Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue disebabkan virus Dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang
sebelumnya telah membawa virus tersebut di dalam tubuh manusia. Penyakit ini masih
merupakan masalah kesehatan yang serius dibanyak daerah tropis dan subtropis di dunia.
Penyakit yang ditimbulkannya hiperendemis di Asia Tenggara, dengan bentuk yang
paling berbahaya DBD dan Sindrom Syok Dengue (SSD) yang biasanya bersifat fatal,
terutama pada anak-anak. Virus dengue adalah virus yang termasuk dalam dalam group B
Arthropod borne Virus ( Arbovirus), genus Flavinirus, famili Flaviridae. Virus dengue
terdiri dari 4 serotipe yaitu tipe Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Keempat virus tersebut
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, pengamatan virus dilakukan sejak tahun 1975
di beberapa Rumah Sakit menunjukkan bahwa empat serotipe ditemukan dan bersirkulasi
sepanjang tahun. Virus yang terbanyak berkembang di masyarakat adalah virus tipe 1 dan
tipe 3. Diperkirakan lebih kurang 100 juta kasus Demam Dengue dan 500 ribu kasus
Demam Berdarah Dengue terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia, dimana 90 % dari
kasus-kasus tersebut menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun. 1,2

Pada tahun 1779, David Bylon melaporkan terjadinya letusan Demam Dengue
di Batavia. Jadi, ternyata jenis penyakit ini sudah lama ada di Indonesia sebagai suatu
penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus dan ditularkan oleh sejenis nyamuk tertentu
yang hidup dan berkembang di lingkungan sekitar manusia, dan perilaku maupun
lingkaran hidup nyamuk itu telah diketahui oleh manusia. Sedangkan di Asia Tenggara
hanya merupakan penyakit ringan yang tidak pernah menimbulkan kematian. Tetapi
sejak tahun 1952 infeksi virus Dengue menimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis
berat, yaitu Demam Berdarah Dengue yang ditemukan di Manila, Filipina dan menyebar
ke negara lain. Di Indonesia pada tahun 1968 penyakit Demam Berdarah Dengue
dilaporkan di Surabaya dan Jakarta sebanyak 58 kasus, dengan jumlah kematian yang
sangat tinggi 24 orang. 1,2

Demam Dengue Page 1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Demam Dengue

Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan virus yang ditularkan oleh
nyamuk spesies Aedes. 1

Demam Dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja
atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan atau nyeri
sendi dan disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam, dan atau limfodenopati, demam
bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa
mengecap, trombositopenia ringan, dan ptekie spontan. 3

2.2 Epidemiologi Demam Dengue

Infeksi virus Dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke-18, seperti yang
dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter kebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus
Dengue menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam lima hari
(vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut juga sebagai demam sendi (knokkel koorts).
Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai
dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada masa itu infeksi virus dengue
di Asia Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yang tidak pernah menimbulkan
kematian. Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus Dengue menimbulkan penyakit dengan
manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila, Filipina. Kemudian ini
menyebar ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Pada tahun
1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian yang
sangat tinggi. 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DD dan


DBD sangat kompleks, yaitu (1) pertumbuhan penduduk yang tinggi, (2) Urbanisasi yang
tidak terencana dan tidak terkendali, (3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang
efektif di daerah endemis, dan (4) peningkatan sarana transportasi. 4

Demam Dengue Page 2


Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai faktor antara
lain status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, keganasan
(virulensi) virus dengue, dan kondisi geografis setempat. Dalam kurun waktu 30 tahun
sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita
maupun daerah penyebaran penyakit terjadi peningkatan yang pesat. Sampai saat ini DD
dan DBD telah ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia, dan 200 kota telah
melaporkan adanya kejadian luar biasa. Incident rate meningkat dari 0,005 per 100,000
penduduk pada tahun 1968 menjadi berkisar antara 6-27 per 100,000 penduduk. Pola
berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban udara. Pada suhu
yang panas (28-320C) dengan kelembaban yang tinggi,nyamuk Aedes akan tetap bertahan
hidup untuk jangka waktu lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak
sama di setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap
tempat. 4

2.3 Etiologi Demam Dengue

Virus Dengue termasuk dalam kelompok B arthropode-borne virus (arbovirus)


dan sekarang dikenal dengan genus Flavivirus, family Flaviridae. Di Indonesia sekarang
telah dapat diisolasi 4 serotipe yang berbeda namun memiliki hubungan genetik satu
dengan yang lain, yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. Ternyata Den-2 dan Den-3
merupakan serotipe yang paling banyak sebagai penyebab. Di Indonesia paling banyak
adalah Den-3, walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan didominasi oleh virus Den-
2.2,4

Penelitian epidemiologik yang dilakukan oleh Aryati 2005, Fedik 2007


menemukan bahwa virus Den-2 adalah serotipe yang dominan. Studi epidemiologi
(Yamnaka et al) tahun 2009 dan 2010 pada penderita demam Dengue (DD) dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) ditemukan virus D1 genotype IV yang menunjukkan
manifestasi klinik yang berat. 2

Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup
terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang
lain. Disamping itu urutan infeksi serotipe merupakan suatu faktor risiko karena lebih

Demam Dengue Page 3


dari 20 % urutan infeksi virus Den-1 yang disusul Den-2 mengakibatkan renjatan,
sedangkan faktor risiko terjadinya renjatan untuk urutan virus Den-3 yang diikuti oleh
Den-2 adalah 2 %.2

Virus Dengue seperti family Flavivirus lainnya memiliki satu untaian genom
RNA (single-stranded positive-sence genome) disusun di dalam satu unit protein yang
dikelilingi dinding icosahedral yang tertutup oleh selubung lemak. Genome virus dengue
terdiri dari 11-kb + RNA yang berkode dan terdiri dari 3 struktur Capsid (C) membrane
(M) Envelope (E) protein dan 7 protein non structural (NS1, NS2, NS2B, NS3, NS4,
NS4B, dan NS5).2

Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam system retikuloendothelial


dengan target utama adalah APC ( Antigen Presenting Cells) dimana pada umumnya
berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel kupfer di sinusoid hepar. 2

Vektor Penularan Virus Dengue

Virus-virus Dengue ditularkan oleh nyamuk-nyamuk dari family Stegornya, yaitu


Aedes aegypti, Aedes Albopictus, Aedes scuttelaris, Aedes polynesiensis dan Aedes
niveus. Di Indonesia Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vector utama.
Keempat virus telah ditemukan dari Aedes aegypti yang terinfeksi. Spesies ini dapat
berperan sebagai tempat penyimpanan dan replikasi virus. (bahan jurnal dosen).

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus Dengue ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti . Nyamuk Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun
merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung
virus Dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian
virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan
berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya
(transovarian transmission), namun perannya dalam penularan virus tidak terlalu
penting. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk

Demam Dengue Page 4


tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia, virus
memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2
hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. 4

2.4 Patofisiologi Demam Dengue

Perbedaan klinis antara Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue


disebabkan oleh mekanisme patofisiologi yang berbeda. Adanya renjatan pada Demam
Berdarah Dengue disebabkan karena kebocoran plasma (plasma lenkage) yang diduga
karena proses imunologi. Hal ini tidak didapati pada demam dengue. Fenomena
patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan membedakan antara DD dan
DBD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, penurunan volume
plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia serta diathesis hemoragik .1,2

Virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh akan beredar ke dalam sirkulasi darah
dan akan ditangkap oleh makrofag ( Antigen Presenting Cell). Viremia akan terjadi sejak
2 hari sebelum timbul gejala hingga setelah lima hari terjadi demam. Antigen yang
menempel pada makrofag akan mengaktifasi sel T- Helper dan menarik makrofag lainnya
untuk menangkap lebih banyak virus. Sedangkan sel T-Helper akan mengaktifasi sel T-
Sitotoksik yang akan melisis makrofag. Telah dikenali tiga jenis antibodi yaitu antibodi
netralisasi, antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen.2

Proses ini akan diikuti dengan dilepaskannya mediator-mediator yang merangsang


terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, nyeri otot, dan gejala lainnya. Juga
bisa terjadi agregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia ringan. 2

Demam tinggi (hyperthermia) merupakan manifestasi klinik yang utama pada


penderita infeksi virus dengue sebagai respon fisiologis terhadap mediator yang muncul.
Sel penjamu yang muncul dan beredar dalam sirkulasi merangsang terjadinya panas.
Faktor panas yang dimunculkan adalah jenis-jenis sitokin yang memicu panas seperti
TNF-α, IL-1, IL-6, dan sebaliknya sitokin yang meredam panas adalah TGF-β, dan IL-10.
2

Demam Dengue Page 5


Beredarnya virus di dalam plasma bisa merupakan partikel virus yang bebas atau
berada dalam sel platelet, limfosit, monosit, tetapi tidak di dalam eritrosit. Banyaknya
partikel virus yang merupakan kompleks imun yang terkait dengan sel ini menyebabkan
viremia pada infeksi virus Dengue sukar dibersihkan. Antibodi yang dihasilkan pada
infeksi virus dengue merupakan non netralisasi antibodi yang dipelajari dari hasil studi
menggunakan stok kulit virus C6/C36, viro sel nyamuk dan preparat virus yang asli. 2

Respon innate immune terhadap infeksi virus Dengue meliputi dua komponen
yang berperan penting di periode sebelum gejala infeksi yaitu antibodi IgM dan platelet.
Antibodi alami IgM dibuat oleh CD5 + B sel, bersifat tidak spesifik dan memiliki struktur
molekul mutimerix. Molekul hexamer IgM berjumlah lebih sedikit dibandingkan molekul
pentametric IgM namun hexamer IgM lebih efisien dalam mengaktivasi komplemen.
Antigen Dengue dapat dideteksi di lebih dari 50% “Complex Circulating Imun”.
Kompleks imun IgM tersebut selalu ditemukan didalam dinding darah di bawah kulit
penderita Dengue. Oleh karenanya dalam penentuan virus dengue level IgM merupakan
hal yang spesifik. 2

2.5 Patogenesis Demam Dengue

Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes menyerang sistem RES seperti
sel kupfer di sinusoid hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfaticus, sum - sum tulang
serta paru-paru. Dalam peredaran darah virus akan difagosit oleh monosit. Setelah
genom virus masuk ke dalam sel maka dengan bantuan organel-organel sel genom virus
akan memulai membentuk komponen-komponen strukturalnya. Setelah berkembang biak
di dalam sitoplasma sel maka virus akan dilepaskan dari sel. 2

Penelitian epidemiologi memberi kesan bahwa biasanya disertai dengan infeksi


dengue tipe 2, 3, dan 4 sekunder. Ada bukti bahwa antibodi non-netralisasi menaikkan
infeksi seluler dan memperbesar keparahan penyakit. Virus dengue memperagakan
pertumbuhan yang diperbesar pada biakan fagosit mononuklear manusia yang disiapkan
dari donor imun dengue atau dalam biakan yang ditambahkan dengan antibodi dengue
non netralisasi. 5

Demam Dengue Page 6


Virion dari virus Den ekstraseluler terdiri dari protein C (capsid) M (Membran)
dan E (Envelope). Virus intraseluler terdiri dari protein pre-Membran atau pre-M.
Glikoprotein E merupakan epitope penting karena mampu membangkitkan antibodi
spesifik untuk proses netralisasi, mempunyai aktifitas hemaglutinin, berperan dalam
proses absorbsi pada permukaan sel, (reseptor binding), mempunyai fungsi fisiologis
antara lain untuk fusi membran dan perakitan virion. 2

Secara in vitro antibodi terhadap virus Den mempunyai 4 fungsi fisiologis :

- Netralisasi virus
- Sitolisis komplemen
- Antibodi Dependent Cell-mediated Cytotoxicity (ADCC)
- Antibodi Dependent Enhancement

Secara in vivo antibodi terhadap virus Den berperan dalam 2 hal yaitu :

a. Antibodi netralisasi memiliki serotipe spesifik yang dapat mencegah infeksi-infeksi


virus.
b. Antibodi non netralising memiliki peran cross-reaktif dan dapat meningkatkan infeksi
yang berperan dalam patogenesis DBD dan Dengue Shock Syndrome (DSS).2

Pada infeksi primer virus dengue antibodi yang terbentuk dapat menetralisir virus
yang sama (homologous). Namun jika orang tersebut mendapat infeksi sekunder dengan
jenis virus yang lain, maka virus tersebut tidak dapat di netralisasi dan terjadi infeksi
berat. Hal ini disebabkan terbentuknya kompleks yang infeksius antara antibodi
heterologous yang telah dihasilkan dengan virus dengue berbeda sehingga terjadilah
DBD. 2
Peran sitokin sebagai protein terlarut yang dihasilkan oleh sel-sel hematopoietik
dan non hematopoietik dalam kedaan inflamasi ataupun infeksi. Sitokin berfungsi dalam
proses imun, misalnya IL -1, IL-2, IL 6, IL-8, TNFα dan IFNγ. IL-1, IL-6 dan TNFα
adalah pirogen endogen yang akan merangsang demam di hipotalamus dan juga
berfungsi sebagai vasoaktif sitokin yang meningkatkan permeabilitas endotel pembuluh
darah. Endotel juga akan mendeskripsikan ICAM 1, VCAM 1 dan P-selectin, molekul

Demam Dengue Page 7


adhesive yang menyebabkan ekstravasasi sel inflamasi. Pemaparan endotel dengan TNFα
dapat menyebabkan apoptosis. 2
TNFα dan IL-1 menstimulasi radang dengan mengaktifasi berbagai sel radang.
TNFα, IL-1 dan IL-6 dapat menstimulus hepatosit menghasilkan acute phase protein. IL-
1 mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah kapiler dan menginduksi endotel untuk
memproduksi dan mensekresi IL-6 dan TNFα.2
Ikatan virus Dengue antibody Heterolog akan mengaktivasi komplemen jalur
klasik yang berakhir dengan dilepaskannya factor C3a, C4a dan C5a yang disebut
anafilatoksin dan melepaskan histamine, serotonin dan Platelet Activating Factor (PAF).
Histamine, serotonin dan PAF akan merangsang peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, agregasi trombosit. Sel mast juga mensintesa asam arakidonat menjadi
prostaglandin, prostasiklin, leukotrien, dan tromboksan yang berperan dalam
pathogenesis DBD yang lebih parah.1,2,3,5
Pada infeksi virus Dengue, endotel sebagai sel pelapis bagian dalam pembuluh
darah dapat langsung terinfeksi oleh virus dengue. Respon yang terjadi adalah dengan
desekresikannya sitokin antara lain IL-8 dan TNFα. 2,3

2.6 Spektrum Klinis Infeksi Virus Dengue

Infeksi virus Dengue tergantung dari factor yang mempengaruhi daya tahan tubuh
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi virus
dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile illness),
Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD)
dan Sindrom Syok Dengue. 4

Demam Dengue Page 8


Bagan 1

Spektrum Klinis Infeksi Virus Dengue

Infeksi Virus Dengue

Asimtomatik Simtomatik

Demam tidak spesifik Demam Dengue

Pendarahan (-) Pendarahan (+) Syok (-) Syok(+)

DD DBD

Sumber: WHO, 1997 (1,4)

2.7 Gejala Klinis Demam Dengue

Masa tunas berkisar antara 3-5 hari (pada umumnya 5-8 hari). Awal penyakit
biasanya mendadak. Gejala klasik dari demam dengue ialah gejala demam tinggi
mendadak, kadang – kadang bifasik (saddle back fever), nyeri kepala berat, nyeri
belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, mual, muntah dan timbulnya ruam.
Dijumpai trias sindrom, yaitu demam tinggi nyeri pada anggota badan dan timbulnya
ruam (rash). Ruam timbul pada 6-12 sebelum suhu naik pertama kali, yaitu pada hari
sakit ke 3-5 berlangsung 3-4 hari. Ruam berbentuk makulopapular yang menghilang pada
tekanan terdapat di dada, tubuh serta abdomen, menyebar ke anggota gerak dan muka.

Demam Dengue Page 9


Ruam menghilang tanpa bekas dan selanjutnya timbul ruam merah halus pada hari ke-6
dan ke-7 terutama di daerah kaki, telapak kaki dan tangan. 1,4

Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai
kenaikan suhu, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, punggung, otot, sendi
dan disertai rasa menggigil. Pada beberapa penderita dapat dilihat bentuk kurva suhu
yang menyerupai pelana kuda atau bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk
kurva ini tidak ditemukan pada semua pasien sehingga tidak dapat dianggap
patognomonik. 1,4

Anoreksia dan obstipasi sering dilaporkan, disamping itu perasaan tidak nyaman
di daerah epigastrium disertai nyeri kolik dan dan perut lembek sering ditemukan. Pada
stadium dini sering timbul perubahan dalam indra pengecap. Gejala klinis yang lain
sering terdapat ialah fotofobia, keringat yang bercucuran suara serak, batuk, epistaksis,
dan disuria. Demam menghilang secara lisis, disertai keluarnya banyak keringat. Kelenjar
limfa servikal dilaporkan membesar pada 67-77% kasus. Beberapa sarjana menyebutkan
sebagai Castelani’s sign, sangat patognomonik dan merupakan patokan yang berguna
untuk membuat diagnosis banding. Manifestasi perdarahan tidak sering dijumpai. Rush
pada tahun 1789 melaporkan pasien demam dengue dengan perdarahan yang kemudian
meninggal. Bentuk perdarahan lain yang dilaporkan ialah menorargi dan menstruasi dini,
abortus atau kelahiran bayi berat badan lahir rendah, mungkin sekali akibat perdarahan
uterus.1

Kelainan darah tepi demam dengue ialah leukopenia selama periode pra-demam
dan demam, neutrofilia relatif dan limfopenia, disusul oleh neutropenia relatif dan
limfositosis pada periode puncak penyakit dan pada masa konvalesens. Eosinofil
menurun atau menghilang pada permulaan dan pada puncak penyakit, hitung jenis
neutrofil bergeser ke kiri selama periode demam, sel plasma meningkat pada periode
memuncaknya penyakit dengan terdapatnya trombositopenia. Darah tepi menjadi normal
kembali dalam waktu 1 minggu. 1

Komplikasi demam dengue walaupun jarang dilaporkan ialah orkhitis atau


ovaritis, keratitis, dan retinitis. Berbagai kelainan neurologis dilaporkan, diantaranya

Demam Dengue Page 10


menurunnya kesadaran, paralisis sensorium yang bersifat sementara, meningismus, dan
ensefalopati. Diagnosis banding mencakup berbagai infeksi virus (termasuk
chikungunya), bakteria dan parasit yang memperlihatkan sindrom serupa. Menegakkan
diagnosis klinis infeksi virus dengue ringan adalah mustahil, terutama pada kasus-kasus
sporadic. 1

Demam Dengue (DD) yang disertai perdarahan harus dibedakan dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD). Pada penderita demam dengue tidak dijumpai kebocoran
plasma sedangkan pada penderita DBD dijumpai kebocoran plasma yang dibuktikan
dengan adanya hemokonsentrasi, pleura efusi dan asites. 1,4

Tabel 1. Gejala Klinis demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

Demam Dengue (DD) Gejala klinis Demam Berdarah Dengue


(DBD)
++ Nyeri kepala +
+++ Muntah ++
+ Mual +
++ Nyeri otot +
++ Ruam kulit +
++ Diare +
+ Batuk +
+ Pilek +
++ Limfadenopati +
+ Kejang +
0 Kesdaran menurun ++
0 Obstipasi +
+ Uji tourrniquet positif ++
++++ Petekie +++
0 Perdarahan saluran cerna +
++ Hepatomegali +++
+ Nyeri perut +++

Demam Dengue Page 11


++ Trombositopenia ++++
0 Syok +++

Keterangan : (+) :25 %, (++) : 50%, (+++) :75%,(++++): 100%. (1)

2.8 Pemeriksaan Laboratorium Demam Dengue

Fase akut (awal) akan dijumpai jumlah leukosit yang normal kemudian menjadi
leukopenia selama fase demam. Jumlah trombosit pada umumnya normal demikian pula
semua faktor pembekuan. Tetapi saat epidemi dapat dijumpai trombositopenia dan
manifestasi perdarahan. Serum biokimia pada umumnya normal namun enzim hati dapat
4,6
meningkat.

Pansitopenia dapat terjadi pada hari ke 3-4 sakit, neutropenia mungkin menetap
atau muncul kembali selama stadium kedua penyakit dan dapat berlanjut sampai
konvalesen. Angka sel darah putih serendah 2.000/mm3 pernah ditemukan. Trombosit
jarang dibawah 100.000 sel/mm3. Koagulasi vena, waktu perdarahan dan protrombin,
serta fibrinogen plasma dalam kisaran normal. Uji tourniquet jarang positif. Asidosis
ringan, hemokonsentrasi, kenaikan angka transaminase, dan hipoproteinemia dapat
terjadi selama beberapa infeksi virus dengue primer. Demam berdarah dengue-sindrom
syok dengue klasik dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu imun-dengue. 5

Demam Dengue Page 12


2.9 Diagnosis Demam Dengue

a. Anamnesis

Setelah masa inkubasi 4-6 hari (rentang 3-14 hari), gejala prodromal yang
tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Tanda
khas dari DD adalah peningkatan suhu mendadak, kadang-kadang disertai
menggigil, nyeri kepala dan flushed face (muka kemerahan). Dalam 24 jam terasa
nyeri pada belakang mata terutama pada pergerakan mata atau bila bola mata
ditekan, fotopobia, dan nyeri otot serta sendi. Gejala lain yang dapat dijumpai
adalah anoreksia, konstipasi, nyeri perut atau kolik, nyeri tenggorokan, dan
depresi ( biasanya terdapat pada pasien demam) gejala tersebut biasanya menetap
untuk beberapa hari.4

Pada literatur lain dikatakan bahwa dari anamnesis didapatkan 6:

- Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
- Disertai lesu, tidak mau makan dan muntah
- Pada anak besar dapat dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri
perut
- Diare kadang-kadang dapat ditemukan
- Perdarahan paling sering dijumpai adalah perdarahan kulit dan mimisan
b. Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ditemukan demam, suhu pada umumnya antara 39-400C, bersifat
bifasik, menetap 5-7 hari. Pada awal fase demam terdapat ruam yang tampak di muka,
leher dan dada. Pada akhir fase demam (hari ketiga atau keempat). Ruam berbentuk
makulopapular atau bentuk skarlatina. Selanjutnya pada fase penyembuhan suhu turun
dan timbul ptekie yang menyeluruh pada kaki dan tangan dan diantara ptekie dapat
dijumpai area kulit normal berupa bercak keputihan, kadang-kadang disertai rasa gatal.
Perdarahan kulit pada demam dengue terbanyak adalah uji tourniquet positif dengan atau
tanpa ptekie. 4

Demam Dengue Page 13


Derajat penyakit sangat bervariasi berbeda untuk tiap individu dan pada daerah
epidemi. Perjalanan penyakit biasanya pendek 5 hari. Perdarahan seperti mimisan,
perdarahan gusi, hematuria dan menorrhagia, sering terjadi pada saat epidemic DD. 4

c. Pemeriksaan Laboratorium

Secara laboratoris presumtif positif (Kemungkinan Demam Dengue) apabila


ditemukan 4 :

- Pada fase akut (awal demam) akan dijumpai jumlah leukosit normal, kemudian
menjadi leukopenia selama fase demam
- Jumlah trombosit pada umumnya normal, demikian pula semua faktor pembekuan
- Pada saat epidemik dapat dijumpai trombositopenia
- Uji HI ≥ 1.280 dan atau IgM Anti Dengue positif
- Serum biokimia pada umumnya normal, namun enzim hati dapat meningkat

2.10 Diagnosis Banding

Manifestasi DD menyerupai berbagai penyakit, misalnya infeksi virus


chikungunya, demam tifoid, leptospirosis dan malaria, penyakit virus pernafasan seperti
influenza, hepatitis dan leptospirosis. Diagnosis dapat dibantu dengan pemeriksaan
4,5
serologis atau isolasi virus.

2.11 Penatalaksanaan Demam Dengue

Pengobatan adalah suportif. Pada fase demam pasien dianjurkan tirah baring.
selama masih demam, obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
Untuk menurunkan suhu menjadi < 390 C, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/
salisilat tidak dianjurkan (kontraindikasi) oleh karena dapat menyebabkan gastritis,
perdarahan, atau asidosis. Pada pasien dewasa, analgetik atau asedatif ringan kadang-
kadang diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri kepala, nyeri otot atau nyeri sendi. Di
anjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, selain air putih,
dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. Tidak boleh dilupakan monitor suhu,
jumlah trombosit serta kadar hematokrit sampai normal kembali. Pada pasien DD, saat
suhu turun pada umumnya merupakan tanda merupakan tanda penyembuhan. Meskipun

Demam Dengue Page 14


demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama
2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebakan karena oleh karena kemungkinan kita sulit
membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas pada
saat suhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat
tanda awal kegagalan sirkulasi (syok). Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD
tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa
nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa
seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dan kulit dingin, hal
tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit .
Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu
lagi diobservasi. Pada saat kita menjumpai pasien tersangka infeksi dengue, maka bagan
2 dapat dipergunakan. 1

Demam Dengue Page 15


Bagan 2
Tatalaksana Kasus Tersangka DBD

Tersangka DBD

Demam tinggi, mendadak terus-menerus


<7 hari tidak disertai infeksi saluran nafas
bagian atas, badan lemah & lesu.

Ada Kedaruratan Tidak ada kedaruratan

Tanda syok
Muntah terus-menerus Periksa uji torniquet
Kejang
Kesadaran menurun
Muntah darah
Berak hitam
Uji Torniquet (+) Uji Torniquet (-)

Trombosit <100.00/ul Trombosit >100.00/ul Rawat Jalan


Parasetamol
Kontrol tiap hari
sampai demam hiilang

Rawat Inap Rawat Jalan Nilai tanda klinis, periksa


trombosit &Ht bila demam
menetap setelah hari sakit ke-
Minum banyak 1,5-2 liter/hari. Beri 33.
Parasetamol, control tiap hari sampai
demam turun.periksa Hb, Ht, tiap kali.

Perhatian untuk orang tua


Pesan bila timbul tanda syok, yaitu gelisah, lemah,
Tabel
kaki/tangan dingin, 2 perut, berak hitam
sakit

Tabel 2
Segera bawa ke RS

Demam Dengue Page 16


Dosis Parasetamol Menurut Kelompok Umur

Umur (tahun) Parasetamol (tiap kali pemberian)


Dosis (mg) Tablet (1 tab = 500 mg)
<1 60 1/8
1-3 60-125 1/8-1/4
4-6 125-250 ¼-1/2
7-12 250-500 ½-1

Tabel 3

Kebutuhan Cairan Pada Dehidrasi Sedang (defisit cairan 5-8%)

Berat Badan waktu masuk RS (kg) Jumlah Cairan ml/kg Berat Badan per
hari
<7 220
7-11 165
12-18 132
>18 88

Tabel 4

Kebutuhan Cairan Rumatan

Berat Badan (kg) Jumlah Cairan (ml)


10 100 per kg BB
10-20 1000 + 50 x kg (diatas 10 kg)
>20 1500 + 20 x kg (di atas 20 kg)

Demam Dengue Page 17


2.13 Prognosis Demam Dengue

Infeksi primer dengan demam dengue biasanya prognosisnya baik karena


kematian akibat demam dengue hampir tidak ada. 4

Demam Dengue Page 18


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demam Dengue Page 19


DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarmo, S. Gama. H, Hadinegoro, S. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis.
Jakarta : IDAI. Hal : 155-180
2. Frans, Evisina Hanafiati. Patogenesis Infeksi Virus Dengue.2012. available on :
elib.fk.uwks.ac.id
3. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI. Hal : 428- 433
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta. Hal : 1-26
5. Nelson, E Waldo. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 2. Jakarta : EGC. Hal :
1131-1139
6. Pudjiadi, Antonius H, dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal : 141-145

Demam Dengue Page 20

Anda mungkin juga menyukai