Pemusatan Data )

Anda mungkin juga menyukai