Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS II

“ PENETAPAN KADAR RIVANOL”

OLEH :

NUR ASNI H. ASAPA


917312906201.003

LABORATORIUM TERPADU KIMIA ANALISIS II


PROGRAM STUDI SI FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHTAN AVICENNA
KENDARI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spektrofotometri merupakan metode analisis kualitatif untuk menentukan kadar suatu


zat dalam sampel. Alat yang di gunakan untuk menentukan kadar tersebut di sebut
dengan spektrofotometer. Spektrofotometer dalam pengerjaannya terbagi atas beberapa
macam bergantung pada sumber radiasi, di antaranya spektrofotometer UV, Vis, UV-
Vis, atau spektrofotometer IR, dan sebagainnya. Kerja spektrofotometer ialah
berdasarkan serapan molekul analit terhadap radiasi elwktromagnetik yang di berikan
dengan panjang gelombang tertentu, dan kemudian diterjemahkan oleh detektor sebagai
nilai absorbansi.
Spektrofotometri UV-Vis merupakan metode analisis yang menggabungkan dua
macam spektro, yakni spektrofotometri UV dan spektrofotometri cahaya tampak
(Visible). Spektrofotometri ini memiliki rentang panjang gelombang yang panjang
gelombang yang luas yakni berkisar antara 200-800 nm. Penggunaan spektrofotometer
UV-Vis umunyan untuk menganalisis kadar analit dalam sampel yang berwarna. Cahaya
yang melewati monokromator akan membagi sumber cahaya (polikromatis) menjadi
cahaya yang monokromatis sehingga cahay tersebut dapat di serap oleh analit.
Eksitasi elektron pada sampel disebabkan adanya interaksi antara radiasi elektromagnetik
dengan sampel, hal ini menyebabkan elektron berada di orbital yang lebih tinggi
sehingga terjadi eksitasi. Eksitasi sangat penting dalam analisis spektrofotometri, karena
terjadinya eksitasi menyebabkan serapan radiasi oleh analit dapat terbaca di detektor.
Rivanol merupakan salah satu zat aktif yang dapat di ukur kadarnya menggunakan
spektrofotometeter UV-Vis, berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan
percobaan penetapan kadar rivanol sebagai senyawa yang memiliki warna asli
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana penetapan kadar rivanol
(senyawa yang memiliki warna asli) menggunakan spektrofotometer UV-Vis?
C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentapkan kadar rivanol (senyawa yang
memiliki warna asli) menggunakan spektrofotometer UV-Vis

D. Manfaat

Manfaat dari percobaan ini adalah agar dapat menetapkan kadar rivanol (senyawa
yang memiliki warna asli) mengguanakan spektrofotometer UV-Vis.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 1
Konsentrasi Absorbansi
5 ppm 0,456 Abs
Sampel 0,302 Abs

Perhitungan
V1.M1 = V2.M2
Dik : V2 = 5 ppm
M1 = 100 ml
M2 = 100 ml
Dik : V1 =.....?
Penyelesaian :
V1.100 = 5 x 100 ml
500 𝑚𝑙
V1.100 = 100

= 5 ml

Perhitungan Absorbansi
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 x konsentrasi larutan baku (x)
6,302
= x
0,456
=0,302 x = 0,456
0,456
X = 0,302

= 1,5099
= 1,5 ppm
Tabel 2.
Konsentrasi Absorbansi
10 ppm 0,322 Abs
Sampel 0,256 Abs

Perhitungan
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
x konsentrasi larutan baku
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢

0,322 𝑎𝑏𝑠
x 10 ppm
0,256 𝑎𝑏𝑠

12,578 𝑝𝑝𝑚

B. Pembahasan
Rivanol disebut juga sebagai etakridin merupakan senyawa organik turunan
aridin yang berupa cairan yang berwarna kuning yang baunya sangat menyengat.
Rifanol ini juga mempunyaio sifat menghambat pertumbuhan kuman yang
kegunaannya sebagai antiseptik dalam larutan yang konsentrasinya itu ada 5 ppm dan
absorbsinya 0,456, dimana rivanol ini biasanya lebih efektif pada kuman gram positif.
Karena Sifatnyanya itu tidak terlalu menimbulkan iritasi dibandingkan dengan
povidon iodin, sehingga banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau borok
bernanah.

Pada praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar senyawa yang memiliki
warna asli. Zat yang digunakan sebagai larutan baku dalam penetapan kadar air ini
adalah rivanol. Sedangkan senyawa yang digunakan sebagai larutan blanko adalah
H2SO4 yang diencerkan dengan aquadest.

Dalam penetapan kadar senyawa yang memiliki warna asli ini, digunakan alat
ukur spektrofotometri UV (ultraviolet). Karena energi yang dibutuhkan rivanol untuk
melakukan eksitasi sangat besar. Prinsip dari spektrofotometri ultra violet(UV) adalah
interaksi yang terjadi antara energi yang berupa molekul.

Setelah larutan di ukur absorbansinya, kemudian dihitung penetapan kadar


absorbansi, dimana hasil yang didapatkan untuk penetapan kadar baku dalam 5 ml
adalah 1,5099 menjadi 1,5 ppm untuk nilai absorbansi, sedangkan pada penetapan
kadar baku 10 ml didapatkan hasil absorbansi adalah 12,57 ppm.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Dari praktikum ini didapatkan hasil absorbansi jauh berbeda dengan hasil larutan
baku 5 ml dan 10 ml dimana hasil yang didapatkan adalah untuk absorbansinya
adalah :
5 ml = 1,5 ( untuk nilai absorbansi)
10 ml = 12,57 ( nilai absorbansi )
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai