Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA

“TEH WANGI” DAUN MANGROVE Rhizophora sp. SEBAGAI


MINUMAN BERANTIOKSIDAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh :
Hijrawati 16 001 007 (Ketua Peneliti) 2016
Andi Eni Firdani 16 001 024 (Anggota Peneliti) 2016
Hardiman 17 001 020 (Anggota Peneliti) 2017

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN


PALU
2017
PROPOSAL PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA

“TEH WANGI” DAUN MANGROVE Rhizophora sp. SEBAGAI


MINUMAN BERANTIOKSIDAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh :
Hijrawati 16 001 007 (Ketua Peneliti) 2016
Andi Eni Firdani 16 001 024 (Anggota Peneliti) 2016
Hardiman 17 001 020 (Anggota Peneliti) 2017

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN


PALU
2017

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA

1. Judul Kegiatan : “Teh Wangi” Daun Mangrove hizophora


sp. Sebagai Minuman Berantioksidan
2. Bidang Kegiatan : PKM-Penelitian
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Hijrawati
b. NIM : 16 001 007
c. Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan
d. Institut : Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan
Palu
e. Alamat Rumah dan : Jl. / 081311301672
No.Telp/HP
f. Alamat email : hijraperikanan2016@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Didit Kustantio Dewanto, S.Kel.,M.Si.
b. NIDN : 0919058602
c. Alamt Rumah dan : Jln. Dewi Sartika V, Kel. Petobo,
No.Telp/HP Kota Palu / 081340242478
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp.12.490.000,-
b.Sumber Lain : Rp.-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Palu, 4 Desember 2017


Menyetujui,
Koordinator Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

Anita Treisya Aristawati, S.Pi, MP Hijrawati


NIK. 01 008 07 NIM. 16 001 007

Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Dosen Pendamping


dan Kelautan Palu

Dr. Ir. Minanrny Gobel, M.Si Didit Kustantio Dewanto, S.Kel., M.Si.
NIP.19640430 198903 2 002 NIDN. 0919058602

ii
RINGKASAN

Rhizophora merupakan jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan oleh


masyarakat lokal. Antioksidan menjadi salah satu penelitian yang sering
dilakukan pada tumbuhan mangrove. Antioksidan utama yang diproduksi oleh
tumbuhan adalah metabolit sekunder yang di antaranya adalah senyawa fenolat
sederhana maupun kompleks. Salah satu sumber potensial antioksidan alami yaitu
dari tumbuhan mangrove. Mangrove memproduksi suatu substansi metabolit
sekunder, agar dapat bertahan hidup pada kondisi habitat yang ekstrem.
Program kreativitas masyarakat karsa cipta ini bertujuan untuk mendapatkan
prototipe minuman suplemen dalam bentuk “teh” yang berantioksidan tinggi dari
daun mangrove Rhizophora sp. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu
publikasi artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah ber-ISSN dan mendapatkan prototipe
olahan minuman “teh wangi” dari daun mangrove yang memiliki nilai
antioksidan.
Program ini mulai dari tahap sampling daun mangrove, sortir, pembersihan,
pengeringan, pembuatan teh daun mangrove, pengujian aktivitas antioksidan,
toksisitas, GC-MS, angka lempeng total, cemaran logam berat dan proksimat.
Program ini merupakan kegiatan eksperimenal dengan menguji karateristik
larutan daun mangrove Rhizophora sp. dalam pelarut air matang. Tepung daun
mangrove akan dilarutkan sebanyak 2 g dalam 100 ml air matang. Parameter yang
diamati adalah aktivitas antioksidan, toksisitas, analisis GC-MS, angka lempeng
total, cemaran logam berat dan kadar proksimat.

Kata kunci : Mangrove, Rhizophora sp., Antioksidan, Minuman, teh wangi.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
RINGKASAN............................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat…………........................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Mangrive Rhizophora sp.................................................. 2
2.2 Antioksidan....................................................................................... 3
2.3 Proses Pengolahan “Teh”…………………………………………. 3
2.4 Standar Nasional Indonesia Teh Wangi…………………………... 4
2.5 Hasil Penelitian “Teh” Daun Mangrove………………………….. 5
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................. 5
3.3 Prosedur Penelitian............................................................................ 6
3.3.1 Persiapan Bahan Baku.................................................................... 6
3.3.2 Pembuatan “Teh Wangi” Daun Mangrove……………………… 6
3.3.3 Pengujian Aktivitas Antioksidan…………………….………….. 6
3.3.4 Pengujian Toksisitas………………………………….…………. 6
3.3.5 Analisis Angka Lempeng Total………………………….……… 7
3.3.6 Analisis Proksimat…………………………………….………… 7
3.3.7 Analisis GC-MS………………………………………….……… 8
3.3.8 Analisis Cemaran Logam Berat………………………….……… 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-.................................................... 8
A. Jadwal Penelitian............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9
LAMPIRAN.................................................................................................. 11

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rhizophora merupakan jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat lokal. Banyak penelitian berkembang untuk menguji khasiat dan
kegunaan mengonsumsi daun Rhizophora. Antioksidan menjadi salah satu
penelitian yang sering dilakukan pada tumbuhan mangrove, hal ini disebabkan
oleh antioksidan memegang peran penting dalam adaptasi tumbuhan terhadap
tekanan abiotik dan biotik. Antioksidan utama yang diproduksi oleh tumbuhan
adalah metabolit sekunder yang di antaranya adalah senyawa fenolat sederhana
maupun kompleks. Selain memiliki peran penting terhadap tumbuhan, antioksidan
juga memiliki manfaat bagi manusia. Manfaat antioksidan antara lain dapat
melindungi organ mata, fungsi paru paru, dan fungsi jaringan syaraf (Dickinson
2002).
Semua organisme hidup membutuhkan sistem antioksidan dalam menunjang
kehidupannya. Bagi kelangsungan hidup organisme, antioksidan berfungsi dalam
perlindungan terhadap kerusakan oksidatif dan berperan penting dalam jalur
sinyal utama dari sistem metabolisme sel. Antioksidan mencegah kerusakan sel
dari reactive oxygen species (ROS) (Devi et al., 2011).
Salah satu sumber potensial antioksidan alami yaitu dari tumbuhan
mangrove (Nurjanah et al., 2015). Di Asia Selatan dan India, mangrove
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Wibowo et al. (2009) melaporkan adanya
potensi ekstrak dari berbagai spesies mangrove sebagai anti-inflamasi,
antioksidan, anti-bakteri dan antivirus. Hasil-hasil penelitian juga melaporkan
bahwa mangrove sedang dikaji untuk pengobatan penyakit diabetes asama,
kanker, maag penyembuhan luka dan AIDS (Itoigawa et al., 2001; Babu, Shylesh,
& Padikkala, 2001 dan Premanathan et al., 1999).
Penelitian awal yang telah dilakukan (Hanifah et al. 2017) menunjukkan
persentase inhibisi dan nilai IC50 daun mangrove Rhizophora sp. cukup tinggi dan
masuk kategori antioksidan sedang. Pada penelitian pendahuluan yang dilakukan
oleh tim, air seduhan daun mangrove Rhizophora sp. yang dilarutkan dalam air
hangat matang berwarna coklat kemerahan, hampir sama dengan seduhan daun
teh pada umumnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Ferdiansyah (2017) yang
telah menguji antioksidan dan mutu organoleptik “teh” daun mangrove
Rhizophora sp. Hasil penelitian menunjukkan panelis menyukai bau dan warna
“teh” daun mangrove Rhizophora sp. Eksplorasi potensi daun mangrove
Rhizophora sp. sebagai minuman herbal “teh wangi” yang berantioksidan
membutuhkan analisis yang lebih mendalam agar bisa menjadi alternatif sumber
antioksidan alami bagi masyarakat. Maka dari itu, perlu dilakukan inovasi dalam
mengolah mangrove sebagai bahan yang dapat dikonsumsi salah satunya
“minuman teh”, sebagai minuman suplemen kesehatan.
2

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana daya antioksidan, toksisitas, mutu mikrobiologi dan proksimat
“teh” daun mangrove Rhizophora sp.?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Program ini bertujuan untuk mendapatkan prototipe minuman suplemen
dalam bentuk “teh” yang berantioksidan tinggi dari daun mangrove Rhizophora
sp. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah sebagai
bahan acuan dalam pembuatan produk dari daun mangrove yang memiliki nilai
antikosidan.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
1. Publikasi artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah ber-ISSN.
2. Hasil penelitian diharapkan mendapatkan prototipe olahan minuman “teh
wangi” daun mangrove yang berantioksidan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Deskripsi Mangrove Rhizophora sp.
Rhizophora sp. adalah salah satu jenis pohon yang hidup di hutan mangrove.
Jenis yang merupakan famili dari Rhizophoraceae ini memiliki nama daerah
antara lain bangka itam, dongoh korap, bakau hitam, bakau korap, bakau merah,
jankar, lenggayong, belukap, lolaro. Ciri-ciri dari tumbuhan mangrove
Rhizophora sp., yaitu pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi
30 m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap
hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang
tumbuh dari percabangan bagian bawah.
Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak
daun terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm. Unit & Letak:
sederhana & berlawanan. Bentuk: elips melebar hingga bulat memanjang. Ujung:
meruncing. Ukuran: 11-23 x 5-13 cm. Habitat pada substrat yang keras dan
berpasir. Pada umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada pematang
sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah yang
jauh dari air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang tergenang
dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus.

Gambar 1. Daun Mangrove Rhizophora sp.


3

Vegetasi hutan mangrove banyak terdapat di pesisir Teluk Palu. Genus


mangrove yang terdapat di pesisir Teluk Palu, yaitu Sonneratia, Rhizophora dan
Avicennia dan tersebar di pesisir desa Kabonga besar dan Kabonga kecil
Kabupaten Donggala (DKP, 2007). Eyrika (2011) melaporkan sebaran mangrove
terdapat juga di pesisir desa Talise Kecamatan Palu Timur dan didominasi jenis
Rhizophora sp. dan Sonneratia sp.
2.2 Antioksidan
Secara kimia, pengertian senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi
elektron atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu
menginaktivasi berkembangnya radikal bebas melalui reaksi oksidasi.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa
yang bersifat oksigen sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat
(Winarsi, 2007).
Antioksidan merupakan substansi yang dapat menghambat atau mencegah
oksidasi suatu bahan dalam reaksi berantai (Halliwell & Whiteman, 2004.
Antioksidan berfungsi melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh
radikal bebas, karena subtansi antioksidan dapat memberikan elektronnya pada
molekul radikal bebas agar menjadi stabil (Sies 1997).
Saat sekarang ini, antioksidan menjadi substansi yang penting karena
fungsinya bagi kesehatan manusia. Antioksidan menjadi penunjang kesehatan
terhadap berbagai macam penyakit kardiovaskular, arterosklerosis, pengobatan
dalam terapi kanker dan menghambat proses aging (Loo et al. 2007). Moskovitz,
Yim, & Chock (2002) menyatakan banyak penyakit manusia seperti aging,
kanker, inflamasi, kardiovaskular dan neurodegenerative berhubungan dengan
oksidasi sel oleh radikal bebas. Maka, antioksidan sangat dibutuhkan sebagai
suplemen dan melindungi tubuh serta menyembuhkan dari penyakit (Gao & Xiao
2012).
Mangrove merupakan tumbuhan dengan tolerasi terhadap salinitas yang
berbeda, tumbuh di daerah muara sungai dan daerah intertidal tropis dan
subtropis. Mangrove mengalami pembilasan karena pengaruh pasang surut setiap
harinya. Struktur morfologi dan fisiologis mangrove telah beradaptasi terhadap
lingkungan habitatnya, dengan menunjukkan kemampuan hidup pada daerah
dengan fluktuasi salinitas yang ekstrim (Wu et al. 2008). Selain faktor fisik
perairan, mangrove juga dipapari dengan pencemaran antropogenik, seperti logam
berat, minyak dan polutan organik yang tetap, akan tetapi mengrove dapat
bertahan hidup dan mengembangkan kemampuan fisiologisnya untuk bertolerasi
terhadap tekanan ini (Zhang, Wang, Lou, & Dong, 2007). Bandaranayake (2002)
melaporkan metabolit sekunder yang terdapat pada mangrove masuk dalam
golongan alkaloid, fenolat, steroid, terpenoid.
2.3 Proses Pengolahan “Teh”
“Teh hijau” diproduksi dari pengolahan daun tanpa proses fermentasi
setelah daun dipetik. Seperti pada pengolahan teh hitam, pengolahan teh hijau
4

juga melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan, dan


sortasi (Nazaruddin & Paiman 1993).
Proses pengolahan Teh meliputi:
1. Proses Pelayuan
Setelah penerimaan daun pucuk, daun dihamparkan di lantai dan diaduk-
aduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun. Kemudian daun
teh dilayukan dengan melewatkan daun pada silinder panas sekitar 5 menit
(sistem panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi
(sistem steaming). Proses pelayuan ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim
sehingga akan menghambat timbulnya proses fermentasi dan menurunkan kadar
air menjadi sekitar 60–70%. Suhu pelayuan dalam drum pelayuan (hong) berkisar
antara 80oC–100oC. Penggunaan suhu pelayuan yang melebihi dari 100oC
mengakibatkan terjadinya blister, yaitu terdapatnya bintik – bintik atau noda putih
pada teh kering yang dihasilkan, bahkan kecenderungan teh akan menjadi gosong
akan lebih besar.
2. Proses Pendinginan
Proses pelayuan diatas dilanjutkan dengan proses pendinginan yaitu
bertujuan untuk mendinginkan daun setelah proses pelayuan.
3. Proses Penggulungan Daun
Setelah itu daun teh digulung menggunakan mesin Jackson bertujuan untuk
memecah sel –sel daun sehingga teh yang dihasilkan mempunyai rasa lebih sepet.
Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh
hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat
mungkin tidak remuk atau hanya tergulung.Proses penggulungan ini berkisar 15 –
30 menit
4. Proses Pengeringan
Proses pengeringan pertama dilakukan menggunakan ECP dryer kemudian
dilanjutkan dengan pengeringan akhir menggunakan Rotary drier disebut juga
Repeat Roll dan mesin pengering Ball Tea. Proses pengeringan pertama
menurunkan kadar air menjadi 30 – 35 % dan akan memperpekat cairan sel,
pengeringan dilakukan pada suhu sekitar 110oC – 135 oC selama 30 menit. Proses
pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang
digunakan 70 – 90oC selama 60 – 90 menit. Produk yang dihasilakan dengan
kadar air 4 – 6 %. Setelah proses pengeringan akhir kemudian dilanjutkan dengan
proses sortasi. Proses sortasi bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan
berbagai kualitas mutu antara lain: Peko (daun pucuk), Jikeng (daun bawah / tua),
Bubuk/kempring (remukan daun) dan Tulang daun.
2.4 Standar Nasional Indonesia Teh Wangi
Teh wangi hasil pengolahan pucuk dan daun muda melalui proses pelayuan
tanpa melalui proses oksidasi enzimatis, melalui proses penggulungan dan atau
penggilingan, pengeringan, sortasi dan grading sehingga aman bagi konsumen.
SNI tentang karakteristik mutu teh wangi disajikan pada Tabel 1.
5

Tabel 1. Standar Nasional Indonesia Teh Wangi


No. Parameter Satuan Syarat Mutu
1. Kadar Air (b/b) % Maks. 8
2. Kadar Abu Total (b/b) % 4–8
3. Polifenol (b/b) % Min. 15
Cemaran Logam
4. Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 150
5. Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
6. Seng (Zn) mg/kg Maks. 40
7. Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
8. Timah (Sn) mg/kg Maks. 40
9. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
Cemaran Mikroba
10. Angka Lempeng Total Koloni/g Maks. 3 × 103
11. Coliform Koloni/g Maks. 1 × 102
12. Kapang Koloni/g Maks. 1 × 104
Sumber : (BSN 2002)
2.5 Hasil Penelitian “Teh” Daun Mangrove
Mangrove mengembangkan suatu sistem yang efektif, yakni pertahanan
antioksidatif yang terdiri atas antioksidan enzimatik dan non-enzimatik
(Agoramoorthy et al., 2008 dan Jithesh et al., 2006). Banerjee et al. (2008) dan
Rahim et al. (2008) melaporkan batang dari beberapa spesies mangrove
mengindikasikan aktivitas antioksidan yang signifikan. Tabel 1 menunjukkan
rangkuman hasil penelitian “teh” daun mangrove.
Tabel 1. Hasil penelitian “teh” daun mangrove.
No. Jenis Mangrove Lokasi Referensi
Wonorejo,
1. Acanthus ilicifolius L. Nuha et al. (2014)
Surabaya
Taman Nasonal
Rhizophora stylosa, Ceriops Rawa Aopa
2. Septiana et al. (2015)
decandra dan Ceriops tagal Watumohai,
Konawe Selatan
Kabonga
3. Rhizophora sp. Ferdiansyah (2017)
Donggala

BAB III. METODE PELAKSANAAN


3.1 Waktu dan Tempat
Program ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan
Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu. Penelitian direncanakan selama 5
bulan, mulai dari tahap sampling daun mangrove, sortir, pembersihan,
pengeringan, pembuatan teh daun mangrove, pengujian aktivitas antioksidan,
toksisitas, GC-MS, angka lempeng total, cemaran logam berat dan proksimat.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam program ini adalah peralatan yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah gelas kaca, corong plastik, panci, , oven
6

listrik, pengaduk kayu, kompor, kain saring, kain blacu, blender, gelas takar 100
ml, toples plastik, desikator, timbangan analitik, termometer, tabung reaksi, gelas
ukur, erlenmeyer, Freeze drier, spektrofotometer UV-Vis, tanur, GC-MS, laminar
air flow dan AAS. Bahan yang akan digunakan daun mangrove Rhizophora sp.,
air steril, kristal 1,1-diphenyl-2-pycrylhydrazyl (DPPH), metanol, vitamin C, larva
udang Artemia salin, media PCA dan bahan untuk analisis cemaran logam berat.
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Program ini merupakan kegiatan eksperimenal dengan menguji karateristik
larutan daun mangrove Rhizophora sp. dalam pelarut air matang. Tepung daun
mangrove akan dilarutkan sebanyak 2 g dalam 100 ml air matang. Parameter yang
diamati adalah aktivitas antioksidan, toksisitas, analisis GC-MS, angka lempeng
total, cemaran logam berat dan kadar proksimat.
3.3.1 Persiapan Bahan Baku
Bahan baku daun mangrove Rhizophora sp. yang diperoleh di pesisir Teluk
Palu akan disortir, dibersihkan dan dikeringkan. Daun yang dipetik adalah daun
yang berada di pucuk.
3.3.2 Pembuatan “Teh Wangi” Daun Mangrove Rhizophora sp.
Pembuatan “teh wangi” daun mangrove mengikuti petunjuk
Ayuningtyastuty (2009) bahwa tahap pembuatan teh mulai dari pelayuan,
penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir 1, pengeringan akhir 2,
sortasi dan penghalusan. Daun yang sudah halus akan disterilkaan dibawah lampu
UV selama 15 menit. Lalu, serbuk daun sebanyak 2 g akan diseduh dengan air
steril panas (80-90°C) dalam wadah. Lalu didiamkan selama 3 menit dan dituang
ke dalam wadah kecil. Dari proses ini diperoleh larutan “teh wangi” daun
mangrove.
3.3.3 Pengujian Aktivitas Antioksidan (Maydina, 2012)
Pengujian ini akan menggunakan metode DPPH. Air hasil seduhan daun teh
mangrove akan diuapkan kandungan airnya. Ekstrak sampel ditimbang sebanyak
25 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Setelah itu, ditambahkan
pelarut etanol sehingga diperoleh konsentrasi larutan 1000 ppm. Lalu dilakukan
pengenceran untuk mendapatkan larutan 200 ppm. Larutan ini diambil sebanyak 2
ml dan ditambahkan dengan 2 ml larutan DPPH 50 µM. Campuran
dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit dalam tempat gelap. Kemudian
diukur serapan radikal bebasnya pada panjang gelombang 517 nm. Larutan blanko
dibuat hanya satu kali ulangan saja. Setelah itu, aktivitas antioksidan dari masing-
masing sampel dan antioksidan pembanding akan dinyatakan dengan persen
inhibisi yang dihitung dengan :
% Inhibisi = × 100%
3.3.4 Pengujian Toksisitas
Metode pengujian toksisitas menggubakan metode Brine Shrimp Lethality
(BST). Organisme uji yang akan digunakan ialah larva udang (Artemia salina
Leach). Sebanyak 50 mg telur udang (A. salina) disiapkan. Kemudian akan
7

dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air laut 250 ml air laut. Lalu, akan
diletakkan di bawah cahaya lampu yang dilenglapi aerator dengan suhu 25oC.
Setalah 24 jam telur udang akan menetas dan menjadi larva. Larva yang berumur
48 jam yang akan digunakan dalam pengujian toksisistas.
Sampel akan dibuat konsentrasi 0,1 ppm, 1 ppm, 10 ppm, 100 ppm, dan
1000 ppm. Lalu akan dicukupkan dengan 5 ml air laut. Setelah itu, akan
dimasukkan 10 ekor larva udang (A. salina). Kemudian dicukupkan menjadi 10
ml air laut dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi akan diamati kematian
larva udang dan dihitung LC50.
3.3.5 Analisis Angka Lempeng Total
Prosedur pengujian angka lempeng total mengikuti Standar Nasional
Indonesia (SNI) No. 01-2332.3 Tahun 2006 tentang penentuan angka lempeng
total pada produk perikanan. Prosedur kerjanya sebagai berikut : pertama
ditimbang sebanyak 25 g sampel abon kemudian dimasukkan ke dalam plastik.
Lalu ditambahkan 225 ml larutan BFP steril dihomogen selama 1-2 menit (larutan
ini dianggap pengenceran 10-1. Setelah itu, dipindahkan 1 ml dari pengenceran 10-
1
dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan BPB 9 ml untuk
mendapatkan pengenceran 10-2. Kemudian dipindahkan 1 ml dari pengenceran 10-
2
dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan BPB 9 ml untuk
mendapatkan pengenceran 10-3. Langkah ini dilakukan sampai mendapatkan
tabung pengenceran 10-5.
Setelah itu, dipipet sebanyak 1 ml dari 3 seri pengenceran terakhir (10-3,
10-4, 10-5) dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril serta lakukan secara duplo
untuk tiap seri pengenceran. Lalu ditambahkan 12-15 ml Plate Count Agar (PCA)
yang sudah didinginkan pada suhu ke masing-masing cawan petri yang sudah
berisi larutan sampel. Kemudian dilakukan agar larutan sampel dan media PCA
tercampur seluruhnya. Sesudah itu, dibiarkan sampai media PCA menjadi padat.
Media PCA ini diinkubasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 35 °C dengan posisi
cawan terbalik. Lalu dihitung cawan-cawan yang telah ditumbuhi bakteri.
3.3.6 Analisis Proksimat
Kadar Air
Penentuan kadar air mengikuti petunjuk cara pengujian makanan dan
minuman (BSN, 1992). Prosedurnya, yaitu sampel dengan berat sekitar 1 – 2 g
ditimbang pada sebuah cawan porcelain yang telah diketahui bobotnya (W).
Kemudian, sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ºC selama 3 jam. Lalu,
didinginkan pada desikator. Setelah itu, sampel ditimbang (W1). Prosedur ini
diulangi sehingga diperoleh bobot tetap. Persentase dari kadar air dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kadar air = × 100 %
Kadar Abu
Prinsip penetapan kadar abu mengikuti panduan AOAC (1995).
Prosedurnya, yaitu dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan
8

organik pada suhu 650 ºC. Cawan kosong dipanaskan dalam oven lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang beratnya. Sampel
ditimbang sebanyak 5 g dan diletakkan dalam cawan, kemudian dibakar dalam
kompor listrik sampai tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam
tanur. Secara bertahap suhu tanur dinaikkan hingga mencapai suhu 650 ºC hingga
diperoleh abu yang berwarna putih keabu-abuan. Cawan kemudian didinginkan
dalam desikator, setelah dingin cawan ditimbang. Persentase dari kadar abu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

3.3.7 Analisis GC-MS


Larutan sampel akan diinjeksikan pada alat GC-MS dengan pelarut etanol.
Setelah itu diamati data hasil pembacaan GC-MS dan dibandingkan dengan
kandungan yang terdapat pada teh.
3.3.8 Analisis Cemaran Logam Berat (BSN, 2011)
Pengukuran kandungan cemaran logam berat timbal dan raksa dari larutan
“teh wangi” daun mangrove akan mengikuti petunjuk sesuai dengan SNI No.
2354.5:2011 tentang penentuan kadar logam berat pada produk perikanan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC
No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang diusulkan
1 Peralatan Penunjang Rp. 4.420.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 5.770.000
3 Perjalanan Rp. 1.100.000
4 Lain-Lain Rp. 1.200.000
JUMLAH Rp. 12.490.000

4.2 Jadwal Penelitian


Bulan ke-
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Pengumpulan
1. bahan-bahan dan
Alat
Sampling daun
2.
mangrove
Sortir, pembersihan
3.
dan pengeringan
Pembuatan “teh
4. hijau” daun
mangrove
Pengukuran
5. antioksidan, analisis
GC-MS, analisis
9

cemaran logam
berat dan toksisitas
6. Analisis data
Penyusunan dan
7. pengunggahan
laporan kemajuan
Pengukuran
kandungan
8.
proksimat, dan
angka lempeng total
9. Analisis data
Penyusunan dan
pengunggahan
10.
laporan akhir dan
artikel

DAFTAR PUSTAKA
Agoramoorthy, G. et al., 2008. Evaluation of antioxidant polyphenols from
selected mangrove plants of India. Asian Journal of Chemistry, 20(2),
pp.1311–1322.
Ayuningtyastuty, H., 2009. Laporan Magang di PT. Rumpun Sari Kemuning I
Ngargoyoso Karanganyar (Quality Control Pada Proses Produksi Teh
Hijau), Surakarta.
Babu, B.H., Shylesh, B.S. & Padikkala, J., 2001. Antioxidant and
hepatoprotective effect of Acanthus ilicifolius. Fitoterapia, 72(3), pp.272–
277.
Bandaranayake, W.M., 2002. Bioactivities, bioactive compounds and chemical
constituents of mangrove plants. Wetlands Ecology and Management, 10(6),
pp.421–452.
Banerjee, D. et al., 2008. Antioxidant activity and total phenolics of some
mangroves in Sundarbans. African Journal of Biotechnology, 7(6), pp.805–
810.
BSN, Badan Standardisasi Nasional, 2002. SNI No.01-1989-2002 tentang Teh
Wangi, Jakarta.
BSN, Badan Standardisasi Nasional. 2011. SNI No,2354.5:2011 tentang
Pengukuran cemaran logam berat pada produk perikanan. Jakarta
Devi, G.K. et al., 2011. In vitro antioxidant activities of selected seaweeds from
Southeast coast of India. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 4(3),
pp.205–211.
Dickinson, A. 2002. Benefits of antioxidant: may help protect eyes, lungs, and
brain. Council for responsible nutrition. Dixon, R.A., Paiva, N.L., 1995.
Stress-induced phenylpropanoid metabolism. Plant Cell 1995; 7 : 1085 97.
DKP, 2007. Profil Teluk Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
Eyrika, 2011. Penentuan Daerah Penangkapan Potensial Ikan Selar Bentong
(Selar crumenophthalmus) Di Perairan Teluk Palu. Universitas Hasanuddin.
Ferdiansyah. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan dan Mutu Organoleptik Teh Daun
Mangrove Rhizophora mucronata. Skripsi. Sekolah Tinggi Perikanan dan
Kelautan. Palu.
Gao, M. & Xiao, H., 2012. Activity-guided isolation of antioxidant compounds
10

from Rhizophora apiculata. Molecules, 17(9), pp.10675–10682.


Halliwell, B. & Whiteman, M., 2004. Measuring reactive species and oxidative
damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the
results mean? British journal of pharmacology, 142(2), pp.231–55.
Hanani, E., Mun’im, A. & Sekarini, R., 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan
Dalam Spons Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu
Kefarmasian, II(3), pp.127–133.
Hanifah, Dewanto, D.K. & Finarti, 2017. Laporan Akhir Penelitian Dosen
Pemula - Skrining Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Dari
Pesisir Teluk Palu, Palu.
Itoigawa, M. et al., 2001. Cancer chemopreventive activity of naphthoquinones
and their analogs from Avicennia plants. Cancer Letters, 174(2), pp.135–
139.
Jithesh, M.N. et al., 2006. Antioxidative response mechanisms in halophytes :
Journal of Genetics, 85(3), pp.237–254.
Loo, A.Y., Jain, K. & Darah, I., 2007. Antioxidant and radical scavenging
activities of the pyroligneous acid from a mangrove plant, Rhizophora
apiculata. Food Chemistry, 104(1), pp.300–307.
Moskovitz, J., Yim, M. Bin & Chock, P.B., 2002. Free radicals and disease.
Archives of biochemistry and biophysics, 397(2), pp.354–9.
Nazaruddin & Paiman, 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh, Jakarta:
Penebar Swadaya.
Nuha, U., Safitri, N.M. & Mufarika, 2014. “ Teh Moci ” Teh Mangrove Aroma
Melati : Alternatif Minuman Kesehatan Siap Saji, Malang.
Nurjanah, N. et al., 2015. Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of
Lindur Stem Bark (Bruguiera Gymnorrhiza). International Journal of Plant
Research, 1(5), pp.182–189.
Premanathan, M. et al., 1999. In Vitro Anti-Human Immunodeficiency Virus
Activity of Polysaccharide from Rhizophora mucronata Poir. Bioscience,
biotechnology, and biochemistry, 63(7), pp.1187–1191.
Rahim, A.A. et al., 2008. Antioxidant activities of mangrove Rhizophora apiculata
bark extracts. Food Chemistry, 107(1), pp.200–207.
Septiana, A., Analuddin, K. & Resha, S., 2015. Analisis Fitokimia Bahan Teh
Hijau Pada Daun Mangrove Rhizophora stylosa, Ceriops decandra dan
Ceriops tagal Yang Tumbuh di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai,
Sies, H., 1997. Oxidative stress: oxidants and antioxidants. Experimental
physiology, 82(2), pp.291–295.
Wibowo, C. et al., 2009. Pemanfaatan Pohon Mangrove Api Api (Avicennia spp.)
Sebagai Bahan Pangan dan Obat. In Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Penelitian IPB. pp. 158–166.
Wu, J. et al., 2008. Natural products from true mangrove flora: source, chemistry
and bioactivities. Natural product reports, 25(5), pp.955–81. Zhang, F.Q. et
al., 2007. Effect of heavy metal stress on antioxidative enzymes and lipid
peroxidation in leaves and roots of two mangrove plant seedlings (Kandelia
candel and Bruguiera gymnorrhiza). Chemosphere, 67(1), pp.44–50.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


A. Ketua Tim Pengusul
1 Nama Lengkap Hijrawati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
4. NIM 16 001 007
5. Tempat Tanggal Lahir Posona, 23 April 1998
6. E-Mail hijraperikanan2016@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081311301672

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Posona SMPN 2 Kasimbar SMKN 1
Kasimbar
Jurusan - - Budidaya
Perikanan
Tahun Masuk 2004 2010 2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
Tidak Ada

D. Pengalaman Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


istitusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
Tidak Ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
syarat dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-
KC).
Palu, 4 Desember 2017

HIJRAWATI
12

Biodata Anggota
A. Anggota Tim Pengusul 1
1 Nama Lengkap Andi Eni Firdani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
4. NIM 16 001 024
5. Tempat Tanggal Lahir Paranggi, 12 Juni 1998
6. E-Mail enifirdani@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081242844933

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Inpres 2 MTS Alkhairat SMK Negeri
Paranggi Ampibabo Ampibabo
Jurusan - - Nautika Kapal
Penangkap Ikan
Tahun Masuk 2004 2010 2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
Tidak Ada

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


istitusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
Tidak Ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
syarat dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-
KC).

Palu, 4 Desember 2017

ANDI ENI FIRDANI


13

A. Anggota Tim Pengusul 2


1 Nama Lengkap Hardiman
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
4. NIM 17 001 020
5. Tempat Tanggal Lahir Toaya, 01 Juni 1997
6. E-Mail hardimanstplpalu@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP -

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD 2 Inti Toaya SMP N 1 Sindue SMA N 1 Sindue
Jurusan - -
Tahun Masuk 2003 2009 2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
Tidak Ada

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


istitusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
Tidak Ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
syarat dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-
KC).

Palu, 4 Desember 2017

HARDIMAN
14

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Didit Kustantio Dewanto, S.Kel., M.Si.
2 Jenis kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pegajar
4 Jabatan Struktural Pengelola Website dan Jurnal
5 NIDN 0919058602
6 Bidang Keahlian Sumberdaya Perairan
7 E-mail diditdewanto@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 081340242478

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama PT Universitas Sam Ratulangi Universitas Sam Ratulangi
Bidang Ilmu Ilmu Kelautan Ilmu Perairan
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2012
Judul Skripsi / Kepadatan Ascidiacea Kultur Massal Rotofer
Thesis Didemmum molle dan Branchionus rotundiformis
Simbionnya Prochloron sp. di Tanpa Mikroalga dan Aerasi
Perairan Pantai Tasik Ria

B. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian
Ekplorasi Khitin dan Khitosan dari Zooplankton Laut Serta
1 2011 Karakterisasi Sifat Kimia-Fisika dan Farmasetika Sebagai Sediaan
Farmasi
Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Jamur Laut Yang Diisolasi
2 2016
dari Sponge
Skrining Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daum Mangrove dari
3 2017
Pesisir Teluk Palu
Karaterisasi Mutu Organoleptik “Teh” Daun Mangrove Rhizophora
4 2017
sp.

C. Pengalaman Publikasi
No. Tahun Judul Penelitian Nama Jurnal/Volume
Kultur Massal Rotifer Branchionus Pacific Journal (ISSN
1 2012
rotundiformis Tanpa Mikroalga 1907-9672) Vol. 1/No. 7
Evaluasi Komparatif Beberapa Model
Matematika Dalam Mendeskripsi Jurnal Riset Unkrit
2 2012 Pertumbuhan Rotifer Branchionus (ISSN 2302-8211) Vol.
rotundiformis dan Bebek Entok Cairina 1/No. 1
moschata
Skrining Aktivitas Antibakteri Dari Kauderni : (ISSN : 2541-
3 2016
Ekstrak Jamur Laut 0571 Vol. 1/No. 1
Kepadatan Ascidiacea Didemnum molle Kauderni : (ISSN : 2541-
4 2016
di Perairan Pantai Tasik Ria 0571 Vol. 1/No. 1
15

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
syarat dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-
KC).

Palu, 4 Desember 2017

DIDIT KUSTANTIO DEWANTO, S.Kel, M.Si


16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Sewa wadah 3 minggu
Tabung reaksi 1,000 60,000
pereaksi × 20 buah
sewa wadah uji 3 minggu
Cawan petri 1,000 60,000
ALT × 20 buah
Sewa wadah
3 minggu
erlenmeyer ekstrak sampel 3,000 180,000
× 20 buah
dan pereaksi
Sewa utk 2 minggu
Aerator 20,000 80,000
toksisitas × 2 buah
Sewa wadah
2 minggu
Gelas Kaca penilaian 1,000 40,000
× 20 buah
organoleptuik
Sewa wadah 10
Corong kaca 1,000 10,000
penyaring minggu
Sewa utk kadar
Tanur 1 minggu 100,000 100,000
abu
Sewa
pengeringan
Oven 4 minggu 50,000 400,000
daun dan kadar
air
Sewa
Timbangan 10
menimbang 30,000 300,000
analitik minggu
bahan
Sewa
Blender Menghaluskan 4 minggu 10,000 40,000
daun mangrove
Sewa untuk
Lampu UV 10 kali 10,000 100,000
sterilisasi
Sewa
spektrofotometer
Membaca 3 kali 200,000 600,000
UV-VIS
absorbansi
Laminar Air
Sewa utk ALT 3 kali 50,000 150,000
Flow
sewa untuk uji
AAS cemaran logam 3 kali 200,000 600,000
berat
Sewa utk
GC-MS 2 kali 500,000 1,500,000
karakterisasi
Sewa Untuk
laboratorium 4 bulan 50,000 200,000
penelitian
SUB TOTAL (Rp) 4,420,000
17

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Uji
Serbuk DPPH 10 mg 20,000 2,000,000
Antioksidan
Bahan uji
Uji timbal dan
cemaran logam 1 set 2,000,000 2,000,000
Raksa
berat
Media PCA Uji ALT 100 mg 7,000 700,000
Akuades Uji ALT 2L 15,000 30,000
Latuta BFP Uji ALT 1L 20,000 20,000
Air steril Pelarut 2L 10,000 20,000
larva udang
Uji Toksisitas 100 mg 10,000 1,000,000
artemia
SUB TOTAL (Rp) 5,770,000

3. Perjalanan
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Perjalanan lokal Pelaksanaan
90 hari 20,000 1.800.000
di kota palu Penelitian
Perjalanan dari
kampus STPL Pengambilan
3 kali 100,000 300,000
ke Pesisir Teluk daun mangrove
Palu
Perjalanan lokal
dosen Pendampingan 40 hari 20,000 800,000
pendamping
SUB TOTAL (Rp) 1,100,000

4. Lain-Lain
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Pelaporan Mencetak
1 paket
kemajuan dan laporan dan 700000 700000
laporan final penjilidan (5minggu)
Pengolahan 1 paket
Analisis data data hasil 500000 500000
penelitian (2minggu)
SUB TOTAL (Rp) 1,200,000

TOTAL KESELURUHAN (Rp) 12,490,000


18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Tim pelaksana terdiri atas 3 orang dengan uraian dan pembagian tugas
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah.
Alokasi
Nama/ Program Bidang
No. Waktu Uraian Tugas
NIM Studi Ilmu
(jam/minggu)
 Manajemen/koordi
nasi kegiatan &
publikasi
 Pembuatan larutan
teh mangrove
Teknologi Teknologi  Pengujian aktivitas
Hijrawati /
1 Hasil Hasil 8 antioksidan
16 001 007
Perikanan Perikanan  Analisis cemaran
logam berat
 Rancangan
percobaan dan
analisis/pengolahan
data
 Pengujian
organoleptik
 Pengeringan daun
Andi Eni Teknologi Teknologi
mangrove
2 Firdani / 16 Hasil Hasil 7
 Penyediaan alat dan
001 024 Perikanan Perikanan
bahan
 Pengujian ALT dan
Proksimat
 Pengambilan daun
mangrove
 Pengeringan daun
Teknologi Teknologi mangrove
Hardiman /
3 Hasil Hasil 7  Rancangan
17 001 020
Perikanan Perikanan percobaan dan
analisis/pengolahan
data
 Pengujian GC-MS
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hijrawati
NIM : 16 001 007
Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan
Fakultas/Institusi : Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu
Dengan ini menyatakan bahwa proposal (PKM isi sesuai dengan bidang)
saya dengan judul : “Teh Wangi” Daun Mangrove Rhizophora sp. Sebagai
Minuman Berantioksidan yang diusulkan untuk tahun anggaran 2018 adalah
asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Palu, 4 Desember 2017


Mengetahui,
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Yang Menyatakan,
Alumni dan Kerjasama

Yeldi S. Adel, S.Pi.,M.Si Hijrawati


NIK. 02 016 2011 NIM. 16 001 007
20

Lampiran 5. Gambaran Teknologi Yang Hendak Diterapkembangkan

Pucuk Daun Mangrove


Rhizophora sp.

Dihamparkan di wadah

Pelayuan
Suhu 100-120 oC, 15-30 menit, Ka : 60-70%

Penggulungan
15-20 menit

Pengeringan Awal
Suhu 125-150 oC, 20-30 menit, Ka : 20-25%

Pengeringan Akhir 1
Suhu 100 oC, 20-30 menit, Ka : 15-20%

Pengeringan Akhir 2
Suhu 125-150 oC, 10-12 menit, Ka : 4-5%

Sortasi dan Penghalusan

Serbuk Daun Mangrove Disterilkan di lampu UV


Rhizophora sp. Diseduh dengan air hangat matang

Larutan “Teh Wangi” Daun Mangrove

Daya Antioksidan Toksisitas Analisa GC-MS ALT Cemaran Logam Berat Proksimat

Dibadingkan
Analisa Data Mutu Seduhan“Teh Wangi” Daun Mangrove dengan Data Mutu
“Teh Wangi” dalam
Kemasan
Prototipe “Teh Wangi”
Daun Mangrove
Rhizophora sp.

Anda mungkin juga menyukai