Anda di halaman 1dari 10

Just-In-Time (JIT) Inventory

Management untuk Bisnis


Perspektif Supply Chain Management dalam
Manajemen Operasional Bisnis
https://medium.com/@shiddiqazis/just-in-time-jit-inventory-management-untuk-bisnis-kuliner-

411de062ae9a

Muhammad Shiddiq Azis


Follow
Jul 22, 2018 · 4 min read
Pernah dengar Just-In-Time (JIT) inventory management ?
metode ini mempunyai tujuan agar bahan baku siap ketika
dibutuhkan, tanpa harus memikirkan minimum stok di gudang
restoran. Dengan metode ini ownerdari Resto dapat hanya
menyimpan minimum stok untuk bahan segar seperti sayuran dan
daging. Ketika sales meningkat bisa restock tanpa harus
menambah biaya untuk penyimpanan.
Metode ini pertama di pelopori di Jepang karena memiliki bahan
baku yang terbatas, keadaan geografis yang tidak menguntungkan
(80% geografis Jepang adalah pegunungan) dan harga beli/sewa
tanah yang mahal. Sistem pertama kali diimplementasikan
di Toyota oleh Mr. Taiici Ohno di tahun 1970 guna mengurangi
pemborosan, mengeliminasi pengerjaan ulang atau redudansi dan
mengurangi jumlah stok yang tidak bergerak di gudang. Metode
ini berhasil di implementasikan di Toyota Jepang pada saat itu
hingga perusahaan dapat mengurangi jumlah stok di gudang
seminimum mungkin (zero inventory orietation). Dari sini lah
berkembang istilah Kanban dan Toyota Lean Production and
Manufacturing.

Hari ini dengan berkembangnya teknologi dan startup di bidang


logistik seperti Gojek, Grab, Deliveree dan banyak
lainnya, owner dari bisnis kuliner seperti resto dan warung nasi
disuguhkan dengan berbagai channelpenjualan. Tidak hanya
menjual secara offline namun juga ada layanan antar dari Go
Food, Grab Food, atau yang lagi hits sekarang dari Traveloka Eats.
Dengan penambahan channel penjualan dan marketing yang tepat
owner dari restoran bisa menaikan omset sebanyak 100% nya dari
Rp 1 juta per hari menjadi Rp 2 juta (studi kasus warung geprek di
Bandung). Jika operasional nya belum siap maka akan
mempengaruhi konsistensi penjualan selanjutnya karena
operasional yang tidak efisien, tingkat kepuasan pelanggan yang
rendah dan masalah di stok bahan segar yang memanage nya
tidak mudah.
JIT meng highlight akan perlunya strategi
inventory management yang tepat tanpa harus
meningkatkan biaya operasional di gudang.
Pemilik bisnis bisa fokus untuk merasakan
growth customer.

Untuk mengerti tentang Inventory Management membutuhkan


waktu dan uang yang tidak sebentar. Agar operasional bisnis
kuliner bisa berkembang lebih baik business owner harus
memikirkan tentang implementasi JIT agar operasional lebih
cepat, dan terdata.

Just-In-Time (JIT) Advantages


Mengurangi Biaya Inventory — Mengurangi
biaya inventory secara tidak langsung akan mengurangi biaya
untuk pegawai dan expense untuk memanage inventory. Extra
space dari suatu restoran bisa digunakan untuk meja tambahan
atau pickup counter gofood/grab food.

Minimum Error dalam operasional — Seringkali, kelebihan


stok memaksa owner untuk menjual menu dengan harga diskon.
Dengan meminimalisir inventory seminimum
mungkin owner bisa membuat strategi marketing yang lebih
efektif dan efisien.

Just-In-Time (JIT) Disadvantages


Forecasting untuk demand yang tidak akurat — JIT
inventory membutuhkan forecasting yang akurat. Karena demand
pasar akan terus berubah dan seasonal, akan sangat sulit untuk
memprediksi hal tersebut. Tidak hanya pemilik restoran yang
harus mengkalkulasi demand pelangaggan namun harus
menerima konsekuensinya ketika kalkulasinya salah.

Ada resiko keterlambatan dalam pengantaran — Agar


metode JIT bisa bekerja, logistik pengantaran juga harus bisa
datang tepat waktu atau istilahnya “Just in Time”. Ketelatan atau
ada item yang tidak terkirim akan mengakibatkan reputasi brand
berkuranf. Supplier, dropshippers dan petani harus bisa
berkolaborasi dengan pemilik bisnis kuliner. Sinkronisasi dan
komunikasi ini membutuhkan integrated system dan partnership
yang sama-sama aktif satu sama lain.

Konsiderasi untuk Memilih Just-In-


Time (JIT)
Apakah demand untuk bisnis cukup stabil ? — Seperti yang
dijelaskan diatas , Metode JIT membutuhkan forecasting yang
akurat. Akan sangat sulit untuk owner bisnis kuliner untuk
memprediksi kebutuhan stok di masa yang akan datang. Metode
ini akan sangat banyak tantangan untuk secara sukses
diimplementasi tanpa ada toleransi kesalahan diawal.
Pada dasarnya hubungan bisnis adalah
hubungan manusia dengan manusia. Apa
jadinya hubungan manusia tanpa adanya cinta
dan toleransi ?
Deen Assalam

Bagaimana hubungan antara supplier ? — Seperti yang


dijelaskan diawal, implementasi JIT yang sukses bergantung pada
Supplier/Vendor yang reliable dan responsif. Integrasi baik dalam
sistem dan komunikasi diperlukan agar dapat memfasilitasi
koordinasi dan komunikasi yang efektif.

effective collaboration and communication

Anda mungkin juga menyukai