01 GDL Doraninama 798 1 Ktiaske 3 PDF
01 GDL Doraninama 798 1 Ktiaske 3 PDF
Disusun oleh
Dora Nina Marsely
NIM B11 133
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
iv
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2014
Penulis
v
vi
INTISARI
vi
vii
MOTTO
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini
penulis mempersembahkan
Ibunda dan kakak tercinta atas doa restunya dan
cinta kasihnya selama ini
Alm. Ayah yang menjadi panutan atas semangat dan
pantang menyerahnya
Keluarga besar yang selalu mensupport dan
memberi arahan disetiap langkah
Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini
Almamater tercinta
vii
viii
viii
ix
DAFTAR ISI
ix
x
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri
dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam
yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
1
2
Peserta KB baru secara Nasional dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2012 sebanyak 9.388.374 peserta. Apabila dilihat per mix kontrasepsi
terdapat 7.285 peserta KB IUD (8,90%), 2.245 peserta KB MOW (2,74%), 202
Salah satu kontrasepsi jangka panjang adalah IUD. IUD adalah adalah cara
pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman, dan reversibel untuk wanita
tertentu, terutama yang tidak terjangakit IMS (Infeksi Menular Seksual) dan sudah
sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal, efektivitas cukup
Efek samping dari alat kontrasepsi IUD antara lain : Perdarahan, rasa
nyeri dan kejang diperut, gangguan pada suami, ekspulsi (IUD keluar dengan
sendiri), translokasi (IUD masuk kedalam rongga perut), dan erosi portio ialah
adanya sekitar ostium uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak
Sukoharjo, dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2012 terdapat 499
akseptor KB, dengan perincian: 286 akseptor KB Suntik (57,31%), 118 akseptor
merupakan kejadian tertinggi untuk efek samping alat kontrasepsi IUD. Erosi
portio harus segera diobati karena kejadian erosi portio yang tidak diobati dengan
tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.
P P2A0 Umur 28 Tahun Akseptor KB IUD type Copper T dengan Erosi Portio di
B. PERUMUSAN MASALAH
ini adalah, “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. P P2A0 Umur 28 Tahun
Sukoharjo?”
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Portio.
Erosi Portio.
Erosi Portio.
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi Pendidikan
Studi kasus tentang akseptor KB IUD type Copper T dengan Erosi Portio
3x1, metronidazol 500 mg 3x1 selama 3 hari, memberi motifasi pada akseptor
Hasil dari asuhan tersebut adalah erosi portio dapat disembuhkan selama 6
2. Rizki Satria Iriani (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. P
Akseptor KB IUD type Copper T dengan Erosi Portio di UPTD RSD Kota
asuhan tersebut erosi porsio dapat disembuhkan selama 6 hari dan IUD tetap
dipakai.
500 mg 3x1 selama 3 hari, memberi motifasi pada akseptor untuk tetap
asuhan tersebut adalah erosi portio dapat disembuhkan selama 6 hari dan IUD
tetap dipakai.
Akseptor KB IUD type Copper T 380 A dengan Erosi Portio di BPS Kiran
adalah erosi portio dapat disembuhkan selama 6 hari dan IUD tetap dipakai.
Perbedaan laporan kasus dengan yang akan penulis lakukan adalah terletak
pada subjek, tempat dan waktu penelitian. Dan persamaan studi kasus dengan
keaslian adalah berupa jenis berupa jenis studi kasus dan tentang erosi portio.
9
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Asuhan Kebidanan Ny. P P2A0 Umur 28 Tahun Akseptor KB IUD Type Copper T
dengan Erosi Portio di Puskesmas Gatak 1 Sukoharjo terdapat 5 bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
kasus ini.
Berisi jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu
studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data, serta alat-
Bab ini berisi tinjauan kasus asuhan kebidanan keluarga berencana pada
atau kesenjangan yang ada antara teori dan kasus yang penulis temukan
dilapangan.
BAB V PENUTUP
dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus akseptor KB IUD
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
(Hartanto, 2004).
b. Konseling
d. Pelayanan Infertilitas
g. Konsultasi genetik
11
12
h. Tes kegananasan
i. Adopsi
2. Kontrasepsi
a. Pengertian
sebagai berikut :
a) Tanpa Alat
b) Dengan Alat
a) Kontrasepsi hormonal
a) Pada Wanita
b) Pada pria
(AKDR)
a. Pengertian
b. Macam-Macam IUD
lain :
uteri.
untuk fertilisasi.
1) Keuntungan
kehamilan).
untuk hamil.
380 A)
2) Kerugian
b) Komplikasi lain :
setelah pemasangan.
pemasangan benar).
infertilitas.
selama pemasangan.
17
1-2 hari.
1) Indikasi
a) Usia reproduktif
b) Keadaan nulipara
hari
2) Kontraindikasi
h) Penderita diabetes
j) Malaria
l) Penyakit tyroid
m) Epilepsi
n) Nonpelvik TBC
IUD adalah :
seberapa dirasakan
sedang hamil.
2) Sewaktu postpartum
rumah sakit
dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu paling ideal. Tetapi,
sendiri.
2) Komplikasi lain :
pemasangan
pemasangannya benar)
pemasangan
ke waktu
22
(erosi portio).
4. Erosi Portio
a. Pengertian
terjadi pada daerah portio serviks uteri (mulut rahim) (Ferry, 2005).
(Winkjosastro, 2005).
c. Etiologi
(cervicitis, kolpitis).
d. Patofisiologi
bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi atau
koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari
(Winkjosastro, 2005).
antara lain :
epitel portio.
antara lain :
a) Memberikan KIE
KB IUD
benang IUD
b) Memberi terapi
erosi sembuh.
26
(1) Anamnesa
dalam sekret
banyak.
1. Asuhan Kebidanan
(Varney, 2004).
27
2. Manajemen Kebidanan
sebagai berikut :
a. Langkah 1 : Pengkajian
(Jannah, 2011).
1) Data Subjektif
a) Biodata
lainnya.
28
sesuai agamanya.
permasalahan.
dari pasien.
b) Keluhan Utama
(Winkjosastro, 2005).
29
c) Riwayat Perkawinan
d) Riwayat Menstruasi
(Saifuddin, 2006).
g) Riwayat Penyakit
(Saifuddin, 2006).
h) Kebiasaan sehari-hari
(Hidayat, 2006).
(1) Nutrisi
(2) Eliminasi
(Hidayat, 2006).
31
(3) Istirahat
(Hidayat, 2006).
(4) Seksualitas
(6) Aktifitas
i) Data Psikologis
(Saifuddin, 2006)
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
adalah baik.
(2) Kesadaran
(b) Suhu
(c) Nadi
(d) Respirasi
b) Pemeriksaan Fisik
(a) Rambut
(Bickley, 2008).
35
(b) Muka
(c) Mata
(d) Hidung
(e) Mulut
(f) Telinga
(Bickley, 2008).
(2) Palpasi
(a) Leher
(b) Dada
(c) Abdomen
(d) Ekstremitas
(Bickley, 2008).
(3) Auskultasi
(a) Jantung
(b) Paru-paru
(4) Perkusi
c) Pemeriksaan Obstetrik
d) Pemeriksaan Penunjang
(Santoso, 2008).
(Jannah, 2011).
1) Diagnosa
Data Dasar :
Data Subjektif
Data Objektif
albus
2) Masalah
3) Kebutuhan
(Hartanto, 2004).
belah pihak, yaitu bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan secara
antara lain :
1) Memberikan KIE
41
2) Memberi terapi
sembuh.
S : Subjektif
O : Objektif
(Jannah, 2011).
A : Assesment
(Jannah, 2011).
P : Planing
C. Landasan Hukum
D. Informed Consent
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang
daftar tilik untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya
beberapa aspek yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan metode kontrasepsi mantap pria atau perempuan, Implan,
dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (cara kerja, kontraindikasi, efek
tersebut harus dijawab sendiri oleh petugas dengan mengisis kode pada kotak
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
dilakukan (Notoadmojo, 2010). Lokasi yang dipakai dalam pengambilan kasus ini
Subyek studi kasus adalah sumber utama dari studi kasus, yaitu orang
yang dijadikan sebagai responden (Notoadmojo, 2010). Subjek studi kasus tidak
hanya terbatas pada penderita, tetapi juga keluarga penderita termasuk orang tua,
45
46
penyakit (Budiarto, 2004). Subyek yang digunakan pada studi kasus ini adalah
Ny. P P2A0 Umur 28 Tahun akseptor KB IUD type copper T dengan erosi portio.
13 - 23 Desember 2013.
untuk pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi dan penyusunan data
Adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat
dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan
1. Data Primer
Adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari perilaku yang
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
(Winkjosastro, 2005).
2) Palpasi
perut bagian bawah atau suprapubik atau kelainan seperti nyeri tekan
(Winkjosastro, 2005).
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
difokuskan pada area dengan isi yang spesifik (Potter and Perry, 2006).
c. Pengamatan (observasi)
2. Data sekunder
Adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-
(Notoadmojo, 2010).
a. Studi Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan
Bahan pustaka dalam kasus ini penulis mengambil referensi dari buku-
b. Buku tulis
c. Alat tulis
a. Sphignomanometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
f. Speculum
g. Tampon Tang
h. Tenakulum
j. Lampu sorot
l. Handscoon
m. Bengkok
n. Nitrat
o. Betadine
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
51
52
dan sah selama 7 tahun, menikah saat umur ibu 21 tahun, dan
3) Riwayat menstruasi
teratur
aktivitasnya.
53
5) Riwayat KB
6) Riwayat penyakit
saat BAK
yang menetap.
keturunan kembar
7) Kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
dengan jenis nasi, sayur dan lauk pauk. Dan minum 8-9
gelas sehari dengan jenis air putih dan teh. Dan tidak ada
sehari dengan jenis nasi, sayur dan lauk pauk. Dan minum
8-9 gelas sehari dengan jenis air putih dan teh. Dan tidak
b) Eliminasi
tidak ada perbedaan dalam BAK dan BAB yaitu tetap sehari
c) Istirahat
d) Seksualitas
e) Personal Hygiene
f) Aktifitas
pekerjaan rumah.
8) Data Psikologis
1) Status generalis
b. Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit S: 36,5 C
58
c. TB : 165 cm
d. BB : 59 kg
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
3) Mata
berdarah
b) Leher
1) Mammae
simetris
2) Axilla
d) Abdomen
e) Anogenital
1) Vulva Vagina
2) Inspeculo
menyala
3) Pemeriksaan dalam
4) Anus
f) Ekstremitas
1. Pemeriksaan Penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
erosi portio
Data Dasar :
DS :
keguguran
tahun
DO :
R : 24 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36,5 C
3) TB : 165 cm
4) BB: 59 kg
6) Pemeriksaan Inspeculo
b. Masalah
Ibu merasa khawatir dan cemas dengan keadaannya dan tidak nyaman
c. Kebutuhan
IUD
3. Diagnosa Potensial
4. Tindakan Segera
5. Rencana Tindakan
kontrasepsi IUD
kemaluannya sehabis buang air besar dan buang air kecil yaitu disiram
dahulu
keluhan
6. Implementasi / Pelaksanaan
peradangan pada mulut rahim atau yang sering disebut erosi portio
.
64
dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
antara lain : Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
menggunakan albothyl 36 %.
buang air besar dan buang air kecil yaitu disiram dari arah depan ke
saja dan akan sembuh bila sudah mendapatkan perawatan dari tenaga
keluhan
7. Evaluasi
keluhan
67
DATA PERKEMBANGAN
S : Subjektif
pengobatan berlangsung
O : Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign
N : 80 x/menit S : 36,5
68
A : Assesment
P : Planning
biasanya
69
ada keluhan
EVALUASI
sembuh
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan antara teori dan praktek
dan evaluasi.
yang tepat, efektif dan efisien khususnya pada Ny. P Umur 28 tahun P2A0
1. Pengkajian
Keluhan utama pada kasus erosi portio adalah adanya sekret darah
data objektif untuk erosi portio adalah keadaan umum baik, kesadaran
tampak berwarna merah dan keluar fluor albus dan saat pemeriksaan
kasus Akseptor KB IUD type Copper T dengan erosi portio adalah PAP
jalan lahir dan merasa nyeri saat berhubungan seksual. Dan saat
pada portio servik uteri dan terdapat nyeri. Pada pasien dengan erosi
dan kasus.
2. Interpretasi Data
IUD type Copper T dengan erosi portio yaitu ibu merasa cemas (Santoso,
portio. Masalah yang timbul pada kasus ini adalah pasien merasa
tersebuat adalah memberikan support pada ibu dan menjelaskan apa yang
telah terjadi. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus.
3. Diagnosa Potensial
(Santoso, 2008). Pada Ny. P tidak terjadi diagnosa potensial karena dapat
4. Antisipasi
profilaksis pada tempat insersi, amphicilin 500 mg/oral tiap 6 jam dan
Albothyl 36% dengan 2 kali usapan pada lokasi erosi. Pada Ny. P tidak
5. Rencana Tindakan
Type Copper T dengan erosi portio adalah jelaskan efek samping dan
berikan terapi albothyl konsentrasi 36% yang dioleskan pada luka erosi.
beri ibu terapi obat Doxiciclin 500 mg sebanyak 10 tablet dan diminum
6. Implementasi
yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus ini
seksual terlebih dahulu, beri ibu terapi obat Doxiciclin 500 mg sebanyak
dan diminum 3x1 dan vitamin C 250 mg sebanyak 10 tablet dan diminum
75
1x1, dan menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-
kasus.
7. Evaluasi
Copper T dengan erosi portio adalah keadaan umum pasien baik, tidak
terdapat perdarahan diluar haid ataupun pasca coitus, tidak adanya rasa
(Santoso, 2008).
maka hasil asuhan yang didapatkan yaitu keadaan umum ibu baik, tidak
terdapat perdarahan diluar haid, tidak ada keputihan, erosi sembuh, ibu
mengerti dan bersedia menjaga genetalia, IUD tetap dipakai, dan ibu
PENUTUP
Tahun Akseptor KB IUD type copper T dengan erosi portio di Puskesmas Gatak
A. Kesimpulan
Inspeculo didapatkan hasil terdapat erosi pada portio servik uteri dan
76
77
Masalah yang timbul pada pada Ny. P adalah Ny. P merasa khawatir
kecoklatan dari jalan lahirnya. Dan kebutuhan yang diberikan pada Ny. P
adalah memberikan support pada ibu dan menjelaskan apa yang telah
terjadi.
3. Pada kasus erosi portio Pada Ny. P tidak terjadi diagnosa potensial karena
dapat ditangani dengan baik maka tidak terjadi PID (Pelvic Inflamatory
Deases).
36% dengan 2 kali usapan pada lokasi erosi. Pada Ny. P tidak dilakukan
5. Perencanaan yang dibuat pada Ny.P adalah dengan beritahu ibu hasil
beri ibu terapi obat Doxiciclin 500 mg sebanyak 10 tablet dan diminum
78
kecoklatan, keputihan yang keluar dari jalan lahir, dan ibu portio
7. Setelah diberikannya asuhan maka evaluasi yang dapat diambil dari kasus
ini adalah keadaan umum ibu baik, tidak terdapat perdarahan diluar haid
atupun pasca coitus, tidak ada rasa nyeri ataupun keputihan, erosi
sembuh, ibu mengerti dan bersedia menjaga genetalia, IUD tetap dipakai,
dan ibu bersedia kontrol 2 minggu lagi atau sewaktu-waktu ada keluhan.
dengan terapi yang sudah diberikan adalah dengan melakukan pap smear,
B. SARAN
pelayanan lebih baik, oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai
berikut :
2. Bagi Institusi
a. Puskesmas
b. Pendidikan
3. Bagi Pasien
secara rutin, dan apabila ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A.A. 2006. Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Bickley. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.
Jakarta : Anggota IKAPI
Potter, dkk. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
Perry dan Potter. 2005. Konsep, proses dan praktek. Jakarta : EGC
76
77
Setyo. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ny. E Akseptor KB IUD Type Copper T
Dengan Erosi Portio. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI