NEGERI PENUH AMIBISI

Karya : Sufyan Harris

Tuhan, kau anugerahkan kami negeri yang kaya

Negeri subur yang tak kurang apa-apa
Kekayaannya mampu membuat kami sejahtera
Tapi kenapa anugerah itu malah membuat kami sengsara

Tuhan, negeri kami negeri yang amat kaya raya

Setiap jengkal tanah kami menumbuhkan tanaman beraneka
Didalam tanah kami tersimpan berlimpah harta
Namun, semuanya kini telah menjadi mereka yang berkuasa

Tuhan, sengsarakah negeri kami tanpa mereka?

Mereka terlalu perduli pada kami, sehingga mereka terlalu sibuk mengeruk kekayaan alam kami
untuk kesejahteraan kami,katanya
mereka menjual harta-harta kami demi mengkikis habis para pengemis
Mereka tiap hari selalu memikirkan kami untuk mengelabuhi kami.

Matikah kami tanpa mereka?

Tiap tahunnya selalu banyak dari mereka yang masuk penjara karena terlalu ambisi membela dan
memikirkan kami,katanya
Ada pula dari mereka yang seolah menjadi para pembela
Padahal mereka berkolusi dibawah megahnya tahta

Setiap lima tahun sekali banyak yang ingin menjadi wakil kami
Sumpah serapahnya mereka jejali telinga kami tanpa perduli
Hubungan tali silaturahmi mendadak erat hampir tiap hari
Namun pas mereka terpilih mendadak bisu dan tuli

Tuhan, ada apa dengan negeri kami ini

Negeri penuh santun namun masih saja mencintai korupsi
Negeri dengan pendidikan karakternya yang hebat hingga menumbuh kembangkan kolusi
Negeri yang kaya raya dengan hutang luar negeri
Negeri yang damai namun banyak dari kami yang bunuh diri
Ada apa dengan negeri kami?
Hak asasi terus di tegakkan namun masih menyimpan banyak diskriminasi
Birokrasi hanyalah sistem lempar sana lempar sini tanpa peduli
Melayani kami hanya setengah hati bahkan seringkali menghianati

Tapi meski demikian, kami sangat bangga dengan mereka

Rata-rata dari mereka adalah orang pintar, pintar mengelabuhi kami
Rata-rata dari mereka sangat peduli, peduli teuing nu penting geus jadi
Rata-rata dari mereka adalah orang yang selalu berbaik sangka,
Rata-rata dari kami yang terus menjadi korban-korban janji