Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS II

“ PENETAPAN KADAR RIVANOL”

OLEH :

IDAWATI
917312906201.003

LABORATORIUM TERPADU KIMIA ANALISIS II


PROGRAM STUDI SI FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHTAN AVICENNA
KENDARI
2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
 Pengenceran rivanol sebanyak 5 ml

Konsentrasi Absorbansi
5 ppm 0,456
Sampel 0,302

Dengan perhitungan adalah sebagai berikut :

𝑉𝐼 . 𝑀2 = 𝑉2 × 𝑀2
Dik : V2 = 5 ppm
M1 = 100 ml
M2 = 100 ml
Dik : …………..?
Penyelesaian:

V1 . 100 = 5 × 100 ml
V1 . 100 = 500 ml
500 𝑚𝑙
V1 = 100

V1 = 5 ml

Dengan perhitungan absorbansinya adalah sebagai berikut :


𝑎𝑏𝑠𝑟𝑜𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢

6,302
= 0,456 × X

= 0,302 X = 0,456
0,456
X = 0,302 = 1,5099 → 1,5 ppm

 Pengenceran rivanol sebanyak 10 ml

Konsentrasi Absorbansi
10 ppm 0,322
Sampel 0,256

Dengan perhitungan adalah sebagai berikut :

𝑉𝐼 . 𝑀2 = 𝑉2 × 𝑀2
Dik : V2 = 10 ppm
M1 = 100 ml
M2 = 100 ml
Dik : …………..?
Penyelesaian:

V1 . 100 = 10 × 100 ml
V1 . 100 = 1000 ml
1000 𝑚𝑙
V1 = 100

V1 = 10 ml
Dengan perhitungan absorbansinya adalah sebagai berikut :
𝑎𝑏𝑠𝑟𝑜𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢

0,322
= × 10 𝑝𝑝𝑚
0,256

= 12,578 ppm
B. Pembahasan
Analisis data kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah
matematik terhadap data angka atau numeric. Angka dapat merupakan
representasi dari suatu kuantita maupun angka sebagai hasil konversi dari
suatu kualita, yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan.

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di


balik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu
yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang
timbul dari data tersebut.

Penentuan kadar senyawa pada praktikum ini menggunakan larutan


induk, yakni rivanol. Rivanol adalah zat kimia (etakridinlaktat) yang
mempunyai sifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan kuman). Biasanya
lebih efektif pada kuman gram positif daripada gram negatif. Sifatnya tidak
terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan povidon iodin. Antiseptik
tersebut sering digunakan untuk membersihkan luka. Rivanol lebih bagus
untuk mengompres luka atau mengompres bisul, sedangkan povidon iodin
lebih bagus untuk mencegah infeksi. Serbuk rivanol berwarna kuning dengan
konsentrasi sekitar 0,1% berperan dalam membunuh bakteri, namun tidak
dapat digunakan untuk mengatasi kuman jenis tuberkolusis. Dengan demikian
tidak efektif untuk mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman
tuberkolusis. Rivanol juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi virus.
Kegunaan antiseptik itu untuk membersihkan luka borok dan bernanah. Salah
satu penggunaannya adalah untuk melakukan rendam duduk pada penderita
bisul yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan bila luka tidak terlalu
kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut. Jika luka sangat kotor,
sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan penggunaan
antiseptik adalah dengan povidon iodin.
Penetapan kadar senyawa pada praktikum ini menggunakan teknik
spektrofotometri yang merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur
pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya
akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan teknik


spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini
digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh
suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam
larutan tersebut. Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat
memberikan informasi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari
senyawa atau unsur. Panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan selama
proses analisis digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi suatu
senyawa atau unsur dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada
panjang gelombang dengan absorban maksimum. Zat pengabsorbsi terjadi
pada molekul-molekul organik dan sedikit anion anorganik. Senyawa tersebut
memiliki elektron valensi yang dapat dieksitasi ketingkat energi yang lebih
tinggi sehingga senyawa ini dapat menyerap cahaya yang dipancarkan. Untuk
mengeksitasi elektron pembentuk ikatan tunggal diperlukan energi yang
cukup tinggi sehingga penyerapannya terbatas pada daerah UV vakum atau
pada panjang gelombang lebih dari 185 nm. Sedangkan penyerapan yang
terjadi pada daerah yang lebih besar dari daerah UV vakum terbatas pada
sejumlah gugus fungsi ( chromofore ) yang memiliki elektron valensi dengan
energi eksitasi rendah.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dimana dalam larutan baku rivanol dengan konsentrasi 5 ppm didapatkan


nilai asorbansinya sebasar 1,5099 ppm. Sedangakan pada konsentrasi 10
ppm didapatkan nilai absorbansinya sebesar 12,57 ppm
DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia: Jakarta.

Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press: Jakarta.

Tahir, Hikmal. 2009. ’Arti Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi pada

Penggunaan pH Meter dan Spektrofotometer Uv-vis’. Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai