Anda di halaman 1dari 5

Hand Out Materi Kuliah

Universitas Lampung 2015

Pengampu : Pdt. Lukas Supandi, S.Th


Pertemuan : #8
Pokok Bahasan : Alkitab
TIK : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep
1. Bagaimana Allah berbicara pada manusia dulu dan sekarang
2. Bagaimana Alkitab dapat dilihat sebagai penyataan kusus Allah bagi orang percaya
3. Konsep bahwa Alkitab tidak mengandung kesa-lahan, semua sumber utuh sbagai Firman Allah
4. Konsep pengilhaman dalam penulisan Alkitab

Materi :
1. Alkitab sebagai penyataan Allah
2. Wahyu umum dan penyataan khusus
3. Wahyu khusus & Alkitab
4. Alkitab sebagai penya-taan Allah yang tertulis
5. Pengajaran Yesus sebagai Firman Allah
6. Pengajaran Para Rasul sebagai Firman Allah
7. Kisah dalam PL sebagai Firman Allah
8. Bagaimana Alkitab dituliskan

Pembahasan
Kepercayaan orang Kristen tentang Alkitab disebut Bibliologi, yang dalam Teologia Sistematis umumnya
mencakup:
- Penyataan Allah
- Pengilhaman (inerrancy and infallibility) Alkitab
- Kewibawaan Alkitab
- Penafsiran Alkitab

Definisi
Bibliologi berasal dari 2 kata Yunani
- “Biblion” atau “biblia” (jamak) yang berarti “buku (-buku)”
- “logos” yang berarti perkataan, uraian, pikiran, ilmu buku (-buku) atau tulisan-tulisan
Buku yang sebut adalah Alkitab atau firman Allah.

Dengan demikian Bibliogi diartikan sebagai ilmu mempelajari tentang seluk beluk penulisan Alkitab dan
peranannya dalam iman Kristen.

Sedangkan Alkitab sendiri didefinisikan sebagai kumpulan kitab yang diakui sebagai “Kanonik” dan
diterima oleh gereja sebagai insipirasi dari Allah sehingga seluruhnya adalah firman Allah
Pengertian Firman Allah
Istilah “Firman Allah” memiliki beberapa arti berdasarkan apa yang diberikan Alkitab:
a. Firman Allah adalah pribadi Kristus. Beberapa ayat menunjuk langsung Kristus sebagai Firman
Allah, misalnya Wahyu 19:13, Yohanes 1:1, 14, 1 Yohanes 1:1
b. Firman Allah sebagai perkataan Tuhan langsung kepada manusia. Hal ini sering dicatat Alkitab
bahwa Allah berbicara langsung kepada manusia dan manusia dapat mendengar jelas
sebagaimana apa yang dikatakan Allah
c. Firman Allah sebagai Kata-kata yang diucapkan oleh Allah (Kej 1:3)
d. Firman Allah yang diucapkan melalui mulut manusia (Ulangan 18:18-20)
e. Firman Allah dalam bentuk tulisan Alkitab. Allah memerintahkan Musa untuk menuliskan apa
yang Allah ingin agar Israel mendengarnya (Kel 31:18)

Alkitab Sebagai Penyataan Allah


Dasar utama adalah terletak pada sifat dan kesaksian dari Allah Tritunggal sendiri. Ada beberapa
penjelasan sebagai berikut:
1. Sifat-sifat Allah Tritunggal
Bahwa sifat adalah sempurna, benar dan suci, menjamin apa yang tertulis dalam Alkitab adalah
Firman Allah yang tidak mengandung kesalahan. Dari saat ke saat terbukti bahwa Allahlah yang
menuliskan Alkitab, dari apa yang belum diketahui manusia sebelumnya, Alkitab membuktikan
diri telah mengetahui sehingga manusia mengakui bahwa jika bukan Allah yang menuliskannya
maka tidak mungkin kebenaran itu teruji.
Kesempurnaan sifat Allah menjamin bahwa firman-Nya pasti benar dan tidak mengandung
kesalahan. Kita dapat menerima Alkitab sebagai firman Allah yang memiliki otoritas. Alkitab
adalah firman Allah yang tertulis, sempurna, berotoritas sebagaimana sifat-sifat Allah sendiri

2. Kesaksian sang Anak dan sang Roh Kudus


A. Kesaksian Kristus
Yohanes memberikan kesaksian tentang Firman yang telah menjadi manusia di dalam diri
Kristus (Yohanes 1). Secara berulang-ulang Kristus mengutip ayat-ayat perjanjian Lama. Hal
ini membuktikan bahwa Yesus secara eksplisit mengakui keberadaan Alkitab sebagai Firman
Allah (Markus 7:6,13, Matius 5:18, 19:45, Lukas 17:28-29)
Yesus juga mengakui pengilhaman Allah dalam Alkitab dan menerima Alkitab dalam
kehidupanNya. Ia disunat pada hari ke-8, diserahkan ke Bait Suci, menaati otoritas Alkitab
saat dicobai, mengecap Farisi dan Saduki yang menyelewengkan makna Alkitab

B. Kesaksian ROh Kudus


Roh Kuduslah yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk melihat dan
mendengar dan percaya akan hal-hal rohani. Roh Kudus mengubah hati manusia untuk
hidup secara rohani.
Pengertian Wahyu umum dan Penyataan khusus
Dalam bahasa Indonesia istilah “penyataan” sering diartikan sama dnegan “wahyu”. Kedua kata ini
memang memiliki arti yang sama, tetapi memiliki konotasi yang berbeda.

Dalam agama-agama lain, istilah “wahyu” diartikan sebagai pengetahuan yang didapat seseorang pada
dirinya sendiri dengan keyakinan bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, bisa melalui perantaraan
atau tidak (mimpi, penglihatan, bisikan, dsb).

Jadi pengertian “wahyu” itu berbeda sekali dengan pengertian yang diberikan di dalam kekristenan.
Untuk menghindari kesalahan pengartian, maka digunakan istilah “penyataan” atau “pengilhaman”

Penyataan dan Inspirasi


Dalam “Penyataan”, Allah mengkomunikasikan kebenaran-kebenaran Allah kepada manusia yang
dipilihNya (hubungan vertical). Dalam “Inspirasi” , Allah menuntun orang-orang yang dipilihNya untuk
menuliskan “Penyataan” Allah dalam bahasa yang dimengerti oleh manusia lainnya (hubungan
horizontal)

Roh Kudus memampukan para rasul dan nabi untuk mencatat Penyataan Allah sebagaimana Allah
kehendaki. Dengan pimpinan Roh Kudus inilah maka tulisan-tulisan mereka diyakini sebagai wahyu Allah
tanpa kesalahan, tidak lebih dan tidak kurang (2 Petr 1:20-21).

Kegiatan penulisan “Penyataan” Allah ini menjadi sangat penting artinya karena berhubungan langsung
dengan masalah keontentikan dan ketidakbersalahan isinya. Dengan mempercayai bawha Allah
sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan “Penyataan” Allah
menjadi Alkitab, maka:
- Terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah
- Terjamin keabsahan dan kesatuan kanonisasi Alkitab, seluruh tulisan berasal dari satu sumber

Beberapa teori “penyataan” Alkitab


- Teori Dikte (inspirasi mekanis)
Para penulis Alkitab disebut sebagai mesin atau alat rekam yang mendengar “penyataan” Allah
dan menuliskan langsung kata demi kata persis seperti yang Tuhan katakan. Teori ini
menghilangkan kepribadian penulis

- Teori penyesuain (inspirasi dinamis)


Allah menyesuaikan diri dengan keterbatasan penulis. Itulah sebabnya ada ditemukan beberapa
kekhilafan/ kesalahan di dalam Alkitab

- Teori pengawasan (inspirasi organis)


Allah berdaulat mengawasi dan mengatus latar belakang, riwayat keturunan dan keadaan
sekitar dari masing-masing penulis. Sehingga pada saat penulisan Alkitab, mereka menyadari
bahwa mereka menggunakan kata-kata mereka sendiri, namun menyadari bahwa itu
merupakan firman Allah karena roh mereka yang diperbaharui dan memiliki hubungan yang
kuat dengan Allah

Kanonisasi Alkitab
Kata “kanon” berasal dari bahasa Yunani “kanon” yang artinya tangkai, penggaris atau tongkat – tangkai
lurus yang digunakan sebagai pengukur. Kata ini digunakan sebagai kaidah dari prosedur, kronologi,
penanggalan terhadap kehidupan sehari-hari

Dalam pengertian Alkitab, kanon adalah standar sebagai ketentuan iman atau ketentuan kebenaran.
Kata ini dipakai pada awal kekristenan untuk menunjuk pada pokok-pokok ajaran para rasul yang
menjadi penguji terhadap setiap ajaran yang penafsiran yang muncul.

Pada pertengahan abad ke-4, kata ini dipakai untuk menunjuk Alkitab dan memiliki 2 arti:
- Daftar naskah kitab-kitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standar peraturan
terntentu yang diterima oleh gereja sebagai kitab-kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh
Allah
- Kumpulan kitab yang berjulah 66 kitab yang diterima sebagai firman Allah yang tertulis yang
berotoritas penuh terhadap iman dan kehidupan manusia

Pertimbangan dalam menerima kanon


- Bukti dari Alkitab sendiri, bahwa semua tulisan dalam kitab-kitab kanon diilhamkan oleh Allah (2
Timotius 3:16). Semua kitab tidak hanya ditulis oleh tangan manusia saja, tetapi merupakan
campur tangan Allah
- Ditulis oleh orang-orang ynag hidupnya dipimpin oleh Allah atau orang-orang yang langsung di
bawah pengawasan mereka
- Ada bukti yang jelas tentang keaslian penulisannya
- Ada pengaruh kuasa Allah dalam tulisan itu yang sanggup mengubahkan hidup manusia
- Secara aklamasi diterima oleh umat Allah secara luas sebagai kitab-kitab yang diinspirasikan
oleh Allah

Kitab Apokrifa
Kata ini berasal dari bahasa Yunai “apokrufos” yang berarti tersembunyi. Saat ini dipahami bahwa
Apokrifa adalah sejumlah kitab yang tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab, tetapi disebutkan dalam
Alkitab, dan ditulis pada saat bersamaan atau tidak lama sesudah Alkitab ditulis.

Beberapa kitab Apokrifa


A. Perjanjian Lama
Kitab-kitab ini ditulis antara tahun 300 sM – 100 M dan kebanyakan tidak diketahui penulisnya.
Kitab-kitab ini berjumlah 15 buah dimasukkan ke dalam versi Septuaginta abad ke-4. Dibagi
dalam 5 jenis
 Pengajaran
 Roman Religius
 Sejarah
 Nubuatan
 Dongen

B. Perjanjian Baru
Tidak ada daftar pasti untuk kitab-kitab Apokrifa PB. Kebanyakan kitab berisi fiksi religious yang
digunakan untuk memenuhi keinginan mereka mengetahui informasi peristiwa kehidupan
Tuhan Yesus yang tidak ditulis dalam Injil Kanon. Beberapa diantaranya:
 Shepherd of Hermas
 Didache, Teaching of Twelve
 Epistle of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)
 Gospel according to the Hebrew (Injil Ibrani)

Manfaat Apokrifa
- Dokumentasi kekristenan yang paling awal
- Gambaran gereja secara umum setelah jaman para rasul
- Sebagai jembatan bagi tulisan-tulisan Perjanjian Baru dengan tulisan dari para Bapak Gereja
abad ke-3 dan ke-4
- Mempunyai nilai sejarah tentang hal-hal praktis dan siasat gereja mula-mula

Anda mungkin juga menyukai