Anda di halaman 1dari 31

TUGAS

SEJARAH MIKROBIOLOGI

KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH:
ECCLESYA AGATA (1915041050)
KHANSA ARIKAH AZALPA (1915041028)
SONA ERLANGGA (1915041016)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

Dosen Pembimbing :
Panca Nugrahini F, S.T., M.T.

Agustus 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sejarah Mikrobiologi ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa sumber sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih pada semuanya yang telah berkontribusi
dalam pebuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian, kami berharap semoga makalah tentang Sejarah Mikrobiologi ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 27 Agustus 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................... 4
1.3 Capaian Pembelajaran ................................................................................................................................... 4
BAB II ISI ..................................................................................................................................................................... 5
2.1 Definisi Mikrobiologi...................................................................................................................................... 5
2.2 Perkembangan Mikrobiologi ......................................................................................................................... 6
2.3 MIKROBIOLOGI INDUSTRI .............................................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................................. 30
3.2 Saran ............................................................................................................................................................ 30
Daftar Pustaka ......................................................................................................................................................... 31

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup kelompok organisme mikroskopik yang terdapat
sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan,
disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan
karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh
manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi
tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu
banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi.
Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang
ilmu ini semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi pertanian,
mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain.

Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan mikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta
mungkin dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan. Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali
sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan penggunaan mikroorganisme dapat mengetahui lebih dalam tentang
penyakit infeksi, penyebarannya serta cara pengobatannya dengan berbagai cara seperti pemberian antibiotika.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi?
3. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi industri?
4. Apa saja peranan mikrobiologi dalam industri bagi manusia?

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi.


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi.
3. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi industri.
4. Untuk mengetahui peranan mikrobiologi dalam industri bagi manusia.

1.3 Capaian Pembelajaran

1. Mahasiswa memahami pengertian dasar mikrobiologi serta aspek-aspek pendukungnya.


2. Mampu memahami sejarah perkembangan mikrobiologi.
3. Mampu mengembangkan manfaat dan aneka jasa mikroorganisme.
4. Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengaplikasikan mikroorganisme pada bidang makanan, industri,
pertanian dan kesehatan.

4
BAB II

ISI

2.1 Definisi Mikrobiologi

Gambar 2.1. Jenis-jenis mikroba


Sumber: pengetahuankimiaku.blogspot.com

Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros= kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Mikrobiologi adalah
sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk hidup yang
sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat dilihat dengan mata biasa yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Makhluk ini merupakan jasad renik dan mikroorganisme.
Mikroorganisme meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi, virologi, mikologi dan parasitologi.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia.
Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah
berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,
mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
https://sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajar-mikrobiologi.pdf&ved

Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:

A. Mikrobiologi dasar

Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi kimia mikroorganisme. Banyak proses biokimia
pada mikroorganisme juga terjadi pada organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model dalam
mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini juga didukung oleh kemampuan reproduksi
mikroorganisme yang tinggi. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,
macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan
mikroba dan faktor lingkungan.

B. Mikrobiologi terapan

Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu mikrobiologi dalam memecahkan masalah praktis dalam
kedokteran, pertanian dan industri. Mikrobiologi terapan telah berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi,
bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari
mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya. Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan
tumbuhan, disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan kesuburan tanah.
Dalam bidang industri, mikroorganisme berperan dalam produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem,
mikroorganisme juga banyak berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan.
https://www.academia.edu/36573028/Definisi_Mikrobiologi

5
Mikrobiologi dapat dibagi menjadi beberapa sub-disiplin berdasarkan semacam sub orientasi, yaitu:

1. Orientasi Taksonomi
 Ilmu pengetahuan virus: studi tentang struktur, komposisi dan klasifikasi virus.
 Bakteriologi: studi tentang struktur, komposisi dan klasifikasi organisme hidup termasuk bakteri.
 Mikologi: ilmu yang mempempelajari tentang komposisi dan struktur kehidupan klasifikasi makhluk termasuk
jamur.
 Phycology atau Algologi: ilmu yang mempalajari tentang struktur, komposisi dan klasifikasi makhluk termasuk
alga atau ganggang.
 Protozoology: studi tentang struktur, komposisi dan klasifikasi makhluk hidup termasuk protozoa.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

2. Orientasi Habitat
 Mikrobiologi air: studi mata pencaharian dan peran mikroba dalam air.
 Mikrobiologi Tanah: studi mata pencaharian dan peran mikroba dalam tanah.
 Mikrobiologi Laut: mempalajari ilmu peri kehidupan mikroba yang hidup di habitat air laut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

2.2 Perkembangan Mikrobiologi

Gambar 2.2. Mikroskop yang dibuat Robert Hooke


Sumber: id.wikipedia.org

Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa penting, yaitu:

A. Penemuan mikroskop
B. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
C. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)
D. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)

Sejarah perkembangan mikrobiologi dibedakan menjadi empat periode. Periode pertama, mulai dari terbukanya rahasia
dunia tentang mikroorganisme melewati pengamatan yang dilakukan oleh Leeuwenhoek di tahun 1675. Hal ini memicu rasa
keinginantauan di sejumlah kalangan para ilmuwan tentang asal mula sebuah kehidupan yang sebelumnya pada saat teori dari
generatio spontanea membuktikan bahwa kehidupan terjadi dengan spontan mulai terbukti ketidakbenarannya dan prinsip
biogenesis sekarang sudah dapat diterima, pengetahuan tentang mikroorganisme sifatnya menjadi tidak spekulatif semata-mata
lagi. Selama periode selanjutnya antara tahun 1860 serta tahun 1900, banyak yang melaksanakan berbagai penemuan dasar
penting. Perkembangan teori nutfah tentang panyakit pada tahun1876, hal ini tiba-tiba telah menimbulkan minat pada prosedur
laboratoris guna mengisolasi dan mencirikan sebuah mikroorganisme. Pada periode ini ada penemuan banyak mikroorganisme
penyebab dari penyakit dan beberapa metode untuk mencegah serta mendiagnosis dan juga mengobati berbagai penyakit tersebut.
https://www.biologi.co.id/mikrobiologi-sejarah-perkembangan-struktur-dan-fungsi-sel-mikroba-terlengkap/#forward

Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan
bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk.
Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab
proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa
mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya
mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa
mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa
organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial divesity atau keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas
mikroorganisme.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan kimia oleh mikroorganisme sangat mirip
dengan unity inbiochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada
semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme
dari mikroba hingga manusia adalah DNA. Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya sederhana dan

6
perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisme. Saat ini mikroorganisme diteliti secara insentif
untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Berikut adalah sejarah perkembangan mikrobiologi:

1. Aristoteles

Gambar 2.3. Aristoteles


Sumber: https://umayaika.wordpress.com/2012/04/17/filsafat-aristoteles/

Pada zaman Aristoteles (384 SM – 322 SM) muncullah suatu pendapat, yang menyatakan sebuah kehidupan asalnya
dari bahan atau benda mati dengan mengalami penghancuran. Teori ini dikenal dengan “Teori Generateo Spontanea”, artinya
bahwa makhuk hidup terjadi dengan spontan.
https://www.biologi.co.id/mikrobiologi-sejarah-perkembangan-struktur-dan-fungsi-sel-mikroba-terlengkap/#forward

2. Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723)

Gambar 2.4. Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke


Sumber: https://www.academia.edu/36573028/Definisi_Mikrobiologi

Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris. Dalam bukunya
yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang. Ini adalah deskripsi
pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan. Namun, Orang pertama yang dianggap melihat bakteri adalah Antonie
van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda. Anthony Van Leeuwenhoek
sebenarnya adalah seorang pedagang Belanda, tidak pernah mengenyam pendidikan formal, dan hanya tahu tentang Bahasa
Belanda saja. Pada tahun 1684, Antonie van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri
untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.

Gambar 2.5. Wajah Antonie van Leewenhoek diabadikan dalam prangko di Belanda pada tahun 1937
Sumber: id.wikipedia.org

7
Leewenhoek biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang
pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah
seorang penemu mikrobiologi. Mikroskopnya mempunyai sedikit persamaan dengan mikroskop sekarang. Lensa berbentuk
bola yang dipasang diantara dua pelat logam yang kecil. Benda yang akan di amati diletakkan di ujung jarum tumpul yang
diletakkan di pelat belakang dan difokuskan dengan memutar dua sekrup yang dapat mengubah letak jarum terhadap lensa.
Leewenhoek menggunakan mikroskopnya untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik
dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda
bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya
lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan
menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali.

Gambar 2.6. Mikroskop Leewenhoek dan gambar mikroba hasil pengamatannya


Sumber: aguskrisnoblog.wordpress.com

Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu
isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1974 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal
dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya.
Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan
tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat
yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya.
Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis.
Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules
sebelumnya seperti halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak
berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini
memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

3. Pembuktian ketidakbenaran dari Generatio Spontanea (Abiogenesis)

Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari
telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

Ada dua berpendapat mengenai hal ini. Beberapa orang percaya bahwa animalcules timbul dengan sendirinya dari
bahan-bahan yang mati, sedangkan yang lain berpendapat bahwa mereka terbentuk dari benih yang selalu ada di udara.
Sebenarnya teori abiogenesis sudah sejak lama ada, hal ini terbukti Aristoteles (300 sm) telah berpendapat, bahwa mahluk-
mahluk kecil terjadi begitu saja dari benda mati. Pendapat ini juga di anut oleh Needham.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

Gambar 2.7. Percobaan Spalanzani


Sumber: aguskrisnoblog.wordpress.com
8
Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme yang ada dan
menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan daging tersebut. Ia
menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan dari daging. Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729 – 1799)
merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham
mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi
langsung dengan udara.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Gambar 2.8. Percobaan Schutlze


Sumber: aguskrisnoblog.wordpress.com

Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran
udara. Pada tahun 1836, Franz Schutlze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah
dimasak. Tahun 1837, mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang berisi kaldu. Keduanya tidak
menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori
generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba. Sampai akhirnya tahun 1854 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan
tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan oleh Schoeder dan Th. Von Dusch. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan
pipa yang sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara
tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya
mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/20-09/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

4. Fransis Louis Pasteur (1822-1895)

Gambar 2.9. Louis Pasteur


Sumber: sciencephoto.com

Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh
perhatian pada mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dalam
pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix
Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi
ia tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian
eksperimen, ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi
dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak
ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu atau asap akan mengendap pada bagian
tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan
Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni
udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

9
Gambar 2.10. Percobaan Pasteur
Sumber: id.wikipedia.org

Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping from them, that one thing that
is above the power of man to make; I have kept from them, the germ that float in the air, I have kept them from life. Salah satu
argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga
dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital
force tersebut mikroorganisme tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan
udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara melakukan percobaan dengan meletakkan tabung
reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan
membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan
kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep
biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba
yang menyebabkan penyakit.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com-/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

5. Teori Tentang Fermentasi

Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain
dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah
keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi menghasilkan
mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah yang
timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan
mikroorganisme yang berbeda.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/se-jarah-perkembangan-mikrobiologi/

Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe mikroorganisme lain mendominasi anggur
yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus.
Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke
dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan.
Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma
selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50–600 Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang
digunakan secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and
error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme tertentu.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com-/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

6. Penyebab Infeksi/ Penyakit

Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur dan asistennya juga
mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit
serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum Pasteur membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab
penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah
manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah
yang jelek dan lain-lainnya.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483-1553) menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari satu orang ke orang lain. Sebagian besar
informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka
menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von Plenciz (1705-1786) mengatakan
bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit
yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai
diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri
Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikroorganisme yang disebut dengan protozoa yang

10
dapat menyebabkna penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutra bagaimana menghilangkan penyakit dengan
cara memilih ulat sutra yang bebas penyakit untuk diternakkan.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Dibuktikan oleh Wollstein, 1787 dengan menggesekkan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda menderita
penyakit pilek kepada rongga hidung yang sehat, dan ternyata kuda yang sehat itu pilek juga. Oiver Wendell Holmes, 1843 dan
Ignaz Semmelweis (1847), di Wina secara terpisah bahwa tangan atau alat yang dipakai oleh dokter yang mengadakan
pembedahan perlu sekali disinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien. Dengan mencuci tangan dengan
larutan antiseptik maka hal tersebut dapat dicegah. Pollender (1849) menemukan mikroorganisme di dalam darah ternak yang
menderita penyakit antrax, dan darah yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menjangkiti ternak yang masih sehat.
Secara umum pada periode perintis ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yaang paling banyak diteliti,
diamati, dan diungkapkan.
https://agus-krisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

Varro, bangsa romawi pada abad pertama sebelum masehi mempunyai pendapat bahwa penyakit tertentu oleh sesuatu
yang dibawa oleh udara masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung. Pada masa Francastorius (Italia, 1546),
berkat pengamatannya mengenai penularan penyakit seperti pes, cacar, toberkolosis, karena adanya sesuatu”seminaria” (benih)
yang tular menular dari seorang ke irang lain. Kemudian Kircher, 1654 telah mengetahui cara penyebaran, penularan, dan
perpindahan jasat penyebab penyakit, karena ia menemukan cacing-cacing kecil di dalam darah penderita pes. Penemuan
Kircher dapat memberikan jalan ditemukannya penyakit campak oleh Panum (Ahli kedokteran dari Denmark, 1820-1885) dan
penyebab epidemi kolera-Asia oleh Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880). Pada tahun 1840, Henle seorang ahli ilmu
penyakit bangsa Jerman menyatakan suatu penyakit tertentu disebabkan oleh suatu mikroorganisme tertentu pula.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

7. Era Robert Koch (1843-1910)

Gambar 2.11. Robert Koch


Sumber: id.wikipedia.org

Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya
untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur.
Baik Pasteur maupun Koch menjadi kawan bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat
merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax.
Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan
cara memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang
sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan
kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-memba-ngun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax.
Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa
spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan
anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu.
Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik
laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik
tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch
adalah Paul Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya untuk mengecat bakteri
termasuk bakteri penyebab tuberculosisi. https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-
pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-manusia-sejahtera/

11
8. Richard J. Petri (1852-1921)

Gambar 2.12. Richard J.Petri


Sumber: monografias.id

Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang yang telah direbus pada akhirnya
dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya mereka mengembangkan media spesifik untuk
menumbuhkan mikroorganisma. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan
koleganyanya juga menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi padat.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

Richard J. Petri . (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar alat tersebut
selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan teknik biakan
murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch
mengenalkan penggunaan binatang model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit, kelinci,
babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai
bukti untuk menghilangkan keraguan.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

9. Era Perintisan Tahun 1850

Pada periode perintisan ini timbul fenomena, batasan (postulat) tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
mikrobiologi secara umum maupun secara khusus, yang berkaitan dengan bidang kesehatan lingkungan, pertanian, dan lain
sebagainya. Dalam periode ini para ahli mencoba mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul di lingkungannya
yang mungkin berkaitan dengan mikroba, antara lain dari mana asal mula kehidupan yang pertama, kenapa makanan menjadi
rusak (membusuk, berlendir), bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar (masalah kontagion), kenapa bila terjadi
luka bisa membengkak dan mengeluarkan nanah, dan bagaimana proses fermentasi terjadi.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

10. Postulat Koch

Gambar 2.13. Tahapan Postulat Koch


Sumber: repository.ut.ac.id

Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk
membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
a. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
b. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium.
c. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
d. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telahterinfeksi tersebut.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang
cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta adanya
penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun
1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui
ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter
tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang
jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

12
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902) dengan menggunakan manusia sebagai volunteer
membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara
penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat
berkembang biak.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

11. Perkembangan dan Pencegahan penyakit

Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon yang dikenal dengan
penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama perioda 1347 – 1350. Sepertiga sampai
setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber
bakteri bacillus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria telah membunuh setengah
juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh
selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisme
dapat merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan perlakuannya.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

12. Penemuan antiseptic

Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisme penyebab penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik;
ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi. Oliver Weldell Holmes (1809-1894) seorang
dokter Amerika pada tahun 1843 menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan
dari satu wanita lain melalui tangan dokter. Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan
penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan
asam karbol atau phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat
bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang
sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli bedah
yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam
senyawa kimia dan alat fisik lain dapt mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan
tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

13. Imunisasi

Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan
kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya
yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan
menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu
karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi
tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya,
dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan
biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini
membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh
menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi
bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau
tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebut bakteri
yang telah avirulen tersebut dengan vaccin dari bahasa latin vaccayang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut
dikenal dengan vaksinasi.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Edward
Jenner (1749-1823) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena copox dari ternak
sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan
mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama dengan
materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menunjukkan gejala smallpox.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang
mikroorganisma yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan
ke manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan
dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

13
Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan
yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva
anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan mengeringkannya dan
membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi
vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia.Padabulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph
Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut. Kekawatiran Pasteur dan
orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh
banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

14. Chemoterapi

Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya, merkuri telah digunakan untuk mengobati sifilis pada
tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan
sebagai sumber bahan untuk chemoterapi. Paul Erlich meulai chemoterapi modern dengan membuat ‘magig bullet’ senyawa
kimia yang dapat membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis tanpa membahayakan orangnya. Ia menyebut campuran tadai
dengan ‘salvarsan’ yang terbukti sangat efektif membasmi bakteri penyebab sifilis. Untuk penemuan tersebut Ia mendapat
Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881-1955) menemukan penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisma
jamur Peniceliium notatum. Fleming menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat pertumbuhan
bakteri. Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti dari Universitas
Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati
korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W.Florey dan Ernst Chain melakukan
pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai ‘miracle drug’. Dan
bertiga, Florey, Chain dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

15. Era Modern

Memasuki abad ke-20, mulai mengembangkan dua cabang mikrobiologi yang masih saling berhubungan, mikrobiologi
dasar (basic) dan mikrobiologi (diterapkan) diterapkan. Dasar mikrobiologi mengacu penemuan-penemuan baru di bidang ini.
Sementara mikrobiologi diterapkan mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan dengan
bidang ini. Sejak penemuan DNA, konsep lapangan memasuki era mikrobiologi molekuler. Keberhasilan sekuensing DNA
ditemukan hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri. https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

Gambar 2.15. Daun yang belum terkena virus(a) dan daun yang terkena virus TMV (b)
Sumber: aguskrisnoblog.wordpress.com

Pada era ini ditandai dengan dipakainya metode dan alat yang mutakhir, seperti misalnya mikroskop elektron,
kromatografi, sampai dengan komputer. Masalah-masalah pelik yang sebelumnya belum terungkap dan belum dijelaskan
misalnya antibiotik, vaksin, serum, sekarang telah diketahui. Virus, misalnya sudah sejak lama Pasteur dan Koch telah
melakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih jelas mengenai virus baru diumumkan oleh Iwanowski, yaitu sebagai
penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (TMV = tobacco mozaic virus) terungkaplah sudah masalah Virus itu.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

14
Gambar 2.14: Virus Bakteriofage
Sumber: aguskrisnoblog.wordpress.com

Herelle (1967) dan Towert (1951) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriofage
(virus yang menyerang bakteri). Fleming (1925) secara kebetulan menemukan jamur Penicillium yang dapat membuat zat
penghancur bakteri Stafilokokus. Jerne (1955) mengungkapkan teori seleksi ilmiah dari sintesis antibodi. Burner (1957)
mengemukakan seleksi klonal, dan Burnet (1967) memperkenalkan daya pencegahan imunologis. Periode modern masih akan
ditandai masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wawasan
mikrobiologi diberbagai bidang ilmu lainnya.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/karya-sejarah-mikrobiologi-dalam-menjawab-peranan-bidang-mikro-
modern/

16. Penemuan Berharga Para Tokoh Biologi

Pada sekitar periode ketiga banyak sekali ditemukan penemuan-penemuan dalam bidang mikrobiologi, diantaranya:
a. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri, sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni gram
positif dan grram negatif;
b. Chamberland (1887) menemukan bahan dengan sistem saringan atau filter secara fisik;
c. Spencer (1851) menemukan kolera;
d. Lord Lister (1854) menggunakan semprotan asam karbolat pada luka selama berlangsungnya pembedahan;
e. Hansen (1874) menemukan kuman lepra;
f. Neisser (1879) menemukan kuman gonokokus;
g. Ogston (1881) menemukan stafilokokus;
h. Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah;
i. Fraenkel (1886) menemukan kuman pneumokkokus;
j. Schaudin dan Hoffman manamukan kuman spiroketa sifilis
k. Roux dan Yersin (1888) menjelaskan mekanisme dari patogenis difteri setelah menemukan toksin bakteri.
l. Welch (1894) menemukan penyakit tifus;
m. Loeffler dan Frosch (1898) mengamati bahwa penyakit kuku dan mulut pada ternak disebabkan oleh mikroba yang dapat
melewati saringan kuman, yakni virus;
n. Landsteiner dan Popper (1909) menyatakan bahwa poliomeilitis disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan
kuman, yakni virus;
o. Mc Coy (1910) menemukan penyakit difteric
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

2.3 MIKROBIOLOGI INDUSTRI

A. Pengertian Mikrobiologi Industri

Mikrobiologi Industri adalah ilmu yang mempelajari proses industri yang memanfaatkan mikroba sebagai komponen dalam
proses untuk memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Mikroogranisme merombak bahan mentah dan
mengubah bahan mentah ini menjadi produk baru.
https://www.academia.edu/12500963/Mikrobiologi_Industri

B. Aspek-aspek Mikrobiologi Industri

Aspek yang dipelajari dalam Mikrobiologi Industri adalah dinamika fermentasi, alat untuk fermentasi, kinetika pertumbuhan,
pengunduhan produk serta penangan limbah industri, produksi metabolit, protein sel tunggal.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/

C. Peranan Mikrobiologi dalam Industri bagi Manusia.

1. Mikroba dapat digunakan dalam industri untuk menghasilkan produk seperti ensim, polisakarida, asam amino, hormon dan
antibodi monoklonal.
2. Mikrobia dapat digunakan untuk degradasi senyawa toksik, mengakumulasi lapisan minyak, berperanan sebagai peptisida
dan tujuan untuk penambangan.

15
3. Ensim digunakan untuk penyamakan kulit penghasil detergen dan pembuatan mentega pengempukan daging.
4. Polisakharida digunakan untuk menstabilkan dan memberi pengental makanan sebagai bahan kosmetik, agensia pengikat
(perekat) obat-obatan, untuk menyaring senyawa dan sebagainya.
5. Hormon seperti insulin dan hormon pertumbuhan digunakan untuk diberikan kepada manusia yang memang sifat genetik
tak mampu memproduksi vitamin dan hormon.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/

D. Mikroorganisme yang Berperan dalam Industri

1. Bakteri

Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya proses fermentasi, antara lain sebagai berikut:

a) Acetobacter acetii

Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam asetat.
Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam.

b) Acetobacter xylinum

Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinummampu mensintesis selulosa dari
gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga
terdapat produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.

c) Bacillus sp.

Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya hanya digunakan untuk
menghasilkan enzim amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili Bacillus
thuringiensis maupun untuk penanganan limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika,
kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah lingkungan.

d) Bividobacterium sp.

Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk probiotik dari bakteri ini biasanya
berbentuk padat.

e) Lactobacillus sp.

Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam lakat juga berperan dalam
fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat.
Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat
poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

2. Khamir

Khamir ada yang yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. Khamir banyak dimanfaatkan dalam
bidang industri yaitu proses fermentasi pada pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya. Khamir yang tidak
diinginkan adalah yang ada pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, jus buah, sirup, molase, madu, jelly,
daging dan sebagainya.
Khamir yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut:

a) Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan makanan. Khamir ini telah lama
digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam industri pangan, khamir digunakan dalam pengembang adonan roti dan
dikenal sebagai ragi roti.

16
b) Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan berkontribusi pada pembentukan
aroma.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

3. Jamur

Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut (Pelczar, 1988):

a) Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organik
yang banyak digunakan dalam bidang industri pangan misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan.
Jamur ini sering mengontaminasi makanan misalnya roti tawar.

b) Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada
tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe
kini juga telah dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan.

c) Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional. Produk oncom yang
dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta
karoten yang dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten
juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.

d) Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk yang dihasilkan. Mula pertama
jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada
beras. Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan
adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.

e) Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin. Sejak
pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui
sehingga ragam antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan
dalam pembuatan keju khusus.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri

Kegiatan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perubahan dilingkungan dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme. Beberapa golongan mikroorganisme resisten terhadap perubahan
lingkungan karena dengan cepat melakukan adaptasi dengan lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang sering mempengaruhi
pertumbuhan mikroba antara lain:

1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba mampu hidup dalam kisaran suhu
yang luas. Terkait dengan suhu pertumbuhan maka dikenal suhu minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum adalah
suhu yang paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk
kehidupan mikroba. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi pada
tingkat kegiatan fisisologi yang paling rendah. Atas dasar suhu perkembangannya mikroba dapat dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu psikofil, mesofil dan termofil. Mikroba psikofil/kriofil dapat tumbuh pada suhu antara 0 o C-30o C, dengan
suhu optimum 15OC. Kebanyakan tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun dilautan. Mikroba mesofil
mempunyai suhu optimum antara 25-37oC, dengan suhu minimum 15oC dan suhu maksimum antara 45-55oC. Mikroba ini
biasa hidup pada tanah dan perairan. Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75oC, dengan suhu optimum
55-60oC.

2. Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan
kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Banyak mikroba yang tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk
waktu yang lama. Misalnya mikroba yang membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.

17
3. pH
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan alkalifil. Asidofil adalah mikroba yang dapat
tumbuh pada pH antara 2,0-5,0. Mikroba neutrofil adalah mikroba yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 sedangkan
mikroba alkalifil dapat tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5,
sedangkan jamur mempunyai kisaran pH yang luas.

4. Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam
berat pada kadar rendah disebut oligodinamik. Ion-ion logam dapat mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg ++ akan
bergabung dengan gugus sulfidril (-SH) dalam enzim sehingga aktivitas enzim dengan gugus aktif sulfidril akan terhambat
aktivitasnya. Ion-ion Li++ dan Zn++ bersifat toksik bagiLactobacillus dan Leuconostoc, namun demikian jika Ph diturunkan
maka peracunan Li++ dan Zn++ dapat dikurangi.

5. Iradiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan penetrasi yang besar. Demikian juga sifat letalnya.
Penggunaan radiasi pengion terutama pada bidang farmasi, kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam bidang
mikrobiologi, misalnya menggunakan sinar ultraviolet dan sinar gamma. Sinar UV yang paling efektif dalam membunuh
mikroorganisme adalah yang memiliki panjang gelombang yang dekat dengan 260 nm, dengan energi kuantum sekitar 4,9
Ev. Sinar dengan panjang gelombang dibawah 200 nm tidak efektif karena mudah diserap oleh oksigen atmosfir. Sinar
dengan panjang gelombang 360-450 nm umumnya disebut UV gelombang panjang dan biasa digunakan untuk menstimulasi
flourisensi, misalnya untuk menunjukkan adanya pigmen pseudomonas pada telur. Penggunaan lain UV pada bidang
industri bahan makanan adalah pada ruang pendingin yang dipergunakan untuk menyimpan daging. Tujuannya dalah untuk
menunda pertumbuhan mikroba permukaan. Iradiasi ultraviolet dengan internsitas 2 mW/cm2 terhadap pseudomonas pada
daging dapat mengurangi kecepatan pertumbuhannnya menjadi 85% bila dibandingkan dengan kontrol, dan akan menjadi
75% bila intensitas pada permukaan 24 mW/cm. Sinar gamma, iradiasi gamma telah digunakan sebagai metode dalam
pengawetan pangan di beberapa Negara seperti Belgia, Perancis, Jepang dan Belanda. Di Indonesia sendiri baru dilakukan
dalam skala laboratorium. Proses dilakukan dengan penyinaran pangan dengan menggunakan kobalt radioisotope (60 oC).
Iradiasi akan mempengaruhi fungsi metabolisme dan fragmentasi DNA yang dapat mengakibatkan kematian sel mikroba
sehingga memperbaiki kualitas mikrobiologis pangan dengan mengurangi jumlah jasad perusak dan pathogen.

Selain faktor di atas, mikroba juga melakukan interaksi, sebab di alam jarang dijumpai mikroba yang hidup sebagai biakan
murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad lain. Interaksi antar mikroba dapat terjadi antara dua mikroba yang sama
ukuran selnya (dua sel bakteri, dua sel protozoa) atau antara dua sel yang berbeda ukurannya (sel bakteri dengan sel protozoa).
Dua sel yang ukurannya sama memiliki kebutuhan nutrisi yang kurang lebih sama, sebab susunan molekul suatu sel pada
umumnya relatif sama. Berbeda halnya jika ukuran sel berbeda, kebutuhan ruang berbeda. Protozoa membutuhkan ruang ribuan
kali lebih besar daripada bakteri. Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya. Contohnya interaksi antar Pseudomonas
synoyaneadengan Sterptococcus lactis yang menyebabkan terjadinya warna biru pada susu.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

F. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Proses Mikrobiologi Industri

Dari segi perindustrian, mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki.
Mikroba merombak bahan mentah dan mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang harus
dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri, antara lain:

1. Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup banyak. Karakteristik penting
yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam
waktu yang relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta
dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah
kapang, khamir, bakteri, dan virus.

18
2. Medium
Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak.
Misalnya, limbah yang banyak mengandung nutrisi dari industri persusuan dan industri kertas untuk menghasilkan bahan-
bahan yang bernilai tinggi.

3. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat mencapai 200.000 liter. Produk
metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang
sangat banyak, komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak dikehendaki.
Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan
memurnikan produk akhir yang diinginkan.

4. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.

5. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat di-inaktifkan.

6. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama kali dipindahkan dengan
sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-besar.

7. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan dari biakan dengan penyaringan
(dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel,
berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.

8. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel
pankreas yang mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA
rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

G. Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri


1. Produksi Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil

a. Antibiotika

Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan dapat menghambat atau membunuh
mikroorganisme lain. Perkembangan antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi lebih banyak mempengaruhi
penggunaan obat dibandingkan dengan perkembangan antibiotik itu sendiri. Antibiotika merupakan produk metabolisme
sekunder. Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, tetapi karena aktivitas terapetiknya tinggi
maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu antibiotika dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba.
Beberapa antibiotika dapat disintesis secara kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotika dan cenderung menjadi
mahal, maka tidak memungkinkan sintesis secara kimia dapat bersaing dengan fermentasi mikroorganisme.

Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen dan oleh bakteri
kelompok Actinomycetes. Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan dengan keberadaan antibiotika, sehingga dikenal
famili antibiotik. Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar antibiotika digunakan secara
medis untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi
dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati $ 5 milyar.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

19
Tabel 2.1. Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial

Antibiotika Mikrorganisme penghasil Tipe mikroorganisme


Basitrasin Bacillus subtilis Bakteri pembentuk-spora
Sefalosporin Cephalosporium sp. Fungi
Kloramfenikol Sintesis senyawa kimia (dulu Actinomycete
olehStreptomyces
venezuelae)
Sikloheksimid Streptomyces griseus Actinomycete
Sikloserin Streptomyces orchidaceus Actinomycete
Erytromisin Streptomyces erythreus Fungi
Griseofulvin Penicillium griseofulvin Actinomycete
Kanamisin Streptomyces kanamyceticus Actinomycete
Linkomisin Streptomyces lincolnensis Actinomycete
Neomisin Streptomyces fradiae Actinomycete
Nistatin Streptomyces noursei Fungi
Penisilin Penicillium chrysogenum Bakteri pembentuk-spora
Polimiksin B Bacillus polymyxa Actinomycete
Streptomisin Streptomyces griseus Actinomycete
Tetrasiklin Streptomyces rimosus Actinomycete
Sumber: http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

1. Pencarian Antibiotik Baru

Tabel 2.2. Klasifikasi antibiotika sesuai dengan struktur kimianya

Antibiotika Contoh
1. Antibiotika mengandung-karbohidrat
- Gula murni Nojirimisin
- Aminoglikosida Streptomisin
- Ortosomisin Everninomisin
- N-glikosida Streptotrisin
- C-glikosida Vankomisin
- Glikolipid Moenomisin
2. Lakton makrosiklik
- Antibiotik makrolida Eritromisin
- Antibiotik polien Kandisidin
- Ansamisin Rifamisin
- Makrotetrolida Tetranaktin
3. Quinon dan antibiotika yang berhubungan.
- Tetrasiklin Tetrasiklin
- Antrasiklin Adriamisin
- Naftoquinon Aktinorodin
- Benzoquinon Mitomisin
4. Antibiotika peptida dan asam amino
- Turunan asam amino Sikloserin
- Antibiotik b-laktam Penisilin
- Antibiotik peptida Basitrasin
- Kromopeptida Aktinomisin
- Depsipeptida Valinomisin
- Peptida pembentuk-selat Bleomisin
5. Antibiotika heterosiklik mengandung nitrogen
- Antibiotika nukleosida Polioksin
6. Antibiotika heterosiklik mengandung oksigen
- Antibiotika polieter Monensin

20
7. Turunan alisiklik
- Turunan sikloalkan Sikloheksimida
- Antibiotika steroid Asam fusidat
8. Antibiotik aromatik
- Turunan benzen Kloramfenikol
- Antibiotika aromatik terkondensasi Griseofulvin
sumber: http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

Bahan antibiotik yang sudah diketahui, lebih dari 8.000, dan beberapa ratus antibiotika ditemukan dalam
beberapa tahun. Dan sejumlah peneliti mempercayai bahwa berbagai antibiotika baru dapat ditemukan lagi jika
penelitian dilakukan terhadap kelompok mikroorganisme selain Streptomyces, Penicillium, dan Bacillus. Sekali
diketahui urutan struktur gen mikroorganisme penghasil-antibiotika, dengan teknik rekayasa genetika
memungkinkan pembuatan antibiotika baru.

Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui screening. Dengan pendekatan tersebut,
sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika yang diperoleh dari alam dalam kultur
murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk produksi antibiotika dengan bahan yang diffusible, yang menghambat
pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang digunakan untuk pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau
berhubungan dengan bakteri patogen.

Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika adalah metode gores silang, pertamakali
digunakan oleh Fleming. Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi dapat dengan cepat mengidentifikasi,
apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil antibiotika baru,
antibiotika dihasilkan dalam sejumlah besar, dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada
hewan yang terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan sejumlah kecil dapat
berhasil dengan baik. Akhirnya, sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam pengobatan dan dihasilkan
secara komersial.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

2. Tahap-tahap Menuju Produksi Komersial

Suatu antibiotika yang dihasilkan secara komersial, pada awalnya harus berhasil diproduksi pada fermentor
industri berskala-besar. Salah satu gugus-tugas penting adalah pengembangan efisiensi metode pemurnian. Metode
elaborasi (yang terperinci) sangat penting dalam ekstraksi dan pemunian antibiotika, karena jumlah antibiotika yang
terdapat dalam cairan fermentasi hanya sedikit.

Jika antibiotika larut dalam pelarut organik yang tidak dapat bercampur dengan air, maka pemurniannya
relatif lebih mudah, karena memungkinkan untuk mengekstraksi antibiotika ke dalam suatu pelarut bervolume kecil,
sehingga lebih mudah mengumpulkan antibiotika tersebut. Jika antibiotika tidak larut dalam pelarut, selanjutnya
harus dipindahkan dari cairan fermentasi melalui adsorpsi, pertukaran ion, atau presipitasi secara kimia. Pada semua
kasus, tujuannya untuk memperoleh produk kristalin yang sangat murni, meskipun sejumlah antibiotika tidak mudah
terkristalisasi dan sulit dimurnikan. Masalah yang berhubungan adalah, kultur sering menghasilkan produk akhir lain,
termasuk antibiotika lain, dalam hal ini penting mengakhiri proses dengan suatu produk yang hanya terdiri dari
antibiotik tunggal. Pemurnian secara kimia mungkin dibutuhkan untuk mengembangkan metode dalam rangka
menghilangkan produk sampingan yang tidak diharapkan, tetapi dalam beberapa kasus hal tersebut penting untuk
ahli mikrobiologi untuk menemukan strain yang tidak menghasilkan senyawa kimia dan tidak diharapkan.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

b. Vitamin

Vitamin merupakan faktor pertumbuhan yang sering digunakan dalam farmasi atau ditambahkan kepada makanan.
Beberapa vitamin yang penting, dihasilkan secara komersial melalui proses mikrobiologi. Vitamin digunakan sebagai tambahan
pada makanan manusia dan pakan ternak. Produksi vitamin, berada kedua setelah antibiotika dalam hal penjualan total produk
farmasi dengan nilai lebih dari $ 700 juta per tahun. Sebagian besar vitamin dibuat secara komersial melalui sintesis bahan kimia.
Sejumlah vitamin terlalu sulit disintesis dengan biaya murah tapi keuntungannya vitamin dapat dibuat dengan fermentasi
mikrobial. Vitamin B12 dan riboflavin yang terpenting dalam kelompok vitamin.
21
Sianokobalamin (Vitamin B12), disintesis secara khusus di alam oleh mikroorganisme. Kebutuhan vitamin ini pada hewan
dipenuhi melalui ambilan makanan atau melalui absorpsi vitamin yang dihasilkan mikroorganisme dalam usus hewan. Tetapi
pada manusia vitamin B12 diperoleh melalui makanan atau sebagai tambahan vitamin, karena seandainya vitamin ini disintesis
oleh mikroorganisme dalam jumlah yang besar di dalam usus besar, tetapi tidak masuk ke dalam saluran darah. Strain
mikroorganisme dipilih dan digunakan untuk menghasilkan banyak vitamin. Anggota bakteri dari
genus Propionibacterium menghasilkan vitamin mulai dari 19-23 mg/liter pada proses dua-tahap, sedangkan bakteri
lain, Pseudomonas denitrificans menghasilkan 60 mg/liter pada proses satu-tahap yang menggunakan molase gula-bit sebagai
sumber karbon. Vitamin B12 mngandung kobalt sebagai bagian esensial strukturnya, dan untuk meningkatkan produksi vitamin,
dilakukan dengan menambahkan kobalt pada medium biakan.

Riboflavin (B2) disintesis oleh beberapa mikroorganisme, termasuk bakteri, fungi, dan ragi. Fungi Ashbya
gossypii menghasilkan sejumlah besar riboflavin (> 7 gram/liter) dan oleh karena itu sering digunakan dalam proses produksi
mikrobiologi. Hasil perolehan yang sangat banyak ini menyebabkan persaingan ekonomi tinggi di antara proses mikrobiologi
dengan proses sintesis secara kimia.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

c. Asam amino

Asam amino digunakan secara luas dalam industri makanan, tambahan pakan, dalam obat, dan sebagai bahan pemula pada
industri kimia. Sebagian besar asam amino yang penting secara komersial adalah asam glutamat, yang digunakan untuk
meningkatkan rasa. Dua asam amino yang juga penting, asam aspartat dan fenilalanin, yang menyusun bahan pemanis buatan,
aspartat, merupakan unsur penting dalam minuman ringan diet dan makanan lain yang dijual sebagai
produk bebas-gula. Lisin, merupakan asam amino esensial untuk manusia, dihasilkan oleh Brevibacterium flavum, juga
digunakan sebagai tambahan makanan. Meskipun sebagian besar asam amino dapat dibuat secara kimia, sintesis bahan kimia
menyebabkan pembentukan bentuk DL inaktif. Jika secara biokimia bentuk L dibutuhkan, maka diperlukan metode enzimatik
atau metode mikrobiologi pada pembuatannya. Produksi asam amino secara mikrobiologi juga dapat melalui fermentasi langsung,
dimana mikroorganisme menghasilkan asam amino dalam suatu proses fermentasi standar, atau melalui proses enzimatik, dimana
mikroorganisme sebagai sumber enzim dan enzim tersebut digunakan dalam proses produksi.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

Tabel 2.3. Asam amino yang digunakan pada industri makanan


Asam amino Makanan Tujuan
Glutamat (MSG) Berbagai makanan Meningkatkan rasa
Aspartat dan alanin Juice Buah Menyempurnakan rasa
Glisin Pemanis makanan Perbaikan rasa
Sistein Roti Perbaikan kualitas
Juice Buah Antioksidan
Triftofan + histidin Berbagai makanan, susu bubuk Antioksidan, mencegah
tengik
Aspartam (dibuat dari Minuman ringan, dsb. Pemanis rendah-kalori
fenilalanin +
asam aspartat)
Lisin Roti (Jepang) Tambahan nutrisi
Metionin Produk kedelai Tambahan nutrisi
Sumber: http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

d. Enzim

Setiap organisme menghasilkan berbagai enzim, sebagian besar dihasilkan dalam jumlah yang kecil dan dilibatkan dalam
proses seluler. Bagaimanapun, enzim tertentu dihasilkan dalam jumlah yang besar oleh beberapa organisme, dan dibutuhkan
dalam sel, dikeluarkan ke dalam medium. Enzim ekstraseluler biasanya dapat menguraikan bahan nutrien yang tak larut misalnya
selulosa, protein, pati, dan hasil pencernaan selanjutnya diangkut ke dalam sel, dimana enzim digunakan sebagai nutrien untuk
pertumbuhan. Beberapa enzim ekstraseluler digunakan dalam makanan, perusahaan susu, pabrik obat, dan industri tekstil dan
dihasilkan dalam jumlah yang besar melalui sintesis mikrobiologi. Enzim tersebut sering digunakan karena spesifisitas dan

22
efisiensi pada reaksi katalisis yang dibutuhkan, pada suhu dan pH yang wajar. Reaksi yang sama dapat dicapai dengan bahan
kimia yang umumnya membutuhkan kondisi suhu dan pH ekstrim, dan kurang efisien dan kurang spesifik.

Secara komersial enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. Proses produksi biasanya aerobik, dan medium biakan sama
dengan yang digunakan pada fermentasi antibiotik. Enzim itu sendiri umumnya hanya sedikit dibentuk selama fase pertumbuhan
aktif tetapi akumulasi dalam jumlah besar terjadi selama fase stasioner pertumbuhan.

Enzim mikroorganisme dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak pada suatu industri dasar adalah protease bakteri,
digunakan sebagai tambahan dalam deterjen pencuci. Sejak tahun 1969, 80% deterjen pencuci mengandung enzim, khususnya
protease, juga amilase, lipase, reduktase, dan enzim lain. Tetapi mulai tahun 1971, penggunaannya menurun setelah terjadi alergi
pada pemakai dan konsumen, sehingga dikembangkan teknik pemrosesan khusus misalnya ‘microencapsulation’untuk menjamin
pengolahan bebas-debu.

Enzim penting lain yang dibuat secara komersial adalah amilase dan glukoamilase, yang digunakan dalam produksi
glukosa dari pati. Setelah dihasilkan glukosa, selanjutnya dengan bantuan glukosa isomerase akan diubah menjadi fruktosa (yang
lebih manis dari glukosa dan sukrosa) dan menghasilkan produk akhir pemanis fruktosa-tinggi dari pati jagung, gandum, atau
kentang. Penggunaan proses tersebut dalam industri makanan mengalami peningkatan, khususnya dalam produksi minuman
ringan. Tiga reaksi yang terjadi dalam perubahan pati jagung menjadi produk yang disebut sirup jagung fruktosa-tinggi, masing-
masing reaksi dikatalisis oleh enzim mikroba secara terpisah :
1) Enzim a-amilase menyerbu polisakarida pati, memecah rantai, dan mengurangi viskositas polimer. Reaksi ini
disebut ‘thinning reaction’.
2) Enzim glukoamilase memecah polisakarida rantai pendek menghasilkan monomer glukosa, proses tersebut
dinamakan ‘saccharification’.
3) Enzim glukosa isomerase merubah glukosa menjadi fruktosa, prosesnya disebut‘isomerization’.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

Tabel 2.4. Berbagai enzim yang dihasilam mikroorganisme dan penggunaannya


Enzim Sumber Penggunaan Industri
Amilase Fungi Roti Pembakaran
Bakteri Pati pelapis Kertas
Fungi Pembuatan sirup dan glukosa Makanan
Bakteri Pati ‘cold-swelling laundry’ Pati
Protease Fungi Membantu pencernaan Farmasi
Bakteri Membuang lapisan (mengurangi Tekstil
ukuran)
Fungi Roti Pembakaran
Bakteri Membuang noda ‘Dry cleaning’
Bakteri Mengempukkan daging Daging
Bakteri Membersihkan luka Obat
Bakteri Membuang lapisan (mengurangi Tekstil
ukuran)
Bakteri Deterjen rumah-tangga Laundry
Invertase Ragi Permen ‘soft-center’ Permen
Glukosa oksidase Fungi Membuang glukosa, oksigen. Makanan
Kertas uji untuk diabeter Farmasi
Glukosa isomerase Bakteri Sirup jagung fruktosa-tinggi Minuman ringan
Pektinase Fungi Memeras, menguraikan Wine, juice buah.
Keju.
Farmasi.
Rennin Fungi Koagulasi susu
Streotokinase Bakteri Mengobati pasien karena serangan Laboratorium
jantung Makanan, deterjen

Sumber: http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

23
2. Produksi Minuman Beralkohol

Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia
yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Alkohol juga merupakan salah satu hasil dari proses
fermentasi. Contoh mikroba yang berperan dalam pembuatan alcohol adalah jenis khamir yaitu Saccharomyces cerevisiae. Ada
beberapa produk makanan yang merupakan hasil dari fermentasi alcohol. Diantaranya adalah wine, beer, brem, asam cuka, arak,
dan lain sebagainya. Yeast atau ragi merupakan faktor utama dalam menghasilkan alkohol. Dibawah ini akan dijelaskan contoh
proses pembuatan alcohol dalam produksi wine.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

“Wine” merupakan produk fermentasi alkohol oleh ragi pada jus buah atau bahan lain yang mengandung gula tinggi.
Sebagian besar “wine” dibuat dari anggur, kecuali kalau dikhususkan untuk produk lain, “wine” dunia mengarah pada produk
yang dihasilkan dari fermentasi jus anggur. Wine pertamakali dibuat di Mesir dan Mesopotamia sebelum tahun 2000 S.M. dan
menyebar luas ke daerah Mediterania.

Khamir adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan
dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini
diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum
dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.

Kandungan karbon dioksida merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih wine, peningkatan langsung pada
fermentasi akhir oleh ragi dalam botol. Terdapat dua tipe fermentasi wine yang melibatkan ragi : pertama, yang disebut ‘wild
yeasts’, ragi yang terdapat pada buah anggur yang diambil dari alam dan dipindahkan ke dalam juice, dan kedua, ragi wine yang
dibiakkan, Saccharomyces ellipsoides, yang ditambahkan ke dalam juice untuk memulai fermentasi. Salah satu perbedaan
terpenting di antara dua ragi ini adalah toleransinya terhadap alkohol. Sebagian besar ragi hanya toleran terhadap kadar alkohol
sekitar 4%, dan ketika kadar alkohol melebihi kadar tersebut maka fermentasi berhenti. Ragi wine memiliki toleransi lebih dari
12-14% alkohol sebelum menghentikan pertumbuhannya. Pada ‘unfortified wine’, kandungan akhir alkohol ditentukan oleh
toleransi ragi terhadap alkohol dan oleh jumlah gula yang terdapat dalam juice. Pada sebagian besar ‘unfortified wine’, kandungan
alkoholnya berkisar 8-14%. Pada ‘fortified wine’, misalnya sherry memiliki kandungan alkohol sebanyak 20%, tetapi hal ini
dapat dicapai melalui penambahan waktu distilasi minuman keras, misalnya brandy. Distilasi ‘malt brews’ (minuman hasil
fermentasi ragi dari gandum) menghasilkan whiskey. Pada produksi minuman berkadar alkohol rendah, ‘wild yeasts’tidak
menghasilkan sejumlah komponen rasa yang diharapkan pada produk akhir, dan peningkatan pertumbuhan‘wild yeasts’ tidak
dibutuhkan selama fermentasi.

Cara membunuh ‘wild yeasts’ dalam ‘must’ dilakukan dengan penambahan sulfur dioksida sebanyak 100 ppm. Sedangkan
ragi wine biakkan bersifat resisten terhadap kadar sulfur dioksida tersebut dan ditambahkan sebagai kutur pemula dari
pertumbuhan biakan murni pada sterilisasi dan pasteurisasi jus anggur. Selama tahap awal, terdapat udara dalam cairan dan terjadi
pertumbuhan ragi dengan cepat; selanjutnya udara tersebut digunakan, berkembang keadaan anaerobik dan mulai terjadi produksi
alcohol (Ristiati, 2008).
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

3. Produksi Vaksin

Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dimatikan atau dimodifikasi atau bagian spesifik yang diisolasi dan
mikroorganisme yang ketika disuntikkan ke dalam hewan makan hewan tersebut akan menghasilkan imunitas terhadap penyakit
tertentu. Sebagian besar merupakan vaksin virus. Kepentingan vaksin rekombinan, pada kenyataannya untuk menggantikan
suspensi virus yang dimatikan atau diinaktifkan. Protein virus terpenting, umumnya komponen yang sangat imunogen pada kapsid
virus, dapat digunakan dalam dosis tinggi untuk mendatangkan imunitas tingkat tinggi dan cepat tanpa kemungkinan penularan
infeksi. Saat ini sudah tersedia suatu rekombinan vaksin hepatitis B, juga sedang dilakukan pengujian pada vaksin untuk herpes
manusia, cytomegalovirus, virus campak, dan rabies. Vaksin lain yang dikembangkan adalah beberapa vaksin untuk bakteri
patogen, seperti kolera, clamydia, dan gonorrhe (Campbell, 2000). Proses Pembuatan Vaksin yaitu:

24
a) Benih Virus

Produksi vaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih). Virus harus bebas dari ‘kotoran’, baik
berupa virus yang serupa atau variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih harus disimpan dalam kondisi “ideal”, biasanya
beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau
wadah plastik. Jumlah yang kecil hanya 5 atau 10 sentimeter kubik, mengandung ribuan hingga jutaan virus, nantinya dapat
dibuat menjadi ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di luar freezer akan mencatat secara terus
menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang dapat didengar atau alarm komputer yang akan menyala jika
suhu freezer berada di luar suhu yang seharusnya.

b) Pertumbuhan Virus

Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati (misalnya, pada suhu kamar atau
dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam “pabrik sel,” sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah
media pertumbuhan yang tepat sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang biak. Setiap jenis virus tumbuh terbaik di
media tertentu, namun semua media umumnya mengandung protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein murni dari darah
sapi. Media juga mengandung protein lain dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang
benar, pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah banyak. Selain suhu, faktor-
faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14. dan virus
harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel. Air tawar yang tidak asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun
wadah di mana sel-sel tumbuh tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah katup, tabung, dan sensor
yang terhubung dengannya. Sensor memantau pH dan suhu, dan ada berbagai koneksi untuk menambahkan media atau bahan
kimia seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk mengambil sampel untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan
steril untuk menambahkan komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.

c) Pemisahan Virus

Ketika sudah tercapai jumlah virus yang cukup banyak, virus dipisahkan dari manik-manik dalam satu atau beberapa cara.
Kaldu ini kemudian dialirkan melalui sebuah filter dengan bukaan yang cukup besar yang memungkinkan virus untuk
melewatinya, namun cukup kecil untuk mencegah manik-manik dapat lewat. Campuran ini sentrifugasi beberapa kali untuk
memisahkan virus dari manik-manik dalam wadah sehingga virus kemudian dapat dipisahkan. Alternatif lain yaitu dengan
mengaliri campuran manik-manik dengan media lain sehingga mencuci manik-manik dari virus.

d) Memilih Strain Virus

Vaksin bisa dibuat baik dari virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Pemilihan satu dari yang lain tergantung
pada sejumlah faktor termasuk kemanjuran vaksin yang dihasilkan dan efek sekunder. Virus yang dibuat hampir setiap tahun
sebagai respon terhadap varian baru virus penyebab, biasanya berupa virus yang dilemahkan. Virulensi virus bisa menentukan
pilihan; vaksin rabies, misalnya, selalu vaksin dari virus yang dimatikan. Jika vaksin dari virus dilemahkan, virus biasanya
dilemahkan sebelum dimulai proses produksi. Strain yang dipilih secara hati-hati dibudidayakan (ditumbuhkan) berulang kali di
berbagai media. Ada jenis virus yang benar-benar menjadi kuat saat mereka tumbuh. Strain ini jelas tidak dapat digunakan untuk
vaksin ‘attenuated’. Strain lainnya menjadi terlalu lemah karena dibudidayakan berulang-ulang, dan ini juga tidak dapat diterima
untuk penggunaan vaksin. Virus ini kemudian dipisahkan dari media tempat dimana virus itu tumbuh. Vaksin yang berasal dari
beberapa jenis virus (seperti kebanyakan vaksin) dikombinasikan sebelum pengemasan. Jumlah aktual dari vaksin yang diberikan
kepada pasien akan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah medium yang dengan apa vaksin tersebut diberikan. Keputusan
mengenai apakah akan menggunakan air, alkohol, atau solusi lain untuk injeksi vaksin, misalnya, dibuat setelah tes berulang-
ulang demi keselamatan, steritilitas, dan stabilitas.

e) Pengontrolan Kualitas

Untuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja yang membuat dan mengemas vaksin, kondisi kebersihan
laboratorium diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen
yang digunakan disterilisasi dalam autoklaf sebelum dan sesudah digunakan.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

25
4. Produksi Mikroorganisme Untuk Digunakan sebagai Insektisida (Biosida)

Mikroorganisme berasosiasi dengan serangga dengan berbagai macam cara, mulai dari asosiasi mutualistik (simbiose)
sampai yang bersifat parasitik. Mikroorganisme parasit ini dapat menyebabkan penyakit bagi serangga, dan dikenal sebagai
patogen serangga (entomopatogen). Telah diketahui bahwa ada sekitar 1500 spesies mikroba menyebabkan penyakit pada
antropoda, termasuk serangga. Berbagai patogen serangga yang telah dimanfaatkan sebagai insektisida mikrobiologi ditampilkan
di bawah ini. Banyak diantaranya telah diproduksi secara komersial (Anonim, 2011).

1) Insektisida dari Jamur

Tidak seperti patogen serangga lainnya (misalnya bakteri dan virus) yang umumnya harus di makan dan dicerna agar
dapat menginfeksi inangnya, jamur dapat menginfeksi inangnya (dalam hal ini serangga hama) dengan cara penetrasi langsung.
Apabila spora jamur menempel pada kulit serangga, dan apabila kondisi mendukung, maka spora akan berkecambah, menembus
kutikula serangga dan masuk kedalam tubuh serangga. Dalam tubuh serangga jamur akan berkembang membentuk hifa dan
miselium hingga memenuhi bagian dalam tubuh serangga, hingga serangga akhirnya mati. Jamur kemudian hidup sebagai saprofit
dan menyerap hara dari tubuh serangga yang sudah mati. Tubuh buah jamur kemudian muncul dari bangkai serangga inang,
menghasilkan spora, dan siap disebarkan untuk menginfeksi serangga lainnya. Tanaka dan Kaya (1993) telah mendata jamur
penyebab penyakit serangga (entomopatogen) yang terdapat dalam 8 kelas, 13 ordo dan 57 genus. Banyak diantaranya yang
bersifat sangat spesifik (hanya menginfeksi serangga tertentu).

a) Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin

Sebagai insektisida, jamur ini dahulu dikenal dengan nama Botrytis bassiana. Jamur entomopatogen (penyebab
penyakit serangga) ini menginvasi tubuh serangga sasaran. Spora (konidia) jamur akan menempel pada kutikula
serangga, dan saat berkecambah, benang jamur (hifa) akan menembus kutikula dan berkembang didalam tubuh
serangga. Diaplikasikan dengan disemprotkan pada kanopi tanaman. Dapat diaplikasikan bersama insektisida lain,
dengan tambahan ajuvant dan sebagainya

1. Beauveria bassiana isolat BB 147


Isolat ini digunakan untuk mengendalikan penggerek tongkol jagung (Ostrinia nubilalis, european corn borer dan
Ostrinia furnacalis, asian corn borer), pada tanaman jagung dan padi.

2. Beauveria bassiana isolat stanes


Isolat ini digunakan untuk mengendalikan penggerek buah kopi, lundi (uret), penngerek buah kapas, ulat potong
(cutworm), wereng batang coklat dan ulat kubis, pada tanaman teh, kopi, kapas, tomat, okra, terung dan

3. Beauveria bassiana isolat GHA


Isolat GHA terutama efektif untuk mengendalikan kutu kebul (whitefly), thrips, aphids, serta kutu dompolan, pada
tanaman sayuran dan tanaman hias.

4. Beauveria bassiana isolat ATCC 74040


B. bassiana isolat ATCC 74040 efektif untuk mengendalikan Coleoptera dan Hemiptera pada lapangan rumput dan
tanaman hias.

b) Beauveria brongniartii (Saccardo) Petch

Jamur yang dimanfaatkan sebagai insektisida ini pernah dikenal dengan nama Beauveria tenella. Dewasa ini ada 3
isolat yang dikomersialkan, yakni isolat Bb96 (isolat Swiss) dan IMBST 95.031 serta 95.041 (isolat Austria). Seperti
jamur entomopatogen lainnya, jamur ini juga menyerang tubuh serangga sasaran. Spora (konidia) jamur akan
menempel pada kutikula serangga, dan saat berkecambah, benang jamur (hifa) akan menembus kutikula dan
berkembang didalam tubuh serangga.

26
c) Hirsutella thompsonii Fisher

Akarisida biologis komersial berisi jamur Hirsutella thompsonii isolat MF(Ag)S (ITCC 4962; IMI 385470),
digunakan untuk mengendalikan tungau dari famili Eriophyidae, terutama tungau kelapa Aceria guerreronis. Pertama
kali diisolasi dari tungau Eriophyidae di Tamil Nadu, India.

d) Lagenidium giganteum Couch

Lagenidium giganteum digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk, yang meluputi genus-genus Aedes,
Anopheles, Coquillettidea, Culex, dan sebagainya. L. giganteum adalah parasit dari larva nyamuk.

e) Lecanicillium lecanii (Zimmerman) Gams & Zare

Dahulu dikenal dengan nama lama Cephalosporium lecanii atau Verticillium lecanii. Jamur L. lecanii adalah
entomopatogen yang bertindak dengan mendegradasi kutikula serangga sasaran. Spora yang menempel pada kutikula
serangga, saat berkecambah akan masuk kedalam tubuh serangga dengan menembus kutikula, baik dengan kekuatan
fisik maupun bantuan enzym. Hifa jamur kemudian akan berkembang dalam tubuh serangga yang menyebabkan
serangga sakit dan akhirnya mati.

f) Metarhizium anisopliae Sorok

Insektisida biologi Metarhizium anisopliae dahulu dikenal dengan nama Penicillium anisopliae dan Entomophthora
anisopliae. Jamur yang umum terdapat pada serangga yang mati, dan produk komersial diisolasi dai wereng batang
padi (Nilaparvata lugens). Ada produk yang khusus untuk mengendalikan rayap, ada pula yang diregistrasi untuk
wereng padi (Nilaparvata lugens) dan hama lain dari ordo Coleoptera dan Lepidoptera, ada pula yang khusus untuk
mengendalikan kecoa.

1. Metarhizium anisopliae var. acridium


Jamur ini khusus digunakan untuk mengendalikan belalang. Produk komersial terdiri atas isolat IMI 330189 dan
FI-985.

2. Metarhizium anisopliae var. anisopliae


Varitas khusus untuk mengendalikan larva kumbang (uret, lundi) Dermolepida albohirtum pada perkebunan tebu.

3. Metarhizium anisopliae isolat ICIPE 30


Isolat jamur M. anisopliae khusus untuk mengendalikan rayap dari genus Macrotermes, Microtermes dan
Odontotermes, pada pertanaman jagung, ubi kayu, jeruk, kopi, agroforestry, dan sayuran yang diserang rayap. Juga
digunakan untuk melindungi bangunan, dsb. dari serangan rayap.

4. Metarhizium anisopliae isolat ICIPE 69


Produk ini khusus untuk mengenalikan hama thrips (Megalurothrips sjostedti, Thrips tabaci dan Frankliniella
occidentalis), pada tanaman sayuran dan tanaman hias.

5. Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae Gams & Rozsypal


Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae isolat F001, digunakan untuk mengendalikan Adoryphorus coulani pada
lapangan rumput (turf).

g) Paecilomyces fumosoroseus (Wiize) AHS Brown & G. Smith

Paecilomyces furosomoseus merupakan insektisida dan akarisida berbasis jamur yang dimanfaatkan untuk
mengendalikan berbagai jenis serangga, seprti kutu kebul (Trialeuroes vapororiorum dan Bemisia tabaci). Juga
memiliki efikasi terhadap aphids, thrips dan tungau (spider mites).
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

27
2) Insektisida dari Bakteri

a) Bacillus sphaericus Neide

Bakteri ini terutama digunakan sebagai insektisida biologi di bidang kesehatan masyarakat untuk mengendalikan
nyamuk, terutama efektif untuk Culex spp. Bacillus sphaericus isolat 2362 dipilih untuk dikomersialkan karena
isolat ini efektif untuk mengendalikan larva Culex spp. B. sphaericus bertindak sebagai racun perut, dan saat
sporulasi bakteri menghasilkan kristal protein. Setelah termakan, dalam usus serangga kristal protein yang
merupakan pro-toksin ini akan dirubah menjadi racun (toksin) oleh enzym protease. Toksin ini selanjutnya akan
terikat pada sel-sel usus tengah (midgut) pada lokasi spesifik dimana mereka aktif sebagai racun, dan akhirnya
mematikan serangga dengan menghancurkan selaput usus.

b) Paenibacillus popilliae Newman

Sebelumnya dikenal dengan nama Bacillus popilliae diketemukan oleh pegawai Deptan Amerika. Bakteri ini
diisolasi dari Popillia japonica, dan digunakan untuk mengendalikan kumbang ini.

c) Serratia entomophila Grimont

Bakteri yang dimanfaatkan untuk mengendalikan semacam lundi (uret) dari kumbangCostelytra zealandica) pada
padang rumput (turf) di New Zealand.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

3) Insektisida dari Virus

Berbagai virus secara alami diketahui merupakan patogen (penyebab penyakit) yang dapat menyebabkan kematian
serangga. Virus patogen ini umumnya bersifat sangat spesifik, hanya mengendalikan satu jenis serangga hama saja. Tentu selalu
ada kekecualian, misalnya Anagrapha falfifera nucleopolyhedrovirus (AfNPV) mampu mengendalikan lebih dari 30 spesies larva
Lepidoptera yang berbeda.

Insektisida berbasis virus umumnya merupakan larvisida (hanya membunuh larva serangga) racun lambung. Virus harus
dimakan terlebih dahulu oleh serangga hama, dan didalam sistim pencernaan serangga virus mulai berkembang dan menyebabkan
penyakit serta membunuh serangga hama. Kematian karena virus patogen ini umumnya cukup lama, antara beberapa hari hingga
dua minggu sesudah aplikasi. Efikasi insektisida virus juga dipengaruhi oleh kondisi alam, seperti suhu udara dan perkembangan
larva serangga.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

Granulosis Virus

Insektisida berbahan aktif granulosis virus bersifat sebagai racun lambung. Serangga harus memakan virus agar virus
efektif membunuhnya. Sesudah termakan, dinding pembungkus protein virus akan terlarutkan dalam usus serangga yang bersifat
alkalis, dan partikel virus akan dilepaskan kedalam usus serangga. Virus kemudian akan menginvasi inti sel (nukleus) dan
berkembang biak di dalamnya, menyebabkan serangga yang terpapar sakit, dan berakhir dengan kematian.

1. Adoxophyes orana granulosis virus (AoGV)


Adoxophyaes orana granulosis virus (AoGV) adalah virus yang terdapat luas secara alami sebagai penyakit
(patogen) pada fruit tortrix moth (Adoxophyes orana). Produk insektisida biologi komersial diisolasi dari A. orana
yang terinfeksi. AoGV digunakan hanya untuk mengendalikan fruit tortrix moth (Adoxopyes orana) pada beberapa
tanaman buah.

2. Cydia pomonella granulosis virus (CpGV)


Virus ini merupakan penyakit alami dari codling moth (Cydia pomonella), semacam hama yang umum menyerang
buah apel dan pir.

28
3. Plodia interpunctella granulosis virus (IMMGV)
Virus ini merupakan penyaki sejenis hama gudang yang merusak buah-buahan kering dan kacang-kacangan. Virus
ini dibiakkan dan diproduksi secara komersial sebagai insektisida biologi untuk mengendalikan hama ini.

4. Autographa californica nucleopolyhedrovirus (AcNVP)


Virus ini diisolasi dari Autographa californica yang terinfeksi. AcNVP sebagai insektisida biologi memiliki
spektrum pengendaliannya cukup luas (lebih dari 30 spesies Lepidoptera) untuk mengendalikan larva Lepidoptera,
pada jagung, sayuran, tanaman buah-buahan, dan tanaman hias.

5. Mamestra brassicae nucleopolyhedrovirus (MbNPV)


Mamestra brassicae nucleopolyhedrovirus (MbNPV) merupakan penyakit alami dari ngengat kubis (Mamestra
brassicae). Diiolasi pertama kali dari larva yang terinfeksi di Prancis oleh peneliti dari INRA, dan dikembangkan
sebagai insektisida biologi oleh NPP (Natural Plant Protection). MbNPV digunakan untuk
mengendalikan Mamestra brassicae, Helicoverpa armigera, Phthorimaea operculella dan Plutella xylostella pada
tanaman sayuran, kentang, Cruciferae dan tanaman hias. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada kanopi
daun.

6. Spodoptera exigua nucleopolyhedro virus (SeNPV)


Virus ini merupakan penyakit bagi Spodoptera exigua yang luas terdapat di alam (juga di Indonesia). Sebagai
insektisida biologi, SeNPV khusus digunakan untuk mengendalikan larva Spodoptera exigua (ulat bawang) pada
berbagai tanaman, seperti sayuran, kapas, tanaman hias, anggur dsb.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

4) Insektisida dari Protozoa

Beberapa spesies protozoa (dari kelompok Mikrosporidium) ternyata juga menyebabkan penyakit pada serangga, yang
bisa mengakibatkan kematian serangga sasaran. Sejauh ini 2 spesies telah diproduksi secara komersial :

a) Nosema locustae Canning

Nosema locustae diproduksi sebagai insektisida biologi dari rearing in vivo pada tubuh belalang, dan digunakan
terutama untuk mengendalikan belalang.

b) Vairimorpha necatrix (Kramer) Piley

Pertama kali dilaporkan sebagai penyakit pada ulat Pseudaletia unipuncta(semacam ulat grayak) di Hawaii. Insektisida
biologi digunakan untuk mengendalikan serangga hama dari ordo Lepidoptera, seperti Helicoverpa, Ostrinia,
Spodoptera dan Tricliplusia, pada berbagai tanaman, termasuk jagung, kedelai, kapas, dan tanaman sayuran.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan
biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian
dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang
lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu virologi,
bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang
mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
2. Sejarah perkembangan mikrobiologi dibedakan menjadi empat periode. Periode pertama, mulai dari terbukanya
rahasia dunia tentang mikroorganisme melewati pengamatan yang dilakukan oleh Leeuwenhoek di tahun 1675.
Selama periode selanjutnya antara tahun 1860 serta tahun 1900, banyak yang melaksanakan berbagai penemuan
dasar penting. Pada periode ini ada penemuan banyak mikroorganisme penyebab dari penyakit dan beberapa metode
untuk mencegah serta mendiagnosis dan juga mengobati berbagai penyakit tersebut.
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan
bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang
membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi
merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Awal
abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan
kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut
dengan biohemial divesity atau keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme.
3. Mikrobiologi Industri adalah ilmu yang mempelajari proses industri yang memanfaatkan mikroba sebagai
komponen dalam proses untuk memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Mikroogranisme merombak bahan mentah dan mengubah bahan mentah ini menjadi produk baru.
4. Aspek yang dipelajari dalam Mikrobiologi Industri adalah dinamika fermentasi, alat untuk fermentasi, kinetika
pertumbuhan, pengunduhan produk serta penangan limbah industri, produksi metabolit, protein sel tunggal

3.2 Saran

Saat menyusun makalah ini, pencarian referensi sangat penting. Pencarian referensi tersebut melibatkan teknologi seperti
internet. Pencarian referensi dapat juga dilakukan melalui buku-buku atau makalah orang lain yang memuat materi
terkait. Sehingga makalah yang kami buat ini menjadi jelas dan terperinci.

30
Daftar Pustaka

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/sejarah-mikrobiologi-dan-pengaruhnya-dalam-membangun-peradaban-
manusia-sejahtera/

https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-perkembangan-mikrobiologi/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi

http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html

https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
https://sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajar-mikrobiologi.pdf&ved

https://www.academia.edu/12500963/Mikrobiologi_Industri

https://www.academia.edu/36573028/Definisi_Mikrobiologi

https://www.biologi.co.id/mikrobiologi-sejarah-perkembangan-struktur-dan-fungsi-sel-mikroba-terlengkap/#forward

31

Anda mungkin juga menyukai