PEMBAHAN
Kucing domestik shorthair dengan jenis kelamin jantan berumur 3 bulan di bawa ke
dokter hewan dan dirawat dengan sejarah kaki belakang mengalami kepincangan. Awalnya
kucing hilang dan ditemukan oleh pemiliknya dalam keadaan kucing sudah tidak dapat
berjalan dan terjadi kelainan pada kaki belakangnya. Kucing tersebut mendapat pemeriksaan
lebih lanjut dan pengobatan. Pada pemeriksaan fisik menunjukan bahwa rambut mengalami
kerontokan, nafsu makan menurun, kelemahan otot sehingga sulit untuk digerakan, terdapat
luka lesi pada kulit bagian tibia dan tarsus, rasa nyeri dan sakit, terdengar adanya suara
crepitation (gemeretak) pada bagian pelvis.
Umur : 3 bulan
2.1.2 Anamnesa
Kucing hilang dan ditemukan oleh pemiliknya dalam keadaan kucing sudah tidak
dapat berjalan dan terjadi kelainan pada kaki belakangnya.
Kelemahan otot kaki belakang dan terdengar adanya suara crepitation (gemeretak)
pada bagian pelvis. Tidak terdapat temuan yang lain pada pemeriksaan fisik.
2.1.5 Diagnosa
Diagnosa utama kucing tersebut adalah Hip Dysplasia. Hip dysplasia adalah
gangguan atau penyakit yang melemahkan dan terus berkembang yang dikarakteristikan
dengan ossifikasi perlahan pada caput femur, kelemahan sendi panggul, dan keganjilan pada
posisi acetabulum dan caput femur yang mengakibatkan terjadinya sukluksasi. Subluksasi
tersebut akan mengakibatkan rasa sakit pada sendi dan seiring berjalannya waktu akan terjadi
osteoarthritis pada panggul yang mengalami dysplasia.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiografi
2.3 Patogenesis
Pada usia muda kucing yang secara kongenital menderita hip-dysplasia mempunyai
suatu pelvis normal, namun seiring dengan berjalannya pertumbuhan akan mengarah pada
hilangnya hubungan antara caput femoris dan acetabulum. Beberapa hal yang menyebabkan
abnormalitas pelvis tersebut meliputi:
Penilaian dari segi klinis menunjuk anjing yang berusia 5-9 bulan yang menderita hip-
dysplasia dapat dinilai radiographically dari 1-4 menurut derajat tingkat subluxation:
Grade 2 : 30%
Grade 3 : 10-20%
2.4 Treatmen
Berhasil tidaknya pengobatan Hip Displasia tergantung dari tingkat keparahan Hip
Displasia saat anjing itu dibawa pergi berobat ke dokter hewan. Pada kasus Hip Displasia
yang sudah parah sulit untuk disembuhkan.
1.Pengobatan Konservatif
Berikan pola exercise yang benar (jangan boleh lari akan tetapi diajak jalan santai
dengan tali)
Berikan vit C yang cukup dan obat-obat anti radang non steroid
Operasi pemotongan kepala tulang Femur ini hanya dilakukan padakucing yang beratnya
kurang dari 30 kg dan hewan tersebut betul-betul kesakitan bila menggunakan kakinya.
Operasi sebaiknya dillakukan oleh dokter hewan yang sudah mempunyai pengalaman cukup
untuk melakukan operasi ini, karena resikonya sangat besar.
Operasi ini belum dapat dilakukan oleh dokter hewan Indonesia karena biaya penggantian
persendian yang cukup mahal, komplikasinya tinggi dan memerlukan seorang dokter hewan
yang betul-betul ahli.
2.5 Pencegahan
Sebaiknya kucing yang mau dilatih atau dikaryakan diperiksa kesehatannya secara
cermat termasuk kondisi dari persendian Coxo Femoralisnya Bilamana sudah terbukti
pejantan atau induknya kedapatan menderita Hip Displasia sebaiknya tidak dibiakkan. Di
beberapa negara maju, pemeriksaan DNA untuk mengetahui kasus hip displasia pada
kucingyang akan dibiakkan sudah merupakan persyaratan.
DAFTRA PUSTAKA
Cargill, John C., and Thorpe, Susan Vargas. 2000. "Causative Factors of Canine Hip
Dysplasia" woodhavenlabs
Denny, Hamish R. 2004. "Management of Hip Dysplasia". 29th World Congress of the
World Small Animal Veterinary Association. Rhodes, Greece
Fries, Cindy L and A M Remedios.1995. "The pathogenesis and diagnosis of canine hip
dysplasia": review. Canin Veterinay Journal 36, 494-502
Leanne Kate T. 2005. Genetic Analysis of Canine Hip Dysplasia. Dissertation of Texas
A&M University. Texas.