Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat
ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan
gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis
tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain.
Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh penyakit 35
%, hama 33 %, gulma 28 % dan nematoda 4 % dari kerugian total. Sedangkan di negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga
mempengaruhi persediaan pangan dunia (Pemi, 2006). Tanaman perkebunan juga mudah
terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma
diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi
total.

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Pengendalian gulma yang tidak
cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan
masa sebelum panen Anonymous, (2007). Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi
daripada yang lain (misalnya imperata cylindrica), yang dengan demikian menyebabkan
kerugian yang lebih besar.

Persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dapat dilihat dengan terjadinya
interaksi antara keduanya, yakni bisa berupa interaksi positif maupun negative. Persaingan
antara gulma dengan tanaman dapat dilihat dalam hal mengambil unsur-unsur hara dan air
dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan
kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer (1975) dalam
Pemi (2006) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman
adalah sebagai berikut: padi 10,8%, sorgum 17,8%, jagung 13%, tebu 15,7%, coklat 11,9%,
kedelai 13,5% dan kacang tanah 11,8%. Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma
pada padi terdapat penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 %. Terjadinya
interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya memiliki pengaruh yang cukup signifikan.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul “interaksi
gulma dengan tanaman budidaya”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah interaksi yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya?


2. Apa sajakah keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat adanya interaksi
antara gulma dengan tanaman budidaya?
3. Bagaimanakah cara untuk mengendalikan gulma?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya.
2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat adanya
interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya.
3. Untuk mengetahui cara untuk mengendalikan gulma.

Anda mungkin juga menyukai