Anda di halaman 1dari 19

LEMBAGA BINA ZAKAT MANDIRI DESA (BAZMADA) SEBAGAI

BENTUK INTEGRASI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DESA


DALAM PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK MEWUJUDKAN
MASYARAKAT SEJAHTERA
(STUDI DESKRIPTIF DI DESA BANYUBANG KABUPATEN
LAMONGAN)

(EKONOMI)

LOMBA ESAI SISWA


SMART AND SPORT COMPETITION (SSC) 2K17

Diusulkan Oleh :
Dinda Aisyabella (09827)
Atiqotur Royyani (09869)

MADRASAH ALIYAH MATHOLI’UL ANWAR

SIMO SUNGELEBAK KARANGGENENG LAMONGAN

2017
Pernyataan Orisinilitas

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Ketua Tim : Dinda Aisyabella

Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 11 Juni 2000

NIS : 09827

Asal Lembaga : Madrasah Aliyah Matholi’ul Anwar

Alamat : Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan

Dengan ini menyatakan bahwa karya esai dengan judul “Lembaga Bina
Zakat Mandiri Desa (Bazmada) Sebagai Bentuk Pengelolaan Zakat Yang Efektif
Dalam Mewujudkan Masyarakat Sejahtera (Studi Deskriptif di Desa Banyubang
Kabupaten Lamongan)” belum pernah dipublikasikan, diikutsertakan maupun
menjuarai lomba sejenis sebelumnya dan tidak mengandung plagiat. Demikian
pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan dari siapapun
untuk keperluan pengajuan Lomba Esai Siswa Smart and Sport Competition
(SSC) 2K17 Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Tarbiyatut
Tholabah Lamongan. Jika diketahui menyalahi aturan, karya ini berhak
didiskualifikasi dari perlombaan tersebut.

Lamongan, 30 Maret 2017

Yang membuat pernyataan

Dinda Aisyabella
NIS: 09827
Latar Belakang
Sungguh miris melihat kondisi negara Indonesia, 71 tahun merdeka namun
masih menyandang title sebagai negara berkembang. Diantara indikatornya
adalah angka kemiskinan yang masih relatif tinggi. Kemiskinan menjadi masalah
bagi pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk mengentaskan
kemiskinan, tetapi angka kemiskinan tidak turun secara signifikan. Jumlah
penduduk miskin pada tahun 2015 diprediksi mencapai 30,25 juta orang atau
sekitar 12,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Jika berdasarkan data BPS,
jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di
Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa, maka pada 2015 ada
tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa. Dari data diatas menunjukkan
bahwa permasalahan kemiskinan di Indonesia masih belum bisa diatasi secara
maksimal (Republika, 2015).
Fakta tersebut, mengindikasikan bahwa pemberdayaan masyarakat desa
harus benar-benar diperhatikan dan dicarikan solusi yang tepat. Banyak program
yang telah dilaksanakan pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan,
terutama di Perdesaan. Program yang telah diupayakan berupa program Inpres
Desa Tertinggal (IDT), Bantuan Langsung Tunai (BLT), pembagian beras untuk
rakyat miskin (Raskin), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
dan beberapa program lain yang telah dicanangkan. Namun, pada realisasinya
program tersebut masih bersifat karitatif, yaitu hanya bersifat pemberian
belum menyentuh aspek pemberdayaan. Program tersebut menjadi tidak efektif
dikarenakan pendistribusiannya belum merata, sehingga masyarakat desa tetap
terpuruk dalam kemiskinan (Maulana, 2007).
Salah satu potensi bantuan yang bisa diberikan kepada masyarakat miskin
adalah zakat. Zakat bisa digunakan sebagai salah satu sarana pemberdayaan
masyarakat miskin. Salah satunya pengelola zakat yang istiqamah dalam
melakukan pengumpulan zakat ada di desa Banyubang yang telah
mengaplikasikan teknologi pengelolaan sederhana. Potensi zakat yang didapatkan
dari sektor pertanian sebesar 150 juta/ tahun (Podes Desa Banyubang, 2016).
Hal tersebut dirasa cukup untuk pengelolaan zakat lingkup desa secara
maksimal yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat miskin di desa
tersebut. Namun terdapat kelemahan dalam pengelolaan zakat, kelemahan tersebut
adalah tenaga yang rata-rata sudah berusia lanjut dan belum adanya generasi
penerus yang berkompeten, serta pendistribusian yang masih digunakan secara
konsumtif. Sehingga perlu adanya suatu Lembaga Bina Zakat Mandiri desa
(BAZMADA) Sebagai Bentuk Pengelolaan Zakat yang Efektif dalam
Mewujudkan Masyarakat Sejahtera. Lembaga ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk memaksimalkan potensi zakat di Banyubang.
Dari latar belakang tersebut, terdapat beberapa uraian masalah yang ditanyakan
berupa Bagaimanakah potensi zakat pertanian dan metode yang dilakukan untuk
mendorong masyarakat sadar membayar zakat sebagai sarana distribusi
kesejahteraan masyarakat desa Banyubang? Bagaimana sistem pengumpulan,
pengelolaan dan pendistribusian zakat selama ini? Bagaimana konsep Lembaga
Bina Zakat Mandiri Desa dalam upaya mengelola zakat secara produktif?

Analisis Potensi Zakat untuk Kesejahteraan Masyarakat Desa Banyubang

Desa Banyubang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata – rata ±


70 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 06⁰21′29″ dan 06⁰60′02″
Lintang Selatan, serta 112⁰18′46″ dan 112⁰25′12″ Bujur Timur. Selajutnya, batas
wilayah desa Banyubang bagian utara berbatasan dengan desa Bluri, bagian
Selatan berbatasan dengan desa Takerharjo, bagian timur berbatasan dengan
kabupaten Gresik dan bagian Barat berbatasan dengan desa Dagan. Jarak tempuh
desa Banyubang ke kecamatan Solokuro 11 Km, kemudian jarak ke Ibukota
Kabupaten 28 Km. Selanjutnya, secara umum iklim di desa Banyubang selama
tahun 2015 cenderung panas, hal ini dikarenakan pada bulan Juni, Juli, Agustus,
September dan Oktober curah hujan relatif rendah.

Banyubang merupakan salah satu desa di kabupaten Lamongan yang telah


mengaplikasikan teknologi pengelolaan sederhana. Dimana keberadaan teknologi
pengelolaan sederhana atau yang dikenal dengan Taman Teknologi Pertanian
(TPP) ini berbanding lurus dengan hasil panen yang semakin melimpah,
berdasarkan data yang penulis peroleh pada tahun ini panen komoditas pertanian
berupa jagung menghasilkan 10 ton/hektar, naik signifikan dari periode tanam
tahun sebelumnya sebesar 5,8 ton/hektar (Kompas,2016). Berdasarkan data
komoditas hasil pertanian diatas, potensi zakat maal di Desa Banyubang sangat
besar sehingga dapat meminimalisir adanya ketimpangan ekonomi di desa
setempat. Selain hal tersebut, berdasarkan penelitian serta Focus Grup Discussion
(FGD) yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa seluruh penduduk Banyubang
menganut agama Islam. Sehingga potensi zakat untuk digunakan sebagai salah
satu sarana pemberdayaan masyarakat miskin semakin besar. menurut perkiraan
setiap sekali panen pertanian dana zakat yang bisa dikumpulkan mencapai 150
juta (Podes Desa Banyubang, 2016).

Perangkat desa Kepala seksi Pemerintahan Nur Amin memperkirakan


potensi zakat Banyubang menembus angka Rp 70-75 juta per sekali panen
(Podes Desa Banyubang, 2016). Sebelumnya pada tahun 2015, potensi zakat
Banyubang mencapai Rp 150 juta. Perkiraan peningkatan potensi itu terus naik,
dikarenakan semakin banyaknya masyarakat kelas menengah yang sudah
mewajibkan diri mereka sendiri untuk membayar zakat maal khususnya zakat
pertanian. Meningkatnya pembayar zakat maal ini tidak luput dari peran
Pemerintahan, Ta’mir masjid, Pengurus NU, Para Kyai dan Ulama’ Desa
Banyubang lewat berbagai masukan, Pembinaan pengajian, Khutbah di masjid
sampai Thariqah mingguan. Thariqah terperiodik selama mingguan menjadi
kegiatan andalan pemerintah desa karena memiliki pengaruh yang lebih besar dari
kegiatan lainnya. Sebelum Thariqah dimulai, terlebih dahulu masyarakat diberi
Tausiyah tentang dampak positif zakat yang tidak hanya berpengaruh bagi
muzakki, namun juga bagi mustahiq dan komponen masyarakat lainnya. Akhirnya
masyarakat sadar untuk membayar zakat dengan sendirinya demi kemaslahatan
masyarakat di desa tersebut. Berdasarkan data diatas menunjukkan potensi zakat
sangat besar dalam membantu mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan
sosial yang ada di desa Banyubang dan dapat dijadikan sebagai teladan yang baik
bagi desa-desa lainnya.

Sistem Pengumpulan, Pengelolaan dan Pendistribusian Zakat di Desa


Banyubang
Pengumpulan zakat maal dilaksanakan dua kali dalam setahun. Hal
tersebut dikarenakan zakat maal harus dibayarkan apabila telah mencapai satu
nishab dan satu haul. Sebelum panitia melakukan penarikan zakat ke rumah-
rumah warga, terlebih dahulu panitia mengumumkan kepada masyarakat bahwa
panitia akan melakukan penarikan pada hari yang telah disepakati bersama oleh
pihak panitia. Kemudian pengumpulan zakat dilakukan dengan mendatangi rumah
warga, sementara itu panitia ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok membawahi dua sampai tiga Rukun Tetangga (RT). Setelah
pengumpulan diadakan rapat pembagian zakat, kemudian masing-masing
kelompok dikumpulkan dalam satu tempat. Rapat pembagian pengumpulan zakat
dilaksanakan selama satu malam, tiap kelompok menyetorkan nominal yang
terkumpul kemudian dibagi rata. Masing–masing kelompok mengajukan fakir dan
miskin di RT yang dibawahinya, dengan jatah yang berbeda per ashnafnya.
Sedangkan untuk penyetoran zakat maal dapat berupa uang maupun
barang, jika yang di setorkan berupa barang seperti jagung dan padi maka pihak
panitia akan mengelola barang tersebut, seperti memproduksi jagung menjadi
bahan olahan kripik yang nantinya akan dijual dan hasil dari penjualan tersebut
akan di kumpulkan dan dibagikan kepada para ashnaf yang telah ditentukan
sebelumnya atau langsung menjual jagung tersebut tanpa mengolahnya terlebih
dahulu.
Disamping kesuksesan Pemerintah Desa Banyubang dalam sosialisasi
pentingnya berzakat kepada masyarakatnya. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan kurang maksimalnya pengumpulan zakat maal di Desa Banyubang
antara lain;
1. Terbatasnya Sumber Daya Insani yang memiliki kompetensi dalam
pengelolaan zakat secara modern.
2. Pengelola zakat hanya bersifat sementara dan periodik.
3. Belum adanya generasi penerus yang akan menggantikan para panitia yang
rerata usianya sudah mulai tua.
4. Pendistribusian yang masih digunakan konsumtif oleh para ashnaf sehingga
tiadanya perkembangan perekonomian mereka.
Dari uraian-uraian di atas berkenaan dengan kurang maksimalnya pengelolaan
zakat di masyarakat Desa Banyubang terutama dalam hal tidak adanya generasi
penerus maka eksistensi sebuah lembaga menempatkan Remaja selaku Sumber
Daya Insani sebagai media dan fasilitas utama zakat yang menangani masalah
tersebut menjadi sangat krusial.
Sehingga perlunya konsep Lembaga Bina Zakat Mandiri Desa
(BAZMADA), yaitu sebuah lembaga integrasi pemerintah dan masyarakat desa
yang menempatkan Remaja selaku Sumber Daya Insani yang ber-kompeten
sebagai langkah solutif untuk menjadikan pengelola yang Amanah dan Kreatif.
Dengan ruang lingkup hanya dalam satu desa yang tentunya akan
mempermudah pengumpulan dan pendistribusian zakat, maka diharapkan
BAZMADA mampu menjadi lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang
terpercaya dan mandiri, sehingga mampu mendistribusikan pendapatan secara
merata yang selanjutnya akan meminimalisir kemiskinan.

Deskripsi Lembaga Bina Zakat Mandiri Desa (BAZMADA)


Lembaga ini dinamai “Lembaga Bina Zakat Mandiri Desa (BAZMADA)”.
Lembaga ini dibentuk dengan menempatkan Remaja selaku Sumber Daya Insani
sebagai langkah solutif untuk menjadikan pengelola yang Amanah dan Kreatif.
Namun tetap mempertahankan sistem pengumpulan sampai pendistribusian
sebelumnya yang telah tertata dengan baik. Sehingga untuk mengambil bibit-bibit
remaja yang profesional diperlukan adanya pelatihan untuk remaja terlebih
dahulu.
Serangkaian proses pelatihan BAZMADA dimulai dari penyadaran akan
pentingnya membayar, mengelola serta menjadi pengelola zakat. Kemudian
dilakukan perekrutan remaja yang siap untuk mengabdikan diri sebagai panitia
pengelola zakat dengan gaji yang tidak terlalu besar. Selanjutnya remaja yang
telah siap menjadi pengelola zakat, diberi pelatihan tentang pengertian sampai
cara menghitung zakat yang telah wajib dikeluarkan zakatnya. Kemudian mereka
akan diberi materi tentang pengelolaan zakat yang konsumtif serta produktif
sehingga mampu melahirkan beberapa program unggulan yang mampu
menjadikan masyarakat sekitar ikut ambil andil dalam mengelola dan memajukan
desanya secara totalitas. Tujuan lembaga BAZMADA adalah sebagai fasilitator
pengumpulan dan pendistibusian zakat masyarakat desa yang diharapkan dapat
mewujudkan masyarakat yang mengolah sektor-sektor penting yang ada dalam
desa sehingga mempunyai daya saing nasional.
Sistem Pengelolaan Lembaga Bina Zakat Mandiri Desa (BAZMADA)
Alur pengelolaan zakat lembaga BAZMADA dapat dilihat dalam skema
sebagai berikut:

SOSIALISASI

PENERIMAAN ZAKAT

PENGELOLAAN
ZAKAT

PEMBERDAYAAN DAN
PENDAYAGUNAAN ZAKAT

PRODUKTIF KONSUMTIF

PENGEMBANGAN DESA
MULTISEKTORAL FAKIR DAN MISKIN

Sistem pengelolaan zakat yang diterapkan dalam lembaga BAZMADA


dimulai dari sosialisasi akan pentingnya berzakat baik menggunakan media
massa, ceramah agama, khutbah jum’at, Thariqah maupaun melalui kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan. Kemudian, akan dilakukan survei zakat pada
masyarakat desa yang bersifat privasi sehingga melalui sensus ini akan diketahui
berapa besar dan jenis zakat yang akan dikeluarkan oleh masyarakat yang
akan mempermudah dalam pengumpulan zakat dan pemberdayaannya.
Setelah itu, pengumpulan zakat yang dilakukan dengan cara penarikan ke
rumah-rumah warga. Dari hasil penerimaan zakat pemberdayaannya zakat akan
dibagi menjadi dua bentuk yaitu zakat konsumtif yang langsung disalurkan
kepada fakir dan miskin, dan zakat produktif yang akan dialokasikan dalam
beberapa bidang unggulan program kerja desa, yaitu dalam bidang
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Dalam pengelolaan zakat produktif
lembaga BAZMADA disesuaikan prioritas bidang setiap desa. Hal tersebut
bertujuan untuk memaksimalkan zakat yang telah disalurkan kepada lembaga ini.
Kemudian pada tahap akhir setiap zakat yang dikelola akan ditransparasikan
dalam bentuk data setiap bulan, yang akan diberikan kepada para muzakki.
Program kerja lembaga BAZMADA disusun dan dilaksanakan secara
periodik pada setiap kepengurusan. Program-program kerja unggulan
dari lembaga BAZMADA antara lain :
1. Warung Ilmu
Warung Ilmu adalah program lembaga BAZMADA yang berorientasi
pada peningkatan bidang pendidikan di desa yang diharapakan akan menjadi
pusat perkembangan ilmu pengetahuan di desa dalam lingkup pendidikan formal
maupun nonformal. Warung Ilmu merupakan suatu tempat pengembangan
pendidikan desa yang berfungsi sebagai perpustakaan desa juga dapat digunakan
sebagai alternatif tempat belajar formal maupun nonformal seperti Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) serta
Madrasah Diniyah.
2. Warung Ekonomi
Warung Ekonomi adalah program lembaga BAZMADA yang berorientasi
mengembangkan bidang perekonomian desa. Warung ekonomi akan membantu
masyarakat desa dalam mengembangkan pembangunan ekonominya baik dalam
sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Dalam pengembangan
program tersebut warung ekonomi memiliki beberapa program yang dapat
membantu masyarakat dalam perekonomiannya. Hal tersebut dapat terealisasi
dengan adanya toko pertanian yang memberikan keringanan bagi orang fakir dan
miskin, serta mengakomodir semua kalangan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan bidang pekerjaan yang digelutinya di desa.
3. Ruang Sehat Terpadu
Program lembaga BAZMADA yang berorientasi pada bidang kesehatan
masyarakat desa. Melalui program ini, lembaga BAZMADA akan menjalin
hubungan dan mitra kerja sama dengan berbagai wadah kesehatan desa setempat
untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang aktif demi terciptanya fasilitas
kesehatan yang merata bagi masyarakat desa.
4. Sadar dan Aktif Wirausaha
Program lembaga BAZMADA yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat desa dalam mengembangkan perekonomiannya di bidang
kewirausahaan.
5. Sadar dan Aktif Zakat
Program lembaga BAZMADA yang bertujuan untuk menyosialisasikan
pentingnya mengeluarkan zakat baik dari aspek sosial maupun keagamaan.
Diharapakan melalui program ini akan terjalin komunikasi dua arah antara pihak
pengelola zakat dan masyarakat desa sehingga akan meningkatkan kesadaran.
6. Beasiswa Anak Desa
Program lembaga BAZMADA yang berorientasi pada pengembangan dan
pemberdayaan pendidikan di dalam masyarakat desa dalam bentuk pemberian
beasiswa pada siswa-siswi yang belajar dalam pendidikan formal dan non
formal. Pemberian beasiswa bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
masyarakat desa yang relatif masih rendah dan sebagai salah satu gerakan sadar
pendidikan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai amil zakat desa lembaga BAZMADA
akan tumbuh menjadi salah satu mitra kerja bersama dan mempunyai peran yang
penting dalam usaha meningkatkan kesejahteraan mustahiq dan pembangunan
desa. Beberapa capaian yang akan terealisasi dengan adanya lembaga ini
antara lain:
1. Membantu menyejahterakan masyarakat terutama fakir dan miskin yang ada
dalam desa.
2. Mengembangkan sumber daya manusia (human resources) terutama bagi
para fakir dan miskin dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
3. Mengangkat derajat umat muslim terutama fakir dan miskin agar tidak
adanya pelapisan dalam masyarakat.
4. Membantu meminimalisir kemiskinan masyarakat desa.
5. Menjadi fasilitator bagi masyarakat desa dalam melaksanakan perekonomian
mereka.
6. Mengembangkan sektor unggulan (excellent sector) seperti pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan yang ada dalam desa. Selain itu,
keberadaan lembaga BAZMADA akan menjadi salah satu tali penyambung
silaturahmi antar pihak pemerintah desa dengan masyarakat desa.
Penutup
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Salah satu instrumen ekonomi yang dapat meminimalisir kemiskinan adalah
zakat. Zakat pertanian Banyubang mempunyai potensi yang besar untuk
membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan yang ada
di Banyubang. Sehingga dapat diteladani oleh desa-desa lain karena
kemiskinan yang perlu ditekan adalah di daerah desa, karena hampir 60
persen kemiskinan terjadi di desa.
2. Lembaga pengelolaan zakat yang ada di Banyubang masih belum berjalan
dengan sempurna, hal tersebut disebabkan beberapa faktor. Faktor
kelemahannya adalah kurangnya generasi penerus yang ber-kompeten dalam
pengumpulan sampai pendistribusian zakat serta zakat yang masih
diberdayakan konsumtif.
3. Lembaga Bina Zakat Mandiri Desa (BAZMADA) adalah salah satu
lembaga yang menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk membayar
zakat yang mereka miliki. Lembaga ini dibentuk dengan menyatukan pihak
pengelola yang menempatkan remaja selaku Sumber daya insani yang
berkompeten dan pemerintah desa, serta orang yang mempunyai
kompetensi dalam bidangnya untuk mengelola zakat yang ada di desa.
Lembaga ini juga sebagai media sosialisasi pentingnya membayar zakat bagi
masyarakat yang sudah mampu membayarnya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kab. Lamongan. 2016. Lamongan Dalam Angka. Pemkab
Lamongan. Lamongan.

Hasani Ahmad Said.2010. Peran Strategis Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan.


(www.hasanibanten.blogspot.com, diakses Maret 2017).

Hertina. Pemberdayaan Eknomi Masyarakat Melalui Zakat (Studi Tentang


Upaya BAZDA Kabupaten Kampar dalam Menghimpun dan Mengelola).
(www.uinsuka.info, diakses Maret 2017).
Podes. 2015. Potensi Desa Banyubang Kecamatan Solokuro Kabupaten
Lamongan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan

Rahayu, MG Ana Budi. 2011. Pemberdayaan Masyarakat


Desa. (www.ebookbrowse.com, diakses Maret 2017).
__ . 2009. Jadikan Desa sebagai Ujung Tombak
Kemakmuran.
(www.bataviase.co.id, diakses Maret 2017).
______ . Pemerintah Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah.
Bandung: Fokusindo Mandiri.
Transkip Wawancara
Tim : Kami ingin bertanya seputar pengelolaan zakat di desa
Banyubang. Dengan adanya TTP di Banyubang, pastinya hasil
pertaniannya bertambah. Apakah sudah ada pengelolaan zakat
lebih lanjut ?
Nur Amin : Untuk pengelolaan zakat, zakat kan ada dua ; zakat fithra dan
zakat maal. Untuk zakat maal biasanya satu kali setiap tahun.
Yangmana sudah ada panitia dari desa untuk mengumpulkan zakat
sebagai amil. Zakatnya sesuai dengan ketentuannya kalau sudah
satu nishab ya zakat. Kemudian diambil panitia.
Tim : Dengan cara apa pengambilannya pak ?
Nur Amin : Panitia mengambili zakat dengan mendatangi rumah warga
yangmana panitia ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yang
masing-masing kelompok membawahi beberapa RT.
Tim : Panitia yang dipilih apakah hanya warga yang berkompeten pak ?
Nur Amin : Iya, Surat keterangan panitia zakat itu dari desa dan ditunjuk oleh
kepala desa.
Tim : Bagaimana sistem dari pengolahan dan pengumpulan zakat pak ?
M. Baqir : Pengumpulannya dengan cara diambil panitia. Sesuai dengan ayat
Al-Qur’an kan disuruh mengambil ke rumah warga. Satu tahun
disini yang banyak berhubungan dengan zakat maal itu pertanian,
sedangkan pertanian disini kan dua kali panen, yaitu musim hujan
dan musim kemarau.jadi di desa Banyubang dua kali penarikan
zakat maal yaitu setiap panen. Disini terdapat lima kelompok amil
yang masing-masing membawahi dua sampai tiga RT. Setelah
pengambilan, diadakan rapat pembagian dimana masing-masing
kelompok dikumpulkan dalam satu tempat.
Tim : Dimana tempat rapat pembagian diadakan ?
M. Baqir : Biasanya di gedung madrasah. Adapun pembagian zakat maal
disini diberikan kepada empat ashnaf, yaitu: fakir, miskin, sabil,
dan amil. Dimana zakatnya disisakan untuk kebutuhan panitia dan
kebutuhan anak yatim. Selebihnya dibagi untuk empat ashnaf
tersebut.
Tim : Dalam bentuk apa masyarakat mengeluarkan zakat pak ?
M. Baqir : Dalam bentuk uang, jagung dan padi.
Tim : Dalam bentuk apa zakat dibagikan untuk para ashnaf tersebut ?
M. Baqir : Kalau zakat maal, dibagikan berupa uang. Jika pembayar zakat
membayarkan zakatnya berupa barang, maka panitia yang bertugas
untuk meng-uangkan barang tersebut.
Tim : Berapa nominal yang terkumpul dalam satu kali penarikan ?
M. Baqir : Zakat maal disini lumayan banyak. Pada tahun 2016, dalam satu
kali penarikan berhasil mengumpulkan Rp. 71.581.000,00. Pada
tahun 2015, zakat yang terkumpul mencapai Rp.150.000.000,00
dalam satu kali penarikan.
Tim : Pengelola zakat maal ini sudah ada sejak kapan pak ?
M. Baqir : Sejak tahun 2005.
Tim : Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran berzakat di
masyarakat?
M. Baqir : Dengan proses pembinaan pengajian, khutbah, dan lain-lain nak.
Tim : Bagaimana cara panitia memberi tahu masyarakat bahwa waktu
pengumpulan zakat telah tiba pak ?
M. Baqir : Dengan cara diumumkan di masjid dan diberi waktu dua sampai
tiga hari.
Rapat pembagian dilaksanakan selama satu malam, tiap kelompok
menyetorkan nominal yang terkumpul lalu dibagi rata. Masing-
masing kelompok mengajukan fakir dan miskin di RT yang
dibawahinya. Pembagian sama rata antar satu fakir dengan fakir
lainnya. Dalam hal ini jatah yang di terima berbeda antar asnaf,
misalnya fakir mendapat tiga bagian, miskin mendapat dua bagian,
sabil dan amil mendapat satu bagian.
Tim : Apakah Masyarakat disini sudah mengenal internet?
M. Baqir : Sudah, tapi hanya sekedar mengenal dan pemanfaatannya berbeda
beda antara orang berpendidikan dengan orang awam.
Tim : Bagaimana pemanfaatan zakat oleh masyarakat disini pak ?
M. Baqir : Tergantung individu, ada kebijakan dari panitia kalau yang sangat
fakir ada pemberian secara berkala tiap bulan. Jadi jatahnya tidak
diberikan semuanya secara langsung.
Dokumentasi Wawancara Penulis dengan Pemerintah Desa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Tim
a. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dinda Aisyabella


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jurusan Unggulan IPA
4 Asal Lembaga MA Matholi’ul Anwar
5 NIS 9827
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 11 Juni 2000
75 E-mail dindaaisyabella@gmail.com
8 Nomor HP 085608234919
Z
b. Riwayat Pendidikan Formal

SD/MI SMP/MTs SMA/MA


Nama Lembaga MI Al-Hidayah MTs. Putra- MA Matholi’ul
Putri Simo Anwar
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015

c. Riwayat Pendidikan Non-Formal

No Nama Lembaga Tahun Masuk-Lulus


o1 Sigma Mandiri Lamongan 2010-2012
2 TPQ Al-Hidayah 2005-2011
3 Madrasah Diniyah Matholi’ul Anwar 2012-sekarang

d. Riwayat Organisasi

No Nama Organisasi Jabatan Tahun


1 PK. IPPNU MA Mawar Ketua 2016-2017
e. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

Instansi
No Jenis Penghargaan Tingkat Pemberi Tahun
Penghargaan
Kementerian
Juara 1 Musabaqah Agama
1 Kabupaten 2017
Fahmil Qur’an Kabupaten
Lamongan
HMJ PBSI
2 Juara 1 Penulisan Esai Provinsi Unisda 2017
Lamongan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan saya siap menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk pelengkap berkas untuk
pelengkap berkas perlombaan Lomba Esai Siswa Smart and Sport Competition
(SSC) 2K17 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

Lamongan, 30 Maret 2017


Ketua Tim

Dinda Aisyabella
NIS: 09827
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. Anggota Tim
a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Atiqotur Royyani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jurusan Unggulan IPA
4 Asal Lembaga MA Matholi’ul Anwar
5 NIS 9869
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 18 Oktober 2000
75 E-mail Atiqohroyyani18@gmail.com
8 Nomor HP 085607292640
Z
b. Riwayat Pendidikan Formal
SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Nama Lembaga MI Tarbiyatul MTs. Putra- MA Matholi’ul
Athfal Putri Simo Anwar
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015

c. Riwayat Pendidikan Non-Formal

No Nama Lembaga Tahun Masuk-Lulus


o1
2
3

d. Riwayat Organisasi

No Nama Organisasi Jabatan Tahun


1 PK. IPPNU MA Mawar Sekretaris 2016-2017
e. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

Instansi
No Jenis Penghargaan Tingkat Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan saya siap menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk pelengkap berkas untuk
pelengkap berkas perlombaan Lomba Esai Siswa Smart and Sport Competition
(SSC) 2K17 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

Lamongan, 30 Maret 2017


Anggota Tim

Atiqotur Royyani
NIS: 09869

Anda mungkin juga menyukai