A. Skenario
SKENARIO 1
Nyeri Ulu Hati
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan
timbul terutama saat pasien merasa lapar, nyeri hilang setelah makan. Keluhan
disertai mual, muntah, kembung dan sering sendawa. Pasien memiliki riwayat pola
makan tidak teratur. Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 84x/menit, laju pernafasan 20x/menit, suhu 37,7°C. Pada pemeriksaan
fisik abdomen ditemukan nyeri tekan (+) daerah epigastrium. Dokter memberikan
obat untuk mengatasi keluhan tersebut.
B. Klarifikasi istilah
STEP 1
1. Epigastrium : salah satu dari 9 regio yang berada di atas tengah abdomen
2. Nyeri ulu hati : nyeri lokal diatas tengah atau epigastrium
D. Analisis Masalah
STEP 3
1. Patomekanisme keluhan dihubungakan dengan faktor risiko
Faktor risiko : makan tidak teratur -> perubahan pola makan -> lambung
kosong dalam waktu lama -> erosi atau gesekan lambung akan menyebabkan
nyeri. Erosi pada lambung akan mensekresikan NaCl -> hipotalamus ->
peningkatan tonus lambung yang akan mengakibatkan mual. Sedangkan
2
Berdasarkan letaknya:
1. Nyeri Alih
2. Nyeri kontinue
3. Nyeri kolik
4. Nyeri iskameik
5. Nyeri proyeksi
6. Nyeri pindah
E. Sistematika Masalah
STEP 4
1. Dispepsia
Nyeri tidak nyaman diperut
Rasa tertekan diperut bagian atas
Adanya penyakit gangguan cerna (infeksi Helicobacter pylori)
Adanya bakteri akan menyebabkan infeksi pasa mukosa lambung sehingga
akan meningkatkan peningkatan produksi HCl.
Infeksi bakteri akan mensekresi urease yang akan menyebabkan keeusakan
sel epitel mukosa sehingga akan mempengaruhi keseimbangan produksi
mukosa dan faktor lain (asam lambung dan pepsin). Sehingga akan merusak
sawar mukosa dan menyebabkan luka (ulkus). HCl dan pepsin akan keluar dan
akan merangsang peritoneum parietal dan merangsang somatic nerve fiber
sehingga akan terjadi nyeri yang tajam.
Organ-organ yang terdapat di regio epigastrium
a) Esofagus : Esofagitis, GERD (Gastroesofageal refluks disease)
b) Gaster : Gastritis, ulkus peptik, karsinoma gaster
c) Duodenum : Ulkus duodenum
d) Pankreas : Pankreatitis
4. Macam-macam nyeri
a) Nyeri alih : suatu tempat lebih dari satu segmen
b) Nyeri kolik : akibat spasme otot yang berongga, biasanya nyeri hilang
timbul
c) Nyeri iskemik : bersifat hebat, menetap dan tidak meluas
4
Mind Map
GERD
Gatritis
Etiologi
Ulkus Peptik
Diagnosis Banding
Penegakan Pankreatitis
diagnosis Karsinoma
NYERI Gaster
EPIGASTRIUM
Anamnesis
PP
PF a
Faktor risiko Tatalaksana
Patomekanisme
F. Sasaran Belajar
STEP 5
G. Belajar Mandiri
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
5
STEP 7
Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebablan 0leh rangsangan saraf sensorik
akibat cedera atau peradangan saraf. Contoh yang rkenal ialah nyeri fantom
setelah ampuasi, atau nyeri perifer setempat pada herpes zoster. Radangan saraf
in pada herpes zoster dapat menyebabkkan nyeri hebat di dinding perut
sebelum gejala au tanda herps zoster menjadi jelas dan rasa nyeri ini dapat
menetao bahkan setelah penyaitnya sudah sembuh.
b. Etiologi
Pengosongan lambung yang tertunda
Lemahnya lower esophageal sphincter
Peningkatan tekanan intragastrik
Obesitas
Konsumsi alkohol
Sekresi asam lambung yang berlebih1,2
c. Patofisiologi
Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3
mekanisme :
- Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat.
- Aliran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LES setelah
menelan.
- Meningkatnya tekanan intraabdominal
Dengan demikian dapat diterangkan bahwa patogenesis
terjadinya GERD menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari
esophagus dan faktor ofensif dari bahan refluksat. Yang termasuk faktor
defensif esophagus, adalah pemisah antirefluks (lini pertama), bersihan
asam dari lumen esophagus (lini kedua), dan ketahanan epithelial
8
Typical
Heartburn
Regurgitasi
Hypersalivation
Atypical
Nausea
Slow digestion, early satiety
Epigastric pain
Bloating
Vomiting
Chest pain
Respiratory symptoms (cough,wheeze)
Pharyngeal pain, hoarseness
Tabel 2.1 Symptoms GERD2
e. Penegakkan Diagnosis
Diagnosa dugaan GERD dapat ditegakkan jika terdapat heartburn dan
regurgitasi atau bisa dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
Endoskopi gastrointestinal bagian atas (EGD)
Pemeriksaan ini tidak diperlukan dengan gejala-gejala GERD yang
khas, meskipun spesifisitas tinggi dari temuan erosi esofagus atau
istirahat mukosa untuk diagnosis GERD. Endoskopi
direkomendasikan pada pasien yang berisiko lebih tinggi untuk
komplikasi atau diagnosis lainnya.1
Biopsi endoskopi
Dapat diambil dari kerongkongan, lambung, atau duodenum. Biopsi
esofagus distal tidak direkomendasikan untuk mendiagnosis GERD.
Biopsi lambung harus diambil untuk mendiagnosis infeksi H. pylori,
atrofi, metaplasia usus, atau displasia, bahkan di hadapan esofagitis
erosif. Tidak ada peran untuk biopsi duodenum rutin pada pasien
dengan gejala GERD khas.1
10
B. GASTRITIS AKUT
a. Definisi
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang sementara yang mungkin tidak menimbulkan gejala atau
menyebabkan nyeri epigastrium, mual dan muntah. Pada kasus yang lebih
parah lagi, dapat terjadi erosi mukosa, ulkus, perdarahan, hematemesis,
melena atau kadang-kadang kehilangan darah massif. Episode berulang
gastritis akut dapat menyebabkan gastritis kronik.4
b. Etiologi
Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori. Penyebab gastritis akut adalah stres fisik, minuman beralkohol. Stres
fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus-
13
lambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada
saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus
dan fungsi sel epitel lambung. Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada
lambung akibat stres adalah melalui penurunan produksi mukus pada
dinding lambung. 4
Faktor-faktor
- Merokok
- Makanan pedas, asam
- Minuman beralkohol, seperti whisky, vodka dan gin. Alkohol dan
kokain dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung
dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal sehingga, dapat menyebabkan
perdarahan.
- OAINS (Indomestasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide,
Steroid, Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-
deoxyuridine), Salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa
lambung. Hal tersebut menyebabkan peradangan pada lambung dengan
cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Hal tersebut terjadi jika pemakaiannya dilakukan secara terus
menerus atau pemakaian yang berlebihan sehingga dapat
mengakibatkan gastritis.
c. Patofisiologi
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
bersifat jinak dan merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai
iritan lokal. Patofisiologi terjadinya gastritis dan tukak peptik ialah bila
terdapat ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor
pertahanan (defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan
faktor ofensif dan atau penurunan kapasitas defensif mukosa. Faktor ofensif
tersebut meliputi asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas,
infeksi Helicobacter pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS, alkohol dan
radikal bebas. Sedangkan sistem pertahanan atau faktor defensif mukosa
14
gastroduodenal terdiri dari tiga lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan
subepitelial. 4
Elemen preepitelial sebagai lapis pertahanan pertama adalah berupa
lapisan mucus bicarbonate yang merupakan penghalang fisikokimiawi
terhadap berbagai bahan kimia termasuk ion hydrogen. Lapis pertahanan
kedua adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas pertahanannya meliputi
produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH,
dan membuat ikatan antar sel. Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah
dan lekosit. Komponen terpenting lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi
subepitelial yang adekuat. Endotoksin bakteri setelah menelan makanan
terkontaminasi, kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang
lazim. Infeksi H. pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis
akut. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan
lapisan mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul. Obat
lain juga terlibat, misalnya OAINS (indomestasin, ibuprofen, naproksen),
sulfonamid, steroid, dan digitalis. Asam empedu, enzim pankreas, dan
etanol juga diketahui mengganggu sawar mukosa lambung. Apabila alkohol
diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut bila diminum
secara terpisah. Sehingga terganggunya sawar mukosa lambung akan
menurunkan produksi mucus sebagai barrier lambung dan terjadi inflamasi
yang akan menyebabkan nyeri, mual muntah, kembung dan sendawa yang
bila terjadi terus-menerus dapat menjadi gastritis kronis. 4
d. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan
yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. 4
Pemeriksaan Fisik
15
prevalensi infeksi dinilai dengan Urea Breath Test pada pasien dispepsia
dewasa, menunjukkan tendensi menurun. 4
Penggunaan antibiotika terutama untuk infeksi paru dicurigai
mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena antibiotika tersebut
mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori, walaupun presentasi
keberhasilan rendah. Pada awal infeksi, mukosa lambung akan
menunjukkan respons inflamasi akut. 4
Gangguan fungsi sistem imun dihubungkan dengan gastritis kronik
setelah ditemukan autoantibodi terhadap faktor intristik dan terhadap
secretory canalicular strukture sel parietal pada pasien dengan anemia
pernisiosa. Antibodi terhadap sel parietal mempunyai korelasi yang lebih
baik dengan gastritis kronik korpus dalam berbagai gradasi dibandingkan
dengan antibodi terhadap faktor intrinsik. 4
Terdapat berapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung
misalnya enteric rotavirus dan calcivirus. Kedua jenis virus tersebut dapat
menimbulkan gasteroenteritis, tetapi secara histopatologi tidak spesifik.
Hanya cytomegalovirus yang dapat menimbulkan gambaran histoopatologi
yang yang khas infeksi cytomegalovirus pada gaster biasanya merupakan
bagian dari infeksi pada banyak organ lain, terutama pada organ muda dan
imunocompromized. 4
Jamur Candida species, Histoplasma capsulatum dan mukonaceae
dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immuno compromized.
Pasien yang sistem imunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur.
sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena
infeksi parasit. 4
c. Patofisiologi
Perjalanan alamiah gastritis kronik akibat infeksi kuman Helicobacter
pylori secara garis besar dibagi menjadi gastritis kronik non atropi
predominasi antrum dan gastritis kronik atropi multifokai. Ciri khas gastritis
kronik nonatropi predominasi antrum adalah inflamasi moderat sampai
berat mukosa antrum, sedangkan inflamasi di korpus ringan atau tidak ada
sama sekali. Antrum tidak mengalami atropi atau metaplasia. Pasien-pasien
19
jumlah prostaglandin yang diproduksi oleh sel epitel yang seharusnya dapat
mengurangi sekresi asam
d. Gambaran Klinis
Secara umum pasien tukak gaster biasanya mengeluh dispepsia.
Dispepsia-adalah suatu sindroma kllinik/kumpulan keluhan beberapa
penyakit saluran cerna seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati,
sendawa/terapan, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat merasa
kenyang. 4
e. Dispepsia secara klinis dibagi atas:
- Dispepsia akibat gangguan motilitas
Pada dispepsia akibat gangguan motilitas keluhan yang paling menonjol
adalah perasaan kembung, rasa penuh ulu hati setelah makan, cepat
merasa kenyang disertai sendawa. 4
- Dispepsia akibat tukak
Pasien tukak peptik memberikan ciri ciri keluhan seperti nyeri ulu hati,
rasa tidak nyamanldiscomfort disertai muntah. Pada tukak duodeni rasa
sakit timbul waktu pasien merasa lapar, rasa sakit bisa membangunkan
pasien tengah malam, rasa sakit hilang setelah makan dan minum obat
antasida. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, berbeda dengan
tukak duodeni yang merasa enak setelah makan, rasa sakit tukak gaster
sebelah kiri dan rasa sakit tukak duodeni sebelah kanan garis tengah
perut. Rasa sakit bermula pada satu titik (pointing sign) akhimy: a difus
bisa menjalar kepunggung. Ini kemungkinarn disebabkan penyakit
bertambah berat atau mengalami komplikasi berupa penetrasi tukak
keorgan pankres. 4
- Dispepsia akibat refluks
Pada dispepsia akibat refluks keluhan yang menonjol berupa perasaan
nyeri ulu hati dan rasa seperti terbakar, harus disingkirkan adanya pasien
kardiologis. 4
- Dispepsia tidak spesifik
Walaupun demikian rasa sakit saja tidak dapat menegakkan diagnosis
tukak gaster karena dispepsia nonilkus juga bisa menimbulkan rasa sakit
24
yang sama, juga tidak dapat digunakan lokasi sakit sebelah kiri atau
kanan tengah perut. Adapun tukak akibat obat OAINS dan tukak pada
usia lanjut/manula biasanya tidak menimbulkan keluhan, hanya
diketahui melalui komplikasinya berupa perdarahan dan perforasi.
Muntah kadang timbul pada tukak peptik disebabkan edema dan spasme
seperti tukak kanal pilorik (obstruksi gastric outlet). Tukak prepilorilk
dan dudodeni bisa menimbulkan gastric outlet obstruction melalui
terbentuknya fibrosis/oedem dan spasme. 4
f. Penegakan diagnosis
- Pemeriksaan Fisis
Tukak tanpa komplikasi jarang menunjukkan kelainan fisik. Rasa
sakit/nyeri ulu hati, di kiri garis tengah perut, terjadi penurunan berat badan
merupakan tanda fisik yang dapat dijumpai pada tukak gaster tanpa
komplikasi. Nilai ramalan untuk tanda fisik ini kurang berarti. Perasaan
sangat nyeri, nyeri tekan perut, perut diam tanpa terdengar peristalik usus
merupakan tanda peritonitis. Goncangan perut atau succusion splashing
dijumpai 4-5 jam setelah makan disertai muntah-muntah yang dimuntahkan
biasanya makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya merupakan
tanda adanya retensi cairan lambung, dari komplikasi tukak/gastric outlet
obstruction atau stenosis pilorus. Takikardi, syok hipopolemik, tanda dari
suatu perdarahan. Laboratorium tidak ada yang spesifik untuk penyakit
tukak gaster. 4
- Pemeriksaan Penunjang
Radiologi dan Endoskopi
Biopsi
Biopsi diambil dari pinggiran dan dasar tukak minimal 4 sampel
untuk 2 kuadran, bila ukuran tukak besar diambil sampel dari 3 kuadran
dari dasar, pinggir dan sekitar tukak (minimal 3x2 6 sampel). Dengan
ditemukannya kuman Helicobacter pylori sebagai etiologi tukak peptik
maka dianjurkan pemeriksaan tes CLO, serologi, dan UBT dengan
biopsi melalui endoskopi. 4
g. Komplikasi Tukak
Komplikasi menurun setelah datangnya obat ARH2/PPI dan terapi eradikasi
kuman HP. Komplikasi terdiri atas: 1). Perdarahan; 2). Perforasi/penetrasi;
3). Obstruksi/stenosis. 4
- Perdarahan
Insiden 15-25%, meningkat pada usia lanjut (60 tahun) akibat adanya
penyakit degeneratif dan meningkatnya pemakaian OAINS (20% tanpa
simtom dan tanda penyakit sebelumnya). Sebagian besar perdarahan
27
sakit tengah malan/HPFR diberi PP/ARH2, 4). Tidak jelas diberi terapi
campuran. 3
Selain melalukan terapi empiris pada pasien dispepsia
uninvestigated dapat dilakukan pendekatan melalui 3 cara:
1. Empiris, berdasarkan simtom predominan (tidak ada tanda alarm dan
umur <40 tahun)
2. Test and treat (periksa HP dengan UBT, serologi validated) dan bila HP
() diberi terapi eradikasi.
3. Prompt endoskopi (> 55%) - investigated dispepsia (ada tanda alarm,
umur 40 tahun). Terapi berdasarkan lesi yang dijumpai.
Diet
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung
susu tidak lebih baik daripada makanan biasa, karena makanan halus
dapat merangsang pengeluaran asam lambung. Cabai, makanan
merangsang, makanan mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit
pada beberapa pasien tukak dan dispepsia non tukak, walaupun belum
didapat bukti keterkaitannya Pasien kemungkinan mengalami intoleransi
terhadap beberapa jenis makanan tertentu atau makanan tersebut
mempengaruhi motilitas gaster. Dalam hal ini dianjurkan pemberian
makanan dalam jumlah yang moderat atau menghindari makanan
tersebut. Pandangan masa kini makanan tidak mempengaruhi
kesembuhan tukak. Beberapa peneliti menganjurkan makanan biasa,
lunak, tidak merangsang dan diet seimbang.4
Merokok menghalangi penyembuhan tukak gaster kronik,
menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman bulbus
duodeni, menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi sfingter
pilorus sekaligus meningkatkan kekambuhan tukak. Merokok
sebenarmya tidak mempengaruhi sekresi asam lambung tetapi dapat
memperlambat kesembuhan luka tukak serta meningkatkan angka
kematian karena efek peningkatan kekambuhan penyakit saluran
pernafasan, penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) dan penyakit
jantung koroner. 4
30
- Medikamentosa
1. Antasida
Pada saat ini antasida sudah jarang digunakan, antasida sering
digunakan untuk menghilangkan keluhan rasa sakit/dispepsia. Pada
masa lalu sebelum kita kenal adanya ARH2 yg dapat memblokir
pengeluaran asam, antasida adalah obat satu satunya untuk tukak
peptik. Preparat yang mengandung magnesium dapat menyebabkan
BAB/tidak berbentuk/loose, tidak dianjurkan pada gagal ginjal karena
menimbulkan hipermagnesemia dan kehilangan fosfat sedangkan
alumunium menyebabkan konstipasi dan neurotoksik tapi bila
kombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek samping
sehingga tidak terjadi diare, ataupun konstipasi. 3
Dosis: 3 x 1 tablet, 4 x 30 cc (3 kali sehari dan sebelum tidur 3 jam
setelah makan). Efek samping berinteraksi dengan obat digitalis, INH,
barbiturat, salisilat dan kinidin. Antasida yang mengandung calcium
31
Dosis terapeutik:
32
- Terapi Tripel
Secara historis regimen terapi eradikasi yang pertama digunakan
adalah: Bismuth, Metronidazol, Tetrasiklin. Regimen tripel terapi
34
j. Tindakan Operasi
1. Elektip (tukak refrakter/gagal pengobatan)
2. Darurat (komplikasi ; perdarahan, perforasi, stenosis pilorik)
35
E. ULKUS DUODENUM
a. Definisi
Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang
meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa
hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung
berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin yang terletak di
duodenum.4
b. Etiologi
Etiologi yang telah diketahui sebagai faktor agresif yang merusak
pertahanan mukosa adalah HP, obat anti inflamasi non-steroid, asam
lambung/pepsin dan faktor-faktor lingkungan serta kelainan satu atau
beberapa faktor pertahanan yang berpengaruh pada kejadian TD. 4
Helicobacter pylori, HP adalah bakteri gram negatif yang dapat
hidup dalam suasana asam dalam lambung, duodenum (antrum, korpus
dan bulbus), berbentuk kurva/S-shaped dengan ukuran panjang sekitar 3
36
pm dan diameter 0,5 um, mempunyai satu atau lebih flagel pada salah satu
ujungnya. Bakteri ini ditularkan secara teko-oral atau oral-oral. Di dalam
lambung terutama terkonsentrasi dalam antrum, bakteri ini berada pada
lapisan mukus pada permukaan epitel yang sewaktu-waktu dapat
menembus sel-sel epitel/antar epitel. 4
c. Faktor resiko
Asam lambung yang tinggi, umur lebih dari 60 tahun, riwayat
adanya tukak peptik sebelumnya, dispepsia kronik, intoleransi terhadap
penggunaan OAINS sebelumnya, jenis dosis dan lamanya penggunaan
OAINS, penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid, merokok, stres,
penyakit tertentu (contoh penyakit Chron).4
d. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya kerusakan mukosa terutama gastroduodenal
penggunaan GAINS/ASA adalah akibat efek toksik/iritasi langsung pada
mukosa yang memerangkap GAINS/ASA yang bersifat asam sehingga
terjadi kerusakan epitel dalam berbagai tingkat, namun yang paling utama
adalah efek GAINS/ASA yang menghambat kerja dari enzim
siklooksigenase (COX) pada asam arakidonat sehingga menekan
produksi prostagiandin/prostasiklin. Seperti diketahui, prostaglandin
endogen sangat berperan/berfungsi dalam memelihara keutuhan mukosa
dengan mengatur aliran darah mukosa, proliferasi sel-sel epitel, sekresi
mukus dan bikorbanat, mengatur fungsi immunosit mukosa serta sekresi
basal asam lambung. 4
Sampai saat ini dikenal 2 jenis isoenzim siklooksigenas (COX) yaitu
COX-1 dan COX-2. COX-1 ditemukan terutama dalam gastrointestinal,
juga dalam ginjal, endotelin, otak dan trombosit; dan berperan penting
dalam pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. COX-1
merupakan housekeeping dalam saluran cerna gastrointestinal. COX-2
ditemukan dalam otak dan ginjal, yang juga bertanggung jawab dalam
respons inflamasi/injuri. 4
Kerusakan mukosa akibat hambatan produksi prostaglandin pada
penggunaan GAINS/ASA melalui 4 tahap, yaitu: menurunnya sekresi
37
kambuh lagi sore harinya. Nyeri timbul lagi pada malam har beberapa jam
setelah makan malam atau pada waktu tidur.
Makanan, susu, atau antasid menolong untuk sementara karena
menetralkan asam lambung. Tembusnya tukak ke pankreas menimbulkan
nyeri di punggung yang menetap dan tidak hilang setelah makan atau
dengan antasid. Kadang terdapat mual atau muntah. 4
- Pemeriksaan Fisik
Biasanya tidak ada tanda lain kecuali nyeri tekan epigastrium yang
terbatas di sebelah kanan linea mediana. 4
- Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan pada
tukak duodenum. Uji darah samar di tinja biasanya positif bila terdapat
perdarahan ringan. BAO dan MAO lebih tinggi dari normal, dan gastrin
serum, yang pada keadaan basal 50-100pg/mL meningkat. 4
- Radiologi
Dengan foto kontras ganda, ditemukan adanya kawah atau deformitas
duodenum akibat pergerakan tukak lama. Pembengkakan maupun
jaringan parut akan menyebabkan distorsi duodenum, pilorus yang
enteritis, atau pseudodivertikulum. 4
- Endoskopi
Gastroduodenoskopi sangat membantu diagnosis pada kasus yang
meragukan dan penting untuk evaluasi pengobatannya. Tukak sering
terlihat berada pada bagian pertama duodenum. Biopsi jaringan sebaiknya
dilakukan untuk memeriksa patologi anatomi dan Helicobacter pylori. 4
40
F. PANKREATITIS
a. Definisi
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yangterjadidengan
dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Pankreas adalah
organ besar di belakang perut yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan
dan sejumlah hormon. Gejala-gejalanya adalah sakit perut, mual dan
muntah. Rasa sakitnya seringkali terasa hingga ke belakang dan sangat
menyakitkan. Dalam kasus pankreatitis akut, demam juga bisa terjadi dan
gejalanya biasanya hilang dalam beberapa hari. Dalam kasus pankreatitis
kronis, kelebihan lemak tinja dan diare juga bisa terjadi. Komplikasi yang
dapat muncul adalah infeksi, pendarahan, diabetes melitus atau
permasalahan organ lainnya. 4
Klasifikasi Pankreatitis
43
b. Etiologi
44
atau punggung tengah. Nyeri memberat setelah makan atau minum seperti
makanan berlemak. Membaik saat posisi duduk. Keluhan lainnya seperti
mual dan muntah memberat saat posisi terlentang. Sering juga merasa perut
penuh, distensi, feses berwarna pucat, penurunan pengeluaran urin, dan
mengalami cegukan. Selain itu bisa juga mengalami sinkop atau demam. 4
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan akut pankreatitis dapat
normal atau demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis.
Pemeriksaan perut secara tipikal mengalami nyeri tekan pada saat palpasi,
kemungkinan adanya tanda iritasi peritoneal, distensi, atau keras. Suara usus
menurun, ikterik bisa juga terjadi. Pada keadaan yang berat dapat terjadi
gangguan kesadaran. Dua tanda fisik ditemukan berhubungan dengan
pankreatitis yaitu Cullen sign (ekimosis dan edema pada jaringan subkutan
sekitar umbilikal) dan Grey Turner sign (ekimosis di badan) .7 Tanda ini
menunjukkan adanya pankreatitis akut berat dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. 4
- Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat membantu diagnosis, hal ini dapat
mengklasifikasikan beratnya penyakit dan memprediksi prognosisnya. 4
a. Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Lipase dan Amilase
Pemeriksaan tingkat lipase lebih sensitif dan spesifik daripada
pemeriksaan tingkat amilase oleh karena amilase juga diproduksi
oleh kelenjar saliva dan kadarnya dapat normal pada kondisi
pankreatitis alkoholik recurrent. Pada hari 0-1 serum lipase
memiliki sensitivitas 100% dibandingkan dengan serum amilase
dengan sensistivitas 95%. Pada hari 2-3 sensitivitasnya mencapai
85% dan spesifitas lipase 82% dibandingkan serum amilase yang
hanya 68%.6 Kadar amilase dan lipase lebih tinggi tiga kali lipat dari
kadar normal menunjukkan adanya pankreatitis.4,7 Serum amilase
akan kembali normal dalam 3-5 hari. Rasio lipase dan amilase lebih
besar dari 4 menunjukkan bahwa penyebabnya adalah alkoholik. 4
50
G. KARSINOMA LAMBUNG
57
a. Definisi
Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan
insidensi paling tinggi. Banyak pengidap kanker lambung semula melalui
gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan
berkembangnya tumor ganas. pembedahan dan radiasi kini tidak diperlukan
lagi karena kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. 4
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering
sebagai massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke
lumen danmenyerang lumen dinding lambung. 4
b. Etiologi
Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori. Akan tetapi,
penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di dalam lambung masih
belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi penyebabnya.
Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi buah
dan sayur. Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi
alkohol, dan makan makanan yang dibakar. Polip lambung, suatu
pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga
lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip
selalu diangkat. Selain itu juga terdapat factor genetic karena dapat terjadi
jika ada anggota keluarga lain yang juga mengalami kanker lambung.
Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan golongan darah A.
Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4%
dari organ dengan karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga. 4
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan
kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi :
a. Asupan garam yang tinggi
b. Asupan karbohidrat yang tinggi
c. Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
d. Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang
e. Ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis
Pemeriksaan makroskopis
CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan
untuk melihat stadium dengan dan penyebaran ekstrak lambung yang
penting untuk penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian informasi
prabedah pada pasien. 4
Pemeriksaan darah pada tinja
Pada ca lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult
blood) untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin. 4
g. Komplikasi
Komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut :
1. Perforasi
2. Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
3. Hematemesis.
4. Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas
lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.
5. Obstruksi.
6. Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang
disertai keluhan mintah-muntah.
7. Adhesi.
62
Farmakologi
H. ESOPHAGITIS
a. Definisi
Esofagitis adalah peradangan pada lapisan esofagus yang dapat
menimbulkan rasa sakit dan kesulitan saat menelan, serta rasa perih di
dada.
b. Etiologi
Peradangan pada esofagus ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain: Refluks asam lambung ke esofagus, Alergi yang terjadi
akibat reaksi alergi yang dipicu oleh makanan tertentu, seperti telur,
susu, gandum, kacang kedelai, atau daging sapi. Selain makanan, reaksi
alergi yang menimbulkan esofagitis juga dapat dipicu oleh debu, atau
zat kimia yang bersifat korosif seperti asam kuat, basa kuat, dan zat
organik.
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
Ada berbagai macam gejala esofagitis. Namun, berikut adalah
beberapa gejala esofagitis yang umum muncul, meliputi:
Kesulitan menelan, Nyeri saat menelan, Radang tenggorokan, Suara
serak, Heartburn, Asam lambung yang meningkat dan refluks,
Nyeri dada (memburuk ketika makan), Mual, Muntah, Sakit perut,
Berkurangnya nafsu makan, Batuk, dan jikaAnak-anak kecil dapat
mengalami kesulitan menyusui.
e. Penegakan diagnosis
Dengan dilakukan endoskopi untuk melihat permukaan dalam
esofagus sehingga ketika dapat ditemukan gambaran seperti
dibawah ini:
DAFTAR PUSTAKA