Abstrak
Odontoma erupsi sangat jarang terjadi pada gigi desidui dan permanen. Laporan
kasus ini membahas odontoma erupsi yang jarang terjadi pada molar mandibula
desidui. Seorang anak perempuan berusia 7 tahun dengan odontoma erupsi di
rongga mulut. Ekstraksi bedah odontoma dilakukan dengan anastesi lokal untuk
memungkinkan gigi premolar pertaman permanen tumbuh. Setelah follow-up 4
tahun, premolar pertama tumbuh dengan morfologi oklusal yang anomali, hampir
sama dengan molar pertama desidui. Orthopantomogram tidak menunjukkan
adanya gigi tambahan (supernumerary) disekitar gigi yang erupsi. Diagnosis awal
yang tepat terhadap lesi odontogenik yang mengganggu gigi yang akan erupsi,
terutama pada dekade pertama pertumbuhan yang sangat penting untuk mencegah
maloklusi pada anak kecil. Erupsi gigi permanen harus dibedakan dari molar
pertama desidui untuk menghindari ekstraksi yang tidak inginkan.
Pendahuluan
Laporan Kasus
Pemeriksaan klinis rutin menunjukkan adanya lesi karies pada gigi molar
mandibula di kedua sisinya. Selain itu pada gigi karies, ada struktur gigi yang
tidak biasa yang berada di regio molar pertama desidui sebelah kiri. Disekitar
mahkota gigi terdapat globule berwarna putih mengelilingi dan luas dibawah
margin gingival. Aspek gingival pada struktur gigi ini mencapai bawah area
servikal.
Gigi molar karies dilakukan perawatan tumpatan resin berbasis fissure sealant dan
restorasi GIC diikuti dengan ekstraksi bedah odontoma. Spesimen ekstraksi
dikirim ke laboratorium histologi. Lesi disekitar gigi molar desidui dipotong dan
diteliti, untuk melihat enamel dan dentin normal tanpa ada jaringan pulpa yang
menandakan massa berlebih pada struktur gigi yang melekat pada gigi molar
pertama desidui. Dilihat secara radiografi dan histologis lesi didiagnosis sebagai
erupsi odontoma karena untuk melihat struktur anatomi gigi pada yang melekat
pada lesi.
Follow-up
Gambar 6: erupsi gigi premolar pertama yang anomali di sisi kiri lengkungan, yang
morfologi oklusal serupa dengan molar pertama desidui setelah 4 tahun follow-up (foto
cermin)
Indikasi klinis dari odontoma termasuk retensi gigi sulung, gigi permanen yang
belum erupsi, rasa sakit, perluasan tulang kortikal dan perpindahan gigi. Gejala
lainnya termasuk baal di bibir bawah dan pembengkakan di daerah yang terkena.
Pada kasus ini, erupsi gigi premolar permanen dicegah dengan adanya penebalan
fibrosa dari mukosa atau ketidakmampuan benih gigi unutk erupsi akibat
kurangnya tekanan. Impaksi atau perubahan erupsi terjadi pada pergantian gigi
permanen karena adanya odontoma sehingga mengahalangi jalur erupsi gigi
permanen. Masalah utama odontoma erupsi pada anak-anak karena sulitnya
mempertahankan kebersihan mulutnya karena akumulasi debris dan plak disekitar
odontoma.
Diagnosis banding pada kasus ini yaitu geminasi, fusi pada gigi premolar
permanen atau gigi supernumerary menyatu dengan molar pertama kiri desidui.
Odontoma erupsi sering membingungkan dengan kasus geminas dan fusi
pertumbuhan gigi permanen. Geminasi adalah kondisi dimana gigi tunggal
tampak terbelah dua pada mahkota dengan akar tunggal dan saluran akar. Struktur
lengkap gigi terdapat juga di gigi geminasi.
Akhirnya, peneliti menyimpulkan bahwa seorang dokter tidak akan pernah yakin
mengenai erupsi gigi permanen pada waktu sebenarnya setelah ekstraksi
odontoma erupsi. Para dokter harus waspada terhadap kasus tersebut agar dapat
menghindari melakukan ekstraksi gigi permanen tanpa pemeriksaan lengkap
(penunjang), karena secara morfologis gigi ini menyerupai molar pertama desidui.
Pemeriksaan awal, diagnosis yang tepat mengenai odontoma yang mengganggu
gigi permanen erupsi sangat penting untuk mencegah maloklusi pada anak kecil.