Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SINTYA AULLINA SARI

KELAS : F/ S1 AKUNTANSI SORE

NIM : A1C116085

BENDAHARA PENERIMAAN

Kepala daerah atas usul PPKD mengangkat bendahara penerimaan untuk


melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada
SKPD atau yang sekarang disebut dengan OPD. Bendahara penerimaan merupakan pejabat
fungsional.

Bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,


menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan asli daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada OPD. Adapun tugas dari
bendahara penerimaan berdasarkan Permendagri No 55 Tahun 2008 tentang “Tata Cara
Penatausahaan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta
Penyampaiannya” berdasarkan pasal 2 yaitu menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan asli daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada OPD. Sedangkan wewenang dari bendahara penerimaan adalah:

- Menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah.


- Menyimpan seluruh penerimaan.
- Menyetor penerimaan yang diterima dari pihak ketiga ke rekening kas umum daerah
setiap hari paling lambat 1 hari kerja.
- Mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui bank.

Pada setiap SKPD atau OPD ditetapkan satu bendahara penerimaan dan satu
bendahara pembantu. Dalam melaksanakan fungsinya, bendahara penerimaan dapat juga
dibantu oleh beberapa pembantu bendahara yang terdiri dari kasir/penyimpan uang,
pembuat dokumen, pencatat pembukuan dan yang bertugas menyiapkan pembayaran gaji.
Dimana disini bendahara penerimaan pembantu adalah pejabat fungsional pembantu adalah
pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan asli daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada OPD.
Bendahara penerimaan hanya ada pada OPD yang memiliki hak untuk memugut
penerimaan tugas bendahara penerimaan adalah menerima pendapatan dari pihak ketiga,
menyimpan kas yang diterima sebelum disetor, menyetor pendapatan ke kas daerah,
membukukan pendapatan ke dalam buku kas, dan membuat pertanggungjawaban
pendapatan.
Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang diangkat oleh menteri/pimpinan
lembaga, juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran
satuan kerja sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Bendahara penerimaan wajib melaksanakan pembukuan sebagai bentuk pelaksanaan
penatausahaan terhadap uang yang dikelolanya. Bendahara penerimaan secara fungsional
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, bendahara penerimaan dilarang
melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertidak
sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening / giro pos
atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Pembukuan bendahara menghasilkan laporan keadaan kas dan realisasi anggaran
yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan salah satu alat managerial report yang sangat
berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari bagi pimpinan. Petunjuk
pembukuan Bendahara Penerimaan bersifat umum dengan prinsip-prinsip:
 Harus bisa membedakan setiap jenis uang yang ada apakah telah menjadi penerimaan
Negara atau belum.
 Harus bisa membedakan setiap jenis uang yang ada menunjukkan siapa yang mengelola
uang tersebut.

Dokumen sumber pembukuan pada Bendahara Penerimaan adalah :


1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), sebagai bukti target penerimaan PNBP pada
satuan kerja.
2. Surat Bukti Setor (SBS) yang merupakan tanda terima dari satuan kerja/bendahara
penerimaan kepada wajib setor, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
3. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang merupakan setoran
bendahara penerimaan ke kas negara, sebagai bukti pembukuan pengeluaran sekaligus
bukti penyetoran.
4. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang merupakan setoran
langsung dari wajib setor ke kas negara, sebagai bukti pembukuan penerimaan dan
pengeluaran sekaligus bukti penyetoran.
5. SPM-LS Gaji yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan dan
pengeluaran sekalius bukti penyetoran.

Sistem pembukuan pada Bendahara Penerimaan adalah :


1. Single Entry Bookkeeping atau pembukuan satu sisi/kameral adalah suatu teknik
pencatatan dimana setiap transaksi hanya mempengaruhi dan dicatat pada salah satu sisi,
yaitu sisi penerimaan untuk transaksi penerimaan dan sisi pengeluaran untuk transaksi
pengeluaran.
2. Basis Kas adalah pengakuan dan pencatatan atas transaksi dilakukan pada saat kas
diterima atau dibayarkan oleh Bendahara Penerimaan.
3. Asas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara netto
penerimaan setelah dikurangi pengeluaran atau tidak memperkenankan pencatatan
setelah kompensasi antara penerimaan dengan pengeluaran.

Jenis dan Fungsi Buku pada Bendahara Penerimaan adalah :

1. Buku Kas Umum.


2. Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.
3. Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank.
b. Buku Pembantu Kas Tunai.
4. Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu PNBP Umum.
b. Buku Pembantu PNBP Fungsional.
c. Buku Pembantu Lain-lain.

 Petunjuk Pembukuan Bendahara Penerimaan


Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014
tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Serta
Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Tata cara pembukuan Bendahara
Penerimaan dibedakan dalam dua bagian yaitu: Bendahara Penerimaan Pengelola
Khusus PNBP dan Bendahara Penerimaan Pengelola PNBP Perpajakan dan Dana Pihak
Ketiga.
A. Bendahara Penerimaan Pengelola Khusus PNBP

1. Target anggaran atau rencana penerimaan yang tertuang dalam DIPA langsung
dicatat sebagai target penerimaan pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.
2. Buku Pembantu yang digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis penerimaan bisa
dibuat per jenis penerimaan atau dibuat dalam golongan Penerimaan Umum dan
Penerimaan Fungsional.
3. Surat Bukti Setor (SBS) yang merupakan tanda terima dari Bendahara Penerimaan
kepada wajib setor, dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas Tunai/Bank, dan buku pembantu terkait serta Buku Pengawasan
Anggaran Pendapatan pada Posisi Penerimaan di kolom Bukti Penerimaan sesuai
akun berkenaan.
4. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang merupakan setoran
Bendahara ke Kas Negara dibukukan disisi kredit pada Buku kas Umum, Buku
Pembantu Kas Tunai/Bank, dan buku pembantu terkait serta dibukukanpada Posisi
Penerimaan di kolom Sudah Disetorkan Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.
5. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang merupakan setoran
langsung dari wajib setor ke Kas Negara, langsung dicatat pada kolom Sudah
Disetorkan pada Posisi Penerimaan sesuai kode akun berkenaan pada Buku
Pengawasan Anggaran Pendapatan.
6. Pada dasarnya bendahara wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan
seluruh uang yang diterimanya, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya
penerimaan Bendahara di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan dilakukan
sebagai berikut:
a. Bukti penerimaan lainnya di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
b. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang dinyatakan sah yang merupakan
setoran atas penerimaan lain-lain, dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Lain-lain.

B. Bendahara Penerimaan selain mengelola PNBP juga mengelola uang lainnya terkait
pengelolaan PNBP-lainnya, seperti dana pihak ketiga dan perpajakan.

1. Target anggaran atau rencana penerimaan yang tertuang dalam DIPA langsung
dicatat sebagai target penerimaan pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.
2. Buku Pembantu yang digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis penerimaan bisa
dibuat per jenis penerimaan atau dibuat dalam golongan Penerimaan Umum dan
Penerimaan Fungsional.
3. Buku pembantu yang digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis uang bisa dibuat
untuk setiap jenis kegiatan terkait uang (misal: lelang, piutang, jaminan, dll) atau
dibuat dalam kelompok Dana Pihak Ketiga, PNBP dan Perpajakan.
4. Saat Bendahara Penerimaan menerima Surat Bukti Setor (SBS) untuk PNBP atau
Perpajakan yang sudah jelas menjadi hak Negara maka dibukukan di sisi debet
pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas Tunai/Bank, Buku Pembantu PNBP
atau Perpajakan (tergantung jenisnya) serta Buku Pengawasan Anggaran
Pendapatan pada Posisi Penerimaan di kolom Bukti Penerimaan sesuai akun
terkait .
5. Dalam hal PNBP atau Perpajakan tersebut disetor ke kas Negara dengan
SSBP/SSP/Dokumen lain yang disetarakan maka dibukukan di sisi kredit pada
BKU, Buku Pembantu Kas Tunai/Bank, Buku Pembantu PNBP atau Perpajakan
(tergantung jenisnya) serta Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan pada Posisi
Penerimaan di Kolom Sudah Disetorkan .
6. Saat Bendahara Penerimaan menerima uang dari wajib bayar yang belum
menjadi hak Negara maka dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu
Kas Tunai/Bank, dan Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga.
7. Apabila dana pihak ketiga itu dibayarkan kepada pihak ketiga kembali atau
dibayarkan kepada pihak yang berhak maka dibukukan di sisi kredit pada BKU,
Buku Pembantu kas, Bank dan Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga.
8. Dalam pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan dengan menggunakan cek
dimana cek tersebut belum dicairkan oleh penerima maka Bendahara Penerimaan
bisa membuat Buku Pembantu Penampungan serta membukukannya pada BKU
di sisi debet dan kredit (in-out), pada Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga di sisi
kredit dan pada Buku Pembantu Penampungan disisi debet .
9. Dalam hal dana pihak ketiga itu ditetapkan menjadi pendapatan negara maka
dibukukan di sisi debet dan kredit di BKU, dan di sisi debet pada Buku
Pembantu PNBP atau Perpajakan (tergantung jenisnya) dan dikolom bukti
penerimaan pada posisi penerimaan pada Buku Pengawasan Anggaran
Pendapatan.
10. Pada dasarnya bendahara wajib membukukan setiap uang yang masuk dengan
segera dan jelas jenisnya, namun untuk mengantisipasi Bendahara Penerimaan
yang menerima setoran uang melalui rekening tanpa diketahui nama dan maksud
penyetor, Bendahara Penerimaan bisa membuat Buku Pembantu Lain-lain dan
membukukan berdasarkan rekening Koran dengan tata cara sebagai berikut:
a. Saat uang diterima melalui rekening maka dibukukan di sisi debet pada Buku
Kas Umum, Buku Pembantu Kas Bank, dan Buku Pembantu Lain-lain.
b. Saat diketahui kejelasan uang dimaksud maka dibukukan di sisi debet dan
kredit pada Buku Kas Umum, di sisi kredit pada Buku Pembantu Lain-lain,
dan di sisi debet pada Buku Pembantu terkait. Dalam hal uang tersebut
termasuk dalam kategori pendapatan Negara maka juga dibukukan pada Buku
Pengawasan Anggaran sesuai akun terkait.

 Dalam PMDN 13/2006 pasal 189


Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
a. Penatausahaan atas penerimaan menggunakan:
- Buku Kas Umum;
- Buku Pembantu Per Rincian Objek Penerimaan; Dan
- Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian.

b. Bendahara penerimaan dalam melakukan penatausahaan menggunakan:


- Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah);
- Surat Ketetapan Retribusi (SKR);
- Surat Tanda Setoran (STS);
- Surat Tanda Bukti Pembayaran; Dan
- Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah.

Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara


administratif atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
c. Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan:
- Buku Kas Umum;
- Buku Pembantu Per Rincian Objek Penerimaan;
- Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian; Dan
- Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah
DAFTAR PUSTAKA

Adha Inapty, Biana dan Baiq Rosyida Dwi Astuti. 2017. Akuntansi Sektor Publik II.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram: BP2EB.

Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Berbasis Akrual). Edisi Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Pembukuan Bendahara Penerimaan - Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendahara


Penerimaan dengan Daftar Logika Pembukuan Bendahara Penerimaan
(https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20528-pembukuan-bendahara-penerimaan-cara-mudah-
memahami-pembukuan-bendahara-penerimaan-dengan-daftar-logika-
pembukuan-bendahara-penerimaan / diakses pada tanggal 14 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai