Apendisits merupakan salah satu kasus bedah abdomen yang sering terjadi di dunia. Apendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendisitis akut merupakan radang bakteri yang dicetuskan berbagai factor, diantaranya adalah hyperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacaing ascaris dapat juga menimbulkan penyumbatan. Penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat mempengaruhi terjadinya konstipasi yang mengakibatkan timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Insidensi apendisitis di Asia pada tahun 2004 menurut World Health Organization (WHO) adalah 4,8% penduduk dari total populasi. Hasil survey angka insidensi apendisitis yaitu terdapat 11 kasus pada setiap 1000 orang di America pada usia 10-30 tahun dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1,4:1. Menurut Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006, angka kejadian apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatdaruratan abdomen dan menduduki urutan keempat dari seluruh penyakit abdomen terbanyak setelah dyspepsia, gastritis dan duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 28,040. Angka kejadian apendisitis akut di Indonesia diperkirakan berkisar 24,9 kasus per 10.000 populasi. Kejadian apendisitis di Indonesia menurut data yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan RI pada Tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan persentase 3,36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 3,53%. Apendisitis merupakan penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di rumahsakit pada tahun 2009 dan 2010. Apendisitis bisa terjadi pada semua usia namun jarang terjdai pada usia dewasa akhir dan balita, kejadian apendisitis ini meningkat pada usia remaja dan dewasa. Usia 20-30 tahun bias dikategorikan sebagai usia produktif, diman aorang yang berada pada usia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan peningkatan tekanan rongga usus dan pada akhirnya menyebabkan sumbatan.