Materi :
1. Alkitab sebagai penyataan Allah
2. Wahyu umum dan penyataan khusus
3. Wahyu khusus & Alkitab
4. Alkitab sebagai penya-taan Allah yang tertulis
5. Pengajaran Yesus sebagai Firman Allah
6. Pengajaran Para Rasul sebagai Firman Allah
7. Kisah dalam PL sebagai Firman Allah
8. Bagaimana Alkitab dituliskan
Pembahasan
Kepercayaan orang Kristen tentang Alkitab disebut Bibliologi, yang dalam Teologia Sistematis umumnya
mencakup:
- Penyataan Allah
- Pengilhaman (inerrancy and infallibility) Alkitab
- Kewibawaan Alkitab
- Penafsiran Alkitab
Definisi
Bibliologi berasal dari 2 kata Yunani
- “Biblion” atau “biblia” (jamak) yang berarti “buku (-buku)”
- “logos” yang berarti perkataan, uraian, pikiran, ilmu buku (-buku) atau tulisan-tulisan
Buku yang sebut adalah Alkitab atau firman Allah.
Dengan demikian Bibliogi diartikan sebagai ilmu mempelajari tentang seluk beluk penulisan Alkitab dan
peranannya dalam iman Kristen.
Sedangkan Alkitab sendiri didefinisikan sebagai kumpulan kitab yang diakui sebagai “Kanonik” dan
diterima oleh gereja sebagai insipirasi dari Allah sehingga seluruhnya adalah firman Allah
Pengertian Firman Allah
Istilah “Firman Allah” memiliki beberapa arti berdasarkan apa yang diberikan Alkitab:
a. Firman Allah adalah pribadi Kristus. Beberapa ayat menunjuk langsung Kristus sebagai Firman
Allah, misalnya Wahyu 19:13, Yohanes 1:1, 14, 1 Yohanes 1:1
b. Firman Allah sebagai perkataan Tuhan langsung kepada manusia. Hal ini sering dicatat Alkitab
bahwa Allah berbicara langsung kepada manusia dan manusia dapat mendengar jelas
sebagaimana apa yang dikatakan Allah
c. Firman Allah sebagai Kata-kata yang diucapkan oleh Allah (Kej 1:3)
d. Firman Allah yang diucapkan melalui mulut manusia (Ulangan 18:18-20)
e. Firman Allah dalam bentuk tulisan Alkitab. Allah memerintahkan Musa untuk menuliskan apa
yang Allah ingin agar Israel mendengarnya (Kel 31:18)
Dalam agama-agama lain, istilah “wahyu” diartikan sebagai pengetahuan yang didapat seseorang pada
dirinya sendiri dengan keyakinan bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, bisa melalui perantaraan
atau tidak (mimpi, penglihatan, bisikan, dsb).
Jadi pengertian “wahyu” itu berbeda sekali dengan pengertian yang diberikan di dalam kekristenan.
Untuk menghindari kesalahan pengartian, maka digunakan istilah “penyataan” atau “pengilhaman”
Roh Kudus memampukan para rasul dan nabi untuk mencatat Penyataan Allah sebagaimana Allah
kehendaki. Dengan pimpinan Roh Kudus inilah maka tulisan-tulisan mereka diyakini sebagai wahyu Allah
tanpa kesalahan, tidak lebih dan tidak kurang (2 Petr 1:20-21).
Kegiatan penulisan “Penyataan” Allah ini menjadi sangat penting artinya karena berhubungan langsung
dengan masalah keontentikan dan ketidakbersalahan isinya. Dengan mempercayai bawha Allah
sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan “Penyataan” Allah
menjadi Alkitab, maka:
- Terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah
- Terjamin keabsahan dan kesatuan kanonisasi Alkitab, seluruh tulisan berasal dari satu sumber
Kanonisasi Alkitab
Kata “kanon” berasal dari bahasa Yunani “kanon” yang artinya tangkai, penggaris atau tongkat – tangkai
lurus yang digunakan sebagai pengukur. Kata ini digunakan sebagai kaidah dari prosedur, kronologi,
penanggalan terhadap kehidupan sehari-hari
Dalam pengertian Alkitab, kanon adalah standar sebagai ketentuan iman atau ketentuan kebenaran.
Kata ini dipakai pada awal kekristenan untuk menunjuk pada pokok-pokok ajaran para rasul yang
menjadi penguji terhadap setiap ajaran yang penafsiran yang muncul.
Pada pertengahan abad ke-4, kata ini dipakai untuk menunjuk Alkitab dan memiliki 2 arti:
- Daftar naskah kitab-kitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standar peraturan
terntentu yang diterima oleh gereja sebagai kitab-kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh
Allah
- Kumpulan kitab yang berjulah 66 kitab yang diterima sebagai firman Allah yang tertulis yang
berotoritas penuh terhadap iman dan kehidupan manusia
Kitab Apokrifa
Kata ini berasal dari bahasa Yunai “apokrufos” yang berarti tersembunyi. Saat ini dipahami bahwa
Apokrifa adalah sejumlah kitab yang tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab, tetapi disebutkan dalam
Alkitab, dan ditulis pada saat bersamaan atau tidak lama sesudah Alkitab ditulis.
B. Perjanjian Baru
Tidak ada daftar pasti untuk kitab-kitab Apokrifa PB. Kebanyakan kitab berisi fiksi religious yang
digunakan untuk memenuhi keinginan mereka mengetahui informasi peristiwa kehidupan
Tuhan Yesus yang tidak ditulis dalam Injil Kanon. Beberapa diantaranya:
Shepherd of Hermas
Didache, Teaching of Twelve
Epistle of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)
Gospel according to the Hebrew (Injil Ibrani)
Manfaat Apokrifa
- Dokumentasi kekristenan yang paling awal
- Gambaran gereja secara umum setelah jaman para rasul
- Sebagai jembatan bagi tulisan-tulisan Perjanjian Baru dengan tulisan dari para Bapak Gereja
abad ke-3 dan ke-4
- Mempunyai nilai sejarah tentang hal-hal praktis dan siasat gereja mula-mula