Anda di halaman 1dari 8

Nama : Mayuriko Olivia Pertiwi

NIM : 11140163000019
Kelas : Fisika 2 A
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Alamat Blog : mayurikoolivia.blogspot.com
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KONSEP DIRI
A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep diri

Menurut Baron dan Byrne mengatakan konsep diri merupakan


sekumpulan fungsi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh
seseorang tentang dirinya1. Menurut William D. Broks mendefinisikan
konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang kita, yang bersifat
psikologi, sosial, dan fisis2. Menurut Sulaeman, konsep diri adalah
kesluruhan ide-ide dan sikap-sikap seseorang sebagai apa dan siapa dia3.
Suryabrata menyatakan konsep diri mempunyai empat aspek, yaitu
bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berpikir
tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, bagaimana
berusaha dengan berbagai cara untuk menyampaikan dan mempertahankan
diri4. Calhoun dan Acocela (1990) menyatakan konsep diri adalah gambaran
mental individu yang terdiri dari pengetahuannya tentang diri sendiri,
pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri 5. Konsep
diri di dalam Islam, Allah SWT berfirman dalam Q.S. At-Taghabun ayat 16
yang artinya :
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang

1
Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM hal. 9.
2
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit Rosda Karya, hal. 99-100.
3
Rina Oktaviana, Hubungan Antara Penerimaan Diri terhadap Cara-Cara Perkembangan
Sekunder dengan Konsep Diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta hal. 3-4.
4
Ibid hal. 4.
5
Lita H Wulandari & Pasti Rola, Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Panti
Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2 hal. 81-82.

1
baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual terhadap masyarakat, lingkungan
maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa .

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Kerangka Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor yang


mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari
teori perkembangan Significant Other (orang yang terpenting atau yang
terdekat ) dan Self Perception (persepsi diri sendiri)6.
a. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman yang nyata yang sukses dan
diterima.

b. Konsep Diri Positif


Konsep diri positif apabila individu memiliki pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri.

c. Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri
adaptif dengan respon konsep diri maladaptif.

d. Kerancuan Identitas
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu
mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak ke dalam
kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis.

e. Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

6
Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hal. 101.

2
B. Pembagian Konsep Diri

Untuk Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian


konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart dan Sundeen (1991), yang
terdiri dari7 :
1. Pola Gambaran Diri (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang
ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa
lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991)8. Sejak lahir individu
mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain,
kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah
dari lingkungan (Keliat, 1992)9. Body image (citra tubuh) dapat berubah
dalam beberapa jam, hari, minggu atau pun bulan tergantung pada stimuli
eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan
fungsi10.

2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Pada usia yang
lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan
fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab11. Menurut Anna Keliat
(2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri, yaitu12 :
a. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang
realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas
dan rendah diri.
d. Kebutuhan yang realistis.
e. Keinginan untuk menghidari kegagalan.
f. Perasaan cemas dan rendah diri.

7
Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, 2006, USU Repository.
8
Ibid hal. 6.
9
Ibid hal. 6.
10
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta.
11
Stuart & Sundeen, 2005, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta.
12
Anna Keliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan, Jiwa Edisi 2, Jakarta.

3
Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih
lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat
dicapai.

3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal
dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, yaitu dicintai,
dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung
bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu
akan merasa dirinya negatif, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis,
merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya13.

4. Identitas
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan
keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi
seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan
seterusnya berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama
pada masa remaja.

5. Peran (Role Performance)


Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang
tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih
atau dipilih oleh individu14. Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan
yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Harga
diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor
terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan
serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan15.

C. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif

13
Anna Keliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2, Jakarta.
14
Ibid.
15
Anna Keliat, 1995, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi I, Jakarta.

4
Menurut Calhoun dan Acocela (1990),16 dalam
perkembangannya konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif
dan konsep diri negatif.
1. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu
kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil
dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu
yang tahu betul tentang dirinya.

2. Konsep Diri Negatif


Calhoun dan Acocela membagi konsep diri negatif menjadi dua
tipe, yaitu : Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak
teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu
tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kelebihan dan kelemahannya
atau cara hidup yang tepat. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri
negatif terdiri dari 2 tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa
dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe
kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan
stabil.

D. Mengembangkan Perkembangan Konsep Diri

Menurut Verderber, upaya mengembangkan perkembangan


konsip diri indovidu dapat dilakukan dengan cara:
1. Self-appraisal
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri
sendiri sebagai objek dalam komunikasi atau dengan kata lain adanya kesan
kita terhadap diri kita sendiri.

2. Reaction and Response of Others


Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita
terhadap diri sendiri, namun berkembang dalam rangka interaksi kita dengan
masyarakat. Dengan demikian apa yang ada pada diri kita dievaluasi oleh
orang lain melalui interaksi kita dengan orang tersebut, dan pada gilirannya
evaluasi masing-masing individu mempengaruhi perkembangan konsep diri
kita.

16
Lita H Wulandari & Pasti Rola, 2004, Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni
Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas Volume 3, Nomor 2, hal. 83.

5
3. Roles You Play-Role Taking
Peran memiliki pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek
peran yang kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri
individu. Peran yang individu mainkan itu adalah hasil dari sistem nilai
individu. Individu dapat memotret diri sebagai individu yang bermain sesuai
persepsi yang didasarkan pada pengalaman diri sendiri, yang di dalamnya
terdapat unsur selektivitas dari keinginan individu untuk memainkan peran.

4. Reference Groups
Konsep diri individu juga terbentuk dari adanya kelompok yang
bercirikan individu itu terkumpul dalam suatu kelompok atau komunitas
yang diiinginkan. Setiap kelompok tersebut mempunyai ikatan enosional
yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri
individu. Dalam kelompok tersebut individu akan mengarahkan perilakunya
dan menyesuaikan dirinya sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik
kelompoknya itu. Artinya jika kelompok ini kita anggap penting dalam arti
mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita, hal ini akan menjadi kekuatan
untuk menentukan konsep diri. Jadi cara kita menilai diri kita merupakan
bagian dari fungsi kita dievaluasi oleh kelompok rujukan.

5. Berpikir positif
Segala sesuatu tergantung pada cara kita memandang segala
sesuatu baik terhadap persoalan maupun terhadap seseorang, artinya
kendalikan pikiran jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.

6. Jangan memusuhi diri sendiri


Sikap menyalahkan diri sendiri yang berlebihan merupakan
pertanda bahwa ada permusuhan dengan kenyataan diri akan menimbulkan
konsep diri yang negatif.

E. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Prestasi

1. Pengertian Prestasi
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah
ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi
adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or

6
knowledge by person in one more lines of work a sudy”.17 Prestasi adalah tes
standar untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam
satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang
dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari
luar diri (faktor eksternal) individu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
dikhusukan ke konsep diri, adalah adanya konsep diri yang tinggi. Konsep
diri yang tinggi akan memudahkan siswa belajar secara teratur dan terarah.
Sedangkan konsep diri rendah akan menjadikan seseorang memiliki
perasaan tidak mampu memahami diri sendiri, rendah diri, sehingga siswa
tersebut menjadi minder bergaul dan mengurangi interaksi di sekolah.

3. Hubungan Konsep Diri terhadap Prestasi Belajar

a. Meningkatkan Motivasi
b. Meningkatkan rasa percaya diri
c. Menjadikan seseorang memahami dirinya, baik kelebihan dan
kekurangannya
d. Menjadikan seseorang untuk berpikir positif
e. Memudahkan seseorang dalam belajar

17 Haji Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

7
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Avin Fadilla. 1999. Gaya Kelekatan dan Konsep Diri.


Universitas Gadjah Mada.
jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/140/131 gaya
kelekatan dan konsep diri jurnal. [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Puku 12.00]
Mutmainah, Nina. 1999. Psikologi Komunikasi. Jakarta :
Universitas Terbuka Press.
Keliat, Anna. 1995. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi
I. Jakarta : EGC.
Keliat, Anna. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi
2. Jakarta : EGC.
Oktaviana, Rina. 2013. Hubungan Antara Penerimaan Diri
terhadap Cara-Cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep Diri pada
Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta. Yogyakarta.
http://www.psychologymania.net/2010/04/hubungan-antara-penerimaan-
diri.html [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.23]
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
Salbiah. 2006. Konsep Diri. Sumatera Utara.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3622
/1/09E01769.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 13.20]
Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta
: EGC.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
Wulandari, Lita dan Pasti Rola. 2004. Konsep Diri dan Motivasi
Berprestasi Remaja Penghuni Asuhan, Jurnal Psikologi. Sumatera Utara.
http://usupress.usu.ac.id/files/
Pemberdayaan%20Komunitas%20Vol_%203%20No_%202%2
0Mei%202004.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.45]

Anda mungkin juga menyukai